Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Pengertian flavonoid
Flavonoid atau bioflavonoid (berasal dari kata Latin flavus yang berarti
kuning, warna flavonoid di alam) adalah kelas metabolit sekunder pada tanaman.
Flavonoid merupakan pigmen tumbuhan yang paling penting sebagai pewarna
pada bunga seperti warna kuning, merah atau biru. Pigmentasi pada kelopak
digunakan untuk menarik hewan sebagai proses penyerbukan pada bunga (Lenny,
2006).
Terdapat 2 macam istilah dengan pengertian yang berbeda, yaitu flavonoid
dan flavanoid. Istilah flavonoid berasal dari kata flavon atau fenil 2 kromon yang
mempunyai kerangka dasar  piron, sedangkan istilah flavanoid berasal dari kata
flavan atau fenil 2 kroman yang mempunyai kerangka dasar piran. Namun saat ini
istilah flavonoid lebih umum digunakan dari pada flavanoid (Sabir, 2003).
Flavonoid mempunyai kerangka dasar 15 atom karbon yang terdiri dari
dua cincin benzene (C6) terikat pada suatu rantai propane (C3) sehingga
membentuk suatu susunan C6-C3-C6 (Lenny, 2006). Kerangka karbonnya terdiri
aas dua gugus C6 (cincin benzene tersubstitusi) disambungkan oleh rantai alifatik
tiga-karbon. Pengelompokkan flavonoid dibedakan berdasarkan cincin
heterosiklik-oksigen tambahan dan gugus hidroksilnya.

Gambar 2.1 Struktur umum Flavonoid


Pada tumbuhan tingkat tinggi flavonoid terdapat baik dalam bagian
vegetative maupun dalam bunga (Robinson,1995). Sebagian besar flavonoid alam
ditemukan dalam bentuk glikosida dimana unit flavonoid terikat pada satu gula.
Glikosida adalah kombinasi antara suatu gula dan suatu alkohol yang saling
berikatan melalui ikatan glikosida. Menurut Achmad (1986), flavonoid dapat
ditemukan sebagai mono, di atau triglikosida. Flavonoid yang berupa glikosida
merupakan senyawa polar sehingga dapat diekstraksi dengan etanol, methanol
ataupun air.
2.1.2 Penggolongan flavonoid
Menurut strukturnya, semua flavonoid merupakan turunan senyawa induk
flavon yang terdapat pada tumbuhan berupa tepung putih dan mempunyai
sejumlah sifat yang sama. Golongan flavonoid dibagi menjadi 10 kelas, yaitu
antosianin, proantosianidin, flavonol, flavon, glikoflavon, biflavonil, khalkon,
auron, flavanon, dan isoflavon (Harborne 1987). Sedangkan Penggolongan
flavonoid berdasarkan perbedaan struktur kimia, yaitu perbedaan substituen cincin
heterosiklik yang mengandung oksigen dan perbedaan distribusi gugus hidroksil.
Sebaliknya, perbedaan oksigenasi pada atom C3 menentukan sifat, khasiat, dan
tipe atau golongan flavonoid (Sabir, 2003). Sifat berbagai golongan flavonoid
dapat dilihat pada Tabel 1 (Harborne 1987):
Golongan Flavonoid Penyebaran Ciri khas
Antosianin pigmen bunga merah, biru larut dalam air, panjang
dalam daun dan jaringan gelombang 515-545 nm
lain
Proantosianidin tanwarna, dalam galih, dan menghasilkan
daun tumbuhan berkayu antosianidin
Flavonol tersebar luas dalam daun terdapat bercak kuning
bila disinari UV (350-
386 nm)
Glikoflavon seperti flavonol mengandung gula
dengan ikatan C-C, tidak
seperti flavon biasa
Flavon seperti flavonol terdapat bercak coklat
bila disinari UV (330-
350 nm)
Biflavonil terbatas hanya pada bercak redup pada
gimnospermae kromatogram BAA
Khalkon dan auron pigmen bunga kuning dengan ammonia
berwarna merah (370-
410 nm)
Flavanon terdapat dalam daun dan berwarna merah kuat
buah dengan Mg/HCl, pahit
Isoflavon dalam akar, hanya terdapat tidak ada uji warna yang
dalam satu suku khas

2.1.3 Fungsi flavonoid


Adapaun fungsi flavonoid berdasarkan fungsi fisiologisnya, flavonoid
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu antosianin (flavonoid yang berperan sebagai
pigmen warna), flavonol dan flavon (perlindungan terhadap radiasi UV berlebih
dan sebagai sinyal biologis), dan isoflavon (flavonoid biner yang banyak berperan
sebagai senyawa pertahanan). (Pambudi dkk., 2014).
Flavonoid dalam tumbuhan memberikan manfaat yang besar bagi
tumbuhan tersebut. Flavonoid pada daun mengatur fungsi fisiologis agar dapat
bertahan dari gangguan hewan pemakan tumbuhan, infeksi bakteri, dan
melindungi dari sinar UV serta membantu dalam proses fotosintesis, transfer
energi, respirasi. peningkat pertumbuhan tabung serbuk sari, serta resorpsi nutrisi
dan mineral dari proses penuaan daun.senyawa. Flavonoid juga dipercaya
memiliki kemampuan untuk pertahanan tanaman dari herbivora dan penyebab
penyakit, serta senyawa ini membentuk dasar untuk melakukan interaksi alelopati
antar tanaman selain itu menjadi pigmen seperti antosianin yang dapat
memberikan warna pada daun (Kumar et al. 2011). Selain bagi tumbuhan,
manusia pun dapat ikut merasakan manfaat adanya flavonoid dalam makanan
yang mereka konsumsi.

2.1.4 Identifikasi senyawa flavonoid (Lestari, 1989)


1. Reaksi Wilstater
Reaksi warna ini digunakan untuk berbagai golongan flavonoid.
Reaksi ini disebut reaksi cyaniding. Dimana untuk mengetahui
senyawa yang mempunyai inti benzopiro yaitu penambahan HCl
pekat dan serbuk Mg akan memberikan warna merah tua yang
kemungkinan merupakan golongan flavon, warna merah crimson
golongan flavonol dan warna jingga golongan flavanon.
2. Reaksi Bate Smith-Metcalfe
Reaksi ini digunakan untuk menunjukkan adanya senyawa
leukoantosianin. Reaksi positif terjadi warna merah yang intensif
atau warna ungu.
3. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Digunakan untuk identifikasi serta test kemurnian suatu komponen
dari campuran zat. Untuk menunjukkan adanya komponen dari
campuran zat, dapat digunakan sinar ultra lembayung atau Nampak
noda yang sesuai sehingga didapat kromatogram. Dari
kromatogram diperoleh warna dari masing-masing komponen dari
campuran zat dan harga Rf nya.

Anda mungkin juga menyukai