Anda di halaman 1dari 10

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

UTS SEMESTER GENAP

Disusun oleh:
Nama : DEDEN FARHAN
NPM : 0618104038

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2019

DEDEN FARHAN | 0618104038


FAKULTAS : EKONOMI - BISNIS & MANAJEMEN - TEKNIK - BAHASA
- DKV
Jl. Cikutra No. 204 A Bandung 40125 Telp. (022) 7275855

FRM-06-11

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2018/2019


KODE / MATA KULIAH (SKS) : 00010032 / [e] Pendidikan Kewarganegaraan (2)
FAKULTAS / PROGRAM STUDI : FT/IF/S1
HARI / TANGGAL : Minggu, 7 April 2019
WAKTU : 07.00-08.40 (100 Menit)
DOSEN PEMBINA : GADIS RANTI, S.H., M.KN.
SIFAT UJIAN : ONLINE

PETUNJUK PENGERJAAN:
1. Bacalah dengan teliti sebelum menjawab soal-soal di bawah ini;
2. Saudara hanya diminta mengerjakan 5 (lima) dari 6 (enam) soal di bawah ini;
3. Masing-masing soal berbobot nilai =20
4. Bekerja dengan tenang dan jujur

Soal:
1. Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah Satu Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Menurut saudara apa yang menjadikan matakuliah ini sebagai matakuliah Pengembangan
Kepribadian?, Jelaskan pula kompetensi apa yang diharapkan dari peserta didik setelah mempelajari mata
Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan!

2. Secara umum setiap negara mempunyai 4 (empat) fungsi utama bagi bangsanya. Jelaskan keempat fungsi dari
sebuah negara!, Jelaskan pula dari keempat fungsi negara tersebut, apakah negara Indonesia telah gagal
menjalankan fungsi dan peranannya!

3. Negara dapat dibedakan dari bentuknya dan juga dari sistem pemerintahannya. Sebutkan dan jelaskan bentuk-
bentuk negara dan sistem pemerintahan!

4. Saat ini banyak sekali terjadi pelanggaran HAM. Jelaskan menurut saudara faktor-faktor penyebab terjadinya
pelanggaran HAM (sebutkan minimal 4)! Jelaskan pula bagaimanakah tindakan pencegahan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi berbagai kasus pelanggaran HAM?

5. Negara Indonesia menganut demokrasi Pancasila. Sebutkan Prinsip-Prinsip Demokrasi Pancasila!; Selanjutnya,
uraikan pula pentingnya Pendidikan Demokrasi dalam negara Demokrasi!

6. Negara Hukum adalah negara yang penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya berdasarkan atas hukum
sehingga kekuasaan negara berdasar hukum bukan berdasar kekuasaan belaka. Jelaskan ciri-ciri dari negara
hukum! Dan Jelaskan pula bentuk-bentuk negara hukum!

DEDEN FARHAN | 0618104038


------------------SELAMAT BEKERJA-----------------

Pembahasan:
1. Menurut saya universitas memberikan Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (MPK) sebagai
pengembangan kepribadian karena pendidikan kewarganegaraan dapat membantu mahasiswa-
mahasiswi menjadi warga negara yang baik sekaligus paham antara hak dan kewajiban, dapat hidup
berdemokrasi, nasionalis, dengan dibekali nilai-nilai moral, norma-norma yang berlaku dalam
kehidupan bermasyarakat.

Secara yuridis ,ketetapan PKN sebagai mata kuliah pengembangan kepribadian ialah sebegai berikut:

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) yang


ditetapkan melalui:

a. Kepmendiknas No. 232/U/2000, tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan


Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, menetapkan bahwa Pendidikan Agama,
Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan kelompok Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian yang wajib diberikan dalam kurikulum setiap
program studi/kelompok program studi.
b. Kepmendiknas No.045 /U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi menetapkan
bahwa Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, dan Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan kelompok Mata Kuliah Pegembangan Kepribadian yang wajib diberikan
dalam kurikulum setiap program studi/kelompok program studi.
c. Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas No. 43/Dikti/Kep/2006 tentang rambu rambu
pelaksanaan pembelajaran kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian di
perguruan tinggi.
Tujuan program pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi harus mampu
mencapai tujuan:
a. Mengembangkan sikap dan perilaku kewarganegaraan yang mengapresiasi nilai-nilai
moral, etika dan religius.
b. Menjadi warganegara yang cerdas berkarakter, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
c. Menumbuhkembangkan jiwa dan semangat nasionalisme, dan rasa cinta pada tanah air.
d. Mengembangkan sikap demokratik berkeadaban dan bertanggungjawab, serta
mengembangkan kemampuan kompetitif bangsa di era globalisasi.
e. Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan

DEDEN FARHAN | 0618104038


Sedangkan menurut A.Ubaedillah dan Abdul Rozak, pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk
membangun karakter bangsa Indonesia yang antara lain:
a. Membentuk kecakapan partisipatif warga negara yang bermutu dan bertanggung jawab
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
b. Menjadikan warga negara Indonesia yang cerdas, aktif, kritis dan demokratis, namun tetap
memiliki komitmen menjaga persatuan dan integritas bangsa
c. Mengembangkan kultur demokrasi yang berkeadaban, yaitu kebebasan, persamaan,
toleransi dan tanggung jawab.

Setelah mahasiswa mengikuti Pendidikan Kewarganegaraan ini diharapkan mereka akan


menjadi warga negara Indonesia yang memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk
melakukan perubahan di tengah masyarakat, melakukan transfer of learning (proses
pembelajaran diri), transfer of values ( proses pengejewantahan nilai-nilai), dan transfer of
principles (proses pengalihan prinsip-prinsip Pancasila, demokrasi, HAM dan masyarakat
madani dalam kehidupan nyata.
2. 4(empat) fungsi negara adalah sebagai berikut:

a. Menjaga keamanan dan ketertiban


Fungsi negara yang utama adalah melaksanakan ketertiban dan keamanan. Negara mengatur
ketertiban masyarakat supaya tercipta kondisi yang stabil juga mencegah bentrokan-bentrokan
yang terjadi dalam masyarakat. Dengan tercipta ketertiban segala kegiatan yang akan dilakukan
oleh warga negara dapat dilaksanakan.
Menurut saya dari segala aspek penilaian negara gagal menjalankan peranannya karena masih
ada beberapa bentrokan—bentrokan dan konflik dimasyarakat meskipun media mainstream dan
partisan yang menjilat kekuasaan menutupi hal ini. Saya kasih contohnya seperti masih
terjadinya konflik agraria dimana pada periode 2014-2018 telah menimbulkan 41 orang
meninggal, 546 dianiaya hingga 51 orang tertembak menurut sumber dari Konsorsium
Pembaruan Agraria(KPA). Belum lagi negara masih belum menjamin keamanan di Irian Jaya
gerakan seperatis radikalis masih bebas bergerak dan menimbulkan korban.
b. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya
Fungsi negara berikutnya adalah mengadakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Untuk
dapat mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan, negara harus menciptakan sistem
perekonomian yang baik dan juga pembangunan yang makmur di segala bidang.
Menurut saya dari segala aspek penilaian negara gagal menjalankan peranannya kita tidak bisa
menutup mata untuk melihat ketimpangan sosial itu nyata dan masif, keadilan dalam ekonomi
belum sepenuhnya dirasakan seluruh masyarakat kita bisa melihat perbedaan perlakuan anatara
orang yang dekat penguasa dengan rakyat biasa segala fasilitas dan kemudahan diberikan kepada
yang dekat penguasa.
c. Melaksanakan pertahanan untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar dengan perlengkapan
alat-alat pertahanan modern.
Fungsi pertahanan menjadi salah satu fungsi negara yang penting. Hal ini demi kelangsungan
hidup bangsa dan negara yang bersangkutan. Fungsi pertahanan penting untuk mengantisipasi

DEDEN FARHAN | 0618104038


bila ada serangan dari negara lain. Dibutuhkan personil militer yang kuat untuk menjalankan
fungsi ini.
Untuk parameter ini saya tidak bisa menguji secara fakta gagal atau tidaknya karena sejak invasi
agresi militer oleh Belanda. Indonesia belum pernah lagi di invasi oleh negara asing. Tapi melihat
kondisi yang ada saya katakan negara gagal dalam menjalankan fungsinya untuk untuk menjaga
kemungkinan serangan dari luar alutista kita tertinggal jauh sekali dari negara lain, anggaran
pertahanan kita minim dibanding dengan negara tetangga proxy inggris.
d. Menegakkan keadilan yang dilaksanakan oleh badan-badan peradilan.
Fungsi negara yang berikutnya adalah untuk menegakkan keadilan. Negara memiliki fungsi
untuk menegakkan keadilan bagi seluruh warganya meliputi seluruh aspek kehidupan lewat
badan-badan peradilan di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, keamanan dan lain-
lain.
Menurut saya dari segala aspek penilaian negara gagal menjalankan peranannya dalam fungsinya
sebagai penegak keadilan hukum sebagai mainan belaka untuk penguasa(rezim jokowi), lihat
indeks penilaian demokrasi kita menurun menurut internasional.
3. Bentuk Negara
 Negara Kesatuan ( Unitaris )
Negara Kesatuan merupakan bentuk suatu Negara yang merdeka dan berdaulat, dengan satu
Pemerintah Pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Dalam pelaksanaannya, Negara
kesatuan ini terbagi ke dalam dua macam, yaitu :
(1). Negara kesatuan dengan sistem Sentralisasi, yakni sistem pemerintahan yang seluruh
persoalan yang berkaitan dengan negara langsung diatur dan diurus oleh Pemerintahan Pusat,
sementara daerah-daerah tinggal melaksanakannya.
(2). Negara Kesatuan dengan sistem Desentralisasi, yakni kepala daerah (sebagai pemerintah
daerah) diberikan kesempatan dan kekuasaan untuk mengurus rumah tangganya sendiri atau
dikenal dengan otonomi daerah atau Swatantra.
 Negara Serikat (Federasi)
Negara Serikat merupakan gabungan dari beberapa negara bagian. Negara-negara bagian
tersebut pada awalnya merupakan negara yang merdeka, berdaulat dan berdiri sendiri. Setelah
menggabungkan diri dengan Negara Federasi, maka dengan sendirinya negara tersebut
melepaskan sebagian dari kekuasaannya dan menyerahkannya kepada Negara Federasi.
Penyerahan kekuasaan dari Negara bagian kepada negara Federasi tersebut, disebut Limitatif
(sebuah demi sebuah), serta hanya kekuasaan yang disebut oleh Negara Bagian saja (delegated
powers) yang menjadi kekuasaan Negara Federasi.
Kekuasaan asli dalam Negara Federasi merupakan tugas Negara Bagian, karena ia
berhubungan langsung dengan rakyatnya. Sementara Negara Federasi bertugas untuk
menjalankan hubungan Luar Negeri, Pertahanan Negara, Keuangan, dan urusan Pos.
 Negara Konfederasi
Negara Konfederasi merupakan bentuk Negara yang dibuat tidak permanen karena adanya
perjanjian antara Negara yang berkonfederasi untuk tujuan bersama yaitu mempertahankan
kedaulatan. Urusan di dalam Negara masing-masing tetap menjadi urusan masing-masing
pihak, namun untuk urusan bersama dilakukan karena adanya perjanjian.
Masalah yang ada dalam negeri yang bergabung dalam sebuah konfederasi tidak boleh
dicampur dengan kepentingan bersama dalam Negara-negara yang melakukan konfederasi.

Sistem Pemerintahan
a. Sistem Pemerintahan Parlementer

Sistem Pemerintahan Parlementer adalah sistem atau keseluruhan prinsip penataan hubungan
kerja antar Lembaga Negara yang secara formal memberikan peran utama kepada parlemen

DEDEN FARHAN | 0618104038


atau badan legislatif dalam menjalankan pemerintahan. Kepala Negara dan Kepala
Pemerintahan tidak berada pada satu tangan. Kepala Negara : Raja/Presiden, Kepala
Pemerintahan : Perdana Menteri.

b. Sistem Pemerintahan Presidensial

Sistem Pemerintahan Presidensial adalah sistem atau keseluruhan prinsip penataan hubungan
kerja antar lembaga Negara melalui pemisahan (Indonesia : pembagian) kekuasaan Negara,
dimana Presiden memainkan peran penting dalam pengelolaan kekuasaan eksekutif. Kepala
Negara dan Kepala Pemerintahan berada pada satu tangan yaitu Presiden.

c. Sistem Pemerintahan Komunis

Sistem Pemerintahan Komunis adalah System Pemerintahan yang semuanya dikendalikan


penuh oleh Partai Komunis. Partai komunis ini bertindak anti kapitalis. Kekuasaan akan
berlangsung secara penuh, tidak mengakui kepemilikan akumulasi modal pada individu.

d. Sistem Pemerintahan Demokrasi Liberal


Sistem Pemerintahan Demokrasi Liberal adalah Sistem Pemerintahan yang siftanya
menonjolkan kebebasan individu. Demokrasi liberal disebut juga dengan demokrasi
konstitusional. Individu akan dilindungi hak-haknya oleh undang-undang atau konstitusi.
Apapun keputusan yang diambil oleh pemerintah jangan sampai melanggar kebebasan
individu. Amerika Serikat dan negara-negara persemakmuran menjalankan sistem ini.

4. Faktor—faktor penyebab terjadinya pelanggaran HAM:

a. Faktor Internal

Faktor internal berarti adanya dorongan seseorang untuk melakukan pelanggaran HAM yang
berasal dari dalam diri pelaku pelanggaran HAM

1) Ego yang tinggi dan selalu mementingkan diri sendiri.


Menurut saya sikap egois dan mementingkan diri sendiri akan mengakibatkan seseorang
lalai dari kewajibannya dan selalu menuntut haknya dalam berbagai kepentingan. Sikap
ini juga akan menyebabkan seseorang memiliki hasrat yang besar untuk mencapai
sesuatu yang diinginkan. Karena sikap buruk tersebut, akhirnya bukan tidak mungkin
seseorang akan menghalalkan segala cara agar haknya terpenuhi walau caranya bisa
melanggar hak orang lain.

2) Kesadaran akan HAM rendah

Menurut saya rendahnya kesadaran HAM akan mengakibatkan seorang pelanggar HAM
berbuat semena-mena kepada orang lain. Pelanggar tidak mau tahu bahwa orang lain juga
mempunyai hak asasi manusia yang harus dijaga dan dihormati.

Sikap ini tentu akan berakibat penyimpangan terhadap Hak asasi manusia. Semakin
rendah kesadaran HAM seseorang, makin besar pula sikap masa bodoh seseorang
terhadap HAM.

DEDEN FARHAN | 0618104038


b. Faktor Eksternal

Faktor Eksternal, yaitu faktor di luar diri manusia yang mendorong seseorang atau sekelompok
orang melakukan peanggaran HAM. Faktor-faktor ini diantaranya sebagai berikut:

1) Ketidaktegasan aparat penegak hukum.


Menurut saya aparat penegak hukum yang tidak tegas dan mencla—mencle akan
mengakibatkan timbulnya banyak pelanggaran HAM yang akan terjadi. Kasus
pelanggaran HAM yang tidak diselesaikan secara tuntas tentu menjadi pemicu aksi
pelanggaran HAM lain yang mungkin lebih merugikan.

Para pelanggar tidak akan merasa jera/kapok untuk melakukan hal serupa jika tidak diberi
hukuman setimpal sesuai perbuatan yang dilakukannya.
Aparat penegak hukum yang semena-mena dalam mengambil keputusan juga merupakan
bentuk pelanggaran HAM dan menjadi contoh tidak baik, hal ini juga dapat menjadi
pemicu terjadinya bentuk pelanggaran HAM lainnya.
2) Penyalahgunaan kekuasaaan

Menurut saya kekuasaan di dunia ada banyak sekali. Kekuasaan ini ada di lingkungan
keluarga, di lingkungan masyarakat atau pun dilingkungan bangsa dan negara. Kekuasaan
tidak selalu mengarah pada kekuasaan pemerintah, namun dalam bentuk kekuasaan lain
salah satunya kekuasaan di sebuah perusahaan.

Sebagai kaum pekerja para pengusaha yang tidak memperdulikan hak-hak buruhnya jelas
melanggar HAM. Dapat kita simpulkan bahwa setiap kekuasaan yang disalahgunakan
akan mendorong timbulnya pelanggaran HAM.
3) Kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi

Menurut saya ketidakseimbangan dan ketidakmerataan gaya hidup sudah mulai munjul di
era saat ini. Perbedaan tingkat kekayaan atau jabatan yang dimiliki seseorang menjadi
pemicu kesenjangan sosial dan ekonomi.

Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin akan banyak terjadi pelanggaran HAM seperti
perampokan, perbudakan, pelecehan bahkan pembunuhan.

Tindakan pencegahan untuk mengatasi berbagai kasus pelanggaran HAM dan pengingkaran kewajiban
warga negara:

a. Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan.

Pendekatan hukum dan pendekatan dialogis harus dikemukakan dalam rangka melibatkan partisipasi
masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para pejabat penegak hukum harus memenuhi
kewajiban dengan memberikan pelayanan yang baik dan adil kepada masyarakat, memberikan
perlindungan kepada setiap orang dari perbuatan melawan hukum, dan menghindari tindakan kekerasan
yang melawan hukum dalam rangka menegakkan hukum.

DEDEN FARHAN | 0618104038


b. Mengoptimalkan peran lembaga-lembaga selain lembaga tinggi negara yang berwenang dalam penegakan
hak dan kewajiban warga negara seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Lembaga Ombudsman
Republik Indonesia, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI), dan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan).

c. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban warga negara oleh pemerintah.

d. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik terhadap setiap upaya
penegakan hak dan kewajiban warga negara.

e. Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip kesadaran bernegara kepada masyarakat melalui lembaga


pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi) maupun non-formal (kegiatankegiatan keagamaan dan
kursuskursus).

f. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.

g. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam masyarakat agar mampu
saling memahami dan menghormati keyakinan dan pendapat masing masing

5. Prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila ada 10 diantaranya :

1. Demokrasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa


Prinsip yang pertama adalah Demokrasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa berarti sistem
penyelenggaraan negara harus taat, konsisten dan sesuai dengan nilai juga kaidah dasar
ketuhanan yang maha esa. Dengan begitu maka diharapkan masyarakat mempunyai pola pikir
dan tindakan yang jauh dari tercela. Sehingga dapat meminimalisir adanya konflik horizontal
maupun penyebab pelanggaran HAM vertikal.
2. Demokrasi dengan kecerdasan
Prinsip yang kedua yaitu Demokrasi dengan Kecerdasan yang berarti aturan dan
penyelenggaraan demokrasinya menurut UUD 1945. Bukan lewat naluri, kekuatan otot atau
kekuatan massa. Pelaksanannya lebih menurut kecerdasan rohani, aqliyah, rasional dan
kecerdasan emosional. Maka dengan pola pikir tersebut masyarakat bisa melakukan tindakan
yang rasional.

3. Demokrasi yang Berkedaulatan rakyat


Prinsip yang Ketiga yaitu Demokrasi yang Berkedaulatan Rakyat artinya Demokrasi pancasila
kekuasaan tertinggi ada pada tangan rakyat, jadi prinsipnya rakyatlah yang memiliki kedaulatan.
Nah kedaulatan rakyat ini dibatasi dan dipercayakan kepada wakil rakyat, yaitu MPR
(DPR/DPD) dan DPRD. Suara rakyat dapat ditampung pada satu wadah, untuk kemudian
disampaikan secara jelas dan tepat melalui wakil rakyat.
4. Demokrasi dengan rule of law

DEDEN FARHAN | 0618104038


Prinsip yang keempat adalah Demokrasi dengan rule of law . Prinsip ini mempunyai 4 makna
penting :
- Pertama, kekuasaan negara Republik Indonesia itu harus mengandung, melindungi,
serta mengembangkan kebenaran hukum (legal truth) bukan demokrasi ugal-ugalan,
demokrasi dagelan, atau demokrasi manipulatif.
- Kedua, kekuasaan negara itu memberikan keadilan hukum (legal justice) bukan
demokrasi yang terbatas pada keadilan formal dan pura-pura.
- Ketiga, kekuasaan negara itu menjamin kepastian hukum (legal security) bukan
demokrasi yang membiarkan kesemrawutan atau anarki.
- Keempat, kekuasaan negara itu mengembangkan manfaat atau kepentingan hukum
(legal interest), seperti kedamaian dan pembangunan, bukan demokrasi yang justru
mempopulerkan fitnah dan hujatan atau menciptakan perpecahan, permusuhan, dan
kerusakan.

5. Demokrasi dengan Pemisahan Kekuasaan Negara


Prinsip yang kelima adalah Demokrasi dengan Pemisahan Kekuasaan Negara artinya Demokrasi
pancasila mengalami pembagian dan pemisahan kekuasaan (division and seperation of power)
dengan sistem pengawasan dan perimbangan (check and balance). Hal ini dilakukan untuk
menghindari penyelewengan kekuasaan yang bisa mengakibatkan kerugian pada pemerintahan
dan juga rakyat.

6. Demokrasi dengan hak asasi manusia


Prinsip yang ke enam ini berarti demokrasi berdasarkan UUD 1945 dimana mengakui HAM
dengan tujuan bukan hanya menghormati hak tersebut,namun juga meningkatkan martabat dan
derajat manusia seutuhnya. HAM bersifat universal dan dimiliki oleh seluruh lapisan masyarakat
di dunia.

7. Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka


Pada Prinsip ini Demokrasi pancasila berarti menghendaki diberlakukannya sistem pengadilan
yang independen atau merdeka dengan memberi kesempatan seluasnya kepada pihak yang
berkepentingan untuk mencari dan menemukan hukum yang paling adil. Semua pihak juga
mempunyai hak yang sama untuk mengajukan pertimbangan, dalil, fakta, saksi, alat bukti dan
petitumnya. Pengadilan di Indonesia bersifat bebas artinya tidak memihak manapun atau bersifat
netral memberikan sanksi hukuman tanpa melihat status sosial, ekonomi, dan popularitas
individu yang menjalani proses hukum

8. Demokrasi dengan otonomi daerah


Prinsip yang ke delapan ini berarti demokrasi Pancasila dijalankan dengan prinsip otonomi
dimana pemerintahan membentuk daerah-daerah otonom pada propinsi dan kabupaten/kota.
Tujuannya adalah supaya bisa mengatur dan menyelenggarakan urusan-urusan pemerintah
sebagai urusan rumah tangganya sendiri yang diserahkan oleh Pemerintah Pusat. Hal tersebut
juga berfungsi untuk menggali potensi dan memanfaatkannya sebagai instrumen untuk
mengembangkan daerahnya.

9. Demokrasi dengan kemakmuran

DEDEN FARHAN | 0618104038


Prinsipnya ialah supaya membangun negara yang makmur oleh dan untuk rakyat Indonesia yang
mencakup semua aspek entah hak dan kewajiban, kedaulatan rakyat, pembagian kekuasaan,
otomi daerah ataupun keadilan hukum. Hal ini berdampak pada menekannya tingkat konflik
agama maupun antar ras menjadi lebih kecil

10. Demokrasi yang berkeadilan sosial


Prinsip ke sepuluh berarti demokrasi ini menggariskan keadilan sosial di antar berbagai
kelompok, golong dan masyarakat. Artinya, semua masyarakat mendapat perlakuan yang sama,
tanpa melihat tingkat sosial maupun golongan ekonomi tertentu.

Pentingnya Pendidikan Demokrasi pada Negara Demokrasi

Pada Hakekatnya Pendidikan Demokrasi membimbing peserta didik agar semakin dewasa dalam
berdemokrasi dengan cara mensosialisasikan nilai-nilai demokrasi, agar perilakunya mencerminkan
kehidupan yang demokratis. Dalam pendidikan demokrasi ada dua hal yang harus ditekankan,
demokrasi sebagai konsep dan demokrasi sebagai praksis.

- Sebagai konsep berbicara mengenai arti, makna dan sikap perilaku yang tergolong
demokratis.
- Sedang sebagai praksis sesungguhnya demokrasi sudah menjadi sistem. Sebagai suatu
sistem kinerja demokrasi terikat suatu peraturan main tertentu, apabila dalam sistem itu ada
orang yang tidak mentaati aturan main yang telah disepakati bersama, maka aktiviatas itu
akan merusak demokrasi dan menjadi anti demokrasi .
Karena membangun pribadi yang demokratis merupakan salah satu fungsi pendidikan nasional seperti
yang tercantum dalam pasal 3 UU Nomor 20/2003 tentang Sisdiknas. Selain pengembangan nilai-nilai
demokrasi dalam pembentukan mental peserta didik sesuai nilai-nilai demokrasi, demokrasi di sekolah
juga mencakup proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas hasil belajar. Hal ini diantaranya
adalah untuk menyikapi persoalan yang tentunya tekait dengan nilai-nilai demokrasi dalam hal ilmu
pengetahuan.

DEDEN FARHAN | 0618104038

Anda mungkin juga menyukai