Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sumber daya alam adalah semua yang terdapat di alam (kekayaan alam) yang
dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi segala kebutuhan hidupnya.
Sumber daya alam terbagi dua yaitu sumber daya alam hayati dan sumber daya
alam non hayati. Sumber daya alam hayati disebut juga sumber daya alam biotik
yaitu semua yang terdapat di alam (kekayaan alam) berupa makhluk hidup.
Sedangkan sumber daya alam non hayati atau sumber daya alam abiotik adalah
semua kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia berupa benda
mati.Indonesia merupakan negara yang kaya dengan sumber daya alamnya, baik
sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam non hayati. Kekayaan alam
Indonesia terdapat di permukaan bumi, di dalam perut bumi, di laut dan di udara.
Berdasarkan ketersediaanya sumber daya alam terbagi dalam dua kelompok besar
yaitu sumber daya alam yang dapat diperbarui dan sumber daya alam yang tidak
dapat diperbarui.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Eksplorasi

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)


Eksplorasi adalah Penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan
lebih banyak tentang keadaan, terutama sumber-sumber alam yang terdapat di
tempat itu; penyelidikan; penjajakan.

Menurut Situs Wikipedia Berbahasa Inodenisia (Id.Wikipedia.Org)


Eksplorasi adalah tindakan atau mencari atau melakukan perjalanan dengan tujuan
menemukan sesuatu; misalnya daerah yang tak dikenal, termasuk antariksa
(penjelajahan angkasa), minyak bumi (explorasi minyak bumi), gas alam, batu
bara, mineral, gua, air, ataupun informasi.

Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI)

Eksplorasi adalah kegiatan penyelidikan geologi yang dilakukan untuk


mengidentifikasi,menetukan lokasi, ukuran, bentuk, letak, sebaran, kuantitas dan
kualitas suatu endapan bahan galian untuk kemudian dapat dilakukan
analisis/kajian kemungkinan dilakukanya penambangan.

Dari ke-tiga pengertian tentang eksplorasi diatas, dapat disimpulkan


bahwa Eksplorasi adalah suatu kegiatan lanjutan dari prospeksi yang meliputi
pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui ukuran,bentuk, posisi, kadar rata-rata dan
besarnya cadangan serta “studi kalayakan” dari endapan bahan galian atau
mineral berharga yang telah diketemukan.

Sedangkan Studi Kelayakan adalah pengkajian mengenai aspek teknik dan


prospek ekonomis dari suatu proyek penambangan dan merupakan dasar
keputusan investasi. Kajian ini merupakan dokumen yang memenuhi syarat dan
dapat diterima untuk keperluan analisa bank/lembaga keungan lainnya dalam
kaitannya dengan pelaksanaan investasi atau pembiayaan proyek. Studi ini
meliputi Pemeriksaanseluruh informasi geologi berdasarkan lkaporan eksplorasi
dan factor-faktor ekonomi, penambangan, pengolahan, pemasaran
hokum/perundang-undangan, lingkungan, social serta factor yang terkait.

Eksplorasi adalah penyelidikan lapangan untuk mengumpulkan data/informasi


selengkap mungkin tentang keberadaan sumberdaya alam di suatu tempat.

Kegiatan eksplorasi sangat penting dilakukan sebelum pengusahaan bahan


tambang dilaksanakan mengingat keberadaan bahan galian yang penyebarannya
tidak merata dan sifatnya sementara yang suatu saat akan habis tergali. Sehingga
untuk menentukan lokasi sebaran, kualitas dan jumlah cadangan serta cara
pengambilannya diperlukan penyelidikan yang teliti agar tidak membuang tenaga
dan modal, disamping untuk mengurangi resiko kegagalan, kerugian materi,
kecelakaan kerja dan kerusakan lingkungan.

Eksplorasi, disebut juga penjelajahan atau pencarian, adalah tindakan mencari


atau melakukan penjelajahan dengan tujuan menemukan sesuatu; misalnya daerah
tak dikenal, termasuk antariksa (penjelajahan angkasa), minyak bumi (eksplorasi
minyak bumi), gas alam, batubara, mineral, gua, air, ataupun informasi.

Suatu kegiatan eksplorasi harus direncanakan sebaik - baiknya dengan


memperhitungkan untung - ruginya, efisiensi, ekonomis serta kelestarian
lingkungan daerah eksplorasi tersebut.
Perencanaan eksplorasi meliputi beberapa hal sebagai berikut :
 Pemilihan daerah eksplorasi.
 Studi pendahuluan.
 Perencanaan eksplorasi dan pembiayaannya.
 Hasil serta tujuan yang didapatkan dari seluruh operasi.

Pengertian eksplorasi di "Abad Informasi dan Spiritual" saat ini, juga meliputi
tindakan pencarian akan pengetahuan yang tidak umum atau pencarian akan
pengertian metafisika-spiritual; misalnya tentang kesadaran (consciousness),
cyberspace atau noosphere. Istilah ini dapat digunakan pula untuk mengambarkan
masuknya budaya suatu masyarakat untuk pertama kalinya ke dalam lingkungan
geografis atau budaya dari masyarakat lainnya. Meskipun eksplorasi telah terjadi
sejak awal keberadaan manusia, kegiatan eksplorasi dianggap mencapai
puncaknya pada saat terjadinya Abad Penjelajahan, yaitu ketika para pelaut Eropa
menjelajah ke seluruh penjuru dunia untuk menemukan berbagai daerah dan
budaya baru.

Kegiatan eksplorasi terdiri atas berbagai penyelidikan yang mendukungnya.


Penyelidikan tersebut adalah :
a) PENYELIDIKAN GEOLOGI
b) PENYELIDIKAN GEOKIMIA
Penyelidikan ini dilaksanakan untuk mengetahui perkiraan kadar logam,
senyawa kimia dan unsur-unsur penyerta dimana logam tersebut berada.
c) PENYELIDIKAN GEOFISIKA
Penyelidikan ini terdiri atas 4 metode yaitu :
a) Metode Geolistrik
b) Metode Seismik
c) Metode Magnet
d) Metode Gaya berat/Gravitasi
d ) PEMBIRAN EKSPLORASI
Dilaksanakan untuk mengetahui kedalaman mineral, kualitas dan kalkulasi
cadangan kasar/minimum untuk dapat ditambang secara ekonomis.

2.2. Maksud Dan Tujuan Eksplorasi

Tujuan dilakukannya eksplorasi adalah untuk mengetahui sumber daya cebakan


mineral secara rinci, yaitu untuk mengetahui, menemukan, mengidentifikasi dan
menentukan gambaran geologi dalam pemineralaran berdasarkan ukuran, bentuk,
sebaran, kuantitas dan kualitas suatu endapan mineral untuk kemudian dapat
dilakukan pengembangan secara ekonomis.

 Kegiatan untuk mengetahui keberadaan endapan bahan galian dengan


menggunakan metode tertentu.
 Mengetahui jenis bahan galian dan sebaran di permukaan.
 Mengetahui sebaran bahan galian kearah dalam dan bentuknya.
 Mengetahui besaran dannilai ekonominya (sumber daya mineral dan
cadangan)
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Cara Eksplorasi

Penggunaan atau pemilihan cara eksplorasi tergantung pada :

 Tahap eksplorasi.
 Jenis bahan galian.
 Bentuk endapan dan sebaran bahan berharganya

2.3.1 Tahapan Eksplorasi


Tahapan dalam pekerjaan eksplorasi :
1. Penyelidikan Umum
a) STUDY PUSTAKA
 Keadaan geologi regional
 Keadaan tektonik
 Keadaan paleogeography setting
 Batasan luas daerah kerja
b) PENGECEKAN DILAPANGAN
 Mencari singkapan batuan dan batubara
 Mengambil contoh batuan dan batubara

2. Penyelidikan Pendahuluan
a) MEMETAKAN DAERAH KEGIATAN
 Pemetaan Topografi
 Pemetaan Foto Udara
b) INTERPRETASI KEADAAN GEOLOGI
 Stratigrafi Kedudukan Batubara
 Struktur Geologi
c) PEMBORAN
 Korelasi
 Hasil Perhitungan Cadangan
 Bentuk Geometri Cadangan
 Perkiraan Kualitas
3. Penyelidikan Detail
a) PEMBORAN
 Bentuk geometri endapan batubara lebih teliti dan perhitungan cadangan
 Anomaly geologi (sesar)
 Kualitas batubara (Analisa laboratorium dan sifat batubara)

b) GEOFISIKA
 Stratigrafi kedudukan batubara lebih teliti
 Struktur geologi
 Bentuk endapan batubara

c) PENENTUAN METODE PENAMBANGAN


4. Commercial Exploration Programme

2.4 Metode Eksplorasi


Metoda dalam eksplorasi dapat digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu :

1) Metoda langsung, terdiri dari :

a) Metoda langsung di permukaan


b) Metoda langsung di bawah permukaan

2) Metoda tidak langsung, terdiri dari :

a) Metoda tidak langsung cara geokimia yang mencakup antara lain mengenai
bed rock, soil, air, vegetasi dan stream deposit.

b) Metoda tidak langsung cara geofisika yang mencakup beberapa cara yaitu
cara magnetik (sudah jarang digunakan), gravitasi (sudah jarang digunakan),
cara seismik yang terdiri dari cara reflaksi dan refleksi, cara listrik
(resistifity), dua cara yang terakhir yaitu cara radiokatif yang masih jarang
digunakan, hal ini disebabkan karena cara ini relatif lebih mahal dan lebih
rumit dari cara - cara sebelumnya.
2.4.1 Metode Langsung

A). Metode Langsung Permukaan


Metoda ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu :
a) Penyelidikan Singkapan (Out Crop)
Singkapan segar umumnya dijumpai pada :
1) Lembah-lembah sungai, hal ini dapat terjadi karena pada lembah sungai
terjadi pengikisan oleh air sungai sehingga lapisan yang menutupi tubuh
batuan tertransportasi yang menyebabkan tubuh batuan nampak sebagai
singkapan segar
2) Bentuk-bentuk menonjol pada permukaan bumi, hal ini terjadi secara alami
yang umumnya disebabkan oleh pengaruh gaya yang berasal dari dalam
bumi yang disebut gaya endogen misalnya adanya letusan gunung berapi
yang memuntahkan material ke permukaan bumi dan dapat juga dilihat dari
adanya gempa bumi akibat adanya gesekan antara kerak bumi yang dapat
mengakibatkan terjadinya patahan atau timbulnya singkapan ke permukaan
bumi yang dapat dijadikan petunjuk letak tubuh batuan.

b) Tracing Float (Penjejakan)


Float adalah fragmen-fragmen atau potongan-potongan biji yang berasal dari
penghancuran singkapan yang umumnya disebabkan oleh erosi, kemudian
tertransportasi yang biasanya dilakukan oleh air, dan dalam melakukan tracing
kita harus berjalan berlawanan arah dengan arah aliran sungai sampai float dari
bijih yang kita cari tidak ditemukan lagi, kemudian kita mulai melakukan
pengecekan pada daerah antara float yang terakhir dengan float yang
sebelumnya dengan cara membuat parit yang arahnya tegak lurus dengan arah
aliran sungai, tetapi jika pada pembuatan parit ini dirasa kurang dapat
memberikan data yang diinginkan maka kita dapat membuat sumur uji
sepanjang parit untuk mendata tubuh batuan yang terletak jauh dibawah over
burden.
c) Tracing dengan Panning (Mendulang)
Caranya sama seperti tracing float, tetapi bedanya terdapat pada ukuran butiran
mineral yang dicara biasanya cara ini digunakan untuk mencari jejak mineral
yang ukurannya halus dan memiliki masa jenis yang relatif besar. Persamaan
dari cara tracing yaitu pada kegiatan lanjutan yaitu trencing atau test pitting.
Cara-cara tracing, baik tracing float maupun tracing dengan panning akan
dilanjutkan dengan cara trenching atau test pitting.

1) Trenching (Pembuatan Parit)


Pembuatan parit memiliki keterbatasan yaitu hanya bisa dilakukan pada
overburden yang tipis, karena pada pembuatan parit kedalaman yang efektif
dan ekonomis yang dapat dibuat hanya sedalam 2 - 2,5 meter, selebih dari
itu pembuatan parit dinilai tidak efektif dan ekonomis. Pembuatan parit ini
dilakukan dengan arah tegak lurus ore body dan jika pembuatan parit ini
dilakukan di tepi sungai maka pembuatan parit harus tegak lurus dengan
arah arus sungai.
Paritan dibangun dengan tujuan untuk mengetahui tebal lapisan permukaan,
kemiringan perlapisan, struktur tanah dan lain-lain.

2) Test Pitting (Pembuatan Sumur Uji)


Jika dengan trenching tidak dapat memberikan data yang akurat maka
sebaiknya dilakukan test pitting untuk menyelidiki tubuh batuan yang
letaknya relatif dalam. Kita harus ingat bahwa pada test pitting kita harus
memilih daerah yang terbebas dari bongkahan-bongkahan maka hal ini akan
menyulitkan kita pada waktu pembuatan sumur uji dan juga daerah yang
hendak kita buat sumur uji harus bebas dari air, karena dengan adanya air
dapat menyulitkan kita pada waktu melakukan penyelidikan struktur batuan
yang terdapat pada sumur uji yang kita buat. Pada pembuatan sumur uji ini
kita juga harus mempertimbangkan faktor keamanan, kita harus dapat
membuat sumur dengan penyangga sesedikit mungkin tetapi tidak mudah
runtuh. Hal ini juga akan mempengaruhi kenyamanan pada waktu
melakukan penelitian. Kedalaman sumur uji yang kita buat bisa mencapai
kedalaman sampai 30 meter.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dari penggalian sumur adalah gejala
longsoran, keluarnya gas beracun, bahaya akan banjir dan lain-lain.

B). Metode Langsung Bawah Permukaan


Eksplorasi langsung bawah permukaan dilakukan bila tidak ada singkapan di
permukaan atau pada eksplorasi permukaan tidak dapat memberikan informasi
yang baik, karena pada eksplorasi langsung permukaan, kedalaman maksimum
yang dapat dicapai + 30 meter. Eksplorasi langsung bawah permukaan juga dapat
dilakukan apabila keadaan permukaan memungkinkan untuk diadakan eksplorasi
bawah permukaan, sebab apabila permukaan tidak memungkinkan, misalnya
permukaan itu tergenang air atau tertutup bongkah batu yang tidak stabil, maka
hal ini akan memberikan resiko yang besar jika dilakukan eksplorasi permukaan.

Dalam eksplorasi bawah permukaan ada hal-hal yang harus diperhatikan


misalnya, pekerjaan harus berlangsung tetap didalam badan bijih, hal ini untuk
memudahkan diadakan pengamatan dan proses sampling pekerjaan juga
diusahakan dimulai dari daerah-daerah yang memiliki singkapan yang baik,
karena dengan singkapan yang baik dapat memudahkan kita untuk menentukan
strike atau dipnya, yang tidak kalah pentingnya yang harus diperhatikan adalah
masalah biaya, dimana dalam pekerjaan eksplorasi ini biaya tidak boleh terlalu
besar, hal ini bertujuan untuk menghindari adanya dana yang terbuang percuma
jika nantinya eksplorasi yang dilakukan hasilnya mengecewakan.
Eksplorasi bawah permukaan dapat dilakukan dengan membuat Tunel, Shaft,
Drift, Winse dan lain-lain.
Tunnel = Suatu lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang menembus
kedua kaki bukit.

Shaft = Suatu lubang bukaan yang menghubungkan tambang bawah tanah


dengan permukaan bumi dan berfungsi sebagai jalan pengangkutan
karyawan serta alat-alat kebutuhan tambang, ventilasi dan penirisan.

Drift = Suatu bukaan mendatar yang dibuat dekat atau pada endapan bijih
yang arahnya sejajar dengan jurus atau dimensi terpanjang dari
endapan bijihnya (dalam pengeboran).
Winze = Lubang bukaan vertikal atau arah miring yang dari “level” ke arah
“level” yang dibawahnya.

Eksplorasi bawah tanah juga dapat dilakukan dengan pengeboran inti. Pengeboran
sumur minyak yang pertama dilakukan oleh Kol. Drake pada tahun 1959 dengan
menggunakan bor (RIG) permanen (tidak dapat dipindah-pindah) dan pada
pengeborannya menggunakan sistem perkusif (tumbuk), pada pengeboran ini
kedalaman maximum yang dapat dicapai adalah 60 ft (+ 20 m) dengan bor lurus
(vertical drilling).

Saat ini pengeboran dilakukan dengan teknik bor putar (rotary drilling) dengan
menara bor yang dapat dipindah-pindah (portablering) dan dilakukan dengan
beberapa cara pengeboran yaitu dengan cara perkusif, rotasi atau dengan perkusif-
rotasi. Pemboran dapat dilakukan di darat maupun di laut (on shore atau off
shore). Pemboran tidak terbatas pada pemboran decara vertikal saja tetapi dapat
dilakukan secara miring (kemiringan dapat mencapai 90o), apabila saat
pengeboran kita menemukan batuan yang keras dan susah ditembus oleh mata
bor, maka dengan teknologi sekarang, pipa yang berada jauh di dalam tanah dapat
dirubah arahnya (dibelokkan) untuk menghidari batuan yang keras tersebut.

Pengeboran yang dilakukan pada eksplorasi bertujuan untuk mengambil contoh


(sampling) untuk diamati, pengeboran juga bisa bertujuan untuk produksi atau
konstruksi (misalnya air tanah, minyak bumi) dan pemboran dapat juga untuk
memudahkan proses peledakan (pada kegiatan penambangan material keras). Dari
data pengeboran dan sampling kita dapat membuat peta stratigrafi daerah
pengeboran. Dari peta ini kita dapat mengetahui susunan batuan dan ketebalan
cadangan dan akhirnya kita dapat memperkirakan besar cadangan secara
keseluruhan.
2.4.2 Metode Tidak Langsung

A). Metode Tidak Langsung Cara Geofisika


Geofisika merupakan disiplin ilmu atau metoda untuk memperkirakan lokasi
akumulasi bahan/tambang dengan cara pengukuran besaran-besaran fisik batuan
bawah permukaan bumi. Metoda yang dapat dilakukan eksplorasi geofisika
Diantaranya :

a) Metoda Gravitasi

Metoda ini berdasarkan hukum gaya tarik antara dua benda di alam. Bumi sebagai
salah satu benda di alam juga menarik benda-benda lain di sekitarnya. Kalau
sebuah bandul digantung dengan sebuah pegas, maka pegas tersebut akan
merengganng akibat bandulnya mengalami gravitasi, di tempat yang gravitasinya
rendah maka regangan tadi kecil dan di tempat yang gravitasinya besar maka
regangan tadi juga lebih besar. Dengan demikian dapat diperkirakan bentuk
struktur bawah tanah dari melihat besarnya nilai gravitasi dari bermacam-macam
lokasi dari suatu daerah penyelidikan.

Di lapangan besarnya gravitasi ini diukur dengan alat yang disebut gravimeter,
yaitu suatu alat yang sangat sensitif dan presisi. Gravimeter bekerja atas dasar
“torsion balance”, maupun bantuk atau pendulum, dan dapat mengukur perbedaan
yang kecil dalam gravitasi bumi di berbagai lokasi pada suatu daerah
penyelidikan. Gaya gravitasi bumi dipengaruhi oleh besarnya ukuran batuan,
distribusi atau penyebaran batuan, dan kerapatan (density) dari batuan. Jadi kalau
ada anomali gravitasi pada suatu tempat, mungkin di situ terdapat struktur
tertentu, seperti lipatan, tubuh intrusi dangkal, dan sebagainya. Juga jalur suatu
patahan besar, meskipun tertutup oleh endapan aluvial, sering dapat diketahui
karena adanya anomali gravitasi.

b) Metoda Magnetik

Bumi adalah suatu planet yang bersifat magnetik, dimana seolah-olah ada suatu
barang magnet raksasa yang membujur sejajar dengan poros bumi. Teori modern
saat ini mengatakan bahwa medan magnet tadi disebabkan oleh arus listrik yang
mengalir pada inti bumi. Setiap batang magnet yang digantung secara bebas di
muka bumi. Di setiap titik permukaan bumi medan magnet ini memiliki dua sifat
utama yang penting di dalam eksplorasi, yaitu arah dan intensitas. Arah dari
medan magnet dinyatakan dalam cara-cara yang sudah lazim, sedang intensitas
dinyatakan dalam apa yang disebut gamma. Medan magnet bumi secara normal
memiliki intensitas 35.000 sampai 70.000 gamma jika diukur pada permukaan
bumi. Bijih yang mengandung mineral magnetik akan menimbulkan efek
langsung pada peralatan, sehingga dengan segera dapat diketahui.
Metoda eksplorasi dengan magneti sangat berguna dalam pencarian sasaran
eksplorasi sebagai berikut :
 Mencari endapan placer magnetik pada endapan sungai
 Mencari deposit bijih besi magnetik di bawah permukaan
 Mencari bijih sulfida yang kebetulan mengandung mineral magnetit sebagai
mineral ikutan
 Intrusi batuan basa dapat diketahui kalau kebetulan mengandung magnetit
dalam jumlah cukup
 Untuk dapat mengetahui ketebalan lapisan penutup pada suatu batuan beku
yang mengandung mineral magnetik.

C ) Metoda Seismik

Metoda ini jarang dipergunakan dalam penyelidikan pertambangan bijih tetapi


banyak dipergunakan dalam penyelidikan minyak bumi. Suatu gempa atau getaran
buatan dibuat dengan cara meledakan dinamit pada kedalaman sekitar 3 meter dari
permukaan bumi dan kecepatan merambatnya getaran yang terjadi diukur. Untuk
mengetahui kecepatan rambatan getaran tersebut pada perlapisan-perlapisan
batuan, disekitar titik ledakan dipasang alat penerima getaran yang disebut geofon
(seismometer). Geofon-geofon yang dipasang secara teratur di sekitar lobang
ledakan tadi akan terbias atau refraksi. Dengan mengetahui waktu ledakan dan
waktu kedatangan gelombang-gelombang tadi, maka dapat diketahui kecepatan
rambatan waktu getaran melalui perlapisan-perlapisan batuan. Dengan demikian
konfigurasi struktur bahwa permukaan dapat diketahui. Gelombang akan
merambat dengan kecepatan yang berbeda pada batuan yang berbeda-beda.
Geophone merupakan alat penerima gelombang yang dipantulkan kepermukaan,
hidrophone untuk gelombang di dasar laut.
Cepat rambat gelombang seismik pada batuan tergantung pada :
 Jenis batuan
 Derajat pelapukan
 Derajat pergerakan
 Tekanan
 Porositas (kadar air)
 Umur (diagenesa, konsolidasi, dll)

d ) Metode Geolistrik

Dalam metoda ini yang diukur adalah tahanan jenis (resistivity) dari batuan. Yang
dimaksud dengan tahanan jenis batuan adalah tahanan yang diberikan oleh masa
batuan sepanjang satu meter dengan luas penampang satu meter persegi kalau
dialiri listrik dari ujung ke ujung, satuannya adalah Ohm-m2/m atau disingkat
Ohm-meter.

Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi biasanya dipakai
sistem empat elektrode yang dikontakan dengan baik pada bumi. dua elektrode
dipakai untuk memasukan arus listrik ke dalam bumi, disebut elektrode arus
(current electrode) disingkat C, dan dua elektrode lainnya dipakai untuk mengukur
voltage yang timbul karena arus tadi, elektrode ini disebut elektrode potensial atau
“potential electode” disingkat P. ada beberapa cara dalam penyusun ke empat
elektode tersebut, dua diantaranya banyak yang dipakai adalah cara Wenner dan
cara Shlumberger.

B). Metode Tidak Langsung Cara Geokimia


Pengukuran sistimatika terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace elements) pada
batuan, tanah, stream, air atau gas.
Tujuannya untuk mencari anomali geokimia berupa konsentrasi unsur-unsur yang
kontras terhadap lingkungannya atau background geokimia. Anomali dihasilkan
dari mobilitas dan dispresi unsur-unsur yang terkonsentrasi pada zona
mineralisasi. Anomali merupakan perbedaan-perbedaan yang mencolok antara
satu titik atau batuan dengan titik lainnya.
Pada dasarnya eksplorasi jenis ini lebih cenderung untuk menentukan perbedaan
mendasar (anomali) unsur-unsur yang terdapat pada tanah atau sampel yang kita
cari. Proses untuk membedakan unsur ini dilakukan dengan beberapa reaksi
kimia. Setelah mengetahui metodanya kita memasuki pemilihan alat dan
pemilihan anggota serta apa-apa yang mesti dipersiapkan, misalkan sbb :
a) Pemilihan Anggota Tim atau Tenaga Ahli
 Geologist.
 Geophysist.
 Exploration Geologist.
 Geochemist.
 Operator Alat, dll.
b) Rencana Biaya
c) Pemilahan waktu yang tepat
d) Penyiapan Peralatan atau Perbekalan
 Peta Dasar.
 Alat Surveying, Alat Ukur atau GPS.
 Alat kerja (Palu, Alat Geofisika, Kompas, Alat Sampling, Meteran, Altimeter,
Kantong sampel, Alat bor)
 Alat Tulis.
 Alat Komunikasi.
 Keperluan sehari - hari.
 Obat - obatan atau P3K.
e) Sesampai di Lapangan :
 Membuat base camp (perkemahan).
 Mencek peralatan atau perbekalan.
 Melakukan quick survey di daerah penelitian untuk menentukan langkah-
langkah lebih lanjut.
 Menentukan evaluasi rencana dan perubahan-perubahan sesuai dengan
keadaan sebenarnya (bila perlu).
1.5 Kegiatan Eksplorasi

Pengkajian data sekunder, Pengkajian data primer, pengolahan data, dan


penyusunan laporan.
Pengkajian data sekunder:
 Mempelajari laporan terdahulu.
 Mempelajari peta - peta.
⇒ Menentukan rencana kegiatan atau eksplorasi.
Pengkajian data primer :
 Pengamatan dan pencatatan data di lapangan : singkapan, bongkah, parit dan
sumur uji, hasil pemboran.
 Pengambilan percontoh (pemercontohan).
Pengolahan data :
 Analisis petrografi, mineragrafi, kimia.
 Pengambaran peta sebaran bahan galian.
 Rekonstruksi data permukaan dan bawah permukaan.

Anda mungkin juga menyukai