Anda di halaman 1dari 16

AGAMA ISLAM

“Al-Quran Sebagai Hukum Islam Pertama”

Disusun Oleh:

Ilham Prasetya Yudha C1b015088


Lizia Ferlyanti C1b015065
Reny Anggraini C1B015115
Sharinna Raini Martial C1B015083

Kelas Manajemen C

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Negeri Bengkulu

1
BAB I
PEMBAHASAN
Al-Quran Sebagai Sumber Hukum Islam

Allah menurunkan Al-Quran kepada umat manusia melalui nabi


Muhammad SAW sebagai kitab suci terakhir untuk dijadikan pedoman
hidup. Al-Quran yang tidak ada keraguan sedikit pun di dalamnya
mengandung petunjuk-petunjuk yang dapat menyinari seluruh isi alam ini.
Sebagai kitab suci sepanjang zaman, Al-Quran memuat informasi
dasar berbagai masalah termasuk informasi mengenai hukum, etika,
science, antariksa, kedokteran dan sebagainya. Hal ini merupakan salah
satu bukti bahwa kandungan Al-Quran bersifat luas.
Mayoritas kandungan Al-Quran merupakan dasar-dasar hukum dan
pengetahuan, manusialah yang berperan sekaligus bertugas
menganalisis, merinci, dan membuat garis besar kebenaran Al-Quran
agar dapat dijadikan sumber penyelesaian masalah kehidupan manusia.
Pada zaman Rasulullah, sumber hukum Islam ada dua yaitu Al-
Quran dan As - sunnah. Rasulullah selalu menunggu wahyu untuk
menjelaskan sebuah kasus tertentu, namun apabila wahyu tidak turun,
maka beliau menetapkan hukum tersebut melalui sabdanya, yang
kemudian dikenal dengan hadits.
Sebagai sumber hukum Islam pertama dan utama, Al-Quran
berperan penting dalam rangka penetapan hukum Islam terutama setelah
meninggalnya Rasulullah SAW.
Seperti kita ketahui bahwa Al-Quran merupakan buku petunjuk
(hidayah) bagi orang-orang yang bertakwa yaitu orang-orang yang
percaya kepada hal ghaib, yang mendirikan shalat, yang menginfakkan
sebagian rizki mereka, dan yang meyakini adanya akhirat. Satu hal yang
juga disepakati oleh seluruh umat Islam dan menjadi pembahasan pokok

2
makalah ini ialah kedudukan Al-Quran sebagai sumber hukum Islam
kapan pun dan di mana pun.
I. Pengertian Alquran
A. Pengertian Al-Quran Menurut Bahasa (Etimologi) :
Al-Quran merupakan isim Mashdar (kata benda) dari kata kerja
qoro-’a yang bermakna talaa yang berarti membaca, atau bermakna
jama’a yang berati mengumpulkan atau mengoleksi. Makna kata quran
sinonim dengan qira’ah yang keduanya berasal dari kata qara’a. Dari segi
makna, lafal quran bermakna bacaan.

Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (al-Qur’an) di


dadamu dan membuatmu pandai membaca. Maka bila kami telah selesai
membacakannya ikutilah bacaan tersebut” (Al-Qiyamah: 17-18)

B. Pengertian Al-Quran Menurut Syariat (Termonologi) :


Al-Quran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW melalui malaikat Jibril, diawali dengan surat Al-Fatihah
dan diakhiri dengan surat An-Nas, membaca Al-Quran adalah ibadah.
Kata “kalam” sebenarnya meliputi seluruh perkataan, namun karena istilah
itu disandarkan kepada Allah akhirnya menjadi kalamullah. Perkataan
yang berasal dari selain Allah seperti perkataan manusia, jin maupun
malaikat tidak dinamakan Al-Quran. Allah telah menjamin untuk menjaga
Al-Quran dari upaya mengubah, menambah, mengurangi atau pun
menggantinya.

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran dan sesungguhnya


Kami benar-benar memeliharanya.” (Al-Hijr:9)

3
Dari beberapa definisi dan uraian di atas dapat diambil pengertian
dan kesimpulan bahwa Al-Quran secara terminologi meliputi unsur-unsur
sebagai berikut:

 Kalamullah : disebut juga dengan Kalam Allah adalah sifat yang


diperlukan dan kekal dengan kesempurnaan, dan berkaitan
dengan segala sesuatu yang Dia ketahui, dan dengannya Dia
mengatakan perintah, janji dan ancaman-Nya.
 Dengan perantara malaikat Jibril.
 Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
 Sebagai mukjizat : Kemukjizatan Al-Quran Mukjizat memiliki arti
sesuatu yang luar biasa yang tiada kuasa manusia membuatnya
karena hal itu adalah di luar kesanggupannya mukjizat
merupakan suatu kelebihan yang Allah SWT berikan kepada
para nabi dan rasul untuk menguatkan kenabian dan kerasulan
mereka, dan untuk menunjukkan bahwa agama yang mereka
bawa bukanlah buatan mereka sendiri melainkan benar-benar
datang dari Allah SWT. Seluruh nabi dan rasul memiliki mukjizat,
termasuk di antara mereka adalah Rasulullah Muhammad SAW
yang salah satu mukjizatnya adalah Kitab Suci Al-Quran.
Al-Quran merupakan mukjizat terbesar yang diberikan kepada
nabi Muhammad SAW, karena Al-Quran adalah suatu mukjizat
yang dapat disaksikan oleh seluruh umat manusia sepanjang
masa, karena Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT untuk
keselamatan manusia kapan dan di mana pun mereka berada.
Allah telah menjamin keselamatan Al-Quran sepanjang masa
 Ditulis dalam mushaf: lembaran-lembaran tulisan Al-Quran yang
dikumpulkan pada masa Khalifah Abu Bakar.
 Dinukil secara mutawatir: Sedangkan mutawatir menurut istilah
adalah “apa yang diriwayatkan oleh sejumlah banyak orang yang
menurut kebiasaan mereka terhindar dari melakukan dusta mulai
dari awal hingga akhir sanad”. Atau : “hadits yang diriwayatkan
oleh perawi yang banyak pada setiap tingkatan sanadnya

4
menurut akal tidak mungkin para perawi tersebut sepakat untuk
berdusta dan memalsukan hadits, dan mereka bersandarkan
dalam meriwayatkan pada sesuatu yang dapat diketahui dengan
indra seperti pendengarannya dan semacamnya”.
 Dianggap ibadah orang yang membacanya.
 Dimulai dengan surah Al-Fatihah dan ditutup dengan surah An-
Nas.
 Sebagai ilmu laduni global
 Mencakup segala hakikat kebenaran.

II. Proses Turunnya Al-Quran

Turunnya Al-Quran merupakan peristiwa besar karena Allah


menurunkan Al-Quran kepada Rasulullah SAW sebagai petunjuk dan
pedoman hidup manusia. Al-Quran pertama kali turun pada malam Lailatul
Qodar yang merupakan pemberitahuan kepada para malaikat-malaikat
bahwa Allah telah memuliakan umat ini dengan risalah baru agar menjadi
umat paling baik.
Turunnya Al-Quran yang kedua kali secara bertahap, berbeda
dengan kitab-kitab yang sebelumnya, Al-Quran turun secara berangsur-
angsur untuk menguatkan hati Rasul dan menghiburnya serta mengikuti
peristiwa dan kejadian-kejadian sampai Allah menyempurnakan agama ini
dan mencukupkan nikmatnya.

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam


kemuliaan (malam Lailatul Qodr)”. (QS. Al-Qodr: 1)
Selanjutnya Al-Quran diturunkan secara bertahap berdasarkan
peristiwa dan kejadian sampai Allah menyempurnakan agama Islam dan
mencukupkan nikmatnya.

5
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Quran kepadamu (hai
Muhammad) dengan berangsur-angsur.” (Al-Insaan:23)

III. Sejarah Turunnya Al-Quran


Allah menurunkan Al-Quran melalui perantaraan malaikat Jibril
sebagai pengantar wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad
SAW di gua Hiro pada tanggal 17 Ramadhan ketika Nabi Muhammad
berusia 41 tahun, surat tersebut adalah Al-Alaq : 1-5. Sedangkan ayat
terakhir Al-Quran turun pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 Hijriah yakni
surah Al-Maidah ayat 3. Al-Quran turun tidak secara sekaligus, namun
sedikit demi sedikit baik beberapa ayat, langsung satu surat, potongan
ayat, dan sebagainya. Turunnya ayat dan surat disesuaikan dengan
kejadian yang ada atau sesuai dengan keperluan. Lama Al-Quran
diturunkan ke bumi adalah kurang lebih sekitar 22 tahun 2 bulan dan 22
hari.

Orang-orang kafir berkata, kenapa Al-Quran tidak turun kepadanya sekali


turun saja? Begitulah, supaya kami kuatkan hatimu dengannya dan kami
membacanya secara tartil (teratur dan benar).” (Al-Furqaan: 32)
Menantang orang-orang kafir yang mengingkari Al-Quran (karena
menurut mereka aneh kalau kitab suci diturunkan secara berangsur-
angsur), Allah menantang mereka untuk membuat satu surat saja yang
(tak perlu melebihi) sebanding dengannya. Alhasil, mereka tidak sanggup
membuat satu surat pun seperti Al-Quran. Mudah dihafal dan dipahami.
Motivator bagi orang-orang mukmin untuk menerima, mempelajari, dan
mengamalkan Al-Quran. Mengiringi kejadian-kejadian di masyarakat
dengan bertahap dalam menetapkan suatu hukum.

6
Turunnya Al-Quran Sekaligus
Allah SWT berfirman:

Artinya: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan


Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (QS. Al-
Baqarah: 185)

7
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran)
pada malam kemuliaan (malam lailatul qodr). (QS. al-Qodr: 1)

Artinya: Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam


yang diberkahi dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.
(QS. Ad-Dukhan: 3).

Ketiga ayat di atas itu tidak bertentangan, karena malam yang


diberkahi adalah malam lailatul qodr dalam bulan Ramadhan. Tetapi lahir
(zahir) ayat-ayat itu bertentangan dengan kejadian nyata dalam kehidupan
Rasul, di mana turun kepadanya selama kurang lebih 23 tahun Al-Quran
diturunkan oleh Allah kepada umat manusia melalui Nabi Muhammad
SAW sebagai petunjuk dan rahmat untuk dijadikan sebagai pedoman
hidup, petunjuk dan rahmat.

IV. Nama - Nama Al-Quran


A. Nama Alquran Al-Kitab (kitabullah) :
Al-Kitab merupakan sinonim dari kata Al-Quran yang artinya kitab
suci sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa. Nama ini diterangkan
dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 2.
 Az-Zikr Az-Zikr artinya peringatan, nama ini di terangkan dalam Al-
Quran surat Al-Hijr :9.
 Al-Furqan Al-Furqan artinya pembeda, nama ini diterangkan
dalam Al-Quran surat Al-Furqan ayat 1.
 As-Suhuf As-Suhif artinya lembaran-lembaran, Nama ini
dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Bayinah ayat 2.

8
B. Pembagian Surat Dalam Al-Quran :
Assabi’uthiwaal Yaitu tujuh surat yang panjang, ketujuh surat itu
yaitu Al-Baqarah (286), Al-A’raf (206), Ali Imran (200), An-Nisa (176), Al-
An’am (165), Al-Maidah (120), dan Yunus ( 109).
Al-Miuun Yaitu surat yang berisi seratus ayat lebih. Maksudnya
surat-surat tersebut memiliki ayat sekitar seratus ayat atau lebih. Misalnya
surat Hud (123 ayat),Yusuf (111 ayat), dan At-Taubah (129 ayat).
Al-Matsaani Yaitu surat-surat yang berisi kurang dari seratus ayat.
Misalnya surat Al-Anfal (75 ayat), Ar-Rum (60 ayat), dan Al-Hijr(99 ayat).
Al- Mufashshal Yaitu surat-surat pendek seperti Al-Ikhlas, Ad-Duha, dan
An-Nasr. Surat-surat seperti ini kebanyakan di temukan dalam juz ke 30.

V. PENJELASAN AL-QUR’AN TERHADAP HUKUM DAN ALQUR’AN


SEBAGAI SUMBER HUKUM

A. Penjelasan Al-Quran Terhadap Hukum

Contoh Ayat-ayat yang menjelaskan hukum di antaranya:

Uraian Al-Quran tentang puasa Ramadhan, ditemukan dalam surat


Al-Baqarah: 183, 184, 185 dan 187. Ini berarti bahwa puasa Ramadhan
baru diwajibkan setelah Nabi SAW tiba di Madinah, karena ulama Al-
Quran sepakat bahwa Surat Al-Baqarah turun di Madinah. Para sejarawan
menyatakan bahwa kewajiban melaksanakan puasa Ramadhan
ditetapkan Allah SWT pada 10 sya’ban tahun kedua hijriyah.

Allah SWT berfirman:

9
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah: 183).

Ayat ini yang menjadi dasar hukum diwajibkannya berpuasa bagi


orang-orang yang beriman.

Ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan persoalan shalat:

1. Firman Allah SWT

Artinya: Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan


waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS. An Nisa’:103).

Artinya: sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan


(yang hak) selain Aku, Maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk
mengingat Aku. (QS. Thahaa: 14).

10
Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al-
kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah
dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya
mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-
ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. Al-
Ankabut: 45)

B. Al-Quran Sebagai Sumber Hukum

Al-Quran adalah sumber hukum yang utama dalam Islam,


sebagaimana dalam firman Allah:

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di


dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan
Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang
menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-

11
pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-
kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah
kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah
kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa
yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka
itu adalah orang-orang yang kafir.

Dalam ayat lain Allah berfirman

Artinya: Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak
(pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah
menetapkan suatu ketetapan, Akan ada bagi mereka pilihan (yang lain)
tentang urusan mereka. Dan Barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-
Nya Maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (Al- Ahjab: 36).

Kedua ayat ini menegaskan kepada kita untuk selalu berpegang


teguh pada Al-Quran dan hadis sebagai dasar dan sumber hukum-hukum
Islam dan melarang kita untuk menetapkan suatu perkara yang tidak
sesuai dengan Al-Quran dan hadis serta dilarang untuk mendurhakai Allah
dan rasul-Nya.

Dan masih banyak ayat-ayat lain yang menjelaskan tentang


bahwa Al-Quran adalah sebagai sumber hukum, seperti surat An-Nahl:
89, Ibrahim:1 dan Shad: 1

Artinya: Dan Kami turunkan kepadamu Al-kitab (Al-Quran) untuk


menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar
gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (QS. An-Nahl: 89).

12
Artinya: Maha suci Allah yang telah menurunkan al-Furqan (Al
Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada
seluruh alam. (QS. Al- Furqan:1)

6. SISTEMATIKA HUKUM DALAM AL-QURAN

Sebagai sumber hukum yang utama, maka Al-Quran memuat sisi-


sisi hukum yang mencakup berbagai bidang. Secara garis besar Al-Quran
memuat tiga sisi pokok hukum yaitu:

Pertama, hukum-hukum I’tiqadiyah. Yakni hukum-hukum yang


berkaitan dengan kewajiban orang mukallaf, meliputi keimanan kepada
Allah, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Rasul-rasul, hari kiamat dan
ketetapan Allah (qadha dan qadar).

Kedua, hukum-hukum moral/ akhlaq. Yaitu hukum-hukum yang


berhubungan dengan perilaku orang mukallaf guna menghiasi dirinya
dengan sifat-sifat keutamaan/ fadail al a’mal dan menjauhkan diri dari
segala sifat tercela yang menyebabkan kehinaan.

Ketiga, hukum-hukum Amaliyah, yakni segala aturan hukum yang


berkaitan dengan segala perbuatan, perjanjian dan muamalah sesama
manusia. Segi hukum inilah yang lazimnya disebut dengan fiqih Al-Quran
dan itulah yang dicapai dan dikembangkan oleh ilmu ushul Al-Fiqih.

Hukum-hukum yang dicakup oleh Nash Al-Quran, garis besarnya


terbagi kepada tiga bagian, yakni:

1. Hukum-hukum I’tiqodi, yaitu: hukum-hukum yang berhubungan


dengan akidah dan kepercayaan

2. Hukum-hukum Akhlak, yaitu: hukum-hukum yang berhubungan


dengan tingkah laku, budi pekerti.

13
3. Hukum-hukum Amaliyah, yaitu: hukum-hukum yang
berhubungan dengan perbuatan-perbuatan para mukalaf, baik
mengenai ibadat atau adat, mu’amalah madaniyah dan
maliyahnya, ahwalusy syakhshiyah, jinayat dan uqubat, dusturiyah
dan dauliyah, jihad dan lain sebagainya.

Yang pertama menjadi dasar agama, yang kedua menjadi


penyempurna bagian yang pertama, amaliyah yang kadang-kadang
disebut juga syari’at adalah bagian hukum-hukum yang diperbincangkan
dan menjadi objek fiqih. Dan inilah yang kemudian disebut hukum Islam.

BAB II

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Al-Quran merupakan sumber hukum dalam Islam. Kata sumber
dalam artian ini hanya dapat digunakan untuk Al-Quran maupun sunah,
karena memang keduanya merupakan wadah yang dapat ditimba hukum
syara’, tetapi tidak mungkin kata ini digunakan untuk ijma’ dan qiyas
karena memang keduanya merupakan wadah yang dapat ditimba norma
hukum. Ijma’ dan qiyas juga termasuk cara dalam menemukan hukum.
Sedangkan dalil adalah bukti yang melengkapi atau memberi petunjuk
dalam Al-Quran untuk menemukan hukum Allah, yaitu larangan atau
perintah Allah.

14
DAFTAR PUSTAKA

o Ushul Fiqih Prof. DR. Amir Syarifudin, Penerbit Zikrul Hakim

o Prof. Dr. rachmat syafe’I M.A Ilmu ushul Fiqh untuk UIN, STAIN dan PTAIS
pustaka setia Bandung 2007

 Mannaa’ Khaliil Al-Qattaan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Bogor: Pustaka Litera Antar
Nusa, 2007, Elektronik Book, “Kehujjahan Al-Qur’an” STAI Bani Saleh 2009
Elektonik Book “makalah Al-Qur’an sebagai sumber hukum” IAIN Walisongo
Semarang.
 http://web.if.unila.ac.id/purmanailuswp/2015/05/11/al-quran-sebagai-sumber-
hukum-islam/
 http://kisahimuslim.blogspot.co.id/2014/10/al-quranul-karim-sebagai-sumber-
hukum.html
 http://7infomedia.blogspot.co.id/2013/05/makalah-alquran-sebagai-sumber-
hukum.html

o Prof.Abdul Wahhab Khallaf. Ilmu Ushul Fiqh.Semarang:Dina Utama,1994

o http://rahasiasuksesirfanansori.wordpress.com/2011/10/31/al-quran-sebagai-
sumber-hukum-islam-pertama/

1[1] Dikutip dari kitab “Ilmu ushul Fiqh” Prof. DR. Rachmat Syafe’i. MA. Hal: 50

2[2] Dikutip dari “makalah Al-Quran sebagai sumber hukum” IAIN Walisongo
Semarang

3[3] dikutip dari “makalah Al-Quran sebagai sumber hukum” IAIN Walisongo
Semarang

15
4[4] Dikutip dari kitab “Ilmu ushul Fiqh” Prof. DR. Rachmat Syafe’i. MA.Hal: 51

5[5] Dikutip dari “Kehujjahan Al-Qur’an” STAI Bani Saleh 2009

6[6] Dikutip dari, “ilmu ushul fiqh”. Prof.Dr.Abdul Wahhab Khalaf

16

Anda mungkin juga menyukai