Anda di halaman 1dari 5

Nama : Irwan Dwianto

Nim : 2211908

RANGKUMAN METALURGI LAS


A. STRUKTUR KRISTAL
Kristal adalah struktur yang dibentuk koordinasi ikatan atom dalam pola yang
teratur secara geometri dalam bidang tiga dimensi. • Semua logam, sebagian besar keramik
dan beberapa polimer membentuk kristal ketika bahan tersebut membeku.

Untuk lebih memudahkan pengertian, dapat dikatakan bahwa atom-atom dalam


kristal logam tersusun secara teratur dan susunan atom-atom tersebut disebut cell unit. •
Cell-cell unit tersebut tersusun membentuk balok (tumpukan kubus atau lain nya) sebagai
dasar dari bentuk kristal.

a. Kubik Berpusat Badan (Body Centered Cubic)


Contoh logam yang mempunyai struktur kristal BCC antara lain ; Fe , Cr, Li,
Mo, W, V. Dari gambar atomic site unit cell terlihat bahwa atom pusat dikelilingi
oleh 8 atom terdekat dan dikatakan mempunyai bilangan koordinasi 8. Dari gambar
isolated unit cell terlihat bahwa ada 1 atom utuh terletak di tengah sel satuan dan 1/8
atom terdapat pada tiaptiap sudut sel satuan, sehingga dalam satu sel satuan BCC
terdapat 2 atom
b. Kubik Berpusat Muka (Face Centered Cubic)
Contoh logam yang mempunyai struktur kristal FCC antara lain ; Fe , Al, Cu,
Ni, Pb. Sel satuan FCC terdiri dari satu titik lattice pada setiap sudut dan satu titik
lattice pada setiap sisi kubus. Setiap atom pada struktur kristal FCC dikelilingi oleh
12 atom, jadi bilangan koordinasinya adalah 12. Sel satuan FCC mempunyai 8 x 1/8
(pada sudut kubus) + 6 x 1/2 ( pada pusat sisi kubut) = 4 atom per sel satuan.

c. Hexagonal Closed Packed (HCP)


Contoh logam yang mempunyai struktur kristal HCP antara lain ; Cd, Co, Mg,
Ti, Zn, Zr. Setiap atom pada struktur kristal HCP dikelilingi oleh 12 atom, sama
dengan FCC mempunyai bilangan kordinasinya adalah 12. Atom atom dalam
struktur kristal HCP tersusun dalam kondisi yang cukup padat.

B. BATAS KRISTAL
Batas butir adalah antarmuka antara dua butir, atau kristalit, dalam bahan
polikristalin. Batas butir adalah cacat 2D pada struktur kristal, dan cenderung menurunkan
konduktivitas listrik dan termal material. Beberapa contoh batas kristal yaitu:
C. CACAT KRISTAL
Salah satu penyebab terjadinya cacat kristal adalah karena atom-atom tidak pernah
diam melainkan bergetar disekitar kedudukan purata dalam kisi, dengan frekuensi yang
ditentukan oleh gaya antar atom dan dengan amplitudo yang bergantung pada temperatur
kristal. Panas jenis (specifi heat) logam terjadi karena adanya efek ini. Komplikasi yang
kedua adalah adanya kristal mungkin mengandung atom-atom asing, baik disengaja seperti
pada unsur paduan (alloy) atau tidak disengaja disebut impurities yang karena berbeda
ukuran atom nya menyebabkan distorsi lokal pada kisi pelarut (solvent). Atom atom
terlarut (solvent) mungkin tersebar secara acak dalam kristal.

D. PROSES PENGELASAN
 Memanaskan bagian logam induk (base metal) yang akan disambung sampai
mencapai titik cairnya.
 Membentuk manik cairan las (weld pool) yang terdiri dari logam induk dan logam
pengisi (filler metal).
 Mendinginkan cairan las dan logam induk hingga mencapai temperatur ruang.

E. MASUKAN PANAS (HEAT INPUT)


Besarnya masukan panas yang terjadi pada proses pengelasan dipengaruhi oleh :
 Daya hantar panas (heat conductivity) dari bagian logam induk yang di
sambung.
 Geometri seperti tebal logam yang di las.
 Tipe sambungan dan bentuk kampuh las.
 Teknik pengelasan termasuk parameter las yang digunakan.
F. PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO HASIL LASAN
Logam lasan adalah bagian dari logam yang pada waktu pengelasan mencair dan
kemudian membeku. Daerah pengaruh panas (HAZ) merupakan logam dasar yang
bersebelahan dengan logam hasil pengelasan mengalami siklus termal pemanasan dan
pendinginan cepat. Logam induk yang tidak terpengaruh panas tidak menyebabkan
terjadinya perubahan struktur mikro dan sifat mekanisnya.

G. SIFAT MAMPU LAS


Kualitas sambungan las ditentukan berdasarkan mampu las logam yang disambung dengan
kekuatan serta ketangguhan yang diperoleh untuk menjamin keamanan dari konstruksi
yang dirancang.

H. STRUKTUR MIKRO
Struktur mikro logam merupakan penggabungan dari satu atau lebih struktur kristal. Pada
umumnya loga terdiri dari banyak kristal (kristal majemuk), walaupun ada diantaranya
untuk keperluan khusus hanya terdiri dari satu kristal saja (kristal tunggal). Tetapi logam
dengan kristal majemuk memungkinkan pengembangan berbagai sifat sifat yang dapat
memperluas ruang lingkup pemakaiannya.
I. STRUKTUR MIKRO BAJA
 Ferrite
Ferit adalah larutan padat karbon dan unsur paduan lainnya pada besi kubus pusat
badan (BCC). Ferrite terbentuk akibat proses pendinginan yang lambat dari austenit
baja hypotektoid pada saat mencapai A3. Ferrite bersifat sangat lunak, ulet dan
memiliki kekerasan sekitar 70-100 BHN serta memiliki konduktifitas yang tinggi.
 Pearlite
Pearlite adalah suatu campuran lamellar dari ferrite dan cementite. Konstituen ini
terbentuk dari dekomposisi Austenite melalui reaksi eutectoid pada keadaan
setimbang, dimana lapisan ferrite dan cementite terbentuk secara bergantian untuk
menjaga keadaan kesetimbangan komposisi eutectoid.
 Martensite
adalah mikro konstituen yang terbentuk tanpa melalui proses difusi. Konstituen ini
terbentuk saat Austenite didinginkan sangat cepat, misalnya melalui proses
quenching pada medium air. Transformasi berlangsung pada kecepatan sangat
cepat, mendekati orde kecepatan suara, sehingga tidak memungkinkan terjadi
proses difusi karbon.
 Austinite
Austenite mempunyai struktur sel FCC (Face Centered Cubic). Pada FCC semua
sumbu memiliki panjang yang sama dengan sudut antara sumbu 90o. Sel FCC tidak
memiliki atom yang terletak pada pusat kubus. Sel satuan ini memiliki atom yang
terletak pada pusat bidang/sisi dan atom pada titik sudut kubus nya.
 Bainite
Bainite merupakan fasa yang kurang stabil yang diperoleh dari austenit pada
temperatur yang lebih rendah dari temperature transformasi ke perlit dan lebih
tinggi dari transformasi ke martensit.
 Bainit bawah
Karena bainit terbentuk pada suhu yang rendah maka laju difusi rendah pula
sehingga karbida besi akan mengendap di dalam pelat ferit. Karbida besi ini
membentuk sudut 55 °C dengan sumbu panjang ferit. Bainit bawah tidak
menunjukkan adanya kembaran (twinning) dan mekanisme terbentuknya bainit
bawah identik dengan struktur mikro yang dihasilkan oleh martensit yang
mengalami proses temper, yaitu ferit lewat jenuh terbentuk melalui mekanisme
geser (shear) dan diikuti dengan endapan karbida di dalam ferit.
 Bainit atas
Bainit atas terbentuk pada suhu antara 350-550 °C. Pada baja eutectoid, bainit atas
terdiri dari fasa cementite dan ferit tetapi bentuk cementite seperti batang (rod)
bukan pelat atau lamellae. Bainit tersusun atas ferit yang berbentuk bilah (lath)
sejajar dengan sumbu panjang dan cementite mengendap pada batas butir.

Anda mungkin juga menyukai