Anda di halaman 1dari 4

Nama

: Surya Ananda Purba

NIM

: 3411311001

TEMPERING
Pengertian Tempering
Tempering adalah proses perlakuan panas lanjutan setelah proses
pengerasan, bertujuan untuk mengurangi kekerasan yang terlalu tinggi
akibat pendinginan yang cepat dan temperatur yang tinggi ( karena
proses penyepuhan).
Tempering didefinisikan sebagai proses pemanasan logam setelah
dikeraskan pada temperatur tempering (di bawah suhu kritis), yang
dilanjutkan dengan proses pendinginan (Koswara,1999:134).
Baja yang telah dikeraskan bersifat rapuh dan tidak cocok untuk
digunakan, melalui proses tempering kekerasan dan kerapuhan dapat
diturunkan sampai memenuhi persyaratan penggunaan. Kekerasan turun,
kekuatan tarik akan turun pula sedang keuletan dan ketangguhan baja
akan meningkat. Meskipun proses ini menghasilkan baja yang lebih lunak,
proses ini berbeda dengan proses anil (annealing) karena di sini sifat-sifat
fisis dapat dikendalikan dengan cermat (Amstead, 1997 : 148).
Pada suhu 200C sampai 300C laju difusi lambat hanya sebagian kecil
karbon dibebaskan, hasilnya sebagian struktur tetap keras tetapi mulai
kehilangan kerapuhannya. Di antara suhu 500C dan 600C difusi
berlangsung lebih cepat, dan atom karbon yang berdifusi di antara atom
besi dapat membentuk sementit .Perubahan sifat mekanis akibat
tempermartensi baja karbon 0,452 %C. Prosesnya adalah memanaskan
kembali berkisar antara suhu 150C 650C dan didinginkan secara
perlahan-lahan tergantung sifat akhir baja tersebut.
Tempering dibagi dalam:
a. Tempering pada suhu rendah(150-300C).
Tujuannya hanya untuk mengurangi tegangan tegangan kerut dan
kerapuhan dari baja. Proses ini digunakan untuk alat alat kerja yang tidak
mengalami beban yang berat, seperti misalnya alat alat potong mata bor
yang dipakai untuk kaca dan lain lain.
b. Tempering pada suhu menengah(300-500C)

Tujuannya menambah keuleatan dan kekerasannya menjadi


sedikit berkurang. Proses ini digunakan pada alat alat kerja yang
mengalami beban berat seperti palu, pahat, pegas pegas(Mustofa Ahmad
Ary,2006)

c. Tempering pada suhu tinggi(500-650C)


Tujuannya untuk memberikan daya keuletan yang beasar dan
sekaligus kekerasan menjadi agak rendah. Proses ini digunakan pada roda
gigi, poros, batang penggerak dan lain lain
Setelah proses hardening biasanya baja akan sangat keras dan bersifat
rapuh, untuk itu perlu proses lanjutan yaitu proses tempering.

Tempering ini bertujuan untuk :


Mengurangi kekerasan
Mengurangi tegangan dalam
Memperbaiki susunan struktur Baja
Prinsip dari tempering adalah baja dikeraskan sampai temperature
dibawah A1(diagram FeC) ditahan selama 1 jam/ 25 mm tebal baja, lalu
didinginkan di udara dan pada suhu 300-400 C dapat di quenching
dengan media oli atau dapat juga didinginkan di udara.
Secara kimia selama tempering yang terjadi adalah atom C yang setelah
proses hardening terperangkap pada jaringan besi Alfa dan pada proses
pemanasan tempering atom C mendapat kesempatan untuk melakukan
diffuse yaitu pemerataan kadar C tanpa adanya halangan dan kembali
menjadi Zementit.
Proses ini berlangsung terus sehingga diperoleh struktur ferrite yang
bercampur dengan zementit, dan diperoleh struktur yang ulet.

Pengaruh Temperatur Temper Terhadap Sifat Mekanika


Logam
Pengaruh temperatur temper terhadap perubahan kuat tarik baja seri
1026 dapat dilihat pada Gambar 1. Baja seri 1026 memiliki nilai kuat tarik
770 MPa setelah perlakuan proses quenching. Proses tempering
menyebabkan kekuatan baja seri 1026 ini turun menjadi sekitar 560 MPa
setelah ditemper pada temperatur 600 celcius selama 30 menit.

Gambar 1. Pengaruh Temperatur Temper Terhadap Kuat Tarik Baja Seri 1026

Pangaruh temperature temper terhadap nilai kekersan yang dimiliki baja


dengan kandungan karbon 0,25 persen dan krom 1,0 persen dapat dilihat
pada Gambar 2. Setalah proses quenching Baja ini memiliki kekerasan
570 HV. Proses temper pada temperatur 500 celcius mampu menurunkan
kekerasan baja ini menjadi sekitar 370 HV.

Gambar 2. Pengaruh Temperatur Temper Terhadap Kekerasan

Struktur mikro yang menunjukkan fasa martensit temper dengan


temperature temper yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 3. Pada
tempertur yang lebih tinggi tampak terdapat butir-butir kabida halus yang
tersebar di fasa martensit tempernya.

Gambar 3 . Mikroskopik Struktur Martensite Temper

Pada proses temper terjadi dekomposisi fasa martensit yang keras dan
kuat menjadi fasa ferit dan partikel-partikel sementit atau karbida. Fasa
ferit merupakan fasa matrik dengan sifat lunak dan ulet. Sedangkan fasa
sementit atau karbida yang terbentuk memiliki sifat yang keras. Matrik
yang ulet dengan sebaran partikel yang keras akan menghasilkan suatu
logam yang tangguh.
Martensit (M) > Martensit Temper (Ferit + Karbida )
Dispersi partikel karbida ini akan mampu menahan atau menghambat
deformasi plastik. Besarnya hambatan yang ditimbulkan akan berbanding
lurus dengan luas kontak antara fasa karbida dengan fasa matriknya.
Semakin besar ukuran partikel karbida, maka semakin kecil luas kontak
antara kedua fasa tersebut. Hambatan terhadap deformasi berkurang,
kondisi ini menyebabkan kekuatan dan kekerasan logam menjadi turun.
Pada temperature temper yang lebih tinggi, Martensit akan tereliminasi
dan membentuk Martensit temper atau martensit dengan karbon rendah
dan partikel-partikel kabida halus berbentuk spheroid (karbida spheroid).
Karbida spheroid halus ini akan tumbuh membentuk karbida spheroid
yang lebih besar pada temperatur yang relatif lebih tinggi.
Pada temperatur temper yang lebih tinggi fraksi fasa lunak dan ulet akan
bertambah, ukuran partikel karbida yang keras menjadi lebih besar.
Konsekuensi langsung penambahan fasa lunak dan ulet adalah regangan
menjadi lebih besar. Namun karena adanya sebaran partikel kabida yang
dapat menahan deformasi plastik , maka logam akan tetap memilikii
kekuatan yang cukup tinggi. Dengan demikian secara keseluruhan logam
menjadi kuat dan ulet atau tangguh.

Anda mungkin juga menyukai