PADA KONJUNGTIVA
Pembimbing
dr. JANUAR H.M. SITORUS, Sp.M
Disusun oleh :
RIAN AKBAR KURNIADI
(213 210 029)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN MATA
RSUD dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dapat
menyelesaikan makalah tentang Corpus Alienum pada Konjungtiva. Adapun makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan kepaniteraan klinik senior di SMF
Ilmu Mata RSUD dr.Djasamen Saragih Pematang Siantar .
Pada kesempatan ini, izinkan penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada
dr. Januar H.M Sitorus, Sp.M yang telah membimbing dan mendidik penulis selama
menjalani kepaniteraan klinik senior.
Penulis mendapatkan manfaat yang besar selama mengumpulkan dan memahami
materi makalah serta pada saat menyusun makalah ini hingga selesai. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan memberikan informasi yang minimal.
Untuk itu, masukan yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini dapat
menambah wawasan kita semua dan marilah kita budayakan membaca sejak dini.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Corpus alienum adalah benda asing (foreign body). Istilah ini sering digunakan dalam
istilah medis. Merupakan salah satu penyebab cedera mata yang paling sering mengenai
sklera, kornea dan konjungtiva. Meskipun sering bersifat ringan tetapi beberapa corpus
alienum bisa berakibat serius. Apabila suatu corpus alienum masuk kedalam bola mata maka
biasanya terjadi reaksi infeksi, serta dapat timbul kerusakan dari isi bola mata, iridocylitis,
panopthalmitis. Karena itu perlu dilakukan tindakan yang cepat mengenai benda asing
1
BAB II
PEMBAHASAN
Konjungtiva adalah membran mukosa yang tipis dan transparan, yang membungkus
permukaan anterior dari bola mata dan permukaan posterior dari palpebra. Lapisan
permukaan konjungtiva, yaitu lapisan epitel berhubungan dengan epidermis dari palpebra dan
dengan lapisan permukaan dari kornea, yaitu epitel kornea. Konjungtiva bertanggung jawab
terhadap produksi mukus, yang penting dalam menjaga stabilitas tear film dan transparansi
kornea. Selain itu, konjungtiva juga mampu melindungi permukaan okular dari patogen,
baik sebagai barier fisik, maupun sebagai sumber sel-sel inflamasi.Konjungtiva dibedakan menjadi
3 bagian, yaitu:
kelopak mata dan melekat ke tarsus. Konjungtiva ini pada tepi superior dan inferior
tarsus akan melipat ke posterior (pada fornices superior dan inferior) dan membungkus
berkali-kali. Pelipatan ini memungkinkan bola mata bergerak dan memperbesar permukaan
konjungtiva. Konjungtiva bulbaris melekat longgar ke kapsul tenon dan sclera di bawahnya,
kecuali di limbus (tempat kapsul tenon dan konjungtiva menyatu sejauh 3 mm). Lipatan
konjungtiva bulbaris yang tebal, mudah bergerak dan lunak (plika semilunaris) terletak di
2
kanthus internu. Struktur epidermoid kecil semacam daging (karunkula) menempel superfisial
ke bagian dalam plika semilunaris dan merupakan zona transisi yang mengandung baik
dengan jaringan dibawahnya lebih lemah dan membentuk lekukan-lekukan. Juga mengandung
banyak pembuluh darah. Oleh karena itu, pembengkakan pada tempat ini mudah terjadi bila
3
2.3. Corpus Alienum Konjungtiva
2.3.1. Definisi
Benda asing yang masuk ke konjungtiva mata atau yang dikenal dengan corpus
alienum konjungtiva, biasanya bersarang dilekuk antara selaput lendir kelopak mata dan bola
mata, sehingga bila mata berkedip-kedip, benda asing itu akan menggores permukaan kornea.
Jika suatu benda masuk kedalam bola mata maka akan terjadi salah satu dari 3 perubahan
berikut :
- Mechanical effect
Benda yang masuk kedalam bola mata hingga melalui kornea atau sklera. Setelah
benda ini menembus kornea maka ia masuk kedalam kamera okuli anterior dan
mengendap kedasarnya. Bila kecil sekali dapat mengendap didalam sudut bilik
mata. Bila benda ini terus mengendap maka ia akan menembus iris dan kalau
mengenai lensa mata akan terjadi katarak traumatic. Benda ini bisa juga tinggal
didalam corpus vitreus. Bila benda ini melekat diretina biasanya kelihatan sebagai
bagian yang dikelilingi oleh eksudat yang berwarna putih serta adanya endapan sel
Dengan masuknya benda asing kedalam bola mata, maka kemungkinan akan
timbul infeksi. Corpus vitreus dan lensa dapat merupakan media baik untuk
Reaksi bola mata terhadap corpus alienum bermacam – macam dan ditentukan
4
Jenis benda asing pada mata:
Terbagi menjadi magnetic (misalnya : besi dan baja) dan non magnetic (misalnya :
Terbagi menjadi magnetic (misalnya: nikel) dan non magnetic (misalnya: alumunium,
3. Benda inert
Benda yang terdiri atas bahan – bahan yang tidak menimbulkan reaksi jaringan mata
atau menimbulkan reaksi yang sangat ringan dan tidak mengganggu fungsi mata.
Kadang dapat memberikan reaksi mekanik yang mungkin dapat mengganggu fungsi
mata.Misalnya : karbon, batubara, gelas, timah, gips, platinum, porslen, karet, perak
dan batu.
Beratnya kerusakan pada organ-organ didalam bola mata tergantung dari 4 unsur :
2. Kecepatan masuknya
5
3. Ada atau tidaknya proses infeksi
4. Jenis bendanya
1. Trauma mata dapat terjadi secara mekanik dan non mekanik yaitu :
a. Mekanik, meliputi : trauma benda tumpul, trauma benda tajam, trauma benda
asing.
b. Non mekanik, meliputi : trauma bahan kimia, trauma termik, trauma benda asing.
2. Mengendarai sepeda motor tanpa menggunakan helm yang disertai kaca penutup.
3. Berjalan dibawah terik matahari dengan waktu yang lama tanpa menggunakan kaca
5. Lagoftalmus yaitu keadaan kelopak mata yang tidak dapat menutup secara sempurna.
1. Ekstraokular
b. Ekskoriasi kornea terjadi bila benda asing menggesek kornea oleh kedipan bola
mata.
c. Lakrimasi hebat
2. Intraocular
a. Kerusakan pada tempat masuknya benda asing mungkin dapat terlihat di kornea,
tetapi benda asing bisa saja masuk keruang posterior atau limbus melalui
6
b. Bila menembus lensa atau iris, lubang mungkin terlihat dan dapat terjadi katarak.
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
a. Daylight
Sklera bisa terlihat merah kebiruan atau keunguan yang difus. Setelah
serangan yang berat dari inflamasi sklera, daerah penipisan sklera dan
translusen juga dapat muncul dan juga terlihat uvea yg lengkap. Area
hitam, abu-abu, dan coklat yang dikelilingi oleh inflamasi, yang aktif
anterior dan posterior cahaya slit lamp bergeser kedepan karena episklera
7
terlihat jaringan superfisial episklera yang pucat tanpa efek yang
vaskular yang baru dan juga area yang avaskular total. Selain itu perlu
pemeriksaan secara umum pada mata meliputi otot ekstra okular, kornea,
3. Pemeriksaan Penunjang
kompleks imun serum, faktor reumatoid serum, kadar asam urat serum,
3.3.4. Penatalaksanaan
- Bila benda asing dalam forniks atas, lipat kelopak mata dan angkat.
(NaCl 0,9%).
8
2. Intra ocular, yaitu :
- antibiotik
- Intraocular foreign body tidak menyebabkan nyeri, karena lensa, retina, dan
vitreus tidak di invasi oleh ujung – ujung saraf nyeri. Pertimbangkan apakah benda
- Pertimbangkan efek yang ditimbulkan bila benda tersebut dikeluarkan atau tidak.
dan dilakukan perawatan luka dan kemudian dirujuk ke dokter spesialis mata.
2.3.6. Komplikasi
1. Endoftalmitis adalah peradangan berat dalam bola mata biasanya yang diakibatkan
trauma.
2.3.7. Pencegahan
Pencegahan agar tidak masuknya benda asing ke dalam mata, baik dalam bekerja
9
BAB III
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama :Tn A
Usia : 40 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pekerja Gerenda
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Jalan Penyabungan No 556
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Mata kiri perih
Keluhan Tambahan :
Mata kiri kemerahan, pegal, mengganjal, dan berair.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Poliklinik Mata RSUD dr. Djasamen Saragih dengan keluhan mata
kiri terasa perih setelah kemasukan gram besi saat bekerja tiga hari yang lalu.Pasien
juga mengeluhkan mata kirinya kemerahan, pegal, mengganjal, dan berair.Pasien
menyangkal adanya penglihatan yang kabur.Pasien sudah mencoba mengambil gram
besi tersebut dengan tissue, namun tidak berhasil.
Riwayat Penyakit Dahulu :
-
III. KESAN
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan Umum : Baik
OD :Mata tampak tenang
OS : Tampak mata kemerahan, benda asing (+) pada limbus arah jam 3.
10
IV. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
PEMERIKSAAN OD OS
Visus Jauh 6/6 6/6
Refraksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Koreksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Visus Dekat Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Proyeksi Sinar Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Persepsi Warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan
V. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
PEMERIKSAAN OD OS PENILAIAN
1. Sekitar Mata
- Alis N N Kedudukan alis baik,
jaringan parut (-),
simetris
- Silia N N Trikiasis (-),diskriasis(-)
madarosis (-)
2. Kelopak mata
- Pasangan N N Simetris, ptosis (-)
- Gerakan N N Gangguan gerak
membuka dan menutup
(-), blefarospasme (-)
- Lebar rima 9 mm 9 mm Normal 9 – 14 mm
- Kulit N N Hiperemi (-), edema (-),
massa (-)
- Tepi kelopak N N Trichiasis (-), ektropion
(-), entropion (-)
-Margo intermarginalis N N Tanda radang (-)
3. Apparatus Lakrimalis
- Sekitar glandula N N Tanda radang (-)
lakrimalis
- Sekitar sakus N N Tanda radang (-)
lakrimalis
- Uji flurosensi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Uji regurgitasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Tes Anel Tidak dilakukan Tidak dilakukan
11
4. Bola Mata
- Pasangan N N Simetris (orthophoria)
- Ukuran N N Normal, makroftalmos (-
), mikroftalmos (-)
5. TIO N N Palpasi kenyal (tidak ada
peningkatan dan
penurunan TIO)
6. Konjungtiva
- Palpebra Hiperemis (-), papil (- Hiperemis (+), Normal : Licin, warna
superior ), folikel (-) papil (-), folikel (-) pink muda, mengkilap,
hiperemis (-), papil (-),
folikel (-)
- Forniks N N Dalam
- Palpebra inferior Hiperemis (-) Hiperemis (+) Normal : Tenang,
mengkilap, hiperemis
(-), papil (-), folikel (-)
- Bulbi Injeksi Konjungtiva Injeksi Inj. konjungtiva (-), Inj.
(-), injeksi siliar (-) Konjungtiva (+), Siliar (-)
injeksi siliar (-)
7. Sclera N N Putih, Ikterik (-)
8. Kornea
- Ukuran N N Ø horizontal 12 mm, Ø
vertical 11 mm
- Kecembungan N N Lebih cembung dari
sclera
- Limbus N N Benjolan (-)
Benda Asing (-)
- Permukaan N N Licin, mengkilap
- Uji flurosensi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Placido N N Reguler konsentris
9. Kamera Okuli Anterior
- Ukuran N N COA dalam
- Isi N N Jernih, flare (-), hifema
(-), hipopion (-)
10. Iris
- Warna Cokelat Cokelat
- Pasangan N N Simetris
- Gambaran N N Kripte baik, Sinekia (-)
11. Pupil
12
- Ukuran Ø 4 mm Ø 4 mm Normal (Ø 3 – 6 mm)
pada ruangan dengan
cahaya cukup
- Bentuk Bulat Bulat Isokor
- Tempat N N Di tengah
- Tepi N N Reguler
- Refleks direct (+) (+) Positif
- Refleks indirect (+) (+) Positif
12. Lensa
- Ada/tidak Ada Ada Ada
- Kejernihan N N Jernih
- Letak N N Di tengah, di belakang
iris
- Warna kekeruhan Tidak ada Tidak ada
13. Corpus Vitreum N N Jernih
14. Refleks Fundus (+) (+) Warna jingga kemerahan
terang, homogen
VII. DIAGNOSIS
OS : Konjungtivitis Vernalis
VIII. TERAPI
R/ Sodium Cromolyn eyedrops 2 % tube no. I
S 4 dd gtt I o.d.s
R/ Cetirizine tab 10 mg no. V
S 1 dd ½ tab
IX. PROGNOSIS
Visum (Visam) : dubia ad bonam
Kesembuhan (Sanam) : dubia ad bonam
Jiwa (Vitam) : dubia ad bonam
Kosmetika (Kosmeticam) : dubia ad bonam
13
Persiapan Pasien
Pasien diposisikan senyaman mungkin, pasien duduk dengan kepala disandarkan pada
Jika terdapat slit lamp, pasien diposisikan sesuai prosedur slit lamp.
Prosedur
Keluarkan CA dengan cotton bud yang dibasahi larutan fisiologis dengan cara
mengusapnya.
Indikasi rujuk
- CA sulit dikeluarkan
- Laserasi kornea/sklera
- Perdarahan subkonjungtiva
14
BAB IV
KESIMPULAN
Benda asing yang masuk ke konjungtiva mata, biasanya bersarang dilekuk antara
selaput lendir kelopak mata dan bola mata, sehingga bila mata berkedip-kedip, benda asing itu
Benda asing yang bersarang di konjungtiva kelopak mata atas dikeluarkan dengan
jalan membalikkan kelopak mata atas, lalu benda asing itu dikeluarkan.Cara membalikkan
kelopak mata atas adalah sebagai berikut: pasien disuruh melihat ke ujung kaki, lalu ibu jari,
dan jari telunjuk pemeriksa menjepit bulu mata sedangkan jari telunjuk tangan lain menekan
di punggung kelopak mata. Balikkan kelopak mata itu dengan mengangkatnya. Selama benda
asing belum diangkat, mata pasien harus terus diarahkan ke ujung kaki.
Benda asing yang kecil dapat diangkat dengan lidi kapas steril. Pada benda yang
sangat lekat pada konjungtiva mata, mata harus ditetesi setetes anestesi lokal (prokain 0,25-
0,5%). Tutuplah kelopak mata dan tunggu sampai anestesi bekerja. Balikkan kelopak mata
itu. Benda asing yang kecil dapat diangkat dengan ujung jarum atau ujung pisau katarak.
Sebelum kelopak mata ditutup, periksalah kembali sekali lagi apakah tidak ada lagi benda
lain. Bila diduga benda yang diangkat itu kotor dan kemungkinan menimbulkan peradangan,
berilah antibiotika tetes atau salep mata selama 2-3 hari dan obat mata itu diteteskan setiap 3-
4 jam.
15
DAFTAR PUSTAKA
MansjoerArif, dkk. 2009. Kapita selekta kedokteran. Edisi ke 3 jilid 1. Balai penerbit
media Aesculapius : FKUI
Ilyas, sidarta. 2009. Ilmu penyakit mata. Edisi ke – 3. Balai penerbit FKUI :Jakarta
Iwan Sovani, dkk.2005. Pedoman penanganan trauma mata. Edisi ke – 1. Balai penerbit
rumah sakit mata cicendo:Bandung
16