Anda di halaman 1dari 3

Mekanisme Pembentukan GP Zone

pada Age Hardening Al Mg Si Alloy

Pembentukan GP Zones pada jurnalyang saya baca adalah hasil dari age hardening atau
precipitation hardening, dimana merupakan hasil eutectic isothermal sistem. Yaitu
menggunakan paduan komposisi Al + 4wt% Cu. Kemudian random solid solution dari atom
tembaga pada matriks alumunium di rapid quenching menjadi random supersaturated solid
solution atom tembaga di matriks alumunium.
Rapid quenching dari A ke B (gambar 1204.03.01) dan 1024.03.02) membeku pada solid
solution pada suhu 550 °C, kondisi non-equilibrium. Paduan yang diquench dalam keadaan
SSSS. Sehingga struktur mikronya tidak stabil, dengan metallurgical driving force, paduan
menggerakkan struktur kesetimbangan. Akibatnya otal free energy dari sistem semakin
berkurang saat paduan bergerak menuju kesetimbangan
Awalnya, Al matriks supersaturated pada atom tembaga. Invacancies-nya juga highly
supersaturated. Sehingga pada pengamatan jurnal ini, diperkirakan paduan perlahan-lahan
menjadi keras jika dibiarkan pada jangka waktu tertentu (beberapa jam). Dan akan lebih keras
lagi ketika paduan dipanaskan sekitar 150 ° C, karena suhu tinggi memungkinkan vakancies
lebih mobile, akibatnya atom tembaga berdifusi lebih cepat. Kumpulan atom Cu yang tadi
terbentuk menjadi inisiator pembentuk GP Zone, (gambar C pada Gambar 1204.03.02) Proses
ini disebut precipitation; dengan kata lain GP Zone terpresipitasi keluar dari Solid Solution
tersebut.
Berdasarkan literatur, atom Cu ditambahkan pada paduan Al-Mg-Si untuk menambah sifat
mekanis dan kekerasannya. Jadi atom Cu selalu ada pada jenis paduan Al-Mg-Si.
Penambahan Cu hanya sedikit, yaitu 2%.
Referensi
M H Jacobs, Precipitation Hardening, TALAT Lecture 1204, The University of
Birmingham, UK

Anda mungkin juga menyukai