Anda di halaman 1dari 8

SENYAWA HIDROKARBON

A. Tujuan
1. Membedakan sifat-sifat hidrokarbon jenuh, tak jenuh dan aromatis
2. Menemukan konsep reaksi dasar untuk membedakan hidrokarbon jenuh,
tak jenuh dan aromatis berdasarkan data dari eksperimen

B. Landasan Teori

Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur atom


karbon (C) dan atom hydrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai
karbon dan atom-atom hydrogen yang berikatan dengan rantai tersebut.
Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon
alifatik. Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan
satu atom karbon dan empat atom hydrogen : 𝐶𝐻4 . Etana adalah
hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua atom
karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat
tiga atom karbon : 𝐶2 𝐻6 . Propana memiliki tiga atom C (𝐶3 𝐻8 ) dan
seterusnya (CnH2n + 2 ).
(Respati, 1986)
Hidrokarbon yang paling sederhana adalah alkana, yaitu hidrokarbon
yang hanya mengandung ikatan kovalen tunggal. Hidrokarbon merupakan
senyawa yang struktur molekulnya terdiri dari hidrogen dan karbon,
Molekul yang paling sederhana dari alkana adalah metana. Metana berupa
gas pada suhu dan tekan sederhana dari alkana adalah metana. Metana
berupa gas pada suhu dan tekanan baku, merupakan komponen utama gas
alam.
(Wilbraham, 1992)
Senyawa kimia dikelompokkan dalam dua golongan yaitu senyawa
organik dan anorganik. Senyawa organik disusun oleh atom utamanya
karbon, sehingga senyawa ini juga dikenal dengan istilah hidrokarbon.
Senyawa hidrokarbon banyak terdapat di alam dan juga pada makhluk
hidup.
(Syukri, 1999)
Senyawa karbon adalah senyawa yang tidak hnaya mengandung unsur
C dan H tetapi juga unsur seperti unsur 0, N, S,P atau Halogen, yaitu :
Alkanol, Alkoksi Alkanal, Alkanon, Alkanoat, Alkil Alkanoat. Sedangkan,
senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang hanya mengandung unsur C
dan H saja , yaitu Alkana, Alkena, dan Alkuna.
(Petrucci, 1987)

Sifat fisik yang dimiliki hidrokarbon disebabkan oleh sifat non polar
dari senyawa tersebut. Umumnya hidrokarbon tidak dapat bercampur
dengan pelarut polar seperti air atau etanol. Sebaliknya hidrokarbon dapat
bercampur dengan pelarut yang relatif non polar seperti karbon
tetraklorida atau diklorometana. Reaktivitas kimia senyawa hidrokarbon
ditentukan oleh jenis ikatanya. Hidrokarbon jenuh (alkana) tidak reaktif
terhadap sebagaian besar pereaksi. Hidrokarbon tak jenuh, (alkena dan
alkuna) dapat mengalami reaksi adisi pada ikatan rangkap dua atau ikatan
rangkap tiganya. Senyawa aromatik biasanya mengalami reaksi subtitusi.
(Fessenden, 1997)
Hidrokarbon dapat diklasifikasikan menurut macam-macam ikatan
karbon yang dikandungnya. Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang
mempunyai satu ikatan dinamakan hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon
dengan dua atau lebih atom karbon yang mempunyai ikatan rangkap dua
atau tiga dinamakan hidrokarbon tidak jenuh .
(Feseenden, 1997)

C. Alat dan Bahan


Alat :
1. Rak dan tabung reaksi
2. Gelas kimia 150 mL
3. Pipet tetes
4. Lampu 100 watt
5. Kamar gelap
6. Kompor spirtus
Bahan :
1. Brom
2. Larutan brom dalam 𝐶𝐶𝑙4
3. Kolestrol
4. Sikloheksana
5. Benzena
6. Larutan 0,5% 𝐾𝑀𝑛𝑂4
7. Asam sulfat pekat
8. Kertas lakmus merah dan biru
9. Minyak tanah atau minyak olive
D. Cara Kerja

E. Data Pengamatan
No Uji Perlakuan Pengamatan
1 Tes dengan  Tabung A ( 10 tetes Sebelum ditempatkan
brom dalam sikloheksana + 10 diruang gelap : Warnanya
𝐶𝐶𝐿4 tetes Brom dalam coklat kemerahan
𝐶𝐶𝑙4)  Tempat gelap : Tidak ada
perubahan warna warna
tetap seprti semula yaitu
coklat
 Tempat terang :Larutan
menjadi berwarna kuning,
lakmus merah tetap
berwarna merah
 Tabung B (10 tetes  Tempat luar : Awal larutan
kolestrol+ 10 tetes berwarna merah jingga
Brom dalam 𝐶𝐶𝑙4) setelah dipaparkan sinar
matahari warna memudar
berubah menjadi kuning
 Lakmus merah tetap
berwarna merah muda
 Tabung C ( 10 tetes  Tempat luar: Awal larutan
benzena + 10 tetes larutan berwarna ditetesi
Brom dalam 𝐶𝐶𝑙4 brom berwarna coklat
setelah dipaparkan dengan
sinar matahri berwarna
coklat
 Tempat dalam: warna
larutan seperti awal tidak
ada perubahan
 Saat ditiup mengeluarkan
asap
 Lakmus biru menjadi
lakmus merah
Uji dengan  Tabung A( 2 tetes  Awal: Campuran
Bayer larutan 0,5 % berwarna ungu
Kalium  Akhir: Warna menjadi
permanganat + coklat kemerahan
kolestrol)
 Tabung B ( 2 tetes  Tidak bercampur
0,5 % larutan
Kalium
Permanganat
benzena)
 Tabung C ( 2 tetes  Berwarna coklat, terdapat 2
0,5% larutan kalim lapisan endapan berwarna
permanganat + coklat
Minyak olive)
 Tabung D ( 2 tetes  Membentuk 2 lapisan
0,5% larutan kalium (tidak bercampur) lapisan
permanganat + atas berwarna putih dan
minyak tanah) lapisan bawah berwarna
ungu
3 Tes dengan  Tabung A (2 tetes  Larutan berwarna kuning
Asam Sulfat asam sulfat pekat + (tidak ada perubahan warna)
Pekat minyak tanah) gelap, lapisan atas lebih
terang daripada yang bawah
 Tabung B ( 2 tetes  Warna larutan menjadi lebih
asam sulfat pekat + keruh
kolestrol)

F. Pembahasan
Senyawa karbon adalah senyawa yang tidak hanya mengandung unsur
C dan H tetapi juga unsur lain seperti O, N, S, P atau Halogen, yatu Alkanol,
Alkoksi Alakana, Alkanal, Alkanon, Alkanoat, Alkil Alkanoat. Senyawa
hidrokarbon adalah senyawa yang hnaya mengandung unsur C dan H saja, yaitu
Alkana, Alkena, dan Alkuna. Sebagai hidrokarbon jenuh semua atom karbon
dalam alkana mempunyai empat ikatan tunggal dan tidak ada pasangan elektron
bebas. Semua elektron terikat kuat oleh kedua atom. Akibatnya, senyawa ini
cukup stabil dan disebut juga parafin berarti kurang reaktif.
A. Tes Brom
Pada percobaan ini kita melakukan tes dengan brom dalam 𝐶𝐶𝑙4. Pada
percobaan ini kita melakukan uji bromine menggunakan 3 senyawa yaitu
sikloheksana, kolestrol, dan benzena. Uji bromine bertujuan untuk
mengetahui pengaruh cahaya dalam mempercepat terjadinya reaksi senyawa
hidrokarbon. Uji brom dikatakan positif jika terbentuk gas HBr yaitu dengan
pengujian melalui kertas lakmus yang akan mengalami perubahan warna
menjadi merah karena adanya gas HBr yang merupakan asam. Reaksi pada
uji bromine menggunakan klor (𝐶𝑙2) atau brom (𝐵𝑟2) disebut reaksi
halogenasi atau sering disebut juga brominasi atau klorinasi. Halogenasi dari
alkana mengunakan senyawa sikloheksana yang dilakukan pada tempat
terang dan gelap. Pada tempat yang gelap warnanya merah kecoklatan seperti
warna awal hal ini dikarenakan reaksi ditempat yang gelap cenderung lambat.
Sedangkan pada tempat yang terang senyawa sikloheksana yang mulanya
berwarna merah kecoklatan warna tersebut berubah menjadi pudar berwarna
kuning hal ini dikarenakan reaksi yang terjadi semakin cepat dan
terbentuknya senyawa baru sebagai hasil terpisahnya partikel-pertikel yang
bertumbukan. Ketika larutan di tiup tidak mengeluarkan Sehingga
menghasilkan HBr dan sebuah radikal bebas. Adapun reaksinya adalah :

Selanjutnya percobaan uji bromine menggunakan kolestrol yang


dilakukan dengan 2 perlakuan ditempat yang gelap dan terang. Pada tempat
yang gelap warna kolestrol setelah ditetesi brom berwarna merah jingga dan
setelah ditempatkan di ruang yang gelap warnanya masih sama hal ini
dikarenakan reaksi yang terjadi cenderung lambat. Sedangkan pada tempat
yang terang senyawa sikloheksana yang mulanya berwarna merah jingga
memudar menjadi warna kuninh karena reaksi pada tempat terang cepat
bereaksi membentuk senyawa baru dan me
B. Tes Brom
Reaksi pada uji bromine menggunakan brom (Br) dalam CCl4 yang ditambahkan
pada tiap sampel yang digunakan (heksana, sikloheksana, dan benzena). Reaksi dengan
menggunakan klor (Cl2) atau brom (Br2) disebut reaksi halogenasi atau sering disebut
juga brominasi atau klorinasi. Halogenasi dari alkana dilakukan pada tempat terang dan
gelap serta pada temperatur yang tinggi. Pada tempat yang gelap reaksi yang terjadi
cenderung lambat, tetapi apabila diletakkan ditempat yang terang reaksi yang terjadi
akan sangat cepat sehingga mengakibatkan terbentuknya suatu molekul baru sebagai
hasil terpisahnya partikel-partikel yang bertumbukan. Sehingga menghasilkan HBr dan
sebuah radikal bebas. Adapun reaksinya adalah:
CH3(CH2)4CH3 (heksana) + Br2 → CH3(CH2)4CH2Br + HBr
C6H12 (sikloheksana) + Br2 → Br + HBr
C6H6 (benzena) + Br2 → Br + HBr

C. Tes Bayers
Uji bayer merupakan suatu uji untuk menunjukkan kereaktifan hidrokarbon
alifatik, alisiklik, dan aromatic tehadap oksidator KMnO4 yang merupakan katalis.
Pada uji bayers ini dilakukan dengan mencampurkan larutan KMnO4 5% dan larutan
Na2CO3 5%. Hasil yang positif adalah hilangnya warna ungu dari larutan kalium
permanganat. Contohnya, jika alkena dioksidasi menggunakan pereaksi Baeyer maka
akan menghasilkan glikol dengan menghilangkan warna dari reagen Baeyer. Ini
merupakan uji pada senyawa yang memiliki ikatan tangkap. Reaksi oksidasi
menggunakan pereaksi yang lebih kuat seperti asam dikromat atau asam permanganate
atau yang lainnya akan menghasilkan asam dan senyawa keton, tergantung pada
alkenanya.
Sampel hidrokarbon yang ditambahkan dengan larutan KMnO4 5% dan larutan
Na2CO3 5% semua warna lrutan berubah menjadi ungu. Untuk paraffin dari bening
warna menjadi ungu dan terdapat 2 lapisan, lapisan atas berwarna putih kental
sedangkan lapisan bawah berwarna ungu pekat. Sedangkan toluena dari bening
menjadi warna ungu dan ada endapan hitam dibawahnya, larutan terbentuk 3 lapisan.
Seharusnya reaksi pada paraffin tidak terjadi karena paraffin merupakan alkana yang
tidak memiliki ikatan rangkap. Sedangkan tes Bayers hanya terjadi pada senyawa
ikatan rangkap. Dan seharusnya pada reaksi toluena warna ungu dari KMnO4 hilang
karena setelah penambahan Na2SO3 akan terbentuk endapan MnO2 berwarna cokelat.
CH3 COOH
+ KMnO4 → + MnO2 ↓

Ungu cokelat

D. Tes Asam Sulfat


Uji asam sulfat menghasilkan suatu senyawa alkil hirdosulfat yang diperoleh dari
suatu alkana (senyawa dengan ikatan tunggal). Hal ini menunjukkan bahwa alkana
dengan ikatan tunggal masih mampu bereaksi dengan asam sulfat walaupun dalam
jumlah sedikit atau terjadi reaksi pengsulfonatan. Uji asam sulfat dilakukan dengan
mereaksikan sampel hidrokarbon dengan asam sulfat pekat. Dari hasil percobaan,
umumnya uji ini menghasilkan larutan bening yang terpisah berdasarkan tingkat
kekeruhannya. Namun, untuk hidrokarbon jenuh berwarna kuning. Untuk paraffin dari
bening berubah menjadi kuning dan terbentuk 4 lapisan, untuk 2-pentena larutan tetap
bening tetapi terdapat 2 lapisan, dan untuk toluene sama seperti 2-pentena larutan tetap
bening dan terbentuk 2 lapisan .Sedangkan bau yang ditimbulkannya kurang
menyengat. Hilangnya bau ini diakibatkan terjadinya reaksi sulfonasi (- SO3H) pada
senyawa itu.

G. Kesimpulan
1. Hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari unsur atom karbon (C) dan
atom hidrogen (H)
2.
3. Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang mempunyai satu ikatan
dinamakan hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau lebih atom
karbon yang mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan
hidrokarbon tidak jenuh.

4. Saran
1. Sebelum praktikum seharusnya para praktikan harus belajar materi yang
akan dilakukan
2. Para praktikan seharusny alebih serius dan saling bekerja sama dalam
mengikuti praktikum agar setiap parktikum yang dilakukan dapat berjalan
dengan baik dan lancar, serta dapat menjaga tat tertib didalam melakukan
praktikum

DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997 . Dasar-dasar Kimia
Organik. Jakarta: Bina Aksara
Pertucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta
: Erlangga
Respati. 1986. Pengantar Kimia Organik Jilid I. Jakarta: Aksar Baru
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: ITB
Tim Kimia Organik I. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Solo:
Universias Negeri Surakarta
Wilbraham . 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Bndung: ITB

Anda mungkin juga menyukai