Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan karakter merupakan isu utama pendidikan di Indonesia. Dalam

UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3

menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan terdiri

atas pendidikan formal, nonformal, dan informal. Pendidikan informal

merupakan jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pendidikan informal

sesungguhnya memiliki peran dan kontribusi yang sangat besar dalam

keberhasilan pendidikan. Fungsi dan tujuan pendidikan setiap jenjang

berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu

bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan

masyarakat. Karakter itu sendiri mulai banyak dibicarakan dalam dunia

pendidikan. Karakter mengacu pada serangkaian sikap, perilaku, motivasi, dan

keterampilan. Karakter meliputi sikap seperti keinginan untuk melakukan hal

yang terbaik, kapasitas intelektual seperti berpikir kritis dan alasan moral,

perilaku jujur dan bertanggung jawab. Lingkungan sosial dan budaya adalah

Pancasila, jadi pendidikan budaya dan karakter bangsa haruslah berdasarkan

nilai-nilai pancasila. Maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter

adalah sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta didik dengan


melinatkan seluruh komponen yang ada di sekolah agar mereka memiliki

nilai-nilai karakter itu dalam dirinya dan diterapkandalam kehidupan sehari-

hari.

Tari Soreng merupakan jenis tari kerakyatan. Tari Soreng menggambarkan

semangat para pasukan prajurit pilihan pemberani yang siap untuk berperang

laga. Menceritakan tentang Haryo Penangsang dan Patih Ronggo Metahun

disebuah kadipaten Jipang Panulon beserta para prajuritnya, diantaranya

Soreng Sono, Soreng Rungkut dan Soreng Pati. Diceritakan Haryo

Penangsang mempunyai watak yang adigang adigung dan iri terhadap Sultan

Hadiwijaya di Kerajaan Pajang. Kesenian Tari ini dulu popular dengan nama

tari keprajuritan, bentuk pertunjukannya merupakan tari kelompok. Kesenian

ini berkembang di daerah Kabupaten Magelang dan sekitarnya. Ciri-ciri dari

Tari Soreng antara lain terlihat dari geraknya yang sangat sederhana, mudah

dan spontan. Meskipun sederhana gerakan tari Soreng memiliki susunan gerak

yang rancak dan kompak serta diulang-ulang. Gerakan tari yang digunakan

diambil dari gerak tari keprajuritan yang disederhanakan. Selain kompak

gerakan tarian ini menyiratkan seperti sedang berlatih bela diri dan di

dominasi gerakan kaki seperti perakng berkuda.

Di Era Milenial saat ini karakter siswa lebih cenderung berindividu. Dan

kurangnya bersosialisasi dan apresiasi terhadap kesesnian tradisi. Khususnya

kesenian tradisi Tari Soreng. Dalam Tari Soreng terdapat beberapa nilai

karakter yang akan diterapkan kepada siswa yaitu melatih kekompakan,

bekerja sama, dan pantang menyerah. Dalam makalah ini saya akan
membahas tentang pembentukan karakters siswa SMP kelas 8 melalui seni

pertunjukan Tari Soreng.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menerapkan teori Tari Soreng kepada siswa SMP

kelas 8?
2. Bagaimana cara membentuk karakter siswa SMP kelas 8 melalui

pertunjukan Tari Soreng?


C. Tujuan
1. Bertujuan agar siswa SMP kelas 8 dapat mengetahui dasar-dasar teori

Tari Soreng.
2. Bertujuan untuk mengetahui sikap dan perilaku siswa SMP kelas 8.
D. Manfaat
1. Memberikan pengalaman terhadap siswa.
2. Dapat menjalin kerjasama antar siswa.
3. Lebih mengenal tari tradisional khususnya Tari Soreng.
4. Menumbuhkan apresiasi terhadap siswa.

Anda mungkin juga menyukai