upaya untuk mensinkronkan atau menyerempakkan periode berahi pada ternak
Waktu siklus estrus ditata ulang agar sesuai dengan waktu siklus estrus normal Sebuah teknik manajemen yang menggunakan hormon untuk mengontrol atau menjadwal ulang siklus estrus
Hormon yang berfungsi dalam proses reproduksi
1. LH dan FSH : Dihasilkan oleh anterior hypofisis
2. Progesteron : Dihasilkan oleh CL 3. GnRH : dihasilkan oleh Hypotalamus 4. Estrogen : Dihasilkan oleh Folikel 5. Prostaglandin : Dihasilkan oleh Uterin Endometrium
Mengapa perlu dilakukan sinkronisasi?
1. Karena memudahkan pengendalian berahi dalam suatu periode tertentu
2. Untuk mempermudah pelaksanaan perkawinan dan IB 3. Mempermudah pemilahan antara ternak bunting dan tidak bunting 4. Memudahkan untuk deteksi kebuntingan 5. Memudahkan untuk memprediksi kelahiran.
Dasar Sinkronisasi birahi :
1. Memotong siklus dari CL : dengan menggunakan PGF2a
2. Memperpanjang masa fungsi dari CL : dengan menggunakan progesteron Progesteron menekan agar tidak terjadi ovulasi, sehingga tidak akan terjadi birahi
Proses sinkronisasi dengan menggunakan preparat prostaglandin (PGF2)
akan menyebabkan regresi CL akibat luteolitik, secara alami prostaglandin (PGF2 ) dilepaskan oleh uterus hewan yang tidak bunting pada hari ke-16 sampai ke-18 siklus yang berfungsi untuk menghancurkan CL. Timbulnya berahi akibat pemberian PGF2 disebabkan lisisnya CL oleh kerja vasokontriksi PGF2 sehingga aliran darah menuju CL menurun secara drastis, akibatnya kadar progesteron yang dihasilkan CL dalam darah menurun, penurunan kadar progesteron ini akan merangsang hipofisa anterior melepaskan fsh dan lh, kedua hormon ini bertanggung jawab dalam proses folikulogenesis dan ovulasi, sehingga terjadi pertumbuhan dan pematangan folikel. Folikel-folikel tersebut akhirnya menghasilkan hormon estrogen yang mampu memanifestasikan gejala berahi. Kerja hormon estrogen adalah untuk meningkatkan sensitivitas organ kelamin betina yang ditandai dengan perubahan pada vulva dan keluarnya lendir transparan