Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakikatnya ialah penyelenggaraan
upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup
sehat bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum
dari tujuan nasional.. Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat
ialah angka kematian ibu (AKI), semakin tinggi AKI suatu negara maka
dapat dipastikan bahwa derajat kesehatan negara tersebut buruk dan begitu
pula sebaliknya. (Indah, Firdayanti, Nadiyah. 2019)
Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2015
bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia mencapai 289.000 jiwa.
Dimana terbagi atas beberapa Negara, antara lain Amerika Serikat 9.300
jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka
kematian ibu di Negara- Negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 190 jiwa,
Vietnam 49 jiwa, Thailand 26 jiwa, Brunei 27 jiwa, Malaysia 29 jiwa.
Sebagian besar kematian ibu terjadi di negara berkembang karena kurang
mendapat akses pelayanan kesehatan, kekurangan fasilitas, terlambatnya
pertolongan persalinan disertai keadaaan social ekonomi dan pendidikan
masyarakat yang masih tergolong rendah. (WHO. 2015)
Masalah kesehatan ibu dan anak (KIA) masih merupakan masalah
kesehatan di Indonesia diantaranya ialah tingginya AKI dan AKB.
Berdasarkan data SDKI 2012 AKI mengalami kenaikan dari 228 menjadi
359/100.000 KH. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan AKI
dan AKB. Salah satu bentuk pembangunan kesehatan ialah Millennium
Development Goals (MDGs) 2000 - 2015, namun target MDGs hingga
tahun 2015 belum tercapai yakni menurunkan rasio AKI menjadi
102/100.000 KH, sehingga upaya pemerintah berlanjut pada indikator
Sustainable Development Goals (SDGs). Dalam tujuan ketiga SDGs yaitu
Kesehatan dan Kesejahteraan yang memiliki target pada tahun 2030 yaitu
menurunkan AKI sampai 70/100.000 KH, menurunkan AKN hingga
12/1.000 KH, serta kematian balita 25/1.000 KH. (KemenKes. 2016)
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi. Hal
tersebut menilik capaian penurunan AKI di beberapa negara Asean. AKI
di negara-negara Asean sudah menempati posisi 40-60 per 100 ribu
kelahiran hidup. Sedangkan di Indonesia berdasarkan Survei Penduduk
Antar Sensus (SUPAS) 2015 masih menempati posisi 305 per 100 ribu
kelahiran hidup. Hal ini berbeda jauh dengan Singapura yang berada 2-3
AKI per 100 ribu kelahiran Sementara itu, data capaian kinerja Kemenkes
RI tahun 2015-2017 menunjukkan telah terjadi penurunan jumlah kasus
kematian ibu. Jika di tahun 2015 AKI mencapai 4.999 kasus maka di tahun
2016 sedikit mengalami penurunan menjadi 4.912 kasus dan di tahun 2017
mengalami penurunan tajam menjadi sebanyak 1.712 kasus AKI. (Profil
Kesehatan. 2017)
AKI masih menjadi salah satu fokus utama pemerintah dalam
mewujudkan masyarakat Indonesia sehat. Angka kematian ibu merupakan
indikator umum dari kesehatan sebuah populasi secara keseluruhan,
indikator dari status perempuan dalam masyarakat, serta bagaimana
efisiensi fungsi dari sistem pelayanan kesehatan yang ada. Tingginya
angka kematian ibu tersebut dianggap sebagai pertanda adanya masalah
pada status kesehatan dan pelayanan kesehatan di suatu Negara. Penyebab
utama kematian ibu adalah perdarahan 33.22, hipertensi dalam kehamilan
27.08, gangguan system peredaran darah 13.29 dan infeksi 4.82. (Profil
Kesehatan. 2017)
Jumlah kasus AKI di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2017
sebanyak 475 kasus mengalami penuruanan dibandingkan jumlah kasus
kematian ibu tahun 2016 sebanyak 602 dengan demikian AKI provinsi
jawa tengah juga mengalami penuruanan dari 109,65/100000 KH pada
tahun 2016 menjadi 88,05/100000 KH pada tahun 2017. Kabupaten
dengan jumlah kasus ibu tertinggi adalah brebes sebanyak 31 kasus
diiukuti pemalang 25 kasus dan kendal 25 kasus serta Jepara 12 kasus.
Walaupun mengalami penuruanan akan tetapi masih terdapat kasus
kematian Ibu yang mempengaruhi indikator derajat kesehatan di
Indonesia. Jumlah kematian ibu di Kabupaten Jepara tahun 2016
sebanyak 14 kasus kemudian mengalami penurunan pada tahun 2017
menjadi 12 kasus, tahun 2018 tetap dengan jumlah 12 orang sebagian
besar sebab kematian karena eklamsi, perdarahan dan sepsis. Tahun 2019
jumlah kematian ibu yaitu 10 kasus. (Dinkes Kabupaten Jepara. 2019)
Di Indonesia sebanyak 25% kematian ibu disebabkan oleh
perdarahan, 15% infeksi, 13% unsafe abortion, 12% eklampsia, 8%
persalinan lama dengan atau tanpa pecah ketuban, dan 8% penyebab
lainnya. Angka kejadian infeksi pada ibu dikabupaten Jepara tahun 2018
yaitu 4 kasus dengan komplikasi sepsis terdapat 2 kasus,
meningoensepalitis terdapat 1 kasus dan encepalitis terdapat 1 kasus.
Meskipun jarang terjadi, infeksi pada kehamilan, persalinan, dan nifas
dapat berkelanjutan menjadi sepsis sampai dengan syok septik, yang dapat
menyebabkan kegagalan multiorgan dan mengakibatkan kematian.
(Dinkes Kabupaten Jepara. 2019)
Angka Kematian bayi (AKB) menurut survey penduduk antar
sensus (SUPAS) pada tahun 2015 yaitu 22,23 per 100.000 kelahiran hidup,
yang artinya sudah mencapai target MDG 2015 sebesar 23 per 1.000
kelahiran hidup. Indonesia masih tergolong tinggi pada Negara-negara di
ASEAN (Association South East Asian Nation) dan menjadi salah satu
Negara yang menjalankan program Milleneum Development Goals
(MDG’s), memiliki target menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)
menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi
(AKB) menjadi 20 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
(KemenKes, 2016).
Jumlah kasus AKB di Proivinsi Jawa Tengah tahun 2017 yaitu 10
per 1000 kelahiran hidup, kemudian mengalami penurunan pada tahun
2017 yaitu 8,9 per 1000 kelahiran hidup. Jumlah kematian bayi di Jawa
Tengah tahun 2018 sebanyak 4.481 kasus. (Dinkes Jateng. 2017)
Kabupaten Jepara terdapat AKB yaitu 5,2 per 1000 kelahiran hidup.
Jumlah kematian bayi di Kabupaten Jepara tahun 2016 sebanyak 115
kasus, hal ini mengalami penurunan pada tahun 2017 yaitu 108 kasus, dan
mengalami penurunan kembali tahun 2018 yaitu 98 kasus. Terhitung dari
Januari sampai Maret 2019, jumlah kematian bayi di Kabupaten Jepara
tercatat 32 kasus. (Dinkes Kabupaten Jepara. 2019)
Angka kejadian kasus IUFD di Kabupaten Jepara tahun 2017 yaitu
56 kasus sedangkan pada tahun 2018 kejadian IUFD meningkat menjadi
72 kasus kemudian pada tahun 2019 sampai bulan maret yaitu 19 kasus.
dari kasus tersebut dapat dilihat bahwa angka kematian bayi merupakan
indikator yang penting untuk mencerminkan keadaan derajat kesehatan
disuatu masyarakat, karena bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap
keadaan lingkungan tempat orang tua si bayi tinggal dan sangat erat
kaitannya dengan status sosial orang tua si bayi. Kemajuan yang dicapai
dalam bidang pencegahan dan pemberantasan berbagai penyakit penyebab
kematian akan tercermin secara jelas dengan menurunnya tingkat AKB.
Dengan demikian angkat kematian bayi merupakan tolak ukur yang
sensitif dari semua upaya intervensi yang dilakukan oleh pemerintah
khususnya dibidang kesehatan. Kematian bayi disebabkan oleh banyak
hal, salah satunya adalah kematian janin dalam rahim, kemtian janin dalam
rahim atau intra uteri fetal death (IUFD). (Dinkes Kabupaten Jepara. 2019)
Intrauterine Fetal Death (IUFD) adalah kematian yang terjadi saat
usia kehamilan > 20 minggu dan janin sudah mencapai ukuran 500 gram
atau lebih. Umumnya, IUFD terjadi menjelang persalinan saat kehamilan
sudah memasuki usia 32 minggu dan istilah lahir mati (stillbirth) yang
merupakan kelahiran hasil konsepsi dalam keadaan mati yang telah
mencapai usia kehamilan 28 minggu, sering digunakan bersamaan dengan
IUFD. IUFD terjadi tanpa sebab yang jelas, yang mengakibatkan
kehamilan tidak sempurna (uncomplicated pregnancy). Namun ada
beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian IUFD yaitu faktor ibu,
faktor janin dan faktor kelainan tali pusat (termasuk plasenta). (Triana A.
2012)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penulisan ini adalah “Analisis Kasus Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Dinas Kesehatan
Kabupaten Jepara Tahun 2019?”.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis penyebab utama Angka Kematian ibu dan
bayi serta menemukan alternatif pemecahan masalah di kabupaten Jepara.

2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi penyebab langsung AKI yaitu kejadian infeksi
pada ibu di Kabupaten Jepara.
b. Mengidentifikasi penyebab AKB yaitu kejadian IUFD pada bayi di
Kabupaten Jepara.
c. Mengidentifikasi alternatife dan solusi pemecahan masalah infeksi
pada ibu di Kabupaten Jepara.
d. Mengidentifikasi alternatife dan solusi pemecahan masalah
kejadian IUFD pada bayi di Kabupaten Jepara.

D. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Materi
Penyelesaian laporan ini sesuai ruang lingkup materi dari analisis
penelusuran kasus kematian pada ibu dan bayi di Kabupaten Jepara
dengan menentukan prioritas masalah dan menentukan solusi pemecahan
masalahnya berdasarkan prioritas masalah.
2. Ruang Lingkup Waktu
Penyelesaian laporan ini dilakukan berdasarkan pengumpulan data
yang dilakukan mulai tanggal 17 Mei s/d 31 Mei 2019.
3. Ruang Lingkup Tempat
Ruang lingkup tempat di Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara yang
meliputi Ruang kesehatan keluarga dan gizi, dan Ruang Promosi
Kesehatan untuk mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan
pelayanan dan kasus kebidanan serta menemukan alternatif solusi
pemecahan masalah.

E. Manfaat
1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara
Untuk membantu mengidentifikasi permasalahan yang berhubungan
dengan masalah kesehatan ibu dan bayi, menemukan penyebab
permasalahan serta menemukan alternatife pemecahan masalah untuk
dijadikan sebagai masukan dalam menyikapi masalah kesehatan
khususnya masalah kesehatan ibu dan bayi, serta pengambilan kebijakan
untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi melalui program-
program pemerintah.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai laporan praktik klinik kebidanan holistik dalam melakukan
penelusuran masalah kebidanan di Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara
dan sebagai literatur kepustakaan.
3. Bagi Mahasiswa
Sebagai acuan dalam pemecahan masalah kesehatan khususnya
kebidanan serta menambah pengetahuan dalam melakukan analisis faktor
penyebab masalah berdasarkan perencanaan, implementasi dan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan Indonesia.

2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2016, Profil Kesehatan


Indonesia, Jakarta.

3. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2016, Profil Kesehatan Jawa


Tengah.

4. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2017, Profil Kesehatan Jawa


Tengah.

5. R.I K. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. 2017.


6. WHO. Trends in Maternal Mortality: 1990 to 2015. Estimates by WHO,
UNICEF, UNFPA, World Bank Group and The United Nations Population
Division. 2015.

7. WHO. World Health Statistics: Monitoring Health for The SDGs. 2017.
8. Indah, Firdayantin Nadiyah. 2019. Manajemen Asuhan Kebidanan
Intranatal Pada Ny “N” dengan Usia Kehamilan Preterm di RSUD Syekh
Yusuf Gowa., Vol. 1 No. 9. Jurnal Midwifery.

9. Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara. 2019


10. Triana, Ani. 2012. Associated Hb and Parity with the Incidence of Intra
Uterine Fetal Death (IUFD) General Hospital Arifin Achmad Pekanbaru.
Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 1, November 2012

Anda mungkin juga menyukai