Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERENCANAAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


PADA LANSIA DENGAN MASALAH KOMUNIKASI
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik

Disusun oleh :
Kelompok 2 :

1. Annisa Nur Syifa 6. Lia Hartati


2. Eka Widya 7. Mahmudin
3. Iim Nurkhotimah 8. Silvia Esterlita
4. Indra Sudrajat 9. Teguh Wahyudin
5. Izmi Novita Dewi 10. Yuliani Suhesti

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YPIB
MAJALENGKA
Jalan Gerakan Koperasi No. 003 Majalengka 45411
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Rahmat dan Karunia-Nya, kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah
ini dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya.
Makalah ini berjudul “Perencanaan Diagnosa Keperawatan Pada Lansia
Dengan Masalah Komunikasi”, untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen
pembimbing mata kuliah Keperawatan Gerontik. Selain itu juga, makalah ini
diharapkan mampu menjadi sumber pembelajaran bagi kita semua untuk mengerti
ilmu yang menjadi penunjang dari keperawatan gerontik.
Makalah ini dibuat dengan meninjau beberapa sumber dan
menghimpunnya menjadi kesatuan yang sistematis. Terimakasih kami ucapkan
kepada semua pihak yang menjadi sumber referensi bagi kami. Terimakasih juga
kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang terkait dalam pembuatan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca sekalian. Kami sebagai
penyusun menyadari bahwa makalah ini memiliki kekurangan dan kelebihan, baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Majalengka,29 April 2019

Penyusun

KEPERAWATAN GERONTIK | i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
D. Manfaat ........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Teknik Komunikasi pada Lansia ................................................................. 3
B. Teknik Pendekatan pada Lansia .................................................................. 4
C. Keterampilan Komunikasi pada Lansia ...................................................... 6
D. Perencanaan pada Lansia dengan Kerusakan Komunikasi Verbal ............. 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 9
B. Saran ............................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA

KEPERAWATAN GERONTIK | ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang
memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan dan
meningkatkan kontrak dengan oran lain karena komunikasi dilakukan oleh
seseorang, setiap hari orang seringkali salah berpikir bawa komunikasi adalah
sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah proses yang kompleks yang
melibatkan tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan individu
berasosiasi dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Hal itu
merupakan peristiwa yang terus berlangsung secara dinamis yang maknanya
dipacu dan ditransmisikan. Untuk memperbaiki interpretasi pasien terhadap
pesan, perawat harus tidak terburu-buru dan mengurangi kebisingan dan
distraksi. Kalimat yang jelas dan mudah dimengerti dipakai untuk
menyampaikan pesan karena arti suatu kata sering kali telah lupa atau ada
kesulitan dalam mengorganisasi dan mengekspresikan pikiran. Instruksi yang
berurutan dan sederhana dapat dipakai untuk mengingatkan pasien dan sering
sangat membantu. (Bruner & Suddart, 2001 : 188).
Komunikasi adalah proses interpersonal yang melibatkan perubahan
verbal dan non verbal dari informasi dan ide. Kominikasi mengacu tidak hanya
pada isi tetapi juga pada perasaan dan emosi dimana individu menyampaikan
hubungan ( Potter-Perry, 301 ). Komunikasi pada lansia membutuhkan peratian
khusus. Perawat harus waspada terhadap perubahan fisik, psikologi, emosi, dan
sosial yang memperngaruhi pola komunikasi. Perubahan yang berhubungan
dengan umur dalam sistem auditoris dapat mengakibatkan kerusakan pada
pendengaran. Perubahan pada telinga bagian dalam dan telinga mengalangi
proses pendengaran pada lansia sehingga tidak toleran teradap suara

KEPERAWATAN GERONTIK | 1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Apa saja teknik komunikasi pada lansia ?
2. Apa saja teknik pendekatan pada lansia ?
3. Bagaimana keterampilan komunikasi pada lansia ?
4. Bagaimana perencanaan pada lansia dengan kerusakan komunikasi verbal ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui teknik komunikasi pada lansia.
2. Untuk mengetahui apa saja teknik pendekatan pada lansia.
3. Untuk mengetahui bagaimana keterampilan komunikasi pada lansia.
4. Untuk mengetahui perencanaan pada lansia dengan kerusakan komunikasi
verbal.

D. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini, yaitu :
Agar pembaca lebih mengetahui dan memahami tentang komunikasi
pada lansia dan perencanaan asuhan pada lansia dengan masalah komunikasi,

KEPERAWATAN GERONTIK | 2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teknik Komunikasi pada Lansia


Adanya hambatan komunikasi kepada lansia merupkan hal yang wajar
seiring dengan menurunnya fisik dan psikis klien namun sebagai tenaga
kesehatan yang professional perawat di tuntut mampu mengatasi hambatan
tersebut untuk itu perlu adanya teknik atau tips-tips tertentu yang perlu di
perhatikan agar komunikasi berjalan dengan efektif antara lain:
1. Selalu mulai komunikasi dengan mengecek pendengaran klien.
2. Keraskan suara Anda jika perlu.
3. Dapatkan perhatian klien sebelum berbicara. Pandanglah dia agar dia dapat
melihat mulut Anda.
4. Atur lingkungan sehingga menjadi kondusif untuk komunikasi yang baik.
Kurangi gangguan visual dan auditory. Pastikan adanya pencahayaan yang
cukup.
5. Ketika merawat orang tua dengan gangguan komunikasi, ingat
kelemahannya. Jangan menganggap kemacetan komunikasi merupakan hasil
bahwa klien tidak kooperatif.
6. Jangan berharap untuk berkomunikasi denagn cara yang sama dengan orang
yang tidak mengalami gangguan. Sebaliknya bertindaklah sebagai partner
yang tugasnya memfasilitasi klien untuk mengungkapkan perasaan dan
pemahamannya.
7. Berbicara dengan pelan dan jelas saat menatap matanya gunakan kalimat
pendek dengan bahasa yang sederhana.
8. Bantulah kata-kata Anda dengan isyarat visual.
9. Serasikan bahasa tubuh Anda dengan pembicaraan Anda, misalnya ketika
melaporkan hasil tes yang di inginkan, pesan yang menyatakan bahwa berita
tersebut adalah bagus seharusnya di buktikan dengan ekspresi, postur dan
nada suara Anda yang menggembirakan (misalnya dengan senyum, ceria
atau tertawa secukupnya).

KEPERAWATAN GERONTIK | 3
10. Ringkaslah hal-hal yang paling penting dari pembicaraan tersebut.
11. Berilah klien waktu yang banyak untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan Anda.
12. Biarkan ia membuat kesalahan jangan menegurnya secara langsung, tahan
keinginan Anda menyelesaikan kalimat.
13. Jadilah pendengar yang baik walaupun keinginan sulit mendengarkannya.
14. Arahkan ke suatu topik pada suatu saat.
15. Jika mungkin ikutkan keluarga atau yang merawat ruangan bersama Anda.
Orang ini biasanya paling akrab dengan pola komunikasi klien dan dapat
membantu proses komunikasi.

B. Teknik Pendekatan pada Lansia


Teknik Pendekatan dalam Perawatan Lansia pada Konteks Komunikasi
dan Reaksi Penolakan
1. Teknik pendekatan dalam perawatan lansia pada konteks komunikasi
a. Pendekatan Fisik
Mencari kesehatan tentang kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian yang
di alami, perubahan fisik organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa
di capai dan di kembangkan serta penyakit yang dapat di cegah
progresifitasnya.
b. Pendekatan Psikologis
Pendekatan ini bersifat abstrak dan mengarah pada perubahan perilaku,
maka umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama. Untuk
melaksanakan pendekatan ini, perawat sebagai konselor, advokat
terhadap segala sesuatu yang asing atau sebagai pena,pung masalah
pribadi dan sebagai sahabat yang akrab bagi klien.
c. Pendekatan Sosial
Pendekatan ini di laksanakan meningkatkan keterampilan berinteraksi
dengan lingkungan. Mengadakan diskusi tukar fikiran bercerita serta
bermain merupakan implementasi dari pendekatan ini agar klien dapat
berinteraksi dengan sesama lansia maupun dengan petugas kesehatan.

KEPERAWATAN GERONTIK | 4
d. Pendekatan Spiritual
Perawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalam hubungannya
dengan tuhan atau agama yang di anutnyaterutama pada saat klien sakit
atau mendekati kematian.

Teknik pendekatan dalam perawatan lansia pada reaksi penolakan, yaitu :


Penolakan adalah ungkapan ketidakmampuan sesorang untuk mengakui
secara sadar terhadap pikiran, keiinginan, perasaan atau kebutuhan pada
kejadian – kejadian nyata sesuatu yang merupakan reaksi ketidaksiapan lansia
menerima perubahan yang terjadi pada dirinya.
Ada beberapa langkah yang bisa di laksanakan untuk menghadapi klien
lansia dengan penolakan antara lain:
1. Penolakan segera reaksi penolakan klien
Yaitu membiarkan lansia bertingkah laku dalam tenggang waktu
tertentu. Langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Identifikasi pikiran yang paling membahayakan dengan cara observasi
klien bila sedang mengalami puncak reaksi.
b. Ungkapkan kenyataan yang dialami klien secara perlahan di mulai dari
kenyataan yang merisaukan.
c. Jangan menyongkong penolakan klien, akan tetapi berikan perawatan
yang cocok bagi klien dan bicarakan sesering mungkin jangan sampai
menolak.
2. Orientasikan klien lansia pada pelaksanaan perawatan sendiri
Langkah ini bertujuan mempermudah proses penerimaan klien
terhadap perawatan yang akan dilakukan serta upaya untuk memandikan
klien, antara lain:
a. Libatkan klien dalam perawatan dirinya, misalnya dalam perencanaan
waktu, tempat dan macam perawatan.
b. Puji klien lansia karena usahanya untuk merawat dirinya atau mulai
mengenal kenyataan.

KEPERAWATAN GERONTIK | 5
c. Membantu klien lansia untuk mengungkapkan keresahan atau perasaan
sedihnya dengan mempergunakan pertanyaan terbuka, mendengarkan
dan meluangkan waktu bersamanya.
3. Libatkan keluarga atau pihak terdekat dengan tepat
Langkah ini bertujuan untuk membantu perawat atau petugas
kesehatan memperoleh sumber informasi atau data klien dan
mengefektifkan rencana atau tindakan dapat terealisasi dengan baik dan
cepat. Upaya ini dapat dlaksanakan dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Melibatkan keluarga atau pihak terkait dalam membantu klien lansia
menentukan perasaannya.
b. Meluangkan waktu untuk menerangkan kepada mereka yang
bersangkutan tentang apa yang sedang terjadi pada klien lansia serta hal –
hal yang dapat dilakukan dalam rangka membantu.
c. Hendaknya pihak – pihak lain memuji usaha klien lansia untuk menerima
kenyataan.
d. Menyadarkan pihak lain akan pentingnya hukuman (bukan hukuman
fisik) apabila klien lansia mempergunakan penolakan atau denial.

C. Keterampilan Komunikasi pada Lansia


Keterampilan komunikasi terapeutik, dapat melalui:
1. Perawat membuka wawancara dengan memperkenalkan diri dan
menjelaskan tujuan dan lama wawancara
2. Berikan waktu yang cukup kepada pasien untuk menjawab, berkaitan
dengan pemunduran kemampuan untuk merespon verbal.
3. Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar belakang
sosiokulturalnya.
4. Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena pasien lansia kesulitan
dalam berfikir abstrak
5. Perawat dapat memperlihatkan dukungan dan perhatian dengan memberikan
respon nonverbal seperti kontak mata secara langsung, duduk dan
menyentuh pasien.

KEPERAWATAN GERONTIK | 6
6. Perawat harus cermat dalam mengidentifikasi tanda-tanda kepribadian
pasien dan distress yang ada
7. Perawat tidak boleh berasumsi bahwa pasien memahami tujuan dari
wawancara pengkajian.
8. Perawat harus memperhatikan respon pasien dengan mendengarkan dengan
cermat dan tetap mengobservasi.
9. Tempat mewawancarai diharuskan tidak pada tempat yang baru dan asing
bagi pasien.
10. Lingkungan harus dibuat nyaman dan kursi harus dibuat senyaman
mungkin.
11. Lingkungan harus dimodifikasi sesuai dengan kondisi lansia yang sensitif
terhadap, suara berfrekuensi tinggi atau perubahan kemampuan penglihatan.
12. Perawat harus mengkonsultasikan hasil wawancara kepada keluarga pasien
atau orang lain yang sangat mengenal pasien.
13. Memperhatikan kondisi fisik pasien pada waktu wawancara.

D. Perencanaan pada Lansia dengan Kerusakan Komunikasi Verbal


Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan
yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2005).
Perencanaan merupakan langkah awal dalam menentukan apa yang dilakukan
untuk membantu klien dalam memenuhi serta mengatasi masalah keperawatan
yang telah ditentukan. Tahap perencanaan keperawatan adalah menentukan
prioritas diagnosa keperawatan, penetapan kriteria evaluasi dan merumuskan
intervensi keperawatan.
Tujuan yang ditetapkan harus sesuai dengan SMART, yaitu spesific
(khusus), messeurable (dapat diukur), acceptable (dapat diterima), reality
(nyata) dan time (terdapat kriteria waktu). Kriteria hasil merupakan tujuan ke
arah mana perawatan kesehatan diarahkan dan merupakan dasar untuk
memberikan asuhan keperawatan komponen pernyataan kriteria hasil.

KEPERAWATAN GERONTIK | 7
Intervensi atau perencanaan pada lansia dengan diagnosa keperawatan
kerusakan komunikasi verbal, yaitu :
1. Kaji tingkat kemampuan klien dalam berkomunikasi
Rasional: Perubahan dalam isi kognitif dan bicara merupakan indikator dari
derajat gangguan serebral
2. Minta klien untuk mengikuti perintah sederhana
Rasional: melakukan penilaian terhadap adanya kerusakan sensorik
3. Tunjukkan objek dan minta pasien menyebutkan nama benda tersebut
Rasional: Melakukan penilaian terhadap adanya kerusakan motorik
4. Ajarkan klien tekhnik berkomunikasi non verbal (bahasa isyarat)
Rasional: bahasa isyarat dapat membantu untuk menyampaikan isi pesan
yang dimaksud
5. Konsultasikan dengan/ rujuk kepada ahli terapi wicara.
Rasional: untuk mengidentifikasi kekurangan/ kebutuhan terapi

KEPERAWATAN GERONTIK | 8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi ada beberapa yang menjadi teknik komunikasi pada lansia, salah
satunya dengan selalu mulai komunikasi dengan mengecek pendengaran klien.
Dengan teknik pendekatan pada lansia yang berupa pendekatan fisik, psikologi,
sosial dan spiritual. Keterampilan komunikasi juga dapat dilakukan dengan
cara perawat membuka wawancara dengan memperkenalkan diri dan
menjelaskan tujuan dan lama wawancara.
Adapun pada perencanaan keperawatan dengan diagnosa keperawatan
pada lansia dengan masalah komunikasi yaitu dengan kaji tingkat kemampuan
klien dalam berkomunikasi serta minta klien untuk mengikuti perintah
sederhana.

B. Saran
Saran dari kelompok kami yaitu semoga pembaca dapat lebih memahami
tentang apa saja yang menjadi teknik komunikasi dengan lansia dan bagaimana
proses perencanaan keperawatan pada lansia dengan masalah komunikasi.

KEPERAWATAN GERONTIK | 9
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J & Moyet. (2007). Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 10.
Jakarta: EGC.
(Dilihat pada tanggal 29 April 2019, Pukul 10:30 WIB)
https://www.academia.edu/8074578/ASUHAN_KEPERAWATAN_KELOMPOK
_USIA_LANJUT
(Diakses pada tanggal 29 April 2019, Pukul 10:45 WIB)
https://narsistikes.blogspot.com/2012/12/makalah-ilmu-keperawatan-dasar-
ii.html?m=1
(Diakses pada tanggal 29 April 2019, Pukul 10:55 WIB)
https://www.academia.edu/35128432/ASKEP_GERONTIK_RUANG_EDELWEI
S.docx
(Diakses pada tanggal 29 April 2019, Pukul 11:15 WIB)
https://www.scribd.com/doc/216102092/ASKEP-AFASIA
(Diakses pada tanggal 29 April 2019, Pukul 11:20 WIB)

Anda mungkin juga menyukai