Anda di halaman 1dari 4

BAGAIMANA PANDANGAN ISLAM TENTANG ZAKAT DAN PAJAK

PENDAHULUAN

Mayoritas penduduk negara Indonesia beragama Islam,yang persentasenya


mencapai 88%,bahkan merupakan jumlah muslim terbesar didunia. Dalam pandangan
Islam,kita sebagai warga negara indonesia yang baik dan beriman,WAJIB bagi kita
untuk membayar ZAKAT dan PAJAK.

A.KONSEP DAN FUNGSI ZAKAT DALAM PANDANGAN ISLAM

1.Pengertian dan Fungsi Zakat


Zakat secara bahasa menurut Sayid Sabiq berasal dari kata “zaka” yang berarti
mensucikan. Secara istilah syara’,zakat ialah suatu nama atau sebutan dari suatu hak
Allah Swt yang dikeluarkan oleh seorang muslim kemudian diberikan kepada fakir
miskin. Dalam Al-Qur’an,Allah Swt telah memerintahkan agar mengambil zakat bagi
orang-orang yang memiliki harta. Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an surah At-
taubah [9]:103,yang artinya : Ambillah shadaqah (zakat) dari sebagian harta
mereka,dengan zakat itu kamu mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka.
Sesungguhnya do’a kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah maha
mendengar lagi maha mengetahui.

2.Istilah Zakat dalam Al-Qur’an dan Hadits


Dalam Al-Qur’an istilah zakat disebut juga dengan istilah shadaqah. Kata
shadaqah adalah nama umum untuk sebuah pemberian yang bersifat materi maupun
non materi.
Allah berfirman :

Yang artinya : Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun


perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya
akan dilipatgandakan (pahalanya) kepada mereka dan bagi mereka pahala yang
banyak“. (QS. Al-Hadid: 18)

3.Landasan Hukum Zakat


Zakat sudah sangat jelas dalilnya,baik dalam Al-Qur’an maupun dalam hadits.
Rasulullah pernah bersabda :

“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa


tidak ada ilah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah,menegakan
shalat,menunaikan zakat. Jika mereka melakukan hal itu maka darah dan harta mereka
akan dilindungi kecuali dengan hak islam dan perhitungan mereka ada pada Allah
ta’ala (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim).

B.PAJAK MENURUT PENGERTIAN UMUM

1.Pengertian Pajak
Menurut Soemitro dalam (Winataputra, dkk., 2016 : 17),pajak ialah peralihan
kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara yang digunakan untuk membiayai
pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan
sumber utama untuk membiayai public investment. Menurut UU No 28 Tahun
2007,pasal 1 : Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak
mendapatkan imbalaan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

2.Fungsi Pajak
Pajak merupakan bagian terbesar dari penerimaan negara kita. Dengan
demikian,pajak sangat penting fungsinya bagi kelangsungan kehidupan
bernegara,khususnya dalam pelaksanaan pembangunan. Karena pajak merupakan
sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk
pengeluaran pembangunan.

C.PENDAPATAN NEGARA MENURUT ISLAM

Pendapatan Negara (Mawarid Ad-Daulah) pada zaman pemerintahan Rasulullah


Muhammad Saw (610-632 M) dan Khulafaurrasyidin (632-650 M) diklarifikasikan
menjadi 3 kelompok,yaitu :
1.Ghanimah
2.Fay’I
3.Shadaqah atau Zakat

1. GHANIMAH,adalah harta rampasan perang yang diperoleh dari kaum


kafir,melalui peperangan
2. FAY’I,adalah harta rampasan yang diperoleh kaum muslim dari musuh tanpa
terjadinya pertempuran

3.ZAKAT,adalah kewajiban kaum muslim atas harta tertentu yang mencapai


nishab tertentu dan dibayar pada waktu tertentu.

Jika terjadi kondisi Baitul Mal kekurangan atau kosong (karena tidak ada
Ghanimah dan Fay’I atau Zakat),maka seorang Imam (Khalifah) tetap wajib
mengadakan tiga kebutuhan pokok rakyatnya yaitu Keamanan,Kesehatan,dan
Pendidikan sebagaimana hadits Rasulullah Saw yang berartikan : “Barang siapa
diantaramu yang bangun dipagi hari dalam kegembiraan,sehat badan,dan mempunyai
bahan makanan pada hari itu,maka ia seolah-olah diberikan seluruh dunia ini.”
(HR.Tirmidzi)

D.UTANG ATAU PAJAK

Jadi dalam hal ini,Khalifah/Imam/Pemimpin Negara punya dua pilihan,yaitu


Utang atau Pajak. Utang mengandung konsekuensi riba dan membebani generasi yang
akan datang. Oleh sebab itu,Pajak merupakan pilihan yang lebih baik karena tidak
menimbulkan beban bagi generasi yang akan datang. Inilah alasan-alasan yang
memunculkan ijtihad baru dikalangan fuqaha,berupa Pajak (Dharibah).
E.HUKUM MEMBAYAR PAJAK DALAM ISLAM

Ulama berbeda pendapat mengenai adakah kewajiban bagi kaum muslim atas
harta selain zakat. Mayoritas fuqaha berpendapat bahwa zakat adalah satu-satunya
kewajiban kaum muslim atas harta. Barang siapa telah menunaikan zakat,maka
bersihlah hartanya dan bebaslah kewajibannya. Dasarnya adalah berbagai hadits
Rasulullah Saw. Selain ada pendapat ulama bahwa dalam harta kekayaan ada
kewajiban lain selain zakat. Jalan tengah dari dua perbedaan pendapat ini adalah
bahwa kewajiban atas harta yang wajib adalah Zakat,namun jika datang kondisi yang
menghendaki adanya keperluan tambahan (darurat),maka akan ada kewajiban
tambahan lain berupa Pajak (Dharibah).
Diperbolehkannya memungut pajak tidak ada alasan lain selain untuk
kemaslahatan umat,karena dana pemerintah tidak mencukupi untuk membiayai
berbagai “pengeluaran” yang jika pengeluaran itu tidak dibiayai,maka timbul
kemudaratan,sedangkan mencegah kemudaratan adalah suatu kewajiban. Dalam
pemungutan pajak ini,negara berkewajiban untuk memenuhi dua syarat,yaitu :

1. Penerimaan hasil-hasil pajak harus dipandang sebagai suatu amanah dan harus
dibelanjakan secara jujur dan efisien untuk merealisasikan tujuan tujuan pajak.

2. Pemerintah harus mendistribusikan beban pajak secara merata di antara mereka


yang wajib membayarnya.

F.LANDASAN HUKUM PAJAK MENURUT ISLAM

Pajak (Dharibah) adalah semata-mata hasil ijtihad Khalifah karena negara


mengalami kondisi krisis. Tidak ada dalil yang tegas mengenai hukum pajak.
Kapan saat mulai diterapkannya pajak didalam pemerintahan islam,belum ada
keterangan yang jelas. Namun,ada keterangan dalam buku Sejarah Perkembangan
Ekonomi Islam oleh Adiwarman A.

Namun demikian,pembahasan tentang pajak dalam Al-Qur’an dilandaskan dasar


hukumnya pada :

a) QS.[2]:177
b) QS.[6]:141
c) QS.[4]:59

Dan Rasulullah pernah bersabda yang artinya “ Di dalam harta terdapat hak-hak yang
lain disamping zakat “. (HR.Thirmidzi)

G.DEFINISI PAJAK MENURUT PANDANGAN ISLAM

Menurut Yusuf Qardhawi,pajak adalah kewajiban yang ditetapkan ,yang harus


disetorkan kepada negara sesuai dengan ketentuan,tanpa mendapat prestasi kembali
dari negara,dan hasilnya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum di satu
pihak dan untuk merealisasi sebagian tujuan ekonomi,sosial,politik dan tujuan-tujuan
yang ingin dicapai negara (Qardhawi, 1973, hal.998)
Menurut Abdul Qadim Zallum berpendapat bahwa pajak adalah harta yang
diwajibkan Allah Swt kepada kaum muslim untuk membiayai berbagai kebutuhan dan
pos-pos pengeluaran yang memang diwajibkan atas mereka,pada kondisi baitul mal
(Abdul Qadim, 2002,hal.138)

Dari definisi tersebut,nampak bahwa definisi yang dikemukakan Abdul Qadim


lebih dekat dan tepat dengan nilai-nilai Syari’ah,karena di dalam definisi ersebut
terangkum lima unsur penting pajak menurut Syari’ah,yaitu :

1. Diwajibkan oleh Allah Swt


2. Obyeknya Harta
3. Subyeknya kaum Muslimin yang kaya
4. Tujuannya untuk membiayai kebutuhan mereka
5. Dilakukan karena adanya kondisi khusus

Karakteristik pajak menurut Syariat adalah sebagai berikut :

1. Pajak bersifat temporer atau hanya boleh dipungut ketika di baitul mal tidak ada
harta atau kurang.
2. Pajak hanya boleh dipungut untuk pembiayaan yang merupakan kewajiban bagi
kaum muslimin dan sebatas jumlah yang diperlukan
3. Pajak hanya diambil dari kaum muslimin
4. Pajak hanya dipungut dari kaum muslimin yang mencukupi
5. Pajak dapat dihapus apabila sudah tidak diperlukan lagi

H.ANALISIS PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ZAKAT DAN PAJAK

Memang terdapat banyak kesamaan antara Zakat dan Pajak,tetapi tidak bisa
dipungkiri bahwa keduanya juga memiliki perbedaan yang hakiki sehingga keduanya
tidak dapat disamakan begitu saja.

Berikut persamaan dan perbedaannya :

1. Zakat dan Pajak bersifat wajib dan mengikat atas harta penduduk suatu negara

2. Zakat dan Pajak harus disetorkan pada lembaga resmi

3. Dari sisi kesamaan dan tujuan antara keduanya yaitu,untuk menyelesaikan


problem ekonomi dan mengentaskan kemiskinan

I.RANGKUMAN

Dalam ajaran Islam,Kewajiban utama kaum muslim atas harta adalah Zakat,akan
tetapi Pajak juga merupakan salah satu landasan untuk mencegah kemiskinan dan
mencapai tujuan-tujuan lain sebuah negara asalkan sesuai syariat ajaran Islam.

Anda mungkin juga menyukai