1806149620
Material Kapal
Slip plane dari FCC, BCC, dan HCP dan Efek Kristalisasi-nya
A. Pendahuluan
Slip Plane adalah bidang yang ditentukan oleh jarak di mana struktur dengan air yang terikat
secara kimia dan ion bergerak dalam jumlah besar melalui larutan. Slip bands pada material
yang mempunyai sifat ductile (keuletan) memiliki slip plane yang beragam. Slip planes
biasanya berjarak antara 200A-2000A.
Slip tidak terjadi dengan menggesernya seluruh atom pada bidang slip secara sekaligus. Slip
terjadi dengan bergesernya garis dislokasi sedikit demi sedikit. Bila slip terjadi dengan
pergeseran sekaligus seluruh atom pada bidang slip, maka akan dibutuhkan gaya yang sangat
besar. Karena itulah kekuatan logam lebih rendah daripada kekuatannya yang dihitung dengan
menjumlahkan gaya yang perlu untuk memutuskan ikatan antar atomnya. Untuk dapat
terjadinya slip harus ada gaya geser yang cukup, bila gaya geser itu belum cukup maka distorsi
yang ditimbulkan hanya bersifat sementara, elastik.
Ketika logam membeku dari bentuk cair ke padat, atom mengatur dirinya dalam baris – baris
yang rapi, sebuah susunan yang disebut space lattice. Space lattice dari kristal telah dapat
ditentukan untuk logam-logam yang berbeda.
Atom-atom kalsium, aluminium, tembaga, timbal, nikel, emas dan platina membentuk suatu
struktur kristal dengan sebuah atom ditiap-tiap pojok kubus dan satu ditengah disetiap sisi
kubus. Jika besi berada diatas temperatur kritis, maka susunan atomnya berbentuk FCC dan
namakan besi gamma atau austenite. Sel satuan FCC memiliki atom di setiap sudut kubus
dan enam atom di setiap sisi kubus. Sel satuan FCC mempunyai 4 buah atom, yang diperoleh
dari jumlah delapan seperdelapan-atom pada titik sudutnya ditambah setengah-atom pada
enam sisi kubusnya jadi (8 1/8 + 6 ½).
Struktur FCC dapat ditemui pada material intan dan seng sulfida (ZnS).
Unit struktur BCC sesuai namanya berbentuk bentuk kubus dimana terdapat atom-atom
disetiap pojoknya dan satu berada ditengah. Pada temperatur dibawah 1333OF (723OC)
struktur kristal besi berupa BCC dan dinamakan besi alpha atau ferrite. Logam lain yang
mempunyai struktur seperti ini, yaitu: chromium, colombium, barium, vanadium,
molybdenum dan tungsten. Ada satu atom utuh terletak di tengah sel satuan dan 1/8 atom
terdapat pada tiap-tiap sudut sel satuan, sehingga dalam satu sel satuan BCC terdapat 2 atom.
Contoh struktur BCC pada Cesium Korida: Slip system pada BCC :
Struktur HCP banyak ditemukan pada kebanyakan logam seperti berilium, seng, kobalt,
titanium, magnesium, dan cadmium. Karena jarak dari struktur lattice, baris-baris atom tidak
dapat bergerak dengan mudah, sehingga logam ini memiliki plastisitas dan keuletan yang
lebih rendah dari struktur kubik.
Setiap atom pada struktur kristal HCP dikelilingi oleh 12 atom, sama dengan FCC
mempunyai bilanga koordinasinya adalah 12. Atom-atom dalam struktur kristal HCP
tersusun dalam kondisi yang cukup padat. Ini terbukti dengan tingginya harga APF dari sel
satuan HCP yaitu 74%. Sel
satuan HCP mempunyai 6 atom
per sel satuan, yaitu 2 x 6 x 1/6
(pada sudut lapisan bawah dan
atas + 2 x ½ (pada pusat lapisan
bawah dan atas) + 3 (lapisan
tengah).
Tabel Slip Planes:
C. Perubahan Kristalisasi
Sering sekali perlu mengacu ke bidang dan arah tertentu dalam suatu kisikristal, misalnya
untuk menyatakan bahwa pengedepan (presipitasi) terjadi pada bidang-bidang sejajar
dengan sisi kubus, atau bahwa suatu logam memiliki bagian paling lunak pada arah sejajar
dengan diagonal kubus. Agar sedehana, pernyataan- prenyataan seperti di atas diungkapkan
dalm notasi yang disebut system indeksMiller. Dalam sistem itu dipilih tiga sumbu: X Y,
dan Z, yang masing-masing sejajardengan ketiga rusuk sel kristal.
Ketika logam dipanaskan secara perlahan sampai melting point, terjadi perubahan tertentu.
Kebanyakan logam nonferrous, seperti aluminium, baja, dan nikel, tidak mengalami
perubahan struktur lattice kristalnya sebelum menjadi liquid, namun akan lain halnya pada
besi dan beberapa paduan besi.
Besi murni bersifat allotropy yaitu mempunyai berbagai bentuk kristal. Titik lebur besi
sekitar 1539 °C. Sedikit di bawah
suhu 1539 °C, besi cair mulai
membeku dan membentuk fasa
padat dengan struktur kristal BCC.
Fasa padat ini dinamakan besi-S atau
ferit-8 sampai suhu sekitar 1401 °C.
Pada suhu antara 1401-910 °C,
struktur kristal besi berubah menjadi
FCC yang dinamakan austenit (besi-
y). Selanjutnya di bawah 910 °C,
struktur kristal besi kembali ke BCC
dalam bentuk ferit α.
Di samping itu sifat magnet besi akan hilang jika dipanaskan pada suhu di atas 768 °C. Suhu
ini biasanya dinamakan Currie point.
•Pergerakan dislokasi lebih mudah terjadi pada bidang dan arah tertentu dalam kristal
logam.
•Kombinasi bidang dan arah slip ini diistilahkan sistem slip (Slip system)
•Bidang slip (Slip plane) merupakan bidang yang mempunyai kerapatan atomnya paling
tinggi
•Arah slip (Slip direction) mengarah ke arah yang kerapatan atomnya paling tinggi
Slip tidak terjadi dengan menggsernya seluruh atom pada bidang slip secara sekaligus. Slip
terjadi dengan bergesernya garis dislokasi sedikit demi sedikit. Bila slip terjadi dengan
pergeseran sekaligus seluruh atom pada bidang slip, maka akan dibutuhkan gaya yang
sangat besar. Karena itulah kekuatan logam lebih rendah daripada kekuatannya yang
dihitung dengan menjumlahkan gaya yang perlu untuk memutuskan ikatan antar atomnya.
Untuk dapat terjadinya slip harus ada gaya geser yang cukup, bila gaya geser itu belum
cukup maka distorsi yang ditimbulkan hanya bersifat sementara, elastik.
Oleh karena itu sturktur Kristal logam FCC dan BCC lebih getas dibandingkan HCP
dikarenakan jumlah slip FCC dan BCC lebih banyak slip. Karena dengan banyaknya slip itu
menandakan bahwa struktur itu lebih padat.
Cold Working
Cold working merupakan proses deformasi pada yang dilakukan pada temperature
rekristalisasi. Pada temperature ini, deformasi akan menyebabkan benda kerja mengalami
pengerasan regang dan perubahan struktur butiran. Benda kerja menjadi lebih keras dan kuat
dengan struktur yang mengandung sejumlah regangan. Benda kerja kehilangan sebagian
besar keuletannya sehingga menjadi getas. Peningkatan kekuatan menyebabkan logam
menjadi sulit dideformasi lebih lanjut. Dalam keadaan yang ekstrim benda kerja menjadi
tidak dapat dibentuk dan mejadi getas, Peningkatan kekuatan pengerjaan dingin terkait
dengan peningkatan kerapatan dislokasi pada logam tersebut. Persamaan cold working
sendiri adalah:
Pada material yang sudah di roll dingin, maka akan mengakibatkan timbulnya distorsi pada
butir. Dengan terjadinya distorsi pada butir, maka butir yang terbentuk akan lebih
pipih/panjang (elongated grain) dan lebih rapat sehingga kekuatan material akan meningkat,
lebih keras, dan lebih getas. Deformasi plastis dapat menghasilkan kenaikan energi pada
logam atau dikenal dengan energi aktivasi dalam bentuk kerapatan logam yang lebih tinggi.
Semakin besar terjadi deformasi pada benda kerja, maka semakin besar pula penurunan
rekristalisasinya. Karena itu temperature rekristalisasi pada pengerjaan dingin biasanya
dinyatakan dengan suatu daerah bertemperatur sekitar 40% - 50% dari temperature cairnya.
Deep Drawing
Pengerjaan deep drawing biasanya digunakan pada material Kuningan 70/30. Campuran
logam dari tembaga dan seng disebut juga kuningan, yang dapat membentuk kombinasi sifat
material yaitu kekuatan dan ketahahan korosi yang tinggi. Diagram kesetimbangan fasanya
termasuk jenis peritektik. Paduan dengan kadar seng maksimal 35% berfasa tunggal, yaitu
alfa (a) dengan struktur kristal FCC sehingga kemulurannya tinggi, maka kemampuan
pengerjaan dinginnya tinggi. Karena, sifat mampu bentuk tarik dalam (deep drawing) yang
tinggi.
Kadar seng diatas 35% terbentuk fasa beta (b) dengan struktur kristal BCC, sehingga
kekerasan meningkat. Paduan ini mengalami kemuluran pada saat pengubahan bentuk
dingin rendah, akan tetapi kemampuan pengerjaan panasnya tinggi karena sifat fasa
plastisitasnya tinggi pada temperatur tinggi.
Pada diagram kesetimbangan kuningan, terdapat beberapa fasa yang terbentuk antara lain :