Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Pemimpin dan Kepemimpinan untuk mata kuliah Psikologi Industri.
Makalah ini disusun berdasarkan dari beberapa literatur. Penulis akui penulis
tidaklah sempurna seperti kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak” begitu pula
dalam penulisan ini, apabila nantinya terdapat kekeliruan dalam penulisan makalah ini
penulis sangat mengharapkan kritik dan sarannya.
Akhir kata semoga laporan makalah Pemimpin dan Kepemimpinan ini dapat
memberikan banyak manfaat bagi kita semua, Aamiin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
Abstrak
iii
I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui mengenai Pemimpin dan
Kepemimpinan, juga untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Industri.
1
II. PEMIMPIN dan KEPEMIMPINAN
Pemimpin formal ialah orang yang oleh organisasi tertentu ditunjuk sebagai
pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku suatu
jabatan dalam struktur organisasi, dengan segala hak dan kewajiban yang telah
ditetapkan.
Pemimpin informal ialah orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, namun karena memiliki sejumlah kualitas unggul, dia mencapai
kedudukan sebagai orang yang mampu mempengaruhi suatu kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok (buruh, pegawai, perusahaan dan industry atau masyarakat
umum).
2
d. Bertingkah lakunya bawahan seperti yang diharapkan oleh pimpinan dan
konvensi yang ada
e. Cara atau sistem tertentu, dibantu dengan tata kerja, norma norma, aturan,
sanksi sanki dan insentif kerja.
3
Latihan Pegawai, 1982), menentukan watak dan tipe pemimpin atas tiga pola
dasar, yaitu:
- Berorientasikan tugas (task orientation)
- Berorientasikan hubungan kerja (relationship orientation)
- Berorientasikan hasil yang efektif (effectiveness orientation).
d. Syarat-syarat kepemimpinan
Konsep kepemimpinan tidak bisa dilepaskan dari 3 hal berikut, yaitu:
Kemampuan adalah segenap daya, kesanggupan, kekayaan, kecakapan dan
kekuatan yang terdapat pada individu untuk bertingkah laku.
Kewibawaan berarti kuasa, kekuasaan yang lebih, kelebihan.
Kekuasaan ialah kekuatan, otoritas, legalitas, pengaruh mengatur dan
mengarahkan pengikutnya.
4
1. Kapasistas : kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara atau verbal
facility, keaslian, kemampuan menilai.
2. Prestasi/ achievement
3. Tanggung Jawab
4. Partisipasi: aktif, memiliki sosiabilitas tinggi, mampu bergaul, kooperatif atau
suka bekerjasama, mudah menyesuaikan diri, punya rasa humor.
5. Status : meliputi kedudukan social-ekonomi cukup tinggi, popular, tenar.
5
a. Menghubungkan semua unsur yang melakukan interrelasi pada semua
lapisan, sehingga menimbulkan rasa bersatu, ksetiakawanan/solidaritas dan
loyalitas antar sesama dan antara atasan dengan bawahan.
b. Semua jajaran pimpinan langsung mengetahui keadaan bidang-bidang yang
dibawahi, sehingga berlangsung pengendalian operasional yang efisien.
c. Meningkatkan rasa tanggung jawab semua anggota dan melibatkan mereka
pada kepentingan organisasi/perusahaan dan industri. Muncul kemudian
rasa keterlibatan, rasa ikut memiliki dan rasa ingin tergabung dalam satu
kelompok yang kuat.
d. Memunculkan saling pengertian dan saling menghargai tugas masing-
masing, sehingga meningkatkan rasa kesatuan dan pemantapan dan kerja
kooperatif.
2. Arus komunikasi
Ialah penyaluran segenap informasi, emosi dan keinginan yang menyangkut
semua unsur, tugas pekerjaan dan relasi-relasi pribadi atau personal. Arus
informasi ini ditujukan kepada:
a. Penyampaian berita atau pengetahuan mengenai komando, rencana
pelaksanaan, faktor-faktor penunjang dan penghambat tugas pekerjaan,
serta supervisi di perusahaan.
b. Menghantarkan informasi mengenai pendapat, perasaan atau emosi-emosi,
kehendak, hasrat dan aspirasi seluruh anggota staf pimpinan dan bawahan.
Timbulah arus emosi-emosi atau “flow of emoticon”.
c. Arus informasi dan emosi bisa berlangsung secara:
- Vertikal (arus vertikal) dari atas kebawah, dan dari bawah keatas.
- Horizontal (arus horisontal), yaitu interrelasi di antara eselon-eselon
yang sederajat.
- Kombinasi vertikal-horisontal yaitu antar relasi di antara semua unsur
dalam organisasi, perusahan, pabrik, firma, industri.
d. Kualitas arus dapat dibagi pula atas:
- Cepet atau lamabatnya arus.
- Lama atau tidak lamanya berlangsungnya arus komunikasi.
- Kuat atau lemahnya arus komunikasi.
3. Kebijaksanaan komunikasi
Demi peingkatan arus komunikasi, meliputi:
1. Hirarki nilai dan pentingnya informasi, yang paling penting harus
didahulukan yang kurang penting ditunda.
2. Informasi partial atau sebagian, dan informasi global yang harus
disampaikan secara keseluruhan.
3. Informasi dengan penjelasan sampai detail-detailnya, atau informasi secara
garis besar saja.
4. Perlu diperhatikan alasan dan tujuan-tujuan khusus dari komunikasi,
terutama demi peningkatan rasa keterlibatan dan keikutseraan seluruh
anggota organisasi.
5. Jaringan-jaringan komunikasi, agar arus informasi tersalur sampai kepada
semua sasaran yang dituju. Contohnya:
6
- Informasi tertulis melalui surat menyurat, laporan, intruksi, perintah,
tugas, papan pengumuman, dan lain-lain.
- Informasi lisan: briefing, wawancara, tatap muka, lobbying.
6. Jalur supervisi dan kontrol yang melembaga, seperti monitoring, inspeksi,
supervisi dan lain lain.
7. Pemanfataan jalur-jalur tidak resmi, misalnya pertemuan secara kebetulan,
malam ramah-tamah, penataran, latihan kerja, dan seterusnya.
4. Cara-cara dan persyaratan komunikasi
Adalah segala sesuatu yang memungkinkan atau yang permisif sifatnya,
yaitu ada suasana yang bebas, terbuka, transparan, gembira, tanpa tekanan-
tekanan tertentu. Bersedia menerima individu lain tanpa prasangka dan dengan
lapang dada. Menghargai kelebihan kelebihan orang lain, dan memahami
memaafkan kelemahannya. Bersedia mendengarkan pendapat orang lain tanpa
penilaian dan mampu ikut merasakan kehidupan orang lain.
5. Bentuk-bentuk komunikasi
Leonard R. Sayles dan George Strauss, dalam bukunya Human Behaviour
In Organization mengemukakan kebeberapa tipe komunikasi sebagai berikut:
7
Selanjutnya, keberhasilan kepemimpinan perusahaan itu bergantung
pada kemampuan pemimpin menjabarkan kebijakan policy organisasi dan ide-
ide pemimpin kedalam pengertian praktis, yang bisa dipahami dan dapat
dilaksanakan mudah operasionalisasinya oleh para pengikut atau bawahannya.
Maka komunikasi yang efektif dan terbuka akan memudahkan penjabaran
kebijakan tersebut, sekaligus juga memberikan fasilitas kelancaran kerja.
Komunikasi juga menjadi saran primer untuk mengubah tingkah laku
dengan jalan mempengaruhi para pengikut dan para pegawai.
Ada dua bentuk komunikasi, komnikasi satu arah dan dua arah yaitu:
Keuntungan komunikasi searah sebagai berikut;
1. Dapat berlangsung cepat dan efisien, berlangsung “top-down”.
2. Dapat melindungi pemimpin
Kelemahan komunikasi satu arah ialah:
1. Kepimimpinannya bersifat otoriter.
2. Dapat menimbulkan ketidakjelasan, salah paham, dan salah tafsir.
Selanjutnya, keuntungan dan kerugian dari komunikasi dua arah dapat
disebutkan dibawah ini
Keuntungan komunikasi dua arah, yaitu:
1. Semua perintah dapat diterima dengan lebih akurat dan tepat, karena
bisa didiskusikan.
2. Bisa dikurangi salah paham dan salah interprestasi.
3. Suasananya lebih demokratis.
Beberapa kelamahan komunikasi komunikasi dua arah ialah:
1. Komunikasi dan kepatuhan berlangsung lebih lambat.
2. Kemungkinan besar ada muncul sikap menyerang pada anak buah, dan
terdapat sikap bertahan defensif pada pemimpin.
3. Setiap saat bisa timbul masalah-masalah baru yang tidak terduga-duga,
dengan dialog terbuka.
Kesulitan dan ketidaklancaran dalam komunikasi serta koordinasi dapat
disebabkan oleh faktor-faktor:
a. Waktu (berbeda waktu berkumpul dan bekerja)
b. Ruangan bekerja yang berjauhan dan berbeda-beda. Separasi spatial
yaitu pembagian yang dibatasi oleh ruangan dari unit-unit kerja
semakin mempersulit koordinasi dari semua bagian. Maka jarak itu
cenderung mengarah kepada jarak sosial.
c. Sistem pembagian kerja dan tugas, yang tidak memungkinkan semua
anggota kelompok dapat bertemu bersama sama.
d. Komunikasi juga berlangsung tidak lancar, apabila dalam organisai
terdapat terlalu banyak kompetisi dan persaingan-persaingan yang
tidak sehat.
e. Perbedaan sosio-kultural.
Kelompok-kelompok primer yang mempunyai latar belakang sosio
kultural yang berbeda beda, akan mempengaruhi fasilitas komunikasi
dan koordinasi.
8
Faktor lain yang menyulitkan kelancaran komunikasi ialah erat kaitannya
dengan kelemahan semua organisasi formal, yaitu organisasi formal tersebut
cenderung mengabaikan faktor-faktor emosional dari keperibadian individu, sebab
sangat mengutamakan rasionalitas, obyektivitas dan hal-hal yang mengenai urusan
saja. Kurang memperhatikan faktor-faktor manusiawi serta unsur-unsur emosional
manusianya.
Ringkasnya, dalam melaksanakan fungsinya sebagai promotor, pemimpin dan
manajer harus selalu berkomunikasi dengan baik dengan semua pihak, yaitu melalui
hubungan formal maupun informal.
9
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
10
Daftar pustaka
DR. Kartini Kartono. Psikologi Sosial untuk Manajemen, Perusahaan & Industri
DR. Winardi S.E. 1979. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Menejemen
11