Anda di halaman 1dari 1

Ffek Struktur Kristal, Penambahan Paduan, dan Perlakuan Panas terhadap DBTT

Ductile to Brittle Temperature Transformation (DBTT) merupakan temperatur yang memberikan


informasi perubahan jenis perpatahan apabila suatu sampel diuji pada temperature yang bervariasi.

Fenomena ductile to brittle transition tidak terjadi pada semua logam. Jika dilihat dari grafik, pada suhu
tinggi, material BCC dan FCC tidak mempunyai perbedaan yang jauh, namun ketika suhu rendah,
terdapat perbedaan drastis, dimana BCC cenderung brittle dan FCC tetap ductile. Hal ini didasari oleh
struktur kristal masing-masing logam.

Pada logam yang memiliki struktur FCC tidak mengalami perubahan sifat ke getas pada temperature
rendah. Pada FCC, terdapat closest-packed planes pada setiap slip sistem dan juga pada FCC memiliki
jumlah atom per unit cell yang lebih padat dibanding BCC. Hal tersebut menyebabkan energi yang
dibutuhkuan untuk menggerakkan dislokasi pada FCC lebih rendah daripada BCC. Close-packed planes
ini memunkinkan energi aktivasi yang rendah untuk bergeraknya dislokasi juga mempengaruhi
pergerakan dislokasi yang tidak terpengaruh oleh perubahan temperatur bahkan jika perubahan
temperatur yang besar sekalipun, dislokasi tetap dapat bergerak.

Sementara itu, logam berstruktur kristal BCC dapat mengalami perubahan sifat ke getas pada
temperatur rendah. Jika dibandingkan dengan FCC, kristal BCC memiliki jumlah atom per unit cell yang
lebih sedikit. Oleh karena itu, tidak terdapat close-packed plane pada slip sistemnya. Pada BCC,
perubahan besar energi aktivasi berpengaruh pada pergerakan dislokasinya. Energi yang dibutuhkan
untuk menggerakkan dislokasi lebih besar dari energy yang dimiliki oleh material tersebut sehingga
dislokasi susah bergerak. Dislokasi yang susah bergerak menyebabkan dislokasi itu untuk membuat
patah pada material tanpa material tersebut mengalami deformasi terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai