Anda di halaman 1dari 5

TUGAS AKHIR MODUL 3

NAMA : YUDI PRASETYO

NO : 19051422010134

Penyediaan sumber energi latihan dapat berasal dari sistem aerobik dan
anaerobik yaitu sistem fosfagen (sistem ATP-PC) dan sistem asam laktat
(sistem glikolisis). Sebagai guru PJOK, bagaimana pendapat saudara
tentang sistem anaerobik dan bilamana sistem tersebut dapat dicapai oleh
peserta didik melalui aktivitas gerak dalam pembelajaran PJOK?

SISTEM ENERGI ANAEROBIK

Metabolisme anaerobik terbagi menjadi 2 sistem yaitu sistem fosfagen


(sistem ATP-PC) dan sistem asam laktat (sistem glikolisis).

1. Sistem Fosfagen (Sistem ATP-PC)

Selama aktivitas dengan intensitas tinggi penggunaan ATP berlangsung


sangat cepat. Fosfatkreatin (creatine phosphate = CP) seperti halnya ATP
tersimpan dalam otot yang bila diuraikan akan melepaskan energy.
Keduanya tergololng kelompok fosfat dan karena itu maka disebut sistem
fosfagen. Energi yang dilepaskan digunakan untuk meresintesis ATP (Gambar
1.5). Rangkaian reaksi gandanya dinyatakan seperti skema berikut:
1. CP -----► Cr + Pi + Eenrgi
2. Energi + ADP + Pi -----► ATP
Walaupun rangkaian reaksi tersebut dilihat sederhana, namun di
dalam tubuh keadaannya lebih kompleks serta memerlukan adanya enzim.
Senyawa protein ini berfungsi mempercepat terjadinya reaksi kimia tertentu,
misalnya semua reaksi metabolik dalam tubuh memerlukan enzim termasuk
sintesis atau resintesis ATP.
Kandungan ATP dan PC di dalam otot sangat sedikit, diperkirakan hanya
0,3 mol pada wanita, dan 0,6 mol pada pria. . Jumlah keseluruhan ATP
yang berasal dari sistem fosfagen ini sangat terbatas dan akan terkuras
habis dalam kisaran waktu 10 detik pada kinerja super maksimal. Dalam
olahraga pasokan energi utama ATP – PC sangat penting pada saat sprint (100
m), lompat dan berbagai keterampilan dengan waktu dalam hitungan detik.
Keuntungan penggunaan system fosfagen, adalah:
1. Tidak tergantung kepada rangkaian reaksi yang panjang.\
2. Sistem fosfagen tidak tergantung kepada transport oksigen ke otot yang
sedang bekerja.
3. ATP dan PC tersedia di dalam mekanisme kontraksi otot.

2. Sistem Asam Laktat (Anaerobic Glykolysis)

Asam laktat ini disebut juga dengan istilah glikolisis anaerobik


(anaerobic glycolysis) yang berarti penguraian glikogen tanpa
oksigen.Dalam beberapa referensi dijelaskan bahwa glikolisis anaerobik
berarti metabolisme karbohidrat yang tidak sempurna. Secara sederhana dan
secara berurutan mekanisme sistem ini terjadi dalam sel otot. Seperti
(Gambar 6), penguraian glikogen menghasilkan energi untuk resintensis
ATP.Oleh karena produk sampingan pada sistem ini adalah asam laktat
(lactic acid) maka disebut juga sistem asam laktat.
Asam laktat yang terakumulasi sangat tinggi dalam darah dan otot dapat
menyebabkan kelelahan otot.Hal ini terjadi karena oksigen tidak
mencukupi lagi (insufficient) dalam memenuhi kebutuhan oksigen dalam
sirkulasi.Walaupun demikian asam laktat masih dapat dikonversi menjadi
glukosa. Proses perubahan ini berlangsung di dalam hati yang dikenal
dengan istilah Daur Cori.
Melalui sistem ini 180 gram glikogen menghasilkan 3 mol ATP.
Rangkaian reaksi ganda pada sistem ini dapat dilukiskan sebagai berikut:

1. (C6H1206) n------► 2 C3H603 + Energi


(glycogen) (lactic acid)
2. Energi + 3 Pi + 3 ADP------►3 ATP

Gambar 6.Glikolisis anaerobik (anaerobic glycolysis) dalam sel otot. (Dikutip dari buku: The
Physiological Basis Of Exercise and Sport. 5th edition. Fox EL, Bowers, Foss ML, Iowa: Brown
& Benchmark, 1993).
Bagaimana sistem tersebut dapat dicapai oleh peserta didik melalui
aktivitas gerak dalam pembelajaran PJOK?

Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa sistem anaerobic yaitu system fosfagen
dan system glikolisis anaerobic, keduanya merupakan faktor sangat penting dalam
aktivitas olahraga terutama dalam fungsinya memberikan energi (ATP)
secara cepat. Jumlah keseluruhan ATP yang berasal dari sistem fosfagen dan
system glikolisis ini sangat terbatas.

 Sistem Fostagen:
Durasi memberikan ATP = 1- 10 detik. Sistem fostagen dapat kita terapkan
dalam pembelajaran PJOK yaitu pada materi :
1. Sprint (100 m),
2. Lompat Jauh
3. Tolak Peluru
4. dan berbagai keterampilan dengan waktu dalam hitungan detik

 Sistem Glikolisis :
Durasi memberikan ATP = 1- 3 menit. Sistem glikolisis dapat kita
terapkan dalam pembelajaran PJOK yaitu pada materi Atletik nomor Lari
400 m, 800 m. Demikian juga saat menjelang akhir pada lomba lari 1500
m, sistem ini berperan untuk kinerja maksimal sampai melewati garis
finish. Asam laktat yang menumpuk di dalam sel otot akan cepat berdifusi
ke dalam darah dan dapat menyebabkan kelelahan. Keadaan ini dapat
terjadi karena kecepatan suplai oksigen lebih rendah dibanding regulasi
keperluan energi pada saat latihan yang berat.Hal ini berarti pula
kecepatan resintesis ATP tidak dapat mengimbangi kecepatan
penggunaannya. Begitu juga hidrogen dan NAD+(nikotinamida
adenindinukleotida) tidak dapat diproses melalui rantai pernafasan,
sedangkan untuk oksidasi didalam glikolisis sangat tergantung pada adanya
NAD+ ini.
Kelelahan yang diderita akibat penumpukan asam laktat bukan
merupakan petaka bagi atlet, sebab asam laktat merupakan sumber
energi kimia yang sangat bermanfaat. Jika oksigen sudah cukup kembali
(melalui pertukaran gas) seperti pada saat pulih asal (recovery), atau pada
saat intensitas latihan diturunkan atau dikurangi, maka hydrogen akan
terikat ke asam laktat dan diangkut oleh NAD+ selanjutnya terjadilah
oksidasi. Akibat dari mekanisme oksidasi ini maka asam laktat akan
dikonversi menjadi asam piruvat dan dipergunakan sebagai sumber energi.
Selengkapnya perhatikan reaksi Daur Cori.

Latihan anaerobik menggunakan otot pada intensitas tinggi untuk waktu


singkat. Akibatnya, dapat membantu:
 Mengembangkan otot yang lebih kuat
 Meningkatkan VO2 max (jumlah tertinggi oksigen seseorang dapat
mengkonsumsi selama latihan) dan dengan demikian meningkatkan cardio-
pernafasan kebugaran Peserta didik.
 Meningkatkan kapasitas Peserta didik untuk menahan penumpukan zat sampah
(seperti asam laktat) dan menghapusnya dari tubuh. Ini berarti daya tahan dan
kemampuan untuk melawan kelelahan akan membaik, hal ini sangat
dibutuhkan untuk pengembangan kesehatan peserta didik.

Secara keseluruhan, latihan anaerobik membakar kalori lebih sedikit


daripada latihan aerobik dan mungkin agak kurang bermanfaat untuk kebugaran
kardiovaskular. Namun, lebih baik membangun kekuatan dan massa otot dan masih
menguntungkan jantung dan paru-paru. Dalam jangka panjang, massa otot
meningkat membantu Siswa menjadi lebih ramping dan mengelola berat badan,
karena otot menggunakan sejumlah besar kalori.
 Manfaat Olahraga Anaerobik bagi otot
Olahraga anaerobik rutin, akan menjadikan otot bertambah ukurannya
(hipetrofi). Hal ini berarti semakin besar otot dan semakin kuat
kontraksinya. Terjadi juga peningkatan kadar enzim glikolisis sehingga
proses produksi energi melalui jalur glikolisis semakin efektif. Otot menjadi
sangat kuat namun mudah lelah. Sistem produksi energi melalui glikolisis
dengan oksigen yang terbatas (dominan anaerob) akan menghasilkan asam
laktat yang akumulasinya diduga menyebabkan kelelahan.
 Manfaat Olahraga Anaerobik bagi sistem lain
Otot akan membesar dan memberi penampakan yang baik secara estetika.
Massa otot yang besar berarti juga metabolisme otot yang meningkat
sehingga butuh energi yang banyak pula. Hal ini akan membantu program
penurunan berat badan.
Selain lari jarak sprint dan lari jarak pendek, aktivitas olahraga anaerobik
lainnya adalah, pull up, push up, sit up , dan lainnya (semacam aktivitas di gym,
klub fitnes dll itu). Aktifitas gerak tersebut dapat kita terapkan dalam pembelajaran
PJOK yaitu sebagai berikut.
1. Pull-up - Tarik-up dapat menjadi anaerobik jika dilakukan secepat mungkin.
Menjaga tubuh Peserta didik lurus. Jangan ayunkan tubuh Peserta didik atau
untuk mendapatkan tendangan di atas bar. Lanjutkan sampai kelelahan otot
tercapai.
2. Push-up - Seperti pull-up, push-up adalah latihan anaerobik bila dilakukan
secara berurutan. Menjaga tubuh Peserta didik lurus saat melakukan push up
untuk hasil anaerobik.
3. Sit-up - Sit-up dan sit-up juga merupakan latihan anaerobik. Seperti dengan
pull-up dan push-up, terus cepat sampai mencapai kelelahan otot.
4. Jumping J- Jumping anaerobik dapat dilakukan dua cara. Langsung
melompat ke udara mengangkat lutut ke dada Peserta didik atau dimulai
pada merunduk dan kemudian melompat lurus ke atas. Atau bisa dengan
lompat tali.
5. Jumping Rope - Jenis latihan anaerobik yang paling sering digunakan oleh
petinju. Latihan anaerobik mirip dengan sprint. Lompat perlahan selama 2-5
menit kemudian melompat secepat Peserta didik dapat untuk 30 detik untuk
satu menit setengah. Lambat untuk sebuah lompatan mudah. Terus
mengulangi pola selama minimal 30 menit.

Anda mungkin juga menyukai