Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan di Indonesia harus dikembangkan dan dibina sedemikian

rupa, sehingga mampu menjawab berbagai tuntutan dan kebutuhan

masyarakat serta pembangunan kesehatan Indonesia di masa depan. Di masa

datang para perawat akan dihadapkan pleh masyarakat Indonesia yang lebih

berpendidikan, sehingga lebih sadar akan haknya dan lebih sadar hukum,

lebih memahami apa yang seharusnya dan sepantasnya diterima atau tidak

(Kusnanto, 2006). Dengan demikian, setiap tindakan yang dilakukan perawat

terhadap klien harus sudah dilandasi oleh pertimbangan yang logis,

sistematis, dan etis (Asmadi, 2008).


Perawat merupakan bagian penting dalam keberhasilan pelayanan

kesehatan pada semua tatanan fasilitas kesehatan. Intensitas interaksi perawat

yang tinggi dengan pasien dan keluarga memberikan kedekatan psikologis

dan rasa saling percaya yang kuat. Diantara sedikitnya pujian dan banyaknya

kritikan terhadap perilaku perawat, keluhan terhadap perawat sering

mewarnai pemberitaan pada media masa. Hal utama yang sering

dipermasalahkan pasien dan keluarga adalah terkait dengan perilaku dan etika

perawat. Salah satu komponen dalam perilaku dan etika perawat adalah

tentang caring (Darwin, 2014).


Menurut Mc. Ewen (2011), para pasien dan keluarga pasien

menginginkan perawat yang melayaninya memiliki sikap baik, murah

1
2

senyum, sabar, mampu berbahasa yang mudah difahami, bertutur kata yang

lembut, sentuhan, memberikan harapan, berada disampingnya,

berkemampuan untuk memberikan rasa empati serta berkeinginan menolong

yang tulus dan mampu menghargai klien dan pendapatnya. Mereka

mengharapkan perawat memiliki pengetahuan yang memadai tentang kondisi

penyakitnya, sehingga perawat mampu mengatasi setiap keluhan yang

dialami oleh individual klien. Namun, fakta dilapangan sangat berbeda

dengan harapan sesungguhnya. Terjadi pola pergeseran hubungan perawat

dengan pasien kearah zona negative yang mempertanyakan sikap prososial

perawat yang semakin menipis (Darwin, 2014). Pernyataan tersebut didukung

hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukesi (2013), dengan hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebanyak 29 dari 52 perawat atau sebesar 55,8%

perawat kurang caring dalam memberikan pelayanan kepada para pasien.


Lindberg mengatakan keperawatan sebagai suatu profesi dan

berdasarkan pengakuan masyarakat adalah ilmu kesehatan tentang asuhan/

pelayanan keperawatan atau the health science of caring. Menurut Nursalam

dan Efendi (2009), caring adalah memberikan perhatian atau penghargaan

kepada seorang manusia, caring juga dapat diartikan memberikan bantuan

kepada individu atau sebagai advokasi pada individu yang tidak mampu

memenuhi kebutuhan dasarnya. Perilaku caring tidak hanya berfokus pada

aktivitas yang dilakukan perawat saat melakukan fungsi keperawatan, namun

lebih jauh pada sebuah proses interpersonal esensial yang memberikan rasa

damai, ikhlas dan tulus pada individu yang membutuhkan baik dalam kondisi

sakit, maupun sehat (Darwin, 2014).


3

Perawat dapat diminta dan diperintah untuk merawat, namun tidak

dapat diperintah untuk memberikan asuhan dengan menggunakan spirit

caring. Spirit caring harus berakar dan tumbuh dari dalam diri perawat. Spirit

caring bukan untuk memperlihatkan bahwa apa yang dikerjakan perawat

bersifat tindakan fisik, tetapi juga mencerminkan siapa dia. Oleh karena itu,

setiap perawat dapat memperlihatkan cara (art) yang berbeda ketika

memberikan pelayanan pada kliennya (Darwin, 2014). Banyak komponen

yang mempengaruhi perilaku caring perawat, karena pelayanan keperawatan

merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan, salah satunya

yaitu self control perawat itu sendiri. Menurut National Safety Council

(2006), walaupun semua pekerjaan dapat menambah ketegangan, ada

beberapa pekerjaan yang lebih dapat menyebabkan stres dibandingkan

dengan pekerjaan yang lain, salah satunya adalah profesi perawat.


Istilah self-control atau pengendalian diri menurut Corsini dalam

berbagai budaya maupun tradisi keagamaan dipandang sebagai kemampuan

individu untuk hidup bebas, sekaligus secara harmonis dengan

lingkungannya. Sedangkan menurut pandangan kaum Muslim, self control

adalah pembatasan diri (self-restraint). Menurut pandangan Konfusius, self

control adalah kualitas diri (self-sufficiency) dan keteraturan diri (self-

regulation), sementara menurut pandangan kristiani adalah penghapusan dan

pengendalian keinginan yang bersifat sensual (carnal desires). Menurut

pandangan Hindu, self control merupakan tindakan (action) atas keinginan

(will) yang dimiliki oleh orang-orang yang bijaksana (persons of wisdom)

(Gunarsa & Singgih, 2006).


4

Menurut Berk, pengendalian diri adalah kemampuan individu untuk

menahan keinginan atau dorongan sesaat yang bertentangan dengan tingkah

laku yang tidak sesuai dengan norma sosial. Messina & Messina menyatakan

bahwa pengendalian diri adalah seperangkat tingkah laku yang berfokus pada

keberhasilan mengubah diri pribadi, keberhasilan menangkal pengrusakan

diri (self-destructive), perasaan mampu pada diri sendiri, perasaan mandiri

(autonomy) atau bebas dari pengaruh orang lain, kebebasan menentukan

tujuan, kemampuan untuk memisahkan perasaan dan pikiran rasional, serta

seperangkat tingkah laku yang berfokus pada tanggung jawab atas diri

pribadi. Sedangkan menurut Gillion et al. Pengendalian diri adalah

kemampuan individu yang terdiri dari tiga aspek, yaitu kemampuan

mengendalikan atau menahan tingkah laku yang bersifat menyakitkan atau

merugikan orang lain, kemampuan bekerjasama, dan kemampuan untuk

mengikuti peraturan yang berlaku, serta kemampuan untuk mengungkapkan

perasaan kepada orang lain, tanpa menyakiti atau menyinggung perasaan

orang tersebut.
Komite Keperawatan RSUP Dr. Kariadi sedang giat dalam upaya

mengoptimalkan perilaku caring di lingkungan profesi keperawatan. Salah

satu upaya yang telah dilakukan pada bulan September 2015 yaitu dengan

melaksanakan seminar dengan tema caring keperawatan, dan melakukan

penelitian tentang caring perawat yang dilakukan sendiri oleh Komkep.

RSUP Dr. Kariadi Semarang. Akan tetapi upaya tersebut masih belum

maksimal. Hal itu ditunjukkan berdasarkan observasi dilapangan yang

dilakukan peneliti. Hasil wawancara yang dilakukan dengan 10 perawat rawat


5

inap di Instalasi Paviliun Garuda, sebanyak 3 orang mengatakan bahwa sering

terbawa oleh permasalahan dari luar rumah sakit, misalnya permasalahan

rumah tangga. Sedangkan 5 orang perawat mengatakan sulit mengontrol

dirinya sendiri ketika menghadapi pasien dan keluarga pasien yang tidak

sabar dan banyak permintaan, sehingga mempengaruhi dalam kegiatan

memberikan asuhan keperawatan kepada para pasien, terutama caring

perawat terhadap pasien. Dan hanya 2 perawat yang mengatakan selalu

berusaha semaksimal mungkin untuk mengontrol diri sendiri ketika

memberikan asuhan keperawatan kepada para pasien dan keluarga pasien.


Selain itu wawancara juga dilakukan pada 10 orang pasien dan

keluarga pasien tentang caring perawat, 5 orang pasien dan keluarga pasien

mengatakan para perawat masih kurang care terhadap pasien, kadang suara

perawat yang terdengar keras, kurang senyum, kurang ramah, jarang

menanyakan kondisi pasien dan lain sebagainya. Sedangkan 3 orang pasien

mengatakan para perawat sudah cukup care terhadap para pasien, namun

perlu ditingkatkan. Sedangkan 2 orang pasien mengatakan para perawat

dalam memberikan pelayanan sudah care dan harus dipertahankan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti menarik rumusan masalah

Apakah ada hubungan antara self control dengan perilaku caring perawat di

Ruang Rawat Inap Instalasi Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
6

Mengetahui hubungan antara self control dengan perilaku caring

perawat di Ruang Rawat Inap Instalasi Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi

Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan self control perawat di Ruang Rawat Inap Instalasi

Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang.


b. Mendeskripsikan perilaku caring perawat perawat di Ruang Rawat Inap

Instalasi Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang..


c. Menganalisis hubungan antara self control dengan perilaku caring

perawat di Ruang Rawat Inap Instalasi Paviliun Garuda RSUP Dr.

Kariadi Semarang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti
Untuk menambah wacana dan pengetahuan peneliti tentang

hubungan antara self control dengan perilaku caring perawat..


2. Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terbaru

dalam proses pembelajaran terhadap mahasiswa keperawatan tentang

implikasi self-control terhadap perilaku caring perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan kepada para pasien dan keluarga pasien.


3. Pihak Rumah Sakit
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan literatur dalam

mengambil setiap kebijakan, terutama dalam hal self control dan perilaku

caring perawat dalam memberikan pelayanan kepada para pelanggan, baik

internal maupun eksternal.


4. Peneliti lain
7

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pustaka

terhadap penelitian serupa di tempat lain dengan masalah yang terkait self

control dan perilaku caring perawat.

E. Originalitas Penelitian

Beberapa penelitian yang hampir sama sudah pernah dilakukan,

dengan variabel yang berbeda, tempat yang berbeda dan responden penelitian

yang berbeda. Penelitian yang sudah dilakukan terkait penelitian ini adalah

sebagai berikut:
Tabel 1.2
Perbedaan Variabel antara Penelitian Satu dengan Penelitian yang Lain

Judul Metodologi Hasil


No. Peneliti Tahun Perbedaan
Penelitian Penelitian Penelitian
1. Sukesi 2013 Upaya Analitik Terdapat Variabel
peningkatan korelasional hubungan bebas:
caring dengan antara caring - Caring
perawat pendekatan perawat perawat
terhadap cross- dengan Variabel
kepuasan sectional kepuasan terikat:
pasien pasien - Kepuasan
pasien
Tempat
penelitian:
Ruang
rawat inap
RS Permata
Medika
Semarang
2. Chita 2015 Hubungan Analitik Terdapat Variabel
dkk. antara self- korelasional hubungan bebas:
control dengan antara self- - Self-
dengan pendekatan control dengan control
perilaku cross- perilaku Variabel
konsumtif sectional konsumtif terikat:
online online - Perilaku
shopping shopping konsumti
produk produk fashion f
fashion pada Tempat
pada mahasiswa penelitian:
mahasiswa Fakultas Fakultas
8

Kedokteran Kedokteran
Universitas Universitas
Sam Ratulangi Sam
angkatan 2011 Ratulangi
3. Ardiana 2010 Hubungan Analitik Terdapat Variabel
kecerdasan korelasional hubungan bebas:
emosional dengan yang - Kecerdas
perawat pendekatan signifikan an
dengan cross- antara dimensi emosiona
perilaku sectional memahami l
caring dan Variabel
perawat mendukung terikat:
pelaksana emosi orang - Perilaku
menurut lain dengan caring
persepsi perilaku Tempat
pasien caring perawat penelitian:
Ruang
Rawat Inap
RSU Dr. H.
Koesnadi
Bondowoso

Anda mungkin juga menyukai

  • No
    No
    Dokumen5 halaman
    No
    iib ristu
    Belum ada peringkat
  • Anatomi Dan Fisiologi
    Anatomi Dan Fisiologi
    Dokumen27 halaman
    Anatomi Dan Fisiologi
    iib ristu
    Belum ada peringkat
  • Atmaja
    Atmaja
    Dokumen5 halaman
    Atmaja
    iib ristu
    Belum ada peringkat
  • Bab I.3
    Bab I.3
    Dokumen8 halaman
    Bab I.3
    iib ristu
    Belum ada peringkat
  • Bab I.6 (Kepemimpinan)
    Bab I.6 (Kepemimpinan)
    Dokumen9 halaman
    Bab I.6 (Kepemimpinan)
    iib ristu
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii.2
    Bab Iii.2
    Dokumen11 halaman
    Bab Iii.2
    iib ristu
    Belum ada peringkat
  • Bab I.7 (Kepemimpinan)
    Bab I.7 (Kepemimpinan)
    Dokumen9 halaman
    Bab I.7 (Kepemimpinan)
    iib ristu
    Belum ada peringkat
  • Bab 1.1
    Bab 1.1
    Dokumen9 halaman
    Bab 1.1
    iib ristu
    Belum ada peringkat
  • 2
    2
    Dokumen23 halaman
    2
    iib ristu
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen8 halaman
    Bab I
    iib ristu
    Belum ada peringkat
  • KUESIONER
    KUESIONER
    Dokumen6 halaman
    KUESIONER
    iib ristu
    Belum ada peringkat
  • KUESIONER
    KUESIONER
    Dokumen6 halaman
    KUESIONER
    iib ristu
    Belum ada peringkat
  • Refleksi Diskusi Kasus
    Refleksi Diskusi Kasus
    Dokumen13 halaman
    Refleksi Diskusi Kasus
    iib ristu
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen8 halaman
    Bab 1
    iib ristu
    Belum ada peringkat
  • TABAB
    TABAB
    Dokumen14 halaman
    TABAB
    iib ristu
    Belum ada peringkat
  • Topik Proposal
    Topik Proposal
    Dokumen3 halaman
    Topik Proposal
    iib ristu
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen3 halaman
    Daftar Pustaka
    iib ristu
    Belum ada peringkat
  • Kenapa Mengambil Penelitian Ini
    Kenapa Mengambil Penelitian Ini
    Dokumen2 halaman
    Kenapa Mengambil Penelitian Ini
    iib ristu
    Belum ada peringkat
  • Analisis Univariat
    Analisis Univariat
    Dokumen7 halaman
    Analisis Univariat
    iib ristu
    Belum ada peringkat
  • Book 2
    Book 2
    Dokumen1 halaman
    Book 2
    iib ristu
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen5 halaman
    Bab 4
    iib ristu
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen5 halaman
    Bab 4
    iib ristu
    Belum ada peringkat
  • 2
    2
    Dokumen23 halaman
    2
    iib ristu
    Belum ada peringkat
  • Kartu Informasi Akun Sistem Seleksi Cpns Nasional 2018
    Kartu Informasi Akun Sistem Seleksi Cpns Nasional 2018
    Dokumen1 halaman
    Kartu Informasi Akun Sistem Seleksi Cpns Nasional 2018
    iib ristu
    Belum ada peringkat
  • Rekap Data Pasien.3
    Rekap Data Pasien.3
    Dokumen1 halaman
    Rekap Data Pasien.3
    iib ristu
    Belum ada peringkat