Anda di halaman 1dari 4

Rangkuman Enjiniring Proses Metalurgi 2

1. Mikrostruktur Superalloy
Saat ini pengembangan superalloy yaitu dengan penambahan unsur Ruthenium (Ru) dan
Rhenium (Re) kedalam paduan. Hal ini tentunya untuk memperbaiki dan meningkatkan
sifat mekanik dari superalloy. Semakin banyak unsur Ru dan Re didalam paduan maka
harga nya semakin meningkat. Banyak kandungan Re di dalam paduan sendiri sangat
menentukan harga superalloy dibandingkan dengan nikel nya. Rhenium sendiri
merupakan element atau unsur yang saat efektif untuk memperkuat superalloy dengan
cara mencegah pengkasaran. Penmbahan 3%Re kedalam paduan super akan
meningkatkan temperatur operasi nya mencapai 30oC. Namun jika Re terlalu banyak
maka Re ini akan membentuk endapan (tidak dalam solid solution) yang akan
menyebabkan kekuatan creep nya menurun karna tidak memperkuat matriks ɣ lagi. Oleh
karena itu Re ini perlu diatur jumlahnya. Salah satu caranya yaitu dengan cara
menambahkan Ru. Ru sendiri dapat mencegah pembentukan endapan dari Re.
Penambahan ini dapat meningkatkan ketahanan pada temperatur operasi yang tinggi yang
dapat meningkat 20oC.
Pembahasan selanjutnya adalah sturktur mikro dalam bentuk cast dan wrought.
Kesamaan dari 2 struktur ini yaitu sama sama menghasilkan karbida primer dan karbida
sekunder pada batas butir. Perbedaan nya yaitu pada cast alloy menghasilkan struktur
yang dendritik sedangkan wrought alloy menghasilkan struktur yang equiaxed.
Mikrosturktur selanjutnya adalah fasa TCP. Fasa ini sangat tidak diinginkan. Fasa
terbentuk karena adanya kelebihan jumlah unsur unsur penguat seperti Cr, Mo,W dan Re.
yang mana jika unsur tersebut kelebihan maka akan membentuk presipitat yang berfasa
intermetalik. Presipitat ini tentunya memiliki sifat yang berbeda dengan presipitat
penguatan yaitu diantaranya :
a. Memiliki densitas yang besar dan tidak seragam
b. Tersusun dari intermatlik atau terdapat directional bonding
c. Memiliki struktur kristal yang kompleks

Presipitat fasa TCP ini akan menurunkan ketahanan creep dari superalloy hal ini
dikarenakan :

a. Presipitat TCP akan mengkonsumsi elemen penguat


b. Fasa TCP ini sangat brittle karena intermetalik
c. Ketidaksesuian kisi kristal nya sangat besar sehingga menyebabkan pembentukan
internal stress yang dapat menjadi crack propagation.
2. Mekanisme Penguatan superalloy
Mekanisme penguatan dalam paduan super Ni antara lain :
a. Penguatan larutan padat
Unsur unsur seperti Cr, Mo, Co, akan menguatkan fasa matriks austenite (ɣ).
Penguatannya bergantung pergeseran kisi atau regangan kisi, jika perbedaan ukuran
atom yang terlarut nya lebih besar dari pada atom matriks nya maka penguatannya
akan semakin baik, contohnya adalah atom Mo lebih besar daripada Ni
b. Penguatan partikel intermetallic atau precipitation hardening
Partikel seperti ɣ’ (Ni3Al,Ti) yang memiliki struktur order dan FCC akan memperkuat
paduan
c. Penguatan dispersi karbida
Partikel karbida yang terdispesi di dalam butiran akan memperkuat paduan. Karbida
ini contoh nya TiC, Mo6C, Cr23C6 dan lainnya. Partikel karbida jika terendapkan
dibatas butir maka ia tidak terlalu berpengaruh, sehingga untuk dia terdispersi harus
dilakukan heat treatment seperti di aging
d. Penguatan batas butiran
Unsur seperti B dan Zr akan memperkuatan batas butir.

 Penguatan larutan padat


Unsur seperti Mo, Cr, W, Re dan Ru akan memperkuatan secara solid solution, selain
itu juga akan menaikan temperatur solidus serta menguarangi energi salah tumpuk
(stacking fault) dari paduan yang mana ini berpengaruh pada stabilitas thermal dan juga
ketahanan dari pergeseran dislokasi dari paduan. Penambahan Mo paling berpengaruh
pada pembentukan stacking fault di banding unsur yang lain. Stacking fault disebabkan
karena adanya partial dislocation yang terbagi menjadi 2 sehingga terjadi salah tumpuk.
Karena adanya parsial dislokasi ini juga akan menyebabkan pembentukan fasa HCP
diantara fasa FCC, yang mana fasa HCP ini sangat keras dan brittle sehingga diskolasi
susah bergerak. Semakin rendah energi stacking fault maka semakin tinggi jarak
dislokasinya sehingga akan memperkuat paduan. Unsur unsur yang telah disebutkan
diatas memiliki jari jari atom yang lebih besar dari Ni sehingga terjadi distorsi kisi dan
akan meningkatkan modulus geser. Keefektifan nya dibatasi oleh kelarutan didalam
matriks gamma.
 Pengerasan Pengendapan
Partikel endapan yang terdispersi didalam matriks ɣ akan memperkuat dengan cara
menjadi penghalang pergerakan dislokasi. Pengendapan nya dibedakan menjadi 2
kondisi :
a. Mengendap dari keadaan padatnya (melalui perlakuan pelarutan)
Dilakukan solid solution treatment nya dilarutkan dulu sesuai diagram fasanya
kemudian di quenching lalu dilakukan penuaan sehingga akan dihasilkan endapan
yang berukuran kecil. Bedasarkan antarmuka antara matriks dan fasa keduanya
terbagi menjadi 2 :
- Memiliki antarmuka yg koheren, contoh Ni3Al
- Tidak memiliki antarmuka yang koheren : Partikel endapan karbida M23C6, M6C.
b. Terbentuk saat paduan logam dalam keadaan leburnya, contoh : Partikel MC(TiC)
yang tidak koheren antarmukanya.
Jika endapan dapat dipotong oleh dislokasi (partikel endapan yg koheren), maka
mekanisme endapannya yaitu :

 Penguatan karena regangan koherensi


Penguatan ini dihasilkan dari bidang regangan yang berasal dari endapan yg
koheren dan misfit dengan dislokasi. Bidang regangan ini yang akan menahan
dislokasi. Pada saat dislokasi bergerak partikel seperti terpotong.
 Penguatan karena partikel yang memiliki struktur order
Contoh partikel nya adalah Ni3Al. Jika ada dislokasi yang bergerak maka akan
menggangu struktur ini dengan menghasilkan batas antar fasa atau APB (anthiphase
Boundary) sehingga dibutuhkan energi tambahan untuk dislokasi memotong
partikel order ini. Dislokasi yang bergerak untuk memotong partikel ini harus
sepasang yang disebut dengan superdislokasi.
 Penguatan karena peningkatan energi permukaan antara partikel dan matriks
Penguatan ini berasal dari penambahan antarmuka matriks-endapan yang terbentuk
bila dislokasi memotong dan menggeser sebuah partikel. Pemotongan partikel yang
koheren ini akan menyebabkan penambahan antarmuka sehingga terjadi
peningkatan energi sistem.
 Penguatan karena perbedaan Stacking Fault Energy (SFE) antara partikel dan
matriks.
Terdapat 2 macam stacking fault (SF) yaitu complex SF (CSF), Intrinsik SF (ISF)
yang menghasilkan APB. Karena adanya macam SF ini akan menyebabkan
perbedaan energi SFnya. Karena adanya SF ini akan menahan pergerakan dislokasi
ketika temperatur naik.

Jika endapan tidak dapat dipotong oleh dislokasi, mekansime penguatannya adalah :

 Besarnya penguatan diberikan oleh Orowan dan Ashby. Ketika dislokasi bergerak
melewati endapan, maka dislokasi harus membentuk loop loop pada sekitaran
endapan lalu akan terlepas dislokasinya. Semakin rapat jarak antarpartikel dan
makin besar ukuran partikel maka tambahan regangan atau kekuatan akan semakin
besar.
 Mengoptimalkan morfologi ɣ’.
Untuk mencapai performa ketahanan creep yang baik, mikrostruktur superalloy Ni
single crystal harus dibuat sedemikian rupa sehingga terdiri dari 60-75% fraksi
volum nya adalah fasa ɣ’. Morfologi nya berbentuk kubus dan ukuran awalnya
adalah 0.2-0.6µm dalam satuan panjang kubus pada suhu kamar. Kandungan Al
dalam Ni superalloy adalah sekitar 6wt%.
 Gamma double prime (ɣ”)
Penambahan Nb, V akan membentuk ɣ’’ biasanya dipakai untuk penguatan Ni
superalloy pada temperatur dibawah 650oC. Struktur kristal nya adalah BCT. Fasa
ini tidak stabil pada suhu diatas 650oc. Contoh paduannya adalah Inconel 718.
3. Jenis jenis paduan super selain Ni
a. Iron-Ni Based Superalloy
Matriks nya adalah austenite (FCC) dimana kandungan Fe nya lebih dari 39.5% dan
Ni sekitar 30-35%. Contohnya adalah Incoloy 800. Aplikasinya yaitu untuk Heat
Exchanger, Peralatan karburisasi
b. Cobalt based superalloy
Cobalt biasanya dipadukan dengan Cr, Ni dan W. harga dari cobalt based superalloy
ini sangat mahal sehingga hanya dipakai untuk peralat tertentu saja yang
membutuhkan ketahanan dan kekuatan temperatur tinggi, ketahanan aus yang baik,
ketahanan korosi dan erosi yang baik.

Anda mungkin juga menyukai