Anda di halaman 1dari 12

PEDOMAN

MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KABUPATEN BUTON

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUTON

2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat hasil kerja
keras Tim MFK Rumah Sakit Kabupaten Buton , maka sebuah buku Pedoman Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan Rumah Sakit Kabupaten Buton telah diterbitkan. MFK di Rumah
Sakit Kabupaten Buton merupakan cerminan dari mutu rumah sakit, sehingga K3 Rumah
Sakit merupakan suatu hal yang harus diperhatikan untuk peningkatan mutu pelayanan
rumah sakit dan karena dampaknya yang cukup luas pada masyarakat sekitar rumah sakit.
Maka hal ini perlu diperhatikan terutama oleh pihak Manajemen Rumah Sakit.

Buku Pedoman MFK di Rumah Sakit Kabupaten Buton ini dibuat untuk menjadi
acuan Tim MFK Rumah Sakit Kabupaten Buton sebagai bahan untuk melaksanakan dan
memantau kegiatan MFK pada Rumah Sakit Kabupaten Buton sehingga dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Dengan mengambil materi mengenai hal - hal yang
terkait dengan program MFK di Rumah Sakit Kabupaten Buton serta tata laksana kerja
pada masing-masing bagian dan sudah dilaksanakan di Rumah Sakit Kabupaten Buton.

Buku ini disusun dengan acuan pada Departemen Kesehatan RI serta beberapa
referensi kegiatan MFK yang sudah dilakukan di Rumah Sakit Kabupaten Buton selama
ini. Betapapun baiknya sebuah buku pedoman, tanpa pelaksanaan yang konsisten dan
menyeluruh oleh semua pihak yang terlibat, maka tujuan pedoman ini tidak akan tercapai.
Buku pedoman ini secara terus menerus diperbaharui dan diharapkan dapat
disebarluaskan kepada seluruh jajaran yang terkait yang mengabdi di Rumah Sakit
Kabupaten Buton.

Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
masukan demi terlaksananya penerbitan buku Pedoman dan Tata Laksana ini. Kami sadar
bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, koreksi dari para pembaca sangat diharapkan
dan semoga buku ini dapat dipergunakan sebagai Pedoman dan Tata Laksana khususnya
dan pihak lain yang terkait dengan MFK pada umumnya.

Pasarwajo, 20 Januari 2019

( Tim MFK RSUD Kabupaten Buton )


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
C. RUANG LINGKUP
D. DASAR KEBIJAKAN

BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUTON

A. GAMBARAN UMUM
B. TUGAS UMUM DAN FUNGSI RSUD KABUPATEN BUTON
C. JENIS KEGIATAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

BAB III VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RSUD KABUPATEN BUTON

A. VISI
B. MISI
C. FALSAFAH
D. NILAI
E. TUJUAN

BAB IV STRUKTUR ORGANISASI MFK

A. SUSUNAN TIM MFK RSUD KABUPATEN BUTON


B. URAIAN TUGAS JABATAN MFK RSUD KABUPATEN BUTON
1. Ketua MFK
2. Sekretaris MFK
3. Pengelola Bidang Keselamatan dan Keamanan
4. Pengelola Bidang Bahan Berbahaya dan Beracun
5. Pengelola Kesiapan Menghadapi Bencana
6. Pengelola Penanganan Kebakaran
7. Pengelola Bidang Sistem Utilitas
8. Pengelola Bidang Peralatan Medis
9. Pengelola Sosialisasi Lintas Unit

BAB V TATA LAKSANA MANAJEMEN FASILITAS DAN KEAMANAN

A. KESELAMATAN DAN KEAMANAN


1. Pencegahan Resiko Dan Bahaya Yang Dapat Terjadi Di Rumah Sakit
2. Perlindungan Kesehatan Petugas Rumah Sakit
3. Perlengkapan Keamanan Pasien
B. BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN ( B3 )
1. Perencanaan Bahan Berbahaya dan Beracun ( B3 )
2. Penyimpanan Bahan Berbahaya dan Beracun ( B3 )
3. Distribusi Bahan Berbahaya dan Beracun ( B3 )
4. Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun ( B3 )
5. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun ( B3 )
6. Pembuangan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun ( B3 ) di Unit Laboratorium
7. Pembuangan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun di Unit Farmasi
8. Paparan / Kecelakaan Bahan Berbahaya dan Beracun
9. Pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun
10. Spill kit

C. MANAJEMEN EMERGENSI
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Pengaturan Jaga
4. Denah Ruangan
5. Fasilitas Keselamatan
6. Sandi Penanggulangan Kebakaran / Bencana
7. Uraian Tugas Tim
8. Evakuasi dan Penyelamatan
9. Penanggulangan Bencana
10. Sarana – Sarana Penanggulangan

D. PENGAMANAN DAN KEBAKARAN


1. Tujuan
2. Penatalaksanaan Pengamanan dan Kebakaran

E. PERALATAN MEDIS
1. Tujuan
2. Penatalaksanaan Peralatan Medis

F. SISTEM UTILITAS
1. Tujuan
2. Penatalaksanaan Sistem Utilitas

G. SANITASI RUMAH SAKIT


1. Penyediaan Air Bersih
2. Toilet dan Kamar Mandi
3. Pengolahan Limbah
4. Sampah Rumah Sakit
5. Tatalaksana Sanitasi Lingkungan

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI

1. Monitoring dan Evaluasi


2. Keselamatan dan Keamanan
3. Bahan Berbahaya dan Beracun
4. Manajemen Emergensi
5. Pengamanan dan Kebakaran
6. Peralatan Medis
7. Sistem Utilitas

BAB VII PENUTUP

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagai institusi kesehatan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, Rumah


Sakit Kabupaten Buton wajib memenuhi ketentuan/peraturan perundang-undangan
yang berlaku, oleh Kepala Rumah Sakit Kabupaten Buton secara operasional
dituangkan dalam berbagai kebijakan umum tentang program kegiatan disetiap unit
pelayanan maupun unit terkait. Sebagian dari program kegiatan tersebut ada yang
harus dilaksanakan secara terpadu yang melibatkan berbagai unit pelayanan di
lingkungan Rumah Sakit Kabupaten Buton salah satu diantaranya adalah program
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan. Di lingkungan Rumah Sakit Kabupaten Buton
sendiri selalu ada kemungkinan terjadinya kecelakaaan kerja dalam pengoperasian
peralatan kedokteran serta penunjang medik lainnya, bahkan resiko terjadinya
penyakit akibat kerja dapat pula timbul penyebabnya bisa dari fasilitas yang dimiliki
rumah sakit atau sebagian besar disebabkan faktor ketidak hati-hatian manusianya,
dipihak lain setiap sumber daya manusia yang bekerja di rumah sakit berhak
mendapatkan perlindungan atas keselamatan profesinya/pekerjaannya, terjamin
keamanan pemakaian peralatan penunjang medik dan non medik yang terdapat di
rumah sakit termasuk pasien dan pengunjung yang mendatangi Rumah Sakit
Kabupaten Buton.
Karena itu lingkungan kerja yang sehat dan aman bagi petugas dan pengunjung
Rumah Sakit Kabupaten Buton, dapat diwujudkan dengan pelaksanaan keselamatan
keamanan kerja yang dijalankan dengan baik dan konsisten. Dengan lingkungan yang
sehat, petugas dapat bekerja tanpa resiko cedera sehingga dapat melayani pasien
dengan sebaik-baiknya. Juga dapat menciptakan lingkungan aman dan bebas dari
pencemaran limbah berbahaya dan beracun.
Pada akhirnya tercipta suatu kesejahteraaan pegawai yang juga dapat
menekan biaya untuk angka kesakitan yang timbul pada petugas sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit. Untuk itu perlu menyusun pedoman
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan sebagai panduan dalam pengelolaaan K3 RS.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari pedoman kesehatan dan Keselamatan kerja ini adalah sebagai
dasar untuk memberikan pedoman kepada petugas Rumah Sakit Kabupaten Buton
khususnya petugas yang berhubungan dengan Fasilitas dan Keselamatan Rumah Sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja pegawai di semua unit
kerja ke tingkat setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun kesejahteraan
sosialnya.
b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada petugas berupa kecelakaan dan
penyakit akibat kerja yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan
kerjanya.
c. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi petugas di dalam pekerjaannya
dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang
membahayakan kesehatan.
d. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang
sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Kesehatan dan Keselamatan kerja Rumah Sakit Kabupaten
Buton yaitu merupakan kegiatan untuk menyediakan fasilitas yang aman, berfungsi
dan menunjang kebutuhan pasien, keluarga dan staf serta pengunjung. Dan yang
menjadi fokus kegiatan MFK adalah fasilitas gedung, bahan berbahaya, manajemen
emergensi, pengamanan kebakaran, peralatan medis dan sistim utilitas. Secara khusus
kegiatan MFK berupaya untuk:
1. Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko
2. Mencegah kecelakaan dan cidera
3. Memelihara kondisi yang aman

D. DASAR KEBIJAKAN
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

2. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per. 05 / Men / 1996, tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3 RS).

4. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1087/MENKES/SK/VIII/2010, tentang Standar


Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.

5. Keputusan Menteri Kesehatan No.1204/MENKES/SK/X/2004, tentang Persyaratan


Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 472/MENKES/PER/V/1996, tentang Pengamanan


Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/MEN/1980, tentang Pemeriksaan Tenaga dan
Penyelenggaraan Keselamatan Kerja. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04/Men/1980,
tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. GAMBARAN UMUM

Rumah Sakit Kabupaten Buton merupakan rumah sakit di lingkungan masyarakat


wilayah Kabupaten Buton.

Dalam perjalanannya, Rumah Sakit Kabupaten Buton mengalami perubahan dan


perkembangan baik secara fisik bangunan, fasilitas kesehatan maupun nama dan status
rumah sakit.

Rumah Sakit Kabupaten Buton memulai sejarahnya sejak tahun 2005 dengan Kepala
Rumah Sakit dr. Hj. M. A Aty Sanga, M.Kes. Dengan luas lokasi saat itu 4,5 Ha dan luas
bangunan dengan jumlah tempat tidur sebanyak 74 dengan rincian :
1. Ruang perawatan kelas I = 8 TT
2. Ruang perawatan kelas II = 16 TT
3. Ruang perawatan Kelas III = 35 TT
4. Ruang Isolasi = 9 TT
5. Ruang ICU = 6 TT

Rumah Sakit Kabupaten Buton adalah Satuan kerja dibawah jajaran Dinas Kesehatan
Kabupaten Buton. Rumah Sakit Kabupaten Buton sesuai Keputusan Menkes RI no.
NK.03.05/I/2422/11 tentang Rumah Sakit Umum Tingkat III Kabupaten Buton, Propinsi
Sulawesi Tenggara ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Kelas C.

Rumah Sakit Kabupaten Buton telah berdiri sejak tahun 2005, dari tahun ke tahun
selalu melakukan penyempurnaan pada sarana dan prasarana serta sumber daya manusia.
Adapun daftar peirijinan disajikan pada tabel berikut:

NO NAMA IZIN NOMOR SURAT IZIN MASA BERLAKU KET


1. Ijin Operasional
2. Ijin Mendirikan Bangunan
3. Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
4. Ijin Instalasi Listrik
5. Ijin lift ( bila ada )
6. Ijin Instalasi Pemadan
Kebakaran
7. Ijin Instalasi Petir
8. Ijin Genset
9. Ijin Penggunaan Tenaga
Nuklir
10. Ijin IPAL / IPLC
11. Ijin Incenerator ( bila ada )
12. Ijin Pengolahan B3 ( pihak
ketiga )
13. Ijin Boiler ( bila ada )
14. Ijin TPS – B3
15. Ijin Lingkungan

B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT KABUPATEN BUTON


Rumah Sakit Kabupaten Buton merupakan rumah sakit milik Pemerintah Daerah
dengan kapasitas 74 tempat tidur. Rumah Sakit Kabupaten Buton mempunyai fungsi
memberikan pelayanan kesehatan paripurna.

1. Tugas Pokok
a. Menyelenggarakan dukungan kesehatan di wilayah Kabupaten Buton.
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna bagi seluruh
masyarakat Kabupaten Buton
2. Fungsi
Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut, Rumah Sakit Kabupaten Buton
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
a. Memberikan dukungan kesehatan pada masyarakat Kabupaten Buton
b. Memberikan dukungan kesehatan pada setiap kegiatan peringatan hari
besar nasional.
c. Menyusun dan melaksanakan program pelayanan kesehatan umum,
spesialistik dan subspesialistik yang meliputi pengujian dan pemeriksaan
kesehatan serta rehabilitasi medik penderita.

C. JENIS KEGIATAN RSUD KABUPATEN BUTON


Rumah Sakit berperan menyediakan fasilitas yang aman, fungsional dan suportif bagi
pasien, keluarganya, staf dan pengunjung. Untuk mencapai tujuan ini, fasilitas fisik, medis,
peralatan lainnya, dan sumber daya manusianya harus dikelola secara efektif. Secara khusus
manajemen harus berusaha untuk:
a. Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko
b. Mencegah kecelakaan dan cedera
c. Memelihara kondisi yang aman.

Manajemen yang efektif meliputi perencanaan, pendidikan, dan pengawasan


multidisiplin sebagai berikut:
1. Pemimpin merencanakan ruang, peralatan, dan sumber daya yang dibutuhkan
sedemikian rupa sehingga dapat mendukung pelayanan klinis yang disediakan
secara aman dan efektif.
2. Semua staf diberi penyuluhan mengenai fasilitas, bagaimana cara Smengurangi
risiko dan bagaimana cara untuk memantau dan melaporkan situasi-situasi
yang berisiko.
3. Suatu Kriteria kinerja digunakan untuk mengevaluasi sistem-sistem penting
dan mengidentifikasi perbaikan-perbaikan yang diperlukan.

Bila sesuai, untuk fasilitas dan kegiatan-kegiatan rumah sakit disusunlah rencana
tertulis yang meliputi enam bidang:

1. Keselamatan dan Keamanan


a. Keselamatan.
Sejauh mana bangunan, wilayah dan peralatan rumah sakit tidak
menimbulkan bahaya atau risiko bagi pasien, staf atau pengunjung.
b. Keamanan.
Perlindungan dari kerugian, kerusakan, gangguan, atau akses atau
penggunaan oleh pihak yang tidak berwenang.
2. Bahan Berbahaya.
Penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan radioaktif dan lainnya
dikendalikan dan limbah berbahaya ditangani secara aman.
3. Manajemen Emergensi.
Respons terhadap epidemi, bencana dan keadaan darurat direncanakan dan
dijalankan secara efektif.
4. Pengamanan Kebakaran.
Properti dan para penghuni rumah sakit dilindungi dari bahaya kebakaran
dan asap.
5. Peralatan Medis.
Peralatan dipilih, dipelihara dan digunakan dengan cara sedemikian rupa
agar mengurangi risiko.
6. Sistem Utilitas.
Listrik, air dan sistem utilitas lainnya dipelihara sehingga risiko kegagalan
dalam kegiatan kerja dapat diminimalkan.

Adapun jenis kegiatan Rumah Sakit Kabupaten Buton yang merupakan rumah sakit tipe C
meliputi :
1. Pelayanan utama
a. Rawat jalan
Pelayanan rawat jalan terdiri dari 8 poliklinik dan pelayanan gawat darurat.
b. Rawat Inap
Jumlah ruangan perawatan di Rumah Sakit Kabupaten Buton sebanyak 6 ruangan
yaitu:
1. Ruangan ICU.
2. Ruang Perawatan Anak.
3. Ruang Perawatan Interna.
4. Ruang Perawatan Bedah.
5. Ruang Perawatan Kebidanan.
6. Ruang Perawatan Perinatologi.
2. Pelayanan Penunjang
Pelayanan penunjang terdiri dari:
a. Laboratorium klinik.
b. Radiologi.
Pemeriksaan radiologi di Rumah Sakit Kabupaten Buton terdiri dari pemeriksaan
X-Ray dan USG.
c. Farmasi.
Guna mendukung pelayanan obat-obatan bagi pasien dari masyarakat umum,
maka pelayanan obat-obatan di Rumah Sakit Kabupaten Buton dikelola oleh
Instalasi Farmasi.
d. Kamar Operasi dan Persalinan
1. Pelayanan kamar operasi dilaksanakan oleh Instalasi Kamar Bedah, meliputi
pelayanan bedah umum.
2. Kamar persalinan dipakai untuk pelaksanaan kegiatan persalinan normal,
kuret dan tindakan lain di SMF Obsgyn.
e. Sarana Penunjang Non Medik
1. Dapur / Ruang Gizi.
2. Ruang Pencucian / Laundry.

Anda mungkin juga menyukai