Anda di halaman 1dari 7

Ikhlashia Nur Fadhilah - 1606904951 Penyambungan Material - 01

TUGAS 11

1. Jelaskan weldability dari aluminium dan paduannya. Sebutkan faktor apa saja yang
berpengaruh pada kemampulasan aluminium dan paduannya.
Jawab:
Weldability pada aluminium adalah ketahanan terhadap retak panas (hot cracking).
Aluminium dan paduannya umumnya memiliki weldability cukup baik, namun terdapat
beberapa parameter yang perlu dikontrol dikarenakan sifat dari aluminium sebagai
berikut;
 Memiliki lapisan oksida (Al2O3) di permukaan
 Panas jenis dan konduktifitas tinggi
 Koefisien muai tinggi
 Kelarutan hidrogen pada fasa cair tinggi
Faktor yang berpengaruh pada kemampulasan aluminium dan paduannya:
 Komposisi kimia
 Kondisi awalnya (pure, anil, work hardened atau precipitation hardened)
 Kawat las (filler metal)

2. Jelaskan mengapa pada pengelasan Al dengan las TIG lebih disukai menggunakan arus
AC dengan frekuensi tinggi.
Jawab:
Pengelasan Al dengan las TIG lebih disukai menggunakan arus AC dengan frekuensi
tinggi dikarenakan bahan alumunium memiliki lapisan film oksida yang ulet pada
permukaannya dan memiliki temperaur leleh yang sangat tinggi juga penghantar listrik
yang buruk, sehingga listrik AC lebih baik digunakan dibanding DCSP dan DCRP. Hal
ini dikarenakan pengelasan dengan arus AC menghasilkan penembusan yang tidak
dalam tetapi juga tidak dangkal atau diantara DCSP dan DCRP.
Frekuensi yang tinggi juga akan membantu penghantaran arus listrik. Dengan
perubahan arus antara elektroda positif dan elektroda negatif pada frekuensi 50 Hz,
maka periode elektroda positif yang terjadi dapat berfungsi untuk menghilangkan film
oksida dan membersihkan permukaan.

3. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan jenis kawat las yang dipakai
untuk mengelas aluminium dan paduannya.
Jawab:
Ikhlashia Nur Fadhilah - 1606904951 Penyambungan Material - 01

Faktor utama yang mempengaruhi pemilihan jenis kawat las yang dipakai untuk
mengelas aluminium dan paduannya adalah nilai dari sensitifitas crack base metalnya.
Jika sensitifitas crack rendah, welding lebih baik menggunakan filler metal yang sifat
kimianya juga sama. Jika sensitivitas crack yang tinggi, filler metal yang digunakan
memiliki sifat kimia yang berbeda agar menghasilkan lasan yang mempunyai crack
sensitivity yang rendah.
Pemilihan Komposisi filler metal ditentukan oleh faktor sebagai berikut:
 Kemampuan las logam induk/base metal,
 Corrosion resistance,
 Anodic coating untuk kesamaan warna,
 Syarat kekuatan, keuletan dan sifat mekanis lainnya.
Berikut tabel yang dapat digunakan untuk pemilihan filler metal untuk pengelasan
Aluminium dan paduannya:
Tabel 1. Pemilihan logam pengisi (Standar Al Company of Amerika)

Tabel 2. Pemilihan logam pengisi (Standar IADS)


Ikhlashia Nur Fadhilah - 1606904951 Penyambungan Material - 01

4. Jelaskan penyebab utama terjadinya cacat (a) porositas dan (b) hot crack (solidification
crack) pada aluminium dan paduannya dan bagaimana cara penanggulangan kedua cacat
tsb.
Jawab:
a. Porositas
Porositas pada lasan terjadi selama proses pembekuan akibat terperangkapnya gas yang
terlarut. Salah satu faktor utama penyebab porositas lasan aluminium adalah adanya gas
hidrogen yang larut di leburan aluminium atau kedalam kampuh las selama proses
pengelasan berlangsung. Hal ini dapat disebabkan karena adanya pengotor yang dapat
menjadi sumber hidrogen akibat preparasi yang kurang baik dan faktor kebersihan dari
logam induk dan logam pengisi sebelum dilakukan pengelasan. Kelarutan hidrogen
pada aluminium meningkat tajam setelah mencapai temperatur 660oC ke atas
(aluminium cair). Porositas juga dapat terjadi akibat adanya gas yang terperangkap
selama proses pembekuan oleh akibat pelindung gas yang terkontaminasi oleh udara
luar yang terakumulasi di daerah leburan.

Beberapa cara penanggulangan cacat porositas pada pengelasan aluminium dan


paduannya:
 Logam induk dan logam pengisi harus dihindarkan dari sumber-sumber
hidrogen
 Gas pelindung yang digunakan harus murni, tanpa kontaminasi udara luar
(humid).
 Menghilangkan oli atau gemuk (oil or grease) di permukaan material sebelum
pengelasan.

b. Solidification Cracking
Terjadi di daerah leburan (weld metal) dan tergantung dari karakteristik pembekuan
(yaitu komposisi kimiawi-nya). Penyebab utama dari solidifation cracking adalah
bahwa weld bead di tahap akhir pembekuan tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk
menahan gaya tarik kontraksi/srinkage yang dihasilkan saat pembekuan weld pool
sehingga terjadi retakan.
Penanggulangannya adalah memastikan logam cair lasan mencukupi untuk mengisi
rongga antar logam lasan sehingga tidak membeku akibat penyusutan (shrinkage strain).
Ikhlashia Nur Fadhilah - 1606904951 Penyambungan Material - 01

5. Jelaskan proses pengelasan aluminium dan paduannya saat ini banyak digunakan
Friction Stir Welding (FSW). Jelaskan skematis gambarnya dan keuntungan serta
kerugian dari proses ts dibandingkan dengan TIG atau GMAW.
Jawab:
Friction Stir Welding (FSW) adalah suatu teknologi pegelasan yang merupakan proses
solid-state joining. Pada proses FSW, material yang dilas tidak benar-benar mencair
pada saat proses berlangsung (temperatur kerjanya tidak melewati titik lebur benda
kerja) sehingga FSW termasuk unconsumable solid-state joining process.
Dalam FSW, tool pengelasan pada probe berputar dan bergerak dengan kecepatan
konstan sepanjang jalur sambungan antara dua material yang disambung. Gesekan
panas (Frictional Heat) pada FSW dihasilkan oleh gesekan antara probe dan juga
shoulder dari welding tool dengan material benda kerja. Panas ini bersama dengan
panas yang dihasilkan dari proses pengadukan mekanik (mechanical mixing) akan
menyebabkan material akan melunak tanpa melewati titik leburnya (melting point), hal
inilah yang memungkinkan tool pengelasan bisa bergerak sepanjang jalur pengelasan.
Ketika pin welding tool bergerak sepanjang jalur pengelasan, permukaan depan pin
akan memberikan gaya dorong plastis terhadap material ke arah belakang pin sambil
memberikan gaya tempa yang kuat untuk mengkonsolidasikan logam las.

Gambar 2. Skema FSW


Keuntungan FSW dibanding TIG:
 Sifat mekanis sambungan baik.
 Terhindar dari asap beracun dan masalah-masalah lain yang dapat dijumpai pada
arc welding.
 Distorsi atau penyusutan kecil dan bentuk las yang bagus.
 Ramah lingkungan, konsumsi energi yang efisien bila dibandingkan dengan metode
las konvensional, tidak memakai fluks, tidak memerlukan tambahan logam pengisi
Ikhlashia Nur Fadhilah - 1606904951 Penyambungan Material - 01

Kerugian FSW dibanding TIG:


 Terdapat lubang ketika kita menarik tool dari benda kerja.
 Penjepitan benda kerja harus kuat.

6. Jelaskan mana yang lebih baik menyambung aluminium dan paduannya dengan
menggunakan teknik Spot Welding atau dengan Ultrasonic Welding.
Jawab:
Penyambungan menggunakan Ultrasonic welding untuk material aluminium lebih baik
dibanding Spot Welding. Ultrasonic welding merupakan proses solid-state joining
dimana penyambungan dihasilkan menggunakan energi getaran frekuensi tinggi dan
tekanan tanpa terjadi pelelehan material yang disambung. Hal ini berarti temperatur
yang terjadi di daerah lasan dibawah melting point sehingga aluminium tidak menjadi
cair. Dengan demikian maka fenomena larutnya gas hidrogen kedalam aluminium cair
tidak terjadi. Sedangkan pada spot welding temperatur yang diberikan mencapai melting
poinnya.

7. Jelaskan jenis besi tuang yang saudara ketahui dan perbedaan masing-masing dan
Jelaskan weldability dari besi tuang (cast iron) serta Jenis mana yang paling buruk
weldability-nya.
Jawab:
Jenis-jenis besi tuang:
a. Besi Tuang Kelabu
 Mengandung silikon sebesar 1,0-3,0%.
 Struktur mikro grafit berbentuk serpih (flakes) dikelilingi ferit atau perlit.
 Bersifat rapuh
 Memiliki ketahanan aus yang baik pada material.
 Banyak dimanfaatkan untuk pembuatan mesin kendaraan bermotor.
b. Besi Tuang Nodular
 Mengandung magnesium sebagai pembulat grafit saat proses pembekuan.
 Struktur mikro grafit berbentuk bulat yang dikelilingi oleh ferit dan perlit
 Besi tuang nodular sifatnya lebih ulet dibandingkan besi tuang kelabu
 Aplikasi untuk badan pompa, roda gigi.
c. Besi Tuang Putih
 Mengandung silikon kurang dari 0,1%
 Dibuat melalui proses pembekuan yang cepat
Ikhlashia Nur Fadhilah - 1606904951 Penyambungan Material - 01

 Karbon membentuk grafit bebas, sementit (Fe3C) yang sangat keras dan
dikelilingi oleh perlit.
 Sementit membuat besi tuang putih memiliki ketahanan aus dan kekerasan yang
sangat tinggi tetapi rapuh dan tidak dapat dimesin.
 Aplikasinya banyak digunakan untuk roller pada mesin pengerolan.
d. Besi Tuang Malleable
 Dihasilkan dari pemanasan besi tuang putih pada suhu 800o-900o C dalam
waktu cukup lama, agar sementit terdekomposisi menjadi besi dan karbon.
 Karbon yang terdekomposisi berbentuk rossette dan memiliki ketangguhan
cukup tinggi
 Aplikasi untuk roda gigi, penyambung pipa, katup - Besi cor nodular paling
mudah dilas, makin rendah kuat tariknya makin mudah dilas.

Weldability dari besi cor


 Besi cor nodular paling mudah dilas, makin rendah kuat tariknya makin mudah
dilas.
 Besi cor putih adalah jenis besi cor yang tidak dapat dilas dengan metoda
pengelasan konvensional.

8. Jelaskan mengapa unsur nikel dan tembaga umumnya dipakai untuk pengelasan besi
tuang.
Jawab:
Unsur nikel dan tembaga umumnya dipakai untuk pengelasan besi tuang karena unsur
nikel dan tembaga tidak sensitif terhadap carbon pick-up. Hal ini akan mencegah
terbentuknya logam las yang keras dan getas hasil dilusi karbon dari logam induk.

9. Jelaskan hubungan antara morfologi grafit dan struktur mikro besi tuang dengan
kemampulasannya.
Jawab:
Bentuk serpih (flake) pada besi tuang kelabu menciptakan konsentrasi tegangan. Hal ini
dapat menurunkan plastisitas material secara drastis. Bentuk rosette (seperti kapas)
memiliki plastisitas dengan elongasi sebesar 10%. Bentuk ini dimiliki oleh besi tuang
mampu tempa yang terbentuk dengan presipitasi dan aglomerisasi grafit dari besi tuang
putih (sementit).
Ikhlashia Nur Fadhilah - 1606904951 Penyambungan Material - 01

Bentuk grafit yang memberikan nilai plastisitas yang paling baik, juga mampu las yang
paling baik adalah bentuk spheroid seperti yang dijumpai pada besi tuang ulet karena
konsentrasi tegangan yang dihasilkan minimal. Kandungan karbon pada besi tuang
dalam bentuk grafit mempengaruhi kemampulasannya. Semakin tinggi, maka semakin
sulit dilakukan pengelasan (weldability-nya rendah/buruk). Sebaliknya, semakin rendah
maka weldability semakin baik.

10. Jelaskan bagaimana cara menentukan besarnya preheating & post heating pada
pengelasan besi tuang.
Jawab:
Preheat sebaiknya terhadap seluruh komponen yang akan dilas, merupakan prosedur
yang disarankan dalam mengelas besi cor bertujuan untuk menurunkan laju
pendinginan sehingga kemungkinan retak pada HAZ dapat dihindari. Contoh
temperatur pre-heating pada besi tuang seperti tabel dibawah.
Tabel 3. Temperatur pre-heating besi tuang

Post heat merupakan pemanasan yang dilakukan pasca welding besi tuang dilakukan
guna menghilangkan tegangan sisa yang ada. Besarnya sendiri juga disesuaikan pada
jenis besi tuang yang dilas.

Anda mungkin juga menyukai