Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR PENILAIAN,

PENGENDALIAN, PENYEDIAAN DAN


PENGGUNAAN OBAT
No. Dokumen H/028 /SOP/HC-LA/I/2016
Tanggal terbit 26 Januari 2016
No. Revisi -
SOP
Tanggal mulai 27 Januari 2016
berlaku
Halaman 1/3
Kepala Puskesmas

PUSKESMAS dr.Hj.Nurafiah
LUBUK ALUNG NIP:196611081998032003

Pengertian Suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai
dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi
kelebihan dan kekurangan /kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan.

Proses kegiatan yang meliputi aspek teknis dan non teknis mulai dari
perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi, pelayanan,
pengendalian obat, pencatatan dan pelaporan.
Tujuan Penilaian Pengendalian obat bertujuan agar tidak terjadi kelebihan dan
kekosongan obat di unit peleyanan kesehatan dasar.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Lubuk Alung, Nomor :
H/012/SK/HC-LA/I/2016
tentang Penyediaan Obat yang Menjamin Ketersediaan Obat
Referensi Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.30 tahun 2014
Buku Pedoman Pengelolaan Obat di Puskesmas di Puskesmas, Direktorat
Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Depkes RI Jakarta,tahun 1994
Alat dan bahan Alat : -
Bahan : -ATK
Langkah- Menghitung perencanaan kebutuhan obat per periode tertentu.
langkah
Perencanaan dibuat berdasarkan daftar penerimaan dan pemakaian obat
selama 1 tahun kebelakang yang disebut dengan RKO (Rencana Kebutuhan
Obat), yang kemudian diajukan kepada kepala Puskesmas untuk dikoreksi.
Apabila disetujui RKO akan diajukan ke IFK.

Petugas pengelola obat setiap bulan membuat LPLPO berdasarkan


pemakaian obat dalam satu bulan. Sedangkan pada LPLPO triwulan
disertakan permintaan obat untuk 3 bulan kedepan, disebut dengan
Permintaan obat rutin. Dari Permintaan obat rutin didapat Stok Optimum.
Stok Optimum merupakan stok obat yang harus tersedia untuk memenuhi
kebutuhan obat di unit pelayanan.

PO = Permintaan Obat Rutin


PR = Jumlah bulan sebelum penerimaan obat rutin
WT = Waktu Tunggu
RP = Rata-rata pemakaian perbulan
Petugas farmasi menerima obat dan perbekalan farmasi dari IFK setiap 3 bulan,
dan dalam jangka waktu tersebut jika terjadi kekurangan stok obat petugas
dapat melakukan permintaan obat khusus (Bon)yang disertai surat
permintaan yang telah disetujui oleh pimpinan puskesmas.

PK = Permintaan Obat Khusus


PR = Jumlah bulan sebelum penerimaan obat rutin
WT = Waktu Tunggu
RP = Rata-rata pemakaian perbulan

Melakukan penyimpanan sesuai ketentuan agar terjamin mutu obat.


Melakukan pendistribusian ke unit dan sub unit pelayanan, agar obat tersedia di
unit dan sub unit sesuai kebutuhan.
Melakukan penanganan obat hilang, obat rusak dan kadaluwarsa.
Penanganan Obat Hilang.
Petugas pengelola obat setelah mengetahui ada obat hilang segera menyusun
daftar jenis dan jumlah obat hilang beserta Berita Acaranya, serta
melaporkan kepada Kepala Puskesmas. Daftar tersebut nantinya akan
digunakan sebagai lampiran dari Berita Acara Obat Hilang yang
diterbitkan oleh kepala Puskesmas.
Kepala Puskesmas kemudian memeriksa dan memastikan kejadian tersebut,
serta menerbitkan Berita Acara Obat Hilang.
Kepala Puskesmas menyampaikan laporan kejadian tersebut kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, disertai Berita Acara Obat Hilang
tersebut.
Petugas pengelola obat lalu mencatat jenis dan jumlah obat yang hilang
tersebut pada Kartu Stok masing-masing.
Apabila jumlah obat yang tersisa diperhitungkan tidak lagi mencukupi
kebutuhan pelayanan, segera membuat LPLPO untuk mengajukan
tambahan obat.
Apabila hilangnya obat karena pencurian maka dilaporkan kepada kepolisian
dengan membuat Berita Acara.

Penanganan Obat Rusak / Kadaluwarsa :


Petugas apotek atau unit/sub unit Puskesmas segera melaporkan dan
mengirimkan kembali obat rusak/kadaluarsa kepada Kepala Puskesmas
melalui petugas gudang obat Puskesmas, dengan melampirkan tanda terima
obat rusak/kadaluarsa.
Petugas gudang obat Puskesmas menerima dan mengumpulkan obat
rusak/kadaluwarsa yang disertai tanda terima dari unit/sub unit dalam
gudang dan jika di gudang sendiri ditemukan obat tidak layak pakai maka
harus segera dikurangkan dari catatan stok pada masing-masing kartu stok.

Petugas kemudian melaporkan obat yang diterimanya dari unit/sub


unitPuskesmas ditambah dengan obat rusak/kadaluwarsa dalam gudang
kepada Kepala Puskesmas.
Petugas kemudian melaporkan dan mengirimkan kembali obat tersebut setiap
akhir tahun kepada Kepala Instalasi Farmasi Kabupaten, untuk kemudian
dibuatkan Berita Acara sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Diagram Alur

Hal - hal yang perlu Permintaan Obat Khusus diajukan sebelum tanggal 15 setiap bulannya
diperhatikan
9. Unit Terkait Instalasi Farmasi Puskesmas - Poli TB
Apotik - Labor
Pustu - Imunisasi
Polindes - Poli Gigi
IGD/Rawatan
10. Dokumen - LPLPO
Terkait - RKO
- Surat Pengembalian Obat Rusak/exp
- Surat permintaan obat (bon obat)
- SBBK
- Buku Penerimaan/SBBK dari IFK
- Formularium Nasisonal(Fornas)
11. Rekaman
Historis Perubahan No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai