terpenuhi akan terjadi masalah dalam kehidupan pasien. Masalah ini akan menjadi
stresor yang akan meningkatkan kemungkinan terjadinya serangan Asma.
9. Pola persepsi diri dan konsep diri
Perlu dikaji tentang pasien terhadap penyakitnya.Persepsi yang salah dapat
menghambat respon kooperatif pada diri pasien. Cara memandang diri yang salah
juga akan menjadi stresor dalam kehidupan pasien.
10. Pola mekanisme dan koping
Stres dan ketegangan emosional merupakan faktor instrinsik pencetus serangan Asma
maka prlu dikaji penyebab terjadinya stress. Frekuensi dan pengaruh terhadap
kehidupan pasien serta cara penanggulangan terhadap stresor.
11. Pola nilai kepercayaan dan spiritual
Kedekatan pasien pada sesuatu yang diyakini di dunia dipercayai dapat meningkatkan
kekuatan jiwa pasien.Keyakinan pasien terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta
pendekatan diri pada-Nya merupakan metode penanggulangan stres yang konstruktif
(Perry, 2005 & Asmadi 2008).
12. Pemeriksaan penunjang
B. ANALISA DATA
Pengeluaran
sekret ter
ganggu
↓
DS:
Sesak nafas/dispnea, nafas
Klien mengeluh cepat dan dangkal.
sesak nafas saat
melakukan aktivitas. ↓
Hipoksemia
CO2 me↑
Asidosis respiratorik.
Anoreksia
BB me ↓
↓ ↓
DS:
Sukar ber Udara terpe
Klien mengeluh
sukar bergerak nafas. rangkap
karena sesak nafas.
↓ ↓
Dispnea, Kapasitas
↓ sidu me↑
Susah ber ↓
aktivitas. pengguna
an otot ban
tu nafas
Kelemahan
Intoleran Aktifitas
5 DO: Alergen Risiko tinggi terhadap
infeksi
Leukosit klien ↓
mengalami
peningkatan Antibodi membentuk Ig.E
abnormal
DS:
↓
Klien mengatakan
bahwa ia alergi Alergen bereaksi dengan
terhadap debu, antibodi.
makanan, atau
alergen lainnya. ↓
Imunitas menurun.
Leulosit me↑
↓
Resiko tinggi infeksi
6 DO: Asma Bronkhial Resiko tinggi cedera
(asidosis respiratorius)
Dispnea. ↓
Pucat atau sianosis.
Klien mengalami Kontraksi spastis otot polos
penurunan kesadaran. bronkheolus.
DS: ↓
Hipoksemia
CO2 me↑
Asidosis respiratorik.
Gangguan kesadaran
DS: ↓
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tak efektif b.d. bronkospasme, yang dibuktikan oleh
bunyi nafas mengi, dispnea, dan penggunaan otot bantu pernafasan. (Doenges,
1999).
2. Kerusakan pertukaran gas b.d. gangguan suplai oksigen (spasme bronkus),
yang dibuktikan oleh dispnea, bingung, dan gelisah. (Doenges, 1999).
3. Perubahan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh b.d. dispnea dan anoreksia,
yang dibuktikan oleh penurunan berat badan dan ketidakmampuan untuk
makan. (Doenges, 1999).
4. Intoleran aktivitas b.d. ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan
oksigen. (Wong, 2003).
5. Risiko tinggi terhadap infeksi b.d. tidak adekuatnya imunitas. (Doenges,
1999).
6. Resiko tinggi cedera (asidosis respiratorius) b.d. hipoventilasi. (Wong, 2003).
7. Kurang pengetahuan b.d. kurang informasi, yang dibuktikan oleh pertanyaan
tentang informasi. (Doenges, 1999).
8. Ansietas b.d. kesukaran bernafas. (Carpenito, 2000).
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta:
EGC.
Sutedjo. 2006. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui hasil Pemeriksaan Laboratorium.
Yogyakarta: Amara Books.
Tanjung, dudut. 2003. Asuhan Keperawatan Asma Bronkial. Diakses dari http://google.com.
Tanggal 13 November 2008.