GONORE
GONORE
GONORE (GO)
Definisi
Adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Neiserria gonorrhoeae.
Ada masa tenggang selama 2 – 10 hari setelah kuman masuk kedalam tubuh
melalui hubungan seks
- Pada sekitar 50% penderita gonore, ditemukan infeksi trikomoniasis dan / atau
klamidia yang menyertainya.
- Cara penularan hampir semuanya melalui kontak seksual
Insiden
- 30 50% kasus dengan strain yang resisten terhadap pengobatan PPNG
(PenicillinaseProducing Neisseria Gonorrhoeae)
- Diatas 0,5 – 7% pada wanita hamil
- 60 – 80% kasus adalah asimptomatik
Patofisiologi
Bakteri secara langsung menginfeksi uretra, endoserviks, saluran anus,
konjungtiva dan farings. Infeksi dapat meluas dan melibatkan prostate, vas
deferens, vesikula seminalis, epididimis dan testis pada pria dan kelenjar Skene,
Bartholini, endometrium, tuba fallopi dan ovarium pada wanita.
Tanda-tanda penyakitnya adalah nyeri, merah dan bernanah. Gejala pada laki-laki
adalah rasa sakit pada saat kencing, keluarnya nanah kental kuning kehijauan,
ujung penis tampak merah dan agak bengkak. Pada perempuan, 60% kasus tidak
menunjukkan gejala. Namun ada juga rasa sakit pada saat kencing dan terdapat
keputihan kental berwarna kekuningan. Akibat penyakit GO, pada laki-laki dan
perempuan seringkali berupa kemandulan pada perempuan bias juga terjadi radang
panggul, dan dapat diturunkan kepada bayi yang baru lahir berupa infeksi pada
mata yang dapat menyebabkan kebutaan.
Komplikasi
- Dermatitis
- Artritis
- Endokarditis
- Mioperikarditis
- Meningitis
- Hepatitis
Terapi
- Sejak tahun 1940-an Gonore telah diobati dengan penisilin. Pengobatan dosis
tunggal adalah dengan prokain penisilin G yang diberikan intra-muskular, atau
ampisilin IM, kedua-duanya didahului dengan pemberian probenesid oral. Kini
telah ditemukan di seluruh dunia strain yang resisten terhadap penisilin, namun
dapat diatasi dengan beberapa rejimen, tergantung pada karakteristik pasien
dan organisme yang mengin-feksinya. Ohat-obat non-penisilin yang lazim
adalah spektinomisin atau seftriakson IM. Tetapi tidak satu pundi antara obat-
obat itu yang dapat membasmi infeksi klamidia yang menyertainya. Rejimen
dosis majemuk yang juga dapat mengatasi infeksi klamidia adalah tetrasiklin
atau doksisiklin oral; jika tetrasiklin merupakan kontraindikasi maka dapat
diberikan eritromicin.
2.3. Virus
A. Herpes Genitalis
Adalah infeksi akut oleh herpes simpleks tipe I atau II yang ditandai adanya
vesikel berkelompok di atas kulit yang eritmatosa yang mukokutan
- Etiologi : Virus Herpes simpleks
- Insiden : di AS 10 – 40 juta orang mengidap HSV-2
- Tanda dan gejala :
- Bintil-bintil berair (berkelompok seperti anggur) yang sangat nyeri
pada sekitar alat kelamin
- Lemudian pecah dan meninggalkan luka yang kering mengerak, lalu
hilang sendiri.
- Gejala kambuhlagi seperti di atas namun tidak senyeri tahap awal bila
ada factor pencetus (stress, hadi, minuman / makanan beralkohol) dan
biasanya menetap hilang timbul seumur hidup.
- Lesi-lesi herpes genitalis biasanya disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe
2 (HSV tipe 2) (75% sampai 80%), dan lesi-lesi herpes oralis biasanya
disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 (HSV tipe 1) (20% sampai 25%).
Cara penularan primernya adalah melalui kontak seksual. Secara klinis
dibedakan infeksi herpes primer dan infeksi herpes rekuren.
Infeksi primer dimulai 2 sampai 20 hari setelah terpapar. Infeksi genitalia HSV
tipe 1 dan 2 secara identik. Individu dengan riwayat lesi oral dan antibodi HSV
tipe 1 cenderung untuk menderita HSV tipe 2 yang tidak begitu berat. Infeksi
primer dapat menimbulkan lesi atau gejala yang ringan atau tidak ada sama
sekali. Tetapi, pada wanita, infeksi herpes genitalis primer secara khas
ditunjukkan oleh adanya vesikel tnultipel pada labia mayora dan minora,
menyebar pada perineum dan paha, yang kemudian berlanjut menjadi tukak
yang sangat nyeri.
- Terapi
Tidak ada pengobatan yang membasmi HSV, terapi local untuk meredakan
nyeri biasanya menolong. Asiklovir (antivirus) telah menunjukkan manfaat
dalam memperpendek fase ulseratif dan lamanya virus bersembunyi, dan jika
dipakai terus-menerus dapat mengurangi frekuensi penyembuhan.
B. Kandiloma Akuminata
Adalah kutil pada daerah genetalia yang disebabkan oleh kuman papilomavirus
(HPV), yaitu virus dari kelompok papova yang berbeda dengan virus penyebab
kutil pada umumnya.
Tempat Infeksi biasanya pada daerah yang lembab
- Urogenital
- Perineum
- Perianal
- Frenulum
- Sulkus koronarius
- Sepanjang batang penis
- Glands penis, dll
Tanda dan Gejala
- Adanya kutil yang berwarna coklat, merah muda atau putih
- Satu kutil dapat tumbuh berlipat ganda seperti kembang kol
- Iritasi local
- Pruritus
- Rasa terbakar
- Ulserasi
- Infeksi bakteri sekunder
Pengobatan
Pengobatan kutil eksternal adalah dengan resin podofilin
kaustik25%dalamtingtur benzoin, yang ditutulkan oleh dokter dan dibiarkan
kering. Pengobatan ini paling efektif pada kutil lembab yang baru, tetapi
bersifat iritatif lokal dan menim-bulkan rasa sakit, edema, dan ulserasi.
Absorpsi sistemik dapat terjadi, terutama jika ditutulkan pada permukaan
mukosa. Efek samping sistemik terdiri dari gangguan saluran cerna, takikardia,
neuropati perifer, penyakit ginjal, koma dan ke-matian. Obat ini bersifat
teratogen dan meru-pakan kontraindikasi absolut selama kehamilan. Daerah
yang diobati hams dicuci bersih 4 sampai 6 jam setelah pemberian untuk
membuang sisa-nya. Terapi-terapi yang lain adalah krioterapi, eksisi bedah,
elektrokauterisasi, dan laser CO2. Tingkat kekambuhan dapat setinggi 33%
karena infeksi laten pada kulit sekitar kutil. Penting sekali bagi pasien untuk
terus berkunjung ke dokter supaya dapat dilakukan tindak lanjut dan pe-
ngamatan terhadap timbulnya perubahan-peru-bahan keganasan.
- Patofisiologi
Pada awal tahun 1980, jelas terbukti bahwa AIDS adalah bentuk spektrum
imunologis dan klinis yang paling ekstrim dari infeksi oleh HIV-1. Kasus
AIDS mencerminkan adanya infeksi HIV
pada watctu jauh sebelumnya. Akhir-akhir ini cukup banyak yang kita ketahui
tentang patologi dari HIV, dan ini banyak bermanfaat dalam usaha-usaha
intervensi pengobatan, pengurangan risiko, dan perubahan perilaku. Agar
usaha-usaha ini bisa berjalan efektif, perlu sekali untuk mengetahui
imunopatogenesis dari HIV.
HIV yang dulu disebut sebagai HTLV-III {human T ceil lymphoiropic virus
Tipe III) atau LAV (lymphadenopathy virus), adalah virus sitopatik dari famili
retrovirus. Virus ini ditransmisikan melalui kontak seksual, darah atau produk
darah yang terinfeksi, dan cairan tubuh tertentu, serta melalui perinatal. Virus
tidak ditransmisikan melalui kontak biasa. Virus memasuki tubuh dan terutama
menginfeksi sel yang mempunyai mo-lekul CD4. Kelompok sel terbesar yang
mempunyai molekul CD4 adalah limfosit T4. Sel-sel target lain adalah
monosit, makrofag, sel dendrit, sel Langerhans dan sel mikroglia. Setelah me-
ngikat molekul CD4, virus memasuki sel target dan melepaskan selubung
luarnya. RNA retrovirus ditranskripsi menjadi DNA melalui transkripsi
terbalik. Beberapa DNA yang baru terbentuk saling bargabung dan masuk ke
dalam sel target dan membentuk provirus. Provirus dapat meng-hasilkan
protein virus baru, yang bekerja menye-rupai pabrik untuk virus-virus baru. Sel
target normal akan membelah dan memperbanyak diri seperti biasanya, dan
dalam proses ini provirus juga ikut menyebarkan anak-anaknya. Secara klinis,
ini berarti orang tersebut terinfeksi untuk seumur hidupnya. Jika sel yang
terinfeksi ini dipacu untuk memproduksi virus, demikian juga sel target (sel
hospes) akan dirusak dan virus akan keluar darinya.
Masih belum jelas faktor-faktor apa yang menjadi aktivator bagi produksi virus
itu. MungKin sekali agen endogen seperti sitomegalovirus fCMV) atau virus
Epstein-Barr (EBV) ikut berperan. MUngkin juga termasuk faktor-faktor lain
seperti yang merusak sistem kekebalan.
- Pemeriksaan Diagnostik
Ada dua pemeriksaan yang sering dipakai untuk mendeteksi adanya antibodi
terhadap HIV-1. Yang pertama adalah ELISA (enzyme- linked immunosorbent
assay), bereaksi terhadap antibodi yang ada dalam serum dengan memperli-
hatkan warna yang lebih tua jika terdeteksi antibodi virus dalam jurrilah besar.
Pemeriksaan ELISA mempunyai sensitifitas 93% sannpai 98% dan
spesifitasnya S8% sampai 99% (Kuhnl, 1985). Tetapi hasil positif palsu (atau
negatif palsu) dapat berakibat luar biasa, karena akibat -nya sangat serius. Oleh
sebab itu, pemeriksaan ELISA diulang dua kali, dan jika keduanya me-
nunjukkan hasil positif, dilanjutkan dengan pemeriksaan yang lebih spesifik,
yaitu Western blot. Pemeriksaan Western blot juga dilakukan dua kali.
Pemeriksaan ini lebih sedikrt memberikan hasil positif palsu atau negatif palsu.
Lihat kotak di sebelah kanan mengenai keterangan untuk pembacaan hasil
pemeriksaan ELISA dan Western blot. Jika seseorang telah dipastikan
mempunyai seropositif terhadap HIV, maka dilakukan pemeriksaan klinis dan
imunologik untuk menilai keadaan penyakitnya, dan mulai dilakukan usaha
untuk mengendajikan infeksi.
- Terapi Pengobatan
Sampai sekarang, nelum ditemukan cara pengobatan yang tuntas, saat ini yang
ada hanyalah menolong penderita untuk mempertahankan tingkat kesehatan
tubuhnya.
- Cara agar terhindar dari HIV / AIDS
1. Tidak berganti-ganti pasangan tetap dan menghindari hubungan seksual di
luar nikah
2. Menggunakan kondom, terutama resiko tinggi seperti pekerja seks
komersial
3. Sedapat mungkin menghindari transfuse darah yang tak jelas asalnya
4. Menggunakan alat-alat medis dan non medis yang terjamin steril
2.6 Diagnosa keperawatan dan Interverensi
1. Isolasi social yang berhubungan dengan perubahan status mental
Tindakan/Intervensi
Mandiri
Tentukan persepsi pasien tentang situasi
Berikan waktu untuk berbicara pasien selama dan diantara aktivitas
perawatan. Tetap memberi dukungan. Mengusahakan verbalisasi. Perlakukan
dengan penuh penghargaan dan menghormati perasaan pasien.
Batasi atau hindari penggunaan masker, baju dan sarung tangan jika
memungkinkan, missal jika berbicara dengan pasien.
Dorongan adanya hubungan yang aktif dengan orang terdekat. Waspadai
gejala-gejala verbal atau non verbal, missal menarik diri, putus asa, perasaan
kesepian. Tanyakan pada pasien apakah pernah berpikir untuk bunuh diri.
Kolaborasi
Rujuk pada sumber-sumber, missal pelayanan social. Konselor dan
organisasi atau proyek AIDS (local atau nasional)
Rasional
Isolasi sebagian dapat mempengaruhi diri saat pasien tahut pebolakan atau
reaksi orang lain. Pasien mungkin akan mengalami isolasi fisik.
Mengurangi perasaan pasien akan isolasi fisik dan menciptakan hubungan
social yang positif, yang dapat meningkatkan rasa percaya diri.
Membantu memantapkan partisipasi pada hubungan sosial. Dapat
mengurangi kemungkinan upaya bunuh diri. Indikasi bahwa putus as aide
untuk bunuh diri sering muncul : ketika tanda-tanda ini diketahui oleh
pemberian pewarna. Pasien umumnya ingin berbicara mengenai perasaan
ingin bunuh diri, terisolasi dan putus asa. Adanya system pendukung : dapat
mengurangi perasaan terisolasi.
2. Kelelahan yang berhubungan dengan Anemia
Tindakan/Intervensi
Mandiri
Kaji pola dan catat perubahan dalam proses berpikir/perilaku. Rencana
perawatan untuk menyediakan fase istirahat. Atur aktivitas pada waktu
pasien sangat berenergi. Ikutsertakan pasien atau orang terdekat pada
penyusunan rencana.tetapkan kebersihan aktivitas yang realisis dengan
pasien.
Pantau responden psikologis terhadap aktivitas, missal perubahan TD,
frekuensi pernapasan atau jantung. Dorong masukan nutrisi (rujuk pada DK :
nutrisi, perubahan : kurang dari kebutuhan tubuh)
Kolaborasi
Berikan O2 tambahkan sesuai petunjuk.
Rasional
Berbagai factor dapat meningkatkan kelelahan, termasuk kurang tidur,
penyakit SSP, tekanan emosi dan efek samping obat-obatan/kemoterapi.
Periode istirahat yang sering sangat dibutuhkan dalam memperbaiki /
menghemat energi. Perencanaan akan membuat pasien menjadi aktif pada
waktu dimana tingkat energi lebih tinggi, sehingga dapat memperbaiki
perasaan sehat dan control diri.
Mengusahakan control diri dan perasaan berhasil. Mencegah timbulnya
perasaan frustasi akibat kelelahan karena aktivitas berlebihan
3. Ansietas yang berhubungan dengan kurang terpanjan informasi tentang penyakit
dan pengobatan
Tindakan Intervensi
Mandiri
Jamin pasien tentang kerahasiaan dalam batasan situasi tertentu.
Pertahankan hubungan yang sering dengan pasien. Berbicara dan
berhubungan dengan pasien. Batasi penggunaan baju pelindung dan masker.
Berikan lingkungan terbuka dimana pasien akan merasa aman untuk
mendiskusikan perasaan atau menahan diri untuk berbicara. Ijinkan pasien
untuk mengekpresikan rasa marah, takut, putus asa tanpa konfrontasi.
Berikan informasi bahwa perasaannya adalah normal dan perlu
diekspresikan.
Identifikasi dan dorong interaksi pasien dengan system pendukung. Dorong
pengungkapan / interaksi dengan keluarga / orang terdekat.
Kolaborasi
Rujuk pada psikiatri (mis. Perawat spesialis klinis, psikiater, pekerja social)
Rasional
Memberikan penentraman hati lebih lanjut dan kesempatan bagi pasien untuk
memecahkan masalah pada situasi yang diantisipasi.
Menjamin bahwa pasien tidak akan sendiri atau ditelantarkan, menunjuk rasa
menghargai dan menerima orang tersebut, membantu meningkatkan rasa
percaya.
Membantu pasien untuk merasa diterima pada kondisi sekarang tanpa
perasaan dihakimi dan meningkatkan perasaan harga diri dan control.
Penerimaan perasaan akan membuat pasien dapat menerima situasi.
Mungkin perlu bantuan lebih lanjut dalam berhadapan dengan diagnosa /
prognosis, terutama jika timbul pikiran untuk bunuh diri.
4. Kurang Pengetahuan Yang Berhubungan dengan kurang terpajan informasi
tentang penyakit dan pengobatan
Tindakan Intervensi
Mandiri
Tinjau ulang proses penyakit danm apa yang menjadi harapan di masa depan.
Tentukan tingkat ketergantungan dan kondisi fisik. Catat tingkat perawata
dan dukungan yang tersedia dari keluarga / orang terdekat dan kebutuhan
akan pemberi perawatan lainnya.
Tinjau ulang cara penularan penyakit.
Instruksikan pasien dan memberi perawatan mengenai control infeksi mis.
Tehnik membersihkan tangan bagi semua orang (pasien, keluarga dan
pemberi perawatan)
Pastikan bahwa pasien / orang terdekat dapat menunjukkan perawatan oral
dan gigi yang baik. Tinjau ulang prosedur sesuai petunjuk. Dorong
perawatan gigi regular.
Dorong aktivitas / latihan pada tingkat yang dapat ditoleransikan si pasien.
Tekankan perlunya melanjutkan perawatan kesehatan dan evaluasi.
Rasional
Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan
berdasarkan informasi.
Membantu merencanakan jumlah perawatran dan kebutuhan penatalaksanaan
gejala dan juga kebutuhan akan sumber tambahan.
Mengoreksi mitos dan kesalahan konsepsi, meningkatkan keamanan bagi
pasien / orang lain.
Mengurangi penularan penyakit, meningkatkan kesehatan pada masa
berkurangnya kemampuan system imun untuk mengontrol tingkat flora.
Mukosa oral dapat dengan cepat menunjukkan komplikasi hebat dan
progresif. Penelitian menunjukkan bahwa 65% dari pasien penderita AIDS
memiliki bebrapa gejala oral. Oleh karena itu pencegahan dan intervensi
awal adalah penting.
Meningkatkan kerja sama dengan / peningkatan kemungkinan untuk sukses
dengan aturan terapeutik.
Mencegah / mengurangi kepenatan, meningkatkan kemampuan.
Merangsang pelepasan endorphin pada otak, meningkatkan rasa sehjahtera.
Memberi kesempatan untuk mengubah aturan untuk memenuhi kebutuhan
perubahan / individual.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
PMS (penyakit menular seksual) merupakan penyakit yang terjadi pada umumnya.
Terjadi pada alat kelamin dan ditularkan melalui hubungan seksual. Harus diperhatikan
bahwa PMS menyerang sekitar alat kelamin, tapi gejalanya dapat muncul dan menyerang
mata., mulut, saluran pencernaan, hati, otak, dan organ tubuh lainnya. Tidak semua PMS
menunjukkan gejala. Terkadang PMS tidak menunjukkan gejala sama sekali , sehingga
kita tidak tahu kalau kita sudah terinfeksi. PMS dapat bersifat asymptomatic (tidak
memiliki gejala) baik pada pria maupun pada wanita. Beberapa PMS baru menunjukkan
tanda-tanda dan gejala berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun setelah
terinfeksi.
Pada wanita, PMS bahkan tidak terdeteksi. Walaupun seseorang tidak
menunjukkan gejal-gejala terinfeksi PMS, dan tidak mengetahui bahwa mereka terkena
PMS, mereka tetap bisa menulari orang lain. Orang terinfeksi HIV biasanya tidak
menunjukkan gejala setelah bertahun-tahun terinfeksi. Tidak ada seorangpun dapat
menentukan apakah betul atau tidak seseorang terinfeksi hanya berdasarkan
penampilannya saja. Walaupun orang tersebut mungkin terlihat sehat, mereka masih bisa
menularkan HIV kepada orang lain. Kadang orang yang suda terinfeksi HIV tidak sadar
bahwa mereka mengidap virus tersebut, karena mereka merasa sehat dan bisa tetap aktif.
Hanya tes laboratorium yang dapat menunjukkan seseorang telah terinfeksiHIV atau tidak.
3.2 Saran
Penyakit menular seksual merupakan penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksual, oleh karenanya hal yang paling amp[uh untuk menghindari terjadinya penyakit
menular adalah tidak hubungan seksual di luar nikah dan bergnti-ganti pasangan dalam
hubungan seksual.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca semuanya. Makalah ini dibuat
untuk memberikan gambaran kepada paa pembaca tentang penyakit yang ditularkan
melalui hubungan seksual dan bahayanya bagi kesehatan manusia, khususnya kesehatan
reproduksi.
DAFTAR PUSTAKA