Anda di halaman 1dari 11

WARNING Teman-teman, silakan berdo’a dulu ya sebelum melahap tentir dari kuliah yang

unyu-unyu ini.. Semoga ilmu yang kita dapatkan bisa bermanfaat bagi diri sendiri, masyarakat, dan...
tentu keluarga kita (nanti) 

Tentir ini mencakup adaptasi neonatus pada:

Sistem Respirasi

Sistem Kardiovaskuler

Hematopoietik

Fungsi renal, cairan tubuh, dan keseimbangan asam-basa

Sistem gastrointestinal dan hepar

Termoregulatorik

Sistem saraf, otot, dan sensorik

Adaptasi dua sistem pertama sangat ditekankan oleh dr. Dewi.

Meet me the neonatus :D

Nah, sebelum masuk ke adaptasi sistem-sistem di atas, kenalan dulu dong sama neonatus..
Siapa sih neonatus itu? Pokoknya, bayi yang dilahirkan hidup, tidak peduli si bayi lahir normal atau
dengan resiko tinggi serta tidak memperhitungkan usia kehamilan, disebut neonatus (newborn).
Resiko tinggi ini bisa ada pada ibu (misalnya ibu mengalami pre-eklampsia) atau pada bayi yang
prematur.

Proses Persalinan (Labor)

Fetus yang akan segera menyabet status neonatus harus melalui proses persalinan (labor). Rata-rata,
proses persalinan terjadi 266 hari setelah konsepsi (a.k.a fertilisasi). Tiga tahap persalinan:

Tahap I (Partus Skala I) Setiap 8-10 menit, terjadi kontraksi uterus yang berlangsung selama 30 detik.
Mendekati akhir tahap ini, kontraksi semakin sering, yaitu setiap 2 menit sekali dan berlangsung
selama 2 menit juga. Makin lama kontraksi makin kuat. Akhirnya, serviks pun melebar sehingga
memungkinkan kepala bayi untuk lewat.

Tahap II (Partus Skala II) Kepala bayi mulai melewati serviks. Berlangsung sekitar 90 menit, namun ini
tergantung pada kekuatan ibu mendorong, alias ngeden. Lancarnya sih 1-1,5 jam. Tahap ini berakhir
ketika seluruh tubuh bayi telah meninggalkan tubuh ibunya.

Tahap III (Partus Skala III) Tahap yang paling cepat dan “mudah”, hanya beberapa menit. Korda
umbilikalis yang masih tersambung pada neonatus dan plasenta dikeluarkan dari tubuh ibu. Jadi,
plasentanya ikut dikeluarkan juga.

Tapi terkadang plasenta tertinggal dan hal ini dapat menyebabkan ibu mengalami pendarahan yang
disebut hemoragic post-partum. Biasanya, ini disebabkan oleh kontraksi ibu yang tidak cukup kuat,
atau plasenta terlambat lahir.

THE EXACT MOMENT OF BIRTH: ketika fetus berhasil melewati vagina dan emerge dari tubuh ibu,
lalu menangis \(^.^)/

Adaptasi Neonatus

Kenapa neonatus perlu segera beradaptasi? Karena kehidupannya mengalami transisi, yaitu:

 dari lingkungan intra-uterus ke ekstra-uterus


 dari bergantung/dependent menjadi “tidak bergantung”/independent (kepada ibu).
Ketika koneksi plasenta diputus, bayi kehilangan yang men-support metabolismenya
(termasuk nutrisi dan O2) sehingga butuh banget adaptasi darurat: bernapas!

I. Adaptasi Sistem Respirasi


Pada persalinan normal, neonatus mulai bernapas beberapa detik setelah lahir. Ritme
pernapasan akan menjadi normal dalam waktu kurang dari satu menit. Ini dipicu oleh
paparan tiba-tiba terhadap dunia luar yang merupakan stimulus respirasi, yaitu:
 Stimulus mekanik
Sewaktu partus di jalan lahir (birth canal), terjadi kompresi terhadap dada bayi. Bayi ini
elastis dong ya. Kemudian setelah kompresi tadi, terjadi ekspansi tiba-tiba (recoil),
menyebabkan rongga dada bertekanan -60 mmHg, sehingga terjadi mechanical
suctioning mengakibatkan udara masuk ke dalam paru-paru. Proses ini mengikuti hukum
Boyle: udara mengalir dari tempat bertekanan tinggi ke tekanan rendah. Ini mirip-mirip
dengan spons yang diperas, lalu dibiarkan mengembang kembali sehingga mengisap air.
Tambahan, kompresi dan recoil tadi merangsang reseptor regang pada paru-paru,
sehingga terjadi ekspulsi cairan paru (aslinya dari cairan amnion). Kemudian, terjadilah
inspirasi pasif.
 Stimulus sensorik dan fisik, berupa stimulus taktil: sentuhan, gosokan (rubbing); stimulus
auditori: suara; dan stimulus penglihatan: cahaya. Seluruh stimulus ini akan
menstimulasi pusat pernapasan (respirasi)
 Stimulus termal, terbentuk akibat perubahan temperatur lingkungan bayi, yaitu dari
intra-uterus (98.60 F) ke ekstra-uterus (70.750 F). Bayi pun mendapat rangsangan dingin
di kulit, lalu dilanjutkan ke pusat respirasi.
 Stimulus kimiawi
Stimulus ini dipengaruhi faktor fetus: terjadinya kompresi tali pusat, perubahan postur
ibu, dan penurunan oksigenasi maternal; serta faktor neonatal: terhentinya pertukaran
gas melalui plasenta, pulsasi (aliran darah) dari korda umbilikalis, dan pemotongan dari
korda itu sendiri.
Ingat konsep-konsep berikut mungkin akan membantu kita pahamin penjelasannya 
Kadar naik maka tekanan parsial naik; CO2 bersifat asam; pH rendah menunjukkan
asam.
Jadi gini.. Karena pertukaran gas melalui plasenta terhenti, pasokan O2 (dari ibu) juga
terhenti, otomatis kadar CO2 meningkat dalam tubuh neonatus  Tekanan parsial (Pa)
O2 menurun, Pa CO2 naik  pH darah menurun  merangsang kemoreseptor di badan
aorta (di arkus aorta) dan badan karotid (di percabangan
kanan dan kiri arteri karotis komunis)  diteruskan ke pusat respirasi (di medulla).
Dari pusat respirasi, dikirim impuls saraf aferen  melalui spinal cord  otot
pernapasan utama (diafragma)berkontraksi  INISIASI RESPIRASI.
Faktor fetus dan neonatal tadi membuat bayi mengalami asfiksi sementara sehingga

pusat respirasi juga terstimulasi.

Gerakan respirasi di luar uterus tuh terjadi tanpa dipelajari dulu sama neonatus. Udara yang
masuk setelah inspirasi pasif tadi meredakan gaya yang berasal dari tegangan permukaan
paru yang ada akibat cairan alveoli (beda sama surfaktan ya..). Besar gaya itu harus lebih
besar dari -25 mmHg, dan itu dipenuhi sama tekanan yang dihasilkan akibat recoil. Ini
mencegah alveoli kolaps.

Sejumlah udara pada inspirasi pertama akan menetap pada alveoli, bahkan setelah ekspirasi.
Akibat mengalirnya udara ke alveoli, tahanan vaskuler paru-paru menurun, sehingga aliran
darah pada paru-paru meningkat.
Karakteristik pernapasan neonatus:

 Rata-rata 30-50 kali/menit, >>> dibandingkan dewasa


 Volume tidal 16 ml, < dibandingkan dewasa
 Volume pernapasan total 640 ml/menit, < dibandingkan dewasa. Tetapi,
volume pernapasan total volume pernapasan total
berat badan
bayi >> berat badan
dewasa.

 Otot utama pernapasan: diafragma. Disinkronisasi juga dengan gerakan dada.


 Pada mulanya dangkal, tidak teratur. Lama-lama dalam dan teratur.
 Obligatory nose breathers. Pernapasan harus melalui hidung, ngga bisa lewat mulut
seperti yang kita lakukan kalo lagi pilek.
 Pernapasan kadang disertai periode apnea (henti nafas). Biasanya terjadi saat tidur
malam, dan terjadi hingga usia 6 bulan. Ini berisiko pada terjadinya Sudden Infant Death
(SID).

Kalau pernapasan pertama pada bayi tertunda, bisa jadi itu karena:

 Anestesi general
 Proses persalinan berlangsung lama (> 24 jam)
 Trauma kepala

Konsekuensi pernapasan tertunda:


 Intracranial hemorrhage
 Hipoksia berkepanjangan. Di referensi terbaru, hipoksia itu tidak normal terjadi pada
neonatus. Konsekuensi ini bisa berujung pada Respiratory Center Depression .
II. Adaptasi Sistem Sirkulasi/Kardiovaskuler
Pada masa fetus,
 Sedikit darah memasuki paru-paru dan hati
 Sejumlah besar darah mengalir lewat plasenta
 Ada struktur anatomi khusus
o Duktus venosus
darah kaya oksigen dari vena umbilikalis m e l e w a t i duktus venosus menuju
atrium kanan
o Foramen ovale m e n g h u b u n g k a n atrium kanan dan atrium kiri
o Duktus arteriosus
Darah terdeoksigenasi melalui vena kava superior, masuk ke atrium kanan,
ventrikel kanan, lalu ke ductus arteriosus untuk memasuki aorta desendens yang
mengalirkan darah sistemik.
 Tahanan pulmonal ↑ meningkat
Tahanan vaskular sistemik ↓ menurun

Pada neonatus terbalik, jadi:


Tahanan pulmonal ↓ menurun
Tahanan vaskular sistemik ↑ meningkat

Lho kok bisa?


 Karena plasenta diputus, tahanan vaskular sistemik meningkat  tekanan aorta dan
bagian kiri jantung (ventrikel kiri dan atrium kiri) meningkat.
Ekspansi paru-paru menyebabkan kompresi vaskuler pulmonal menurun sehingga
menurun pula tahanan pulmonal.
Aerasi paru-paru menyebabkan vasodilatasi (pelebaran) vaskuler yaang menurunkan
tekanan parsial dan bagian kanan jantung (ventrikel kanan dan atrium kanan) menurun.
 Penutupan foramen ovale
Tekanan atrium KIRI tinggi dan atrium KANAN rendah, sehingga terjadi aliran balik..yang
tadinya dari atrium kanan ke kiri menjadi dari atrium KIRI ke KANAN. Ini menyebabkan
penutupan foramen ovale, yaitu katup di sebelah kiri septum atrial. Penutupan ini akan
permanen dalam beberapa bulan. Kalau tidak, bayi mengalami Foramen Ovale Persistent
yang bayinya tampak biru kalau ini terjadi.
 Penutupan duktus arteriosus
Tekanan sistemik meningkat dan tekanan pulmonal menurun (kebalik saat fetus:
tekanan sistemiknya rendah dan pulmonal tinggi)  aliran darah berbalik melalui duktus
arteriosus, biar darahnya masuk ke paru-paru. 1-8 hari kemudian terjadi penutupan
fungsional dari duktus arteriosus ini. Kalau tidak, bayi mengalami Patent Ductus
Arteriosus (PDA).
 Penutupan duktus venosus
Penyebabnya belum jelas. Karena plasenta diputus, sedikit darah yang melewati vena
umbilikalis. Dalam 1-3 jam kemudian, terjadi konstriksi dinding otot duktus venosus
sehingga meningkatkan tekanan vena portal. Ini memaksa darah melewati sinus liver.
Akhirnya duktus venosus metutup.

Adaptasi part II

Pemotongan corda umbilikalis  aliran darah bayi berkurang  resistansi paru menurun  tekanan
pada jantung kanan menurun  tutupnya foramen ovale, ductus aeteriosus

Adanya ventilasi udara yang masuk kedalam paru – paru  paru-paru membesar  pembuluh
darah paru dilatasi sehingga resistensi paru – paru menurun  aliran darah pada bagian kiri
meningkat  tekanan pada bagian kiri lebih tinggi  penutupan foramen ovale, duktus venosus,
dan duktus arteriosus

Nah apa yang terjadi dengan bypass yang ada?

 Foramen ovale jadi fossa ovalis


 Duktus arteriosus menjadi ligamentum arteriosum
 Duktus venosus menjadi ligamentum venosum
 Umbilical vein menjadi umbilical ligamen

*(pokonya yang ductus jadi ligament yaa)

Perubahan Sirkulasi

 Heart Rate/ Detak jantung: Pada awalnya 175 – 180/min  120 – 150/ min

 Tekanan darah : 74/47 mm Hg  meningkat 20 mm Hg  94/64 mmHg

 C.O. 500 ml/min


 Volume darah : 300 ml

Hematopoietic

 Sel darah merah : 4-4.75 juta/mm3 , turun hingga < 4 juta pada hari ke-10
Kembali normal pada bulan ke 2-3

 Hemoglobin : 16-20 gm%. <es to 15 gm%

 Sel darah putih : 45,000/mm3 at birth.

 Serum Bilirubin : 1 mg/dl , naik 5 mg pada 3 hari pertama karena liver (hati) yang masih
belum matang . Hal ini akan menyebabkan hiperbilirubinea fisiologis / physiological jaundice.
Penanganannya bisa dijemur dibawah sinar matahari. Tetapi kalau sudah lebih dari 3 hari
waspadalah karena itu bisa jadi patologis.

Adaptasi imun

Jadi, fetus sudah dapat membuat immunoglobulins sejak minggu ke 20 walaupun baru dalam bentuk
IgM, IgG and IgE. Bayi juga mendapat sistem imun dari ibunya : IgG ibu masuk melalui plasenta
(sebelum lahir) tapi igM ngga lewat, IgA melalui colostrum,

Tepat ketika lahir, bayi juga mendapat pelindung dari vernix caseosa, yang seperti keju putih-putih di
kulit bayi dan berfungsi sebagai pelindung terluar. Selain itu kulit dan mukosa juga mulai aktif
sebagai bagian imunitas.

Renal Adaptations

Secara struktur, bayi sudah memiliki ginjal yang lengkap, tapi belum bisa difungsikan secara
maksimal, yakni belum bisa memekatkan urin. Urinnya pun masih jernih sehingga mudah terkena
dehidrasi, acidosis, dan kurang seimbangnya elektrolit. Oh ya, frekuensi pipisnya pun sangat banyak
sampai 15-20x dengan volume total 200-300 ml sehari, tetapi jernih dan tidak berbau sampai bulan
ke 2 atau 3.

GIT Adaptations

Secara umum sudah cukup siap digunakan, bahkan kelenjar sudah bersifat fungsional. Tapi, hati
pada awalnya belum matang, yaitu kurang beberapa enzim:

 Glucoronyl enzyme  Physiological jaundice (kekuningan)


 Prothrombin & coagulation factors  Bleeding tendency
 Glycogen stores  Hipoglikemia

Kapasitas lambung 90 ml dan kosong setiap 2 ½ - 3 jam, karena proses peristaltis yang cepat. Oh ya
pada saat lambung kosong kemungkinan ada angin yang masuk sehingga anak sering mengeluarkan
kembali susunya (regurgitasi).

 Sudah bisa memproduksi enzim protein dan gula sederhana.

 Defisiensi amylase pancreas


 Usus relative besar

 Sphingter cardio esofagus lebih rileks dari orang dewasa dan memungkinkan untuk
regurgitasi

 Meconium berwarna hijau/hitam, dan mengandung cairan amnion, mukosa, cairan empedu,
dan asam lemak. Pada hari ke-4 sudah bukan disebut meconium.

Adaptasi Thermoregulatory

Setiap makhluk punya cara untuk memproduksi panas (bersifat Thermogenic) yang bertujuan untuk
mempertahankan metabolisme tubuh. Misalnya ketika kedinginan kita refleks menggigil kaan, nah
itu berarti kita sudah bisa melakukan thermoregulatory thermogenesis. Tapi kalau di bayi belum bisa
menggigil sehingga ia belum bisa mempertahankan suhu tubuhnya sendiri dan meningkatkan resiko
terjadinya hipotermia. Itu salah satu alasan mengapa anak bayi biasanya dibedong untuk menjaga
suhu tubuhnya.

Tapi usaha kita ngga bertepuk sebelah tangan ko (?) bayi juga melakukan beberapa adaptasi untuk
menjaga panas. Oh ya, sebenernya bayi udah bisa merasakan panas atau dingin yaa sejak minggu ke
28, tapi belum bisa mempertahakan secara fisik ajaa.

Jadi saat lahir kita memiliki Brown fat.. Ada beberapa bagian yang lebih tebal dari bagian lainnya,
yaitu di belakang leher, bahkan ada yang bilang sampai sekarang belum hilang, mangkanya kita
sering merasa lebih hangat. Nah brown fat itu menjadi sumber utama penghasil panas bayi. Yang
terjadi adalah pemecahan protein menjadi ATP nah kalau ada ATP bisa menghasilkan panas kaan..

Selain itu ada thermogenesis dengan enzim Tiroid Aktivasi enzyme thyroxine deiodinase Inactive
thyroxine (T4)  active T3 . Nah tiroid ini akan bermetabolisme untuk menghasilkan panas untuk
tubuh bayi.

Adaptasi Neurologi

Faktanyaa, otak bayi ‘hanya’ 25% dari otak dewasa. Rata-rata belum termyelinisasi sempurna jadi
masih memiliki refleks primitive. Semuanya masih berupa refleks-refleks primitifnya gitu. Tanda-
tanda refleks primitif

 Belum pernah diajarkan sebelumnya


 Dapat dilakukan dengan baik
 Dan berupa gerakan involunter
 Akan hilang ketika dewasa/sistem saraf lebih sempurna
 Untuk melindungi bayi

Keterampilan bayi

 Sucking and swallowing reflexes  refleks untuk menyusu dan menelan

 Rooting reflex,  refleks untuk menoleh kea rah stimulus ketika ada stimulus di sekitar pipi
Adaptasi Sistem Muskulo-Skeletal

Pada tulang melanjutkan ossifikasi untuk menguatkan tulang. Di bagian hidung diisi tulang-tulang
rawan

Pada bagian tulang cranial, masih terdapat penggabungan tulang dengan sutura terbuka. Sinus
belum terbentuk dengan sempurna. Sistem muskular membentuk sempurna dan masih mengalami
pertambahan ukuran.

Adaptasi Sensoris

Pada adaptasi penglihatan bayi sudah dapat melihat terang dan kontras. Bayi juga sudah bisa
membedakan warna dan ukuran benda. Tetapi karena otot-otot silia mata belum kuat, mata bayi
memiliki daya akomodasi yang belum sempurna, sehingga mengalami hipermetrofi. Jadi kalau main
sama adik bayi, sepupu, atau anak nantinya kalau mau bisa dilihat jelas.. Selain itu kelenjar air mata
pada bayi baru terbentuk 2-4 minggu setelah kelahiran, jadi bayi bisa dibilang nangis buaya karena
tanpa air mata.

Beda lagi sama adaptasi pendengaran. Bayi supersensitif dengan suara keras, jadi ketika
mendengarnya ia bisa kaget dan menangis. Bayi juga sensitive terhadap suara frekuensi rendah dan
gerakan lembut tapi perbedaannya dia akan merasa tenang dengan adanya keduanya ini. Adaptasi
terakhir adalah dapat menyadari suara familiar, misalnya suara ibu, sudah bisa diidentifikasi oleh
bayi dalam 3 hari saja!

Indera pengecap dan penciuman akan berkembang dengan sangat baik. Bayi bisa langsung bereaksi
terhadap bau mencolok tertentu, jadi sebelum deket deket bayi sebaiknya mandi dulu *ngga juga
sih* lalu bayi sudah bisa membedakan rasa misalnya untuk mengidentifikasi ASI atau air putih yang
diberikan padanya.

Bayi juga udah sensitive loh kalau disentuh di bagian manapun, dan ia biasanya sudah mulai
merespon stimulus sentuh yang diterima misalnya dipukul, dielus, dan sebagainya. Dan kalau
merasakan sakit, jelas dia akan menangis (walau tanpa air mata)

Adaptasi Sosial

Bayi suka sekali meniru. Jadi kalau dalam satu kamar ada bayi yang menangis pasti dia ikutan apapun
alasannya, solidarity forever banget bayi tuh. Terus setiap bayi/neonates punya state of arousal
masing-masing. Apaan tuh? State of arousal adalah perbedaan tingkatan tidur gituuu, dari deep
sleep sampai agitasi.

Adaptasi Psikologis

Bonding anak dan orangtua itu yang pertama pada masa neonatus. Biasanya dilakukan dengan
menempatkan ibu dan anak didalam satu ruangan atau langsung di ranjang ibu untuk meningkatkan
bonding ibu dan anak. Selain itu gerakan dan gesture lembut sudah dibiasakan diberikan pada bayi
untuk meningkatkan kepercayaan bayi.

Anda mungkin juga menyukai