Anda di halaman 1dari 26

Tabulasi Data Analisis Pertumbuhan Tanaman Jagung

Parameter Tinggi Tanaman


Waktu (hari ke-)
Perlakuan Ulangan
7 13 19 25 31 37 43
1 29.5 46.5 66.5 94.3 102.5 100.0 115.5
Tanpa 2 17.1 39.4 54.1 73.1 112.0 122.5 128.1
Pupuk 3 10.5 33.0 50.0 65.0 97.0 115.5 121.0
4 15.0 29.6 39.7 63.0 81.5 107.6 113.4
1 32.5 47.0 69.0 95.0 99.0 103.0 111.0
2 18.8 44.0 59.6 74.1 115.5 124.0 134.7
NPK
3 17.5 43.0 60.0 70.0 98.0 117.0 130.5
4 13.0 31.8 44.0 69.0 83.3 114.7 124.3
1 34.5 49.5 69.0 91.0 104.7 106.8 110.5
2 13.5 36.2 51.6 71.2 106.0 114.0 120.5
Kompos
3 20.0 50.0 69.0 84.0 101.5 119.5 132.0
4 19.0 30.3 38.0 61.3 78.2 102.3 112.3

Parameter Jumlah Daun


Waktu (hari ke-)
perlakuan ulangan
7 13 19 25 31 37 43
1 4 5 7 7 7 8 8
Tanpa 2 3 5 6 8 11 12 11
Pupuk 3 3 4 6 7 10 10 9
4 3 5 5 6 8 8 9
1 4 5 7 9 8 9 9
2 3 5 6 7 11 12 10
NPK
3 3 5 7 8 8 9 9
4 4 4 5 6 8 10 8
1 4 5 7 7 7 6 7
2 3 5 6 8 10 11 10
Kompos
3 3 5 8 9 10 10 10
4 3 5 5 5 7 8 8
Pengamatan Tanaman Kurban
La Lw W W sh W rt
Perlakuan Ulangan
40 60 40 60 40 60 40 60 40 60
1 1612.77 1963.83 23.32 39.58 7.76 14.17 6.36 11.65 1.40 2.52
Tanpa 2 1859.57 1989.36 34.56 37.33 10.31 15.08 8.50 11.10 1.81 3.98
Pupuk 3 2440.42 1985.10 37.43 35.43 12.39 18.88 10.22 11.52 2.17 3.34
4 2776.00 2002.13 35.62 29.19 10.57 11.40 8.95 9.74 1.62 1.66
1 1646.81 2648.94 25.59 26.57 8.34 19.09 6.85 16.50 1.49 2.59
2 1746.81 2080.85 35.68 34.82 10.20 15.59 8.50 13.07 1.70 2.52
NPK
3 2491.40 2640.42 39.92 41.03 13.22 19.69 10.79 16.29 2.43 3.40
4 1960.00 1604.26 39.61 39.39 10.48 13.82 8.79 11.14 1.69 2.68
1 893.62 1385.11 15.19 18.34 4.40 8.33 3.89 7.30 0.51 1.03
2 1706.33 1319.15 26.86 40.65 9.10 15.29 7.30 11.38 1.80 3.91
Kompos
3 1544.68 2936.17 31.66 44.58 12.91 22.38 10.51 17.05 2.40 5.33
4 970.00 1442.55 8.27 20.87 2.95 7.79 2.44 6.61 0.51 1.18
Ket La Luas Daun
Lw Bobot Daun
W Bobot Kering Total
W sh Bobot Kering Tajuk
W rt Bobot Kering Akar
T Waktu
JUMLAH DAUN
Waktu (hari ke-)
Perlakuan
7 13 19 25 31 37 43
Tanpa
3.25 4.75 6.00 7.00 9.00 9.50 9.25
Pupuk
NPK 3.50 4.75 6.25 7.50 8.75 10.00 9.00
Kompos 3.25 5.00 6.50 7.25 8.50 8.75 8.75
Tinggi Tanaman
Waktu (hari ke-)
Perlakuan
7 13 19 25 31 37 43
Tanpa
18.03 37.13 52.58 73.85 98.25 111.40 119.50
Pupuk
NPK 20.45 41.45 58.15 77.03 98.95 114.68 125.13
Kompos 21.75 41.50 56.90 76.88 97.60 110.65 118.83
Pengamatan Tanaman Kurban
La Lw W W sh W rt
Perlakuan
40 60 40 60 40 60 40 60 40 60
Tanpa
2172.19 1985.11 32.73 33.62 10.26 14.88 8.51 11.00 1.75 2.88
Pupuk
NPK 1961.26 2243.62 35.20 35.45 10.56 17.05 8.73 14.25 1.83 2.80
Kompos 1278.66 1770.75 20.50 31.11 7.34 13.45 6.04 10.59 1.31 2.86

Ket La Luas Daun


Lw Bobot Daun
W Bobot Kering Total
W sh Bobot Kering Tajuk
W rt Bobot Kering Akar
T Waktu
Pengamatan Tanaman Kurban
LAR SLW SLA NS-R
Perlakuan RGR NAR
40 60 40 60 40 60 40 60
Tanpa
0.01861 0.00011 211.76602 133.38518 0.01507 0.01694 66.36187 59.04536 4.86143 3.82696
Pupuk
NPK 0.02395 0.00015 185.72491 131.60977 0.01795 0.01580 55.71747 63.28517 4.77839 5.09383
Kompos 0.03027 0.00020 174.20402 131.67838 0.01603 0.01757 62.38875 56.91884 4.62452 3.69782
Tabulasi Data Analisis Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau
Parameter Tinggi Tanaman
Waktu (hari ke-)
perlakuan ulangan
7 13 19 25 31 37 43
1 19.5 31.5 41.0 50.0 56.0 90.0 107.5
Tanpa 2 20.0 28.5 40.0 50.0 67.0 92.0 111.0
Pupuk 3 22.0 31.5 35.0 40.0 46.0 57.0 68.3
4 19.5 24.5 34.2 42.0 52.0 61.7 81.4
1 17.3 32.1 40.0 49.5 55.5 90.0 115.5
2 18.0 24.0 40.0 70.0 95.0 109.0 112.0
NPK
3 27.0 41.3 47.5 62.0 72.5 79.2 82.0
4 20.0 28.0 34.8 38.4 53.0 63.4 77.0
1 19.5 32.1 42.0 54.5 57.5 95.0 100.0
2 26.0 30.0 46.0 54.0 60.0 67.0 80.0
Kompos
3 25.0 37.0 52.5 61.0 72.5 83.2 91.5
4 15.0 22.0 30.6 37.0 47.2 56.0 63.7
Parameter Jumlah Daun
Waktu (hari ke-)
perlakuan ulangan
7 13 19 25 31 37 43
1 2 8 10 15 19 26 30
Tanpa 2 3 7 9 11 17 19 21
Pupuk 3 3 6 7 9 13 16 17
4 2 5 6 13 16 19 20
1 2 6 12 16 20 28 35
2 4 9 12 16 19 20 21
NPK
3 5 8 11 15 18 18 20
4 2 4 8 12 15 18 21
1 2 5 13 16 20 27 37
2 4 7 8 10 13 18 19
Kompos
3 5 8 11 14 15 15 16
4 2 5 6 7 12 15 17
Pengamatan Tanaman Kurban
La Lw W W sh W rt
Perlakuan Ulangan
40 60 40 60 40 60 40 60 40 60
1 1612.77 1963.83 23.32 39.58 7.76 14.17 6.36 11.65 1.40 2.52
Tanpa 2 1859.57 1989.36 34.56 37.33 10.31 15.08 8.50 11.10 1.81 3.98
Pupuk 3 2440.42 1985.10 37.43 35.43 12.39 18.88 10.22 11.52 2.17 3.34
4 2776.00 2002.13 35.62 29.19 10.57 11.40 8.95 9.74 1.62 1.66
1 1646.81 2648.94 25.59 26.57 8.34 19.09 6.85 16.50 1.49 2.59
2 1746.81 2080.85 35.68 34.82 10.20 15.59 8.50 13.07 1.70 2.52
NPK
3 2491.40 2640.42 39.92 41.03 13.22 19.69 10.79 16.29 2.43 3.40
4 1960.00 1604.26 39.61 39.39 10.48 13.82 8.79 11.14 1.69 2.68
1 893.62 1385.11 15.19 18.34 4.40 8.33 3.89 7.30 0.51 1.03
2 1706.33 1319.15 26.86 40.65 9.10 15.29 7.30 11.38 1.80 3.91
Kompos
3 1544.68 2936.17 31.66 44.58 12.91 22.38 10.51 17.05 2.40 5.33
4 970.00 1442.55 8.27 20.87 2.95 7.79 2.44 6.61 0.51 1.18

Ket La Luas Daun


Lw Bobot Daun
W Bobot Kering Total
W sh Bobot Kering Tajuk
W rt Bobot Kering Akar
T Waktu
Parameter Tinggi Tanaman

Perlakuan Waktu (hari ke-)


7 13 19 25 31 37 43
Tanpa Pupuk 20.25 29.00 37.55 45.50 55.25 75.18 92.05
NPK 20.58 31.35 40.58 54.98 69.00 85.40 96.63
Kompos 21.38 30.28 42.78 51.63 59.30 75.30 83.80
Parameter Jumlah Daun

Waktu (hari ke-)


Perlakuan
7 13 19 25 31 37 43
Tanpa Pupuk 2.50 6.50 8.00 12.00 16.25 20.00 22.00
NPK 3.25 6.75 10.75 14.75 18.00 21.00 24.25
Kompos 3.25 6.25 9.50 11.75 15.00 18.75 22.25
Pengamatan Tanaman Kurban
La Lw W W sh W rt
Perlakuan
40 60 40 60 40 60 40 60 40 60
Tanpa
2172.19 1985.11 32.73 33.62 10.26 14.88 8.51 11.00 1.75 2.88
Pupuk
NPK 1961.26 2243.62 35.20 35.45 10.56 17.05 8.73 14.25 1.83 2.80
Kompos 1278.66 1770.75 20.50 31.11 7.34 13.45 6.04 10.59 1.31 2.86

Ket La Luas Daun


Lw Bobot Daun
W Bobot Kering Total
W sh Bobot Kering Tajuk
W rt Bobot Kering Akar
T Waktu
Pengamatan Tanaman Kurban
LAR SLW SLA NS-R
Perlakuan RGR NAR
40 60 40 60 40 60 40 60
Tanpa
0.01861 0.00011 211.76602 133.38518 0.01507 0.01694 66.36187 59.04536 4.86143 3.82696
Pupuk
NPK 0.02395 0.00015 185.72491 131.60977 0.01795 0.01580 55.71747 63.28517 4.77839 5.09383
Kompos 0.03027 0.00020 174.20402 131.67838 0.01603 0.01757 62.38875 56.91884 4.62452 3.69782
PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan Tanaman Jagung
1. Parameter Tinggi Tanaman

Waktu (hari ke-)


Perlakuan
7 13 19 25 31 37 43
Tanpa
18.03 37.13 52.58 73.85 98.25 111.40 119.50
Pupuk
NPK 20.45 41.45 58.15 77.03 98.95 114.68 125.13
Kompos 21.75 41.50 56.90 76.88 97.60 110.65 118.83

Dari hasil pengamatan praktikum yang sudah dilakukan pengamatan selama 60


hst didapatan table tinggi tanaman seperti yang diatas, dimana pada table tersebut
menunjukan pertumbuhan dan perkembanagan begitu terlihat di setiap minggunya, hal
ini sesuai dengan literatur Dwijoseputro (1995), yang menyatakan bahwa pertumbuhan
Jagung ini dimulai sejak perkecambahan. Pertumbuhan sendiri didefinisikan sebagai
pertambahan yang tidak dapat dibalikkan dalam ukuran pada sistem biologi. Secara
umum pertumbuhan berarti pertambahan ukuran karena organisme multisel tumbuh
dari zigot, pertumbuhan itu bukan hanya dalam volume, tapi juga dalam bobot, jumlah
sel, banyaknya protoplasma, dan tingkat kerumitan. Pertumbuhan biologis terjadi
dengan dua fenomena yang berbeda antara satu sama lain. Pertambahan volume sel dan
pertambahan jumlah sel. Pertambahan volume sel merupakan hasil sintesa dan
akumulasi protein, sedangkan pertambahan jumlah sel terjadi dengan pembelahan sel
(Kaufman, dkk., 1975).

Pertumbuhan tinggi jagung sendiri setiap perlakuan penambahan tinggi tiap


minggunya berbeda-beda pada minggu pertama pada perlakuan tanpa pupuk
menghasilkan tinggi 18,3 cm, NPK 20,45 cm, dan pupuk kompos 21,75 cm.
Pertumbuhan tanaman jagung pada minggu pertama penggunaan pupuk kompos
menghasilkan pertumbuhan yang paling tinggi yaitu 21,75 cm, hal tersebut
dikarenakan pada penggunaan pupuk kompos, kompos tersebut sudah dicampur
dengan tanah sejak hari pertama penanaman, jadi kandungan pada kompos tersebut
sudah terurai sejak hari pertama sehingga pertumbuhan kompos menjadi cepat.
Pertumbuhan tinggi tanaman jagung yang tercepat ke dua adalah penggunaan NPK
dengan tinggi 20,45 cm walaupun pada minggu pertama belum diberi pupuk NPK tapi
pertumbuhannya sudah baik bahkan hampir sama dengan pertumbuhan pada perlakuan
kompos, berarti tanah pada perlakuan NPK mengandung banyak unsur hara
dibandingkan dengan tanah pada perlakuan tanah tanpa pupuk. Pada perlakuan tanah
tanpa pupuk sendiri menghasilkan pertumbuhan tinggi 18,3 cm. Selain perbedaan
pemberian pupuk, faktor internal biji jagungnya juga berpengaruh, misalnya pada masa
dormansi, karena pada setiap biji mempunyai masa dormansi yang berbeda-beda. Pada
minggu ke-dua pertumbuhan tinggi tanaman jagung masih sama seperti pada minggu
pertama dengan tanaman tertinggi pada perlakuan pupuk kompos dengan tinggi 41,50
cm, peertumbuhan tertinggi ke dua didapatkan di perlakuan NPK dengan tinggi 41,45
cm. Pada perlakuan tanpa pupuk didapatkan tinggi 37,13 cm. Pada minggu ke-3 (hari
ke 19) pertumbuhan tertinggi didapatkan di perlakuan NPK dengan tinggi 58,15 cm,
hal tersebut dikarenakan pada perlakuan NPK di minggu ke 2 (14 hst) sudah diberi
NPK sehingga dalam waktu 1 minggu sudah bisa menyalip tinggi pada perlakuan
kompos, pada perlakuan kompos sendiri pada minggu ke 3 didapatkan tinggi 56,90 cm,
pada perlakuan tanpa pupuk didapatkan tinggi 52,58. Pada minggu ke 4 (hari ke 25)
pertumbuhan tinggi tanaman masih sama dengan minggu ke 3 dengan tanaman
tertinggi pada perlakuan NPK dengan tinggi 77,03 cm, tanaman tertinggi ke-2
didapatkan pada perlakuan pupuk kompos dengan tinggi 76,88 cm, pada perlakuan
tanah tanpa kompos didapatkan tinggi 73,85 cm. Pada minggu ke-5 pertumbuhan
tanaman tertinggi masih dengan perlakuan NPK dengan tinggi 98,95 cm, namun
tanaman tertinggi ke-2 justru didapatkan pada perlakuan tanah tanpa pupuk dengan
tinggi 98,25 cm hal tersebut disebabkan karena pada penggunaan pupuk kompos
penambahan tinggi sudah cepat pada minggu pertama sehingga pada minggu ke-5
nutrisi yang terdapat pada kompos sudah habis, sedangkan pupuk kompos tidak pernah
ditambahkan lagi sejak penambahan pupuk pada hari pertama. Pada perlakuan pupuk
kompos didapatkan tinggi 97,60. Dari hari ke 37- hari 43 pertumbuhan tinggi tanaman
paling tinggi masih didapatkan pada perlakuan NPK dengan tinggi 125,13 cm, kedua
pada perlakuan tanah tanpa pupuk dengan tinggi 119,50 cm, dan ke tiga pada perlakuan
tanah kompos dengan tinggi 118,83 cm. Berdasarkan hasil analisis data pada perlakuan
pupuk NPK terhadap pertumbuhan menunjukan pengaruh yang baik terhadap
pertumbuhan, hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan ketersediaan nutrisis
tanaman atau hara dalam tanah. Makin tinggi dosis pupuk NPK maka makin banyak
pula jumlah hara N,P,dan K yang tersedia dalam tanah yang dapat diserap oleh tanaman
untuk berbagai proses metabolism yang diperlukan untuk pertumbuhan. Hal ini sejalan
dengan pendapat Sutejo (2000), penggunaan pupuk NPK selain dapat memberikan
kemudahan dalam pengaplikasian di lapangan, juga dapat meningkatkan kandungan
unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.

2. Parameter Jumlah Daun


Waktu (hari ke-)
Perlakuan
7 13 19 25 31 37 43
Tanpa
3.25 4.75 6.00 7.00 9.00 9.50 9.25
Pupuk
NPK 3.50 4.75 6.25 7.50 8.75 10.00 9.00
Kompos 3.25 5.00 6.50 7.25 8.50 8.75 8.75

Dari hasil pengamatan praktikum yang sudah dilakukan pengamatan selama 60


hst didapatan table jumlah daun seperti yang diatas, dimana pada table tersebut
menunjukan pertumbuhan dan perkembanagan begitu terlihat di setiap minggunya hal
ini sesuai dengan literatur Dwijoseputro (1995), yang menyatakan bahwa pertumbuhan
Jagung ini dimulai sejak perkecambahan.

Pertumbuhan jumlah daun jagung sendiri setiap perlakuan penambahan daun


tiap minggunya berbeda-beda pada minggu pertama pada minggu pertama
pertumbuhan daun tercepat diperoleh pada perlakun tanah pemberian NPK dengan
jumlah daun 3,50 dikarenakan kandungan unsur didalam tanahnya mencukupi, pada
perlakuan kompos sendiri menghasilkan jumlah daun 3,25 dikarenakan kandungan N
pada kompos belum terurai sehingga kandungannya sama degan pada tanah tanpa
pupuk. Selain itu lambatnya pertumbuhan juga dipengaruhi oleh hormone yang
terkandung didalam tanamannya. Pada minggu ke 2 (hari ke 13) pertumbuhan daun
pada perlakuan tanah kompos menghasilkan jumlah daun 5,00 hasil tersebut lebih
banyak dari perlakuan tanah tanpa pupuk dan NPK. Hal tersebut dikarenakan pada
perlakuan tanah yang diberi pupuk kompos kandungan yang berada pada kompos
sudah terurai yang menjadikan pertumbuhan daun lebih cepat. Pada minggu ke 3 (hari
ke 19) perlakuan tanah kompos masih menghasilkan pertumbuhan daun yang cepat
dikarenakan kandungan unsur yang trsedia didalam kompos masih tersedia, pada
perlakuan NPK sendiri menghasilkan jumlah daun 6,25 hal tersebt dikarenakan pada
hari ke-14 pada perlakuan tanah NPK diberikan pupuk NPK sehingga memacu
pertumbuhan daun, pada perlakuan tanah tanpa pupuk sendiri menghasilkan jumlah
daun 6,00. Pada minggu ke-4 ( hari ke 25) pada penggunaan NPK masih menghasilkan
jumlah daun yang tinggi yaitu 7,50, kedua kompos dengan jumlah 7,25, ketiga tanpa
pupuk 7,00. Pada hari ke 31 pada tanaman dengan perlakuan tanah tanpa pupuk
menghasilkan daun yang paling banyak yaitu 9.00 dikarenakan mengalami fase linier,
pada NPK menghasilkan daun 8,75, dan kompos menghasilkan 8,50. Pada hari ke 37
berganian pada tanaman dengan perlakuan NPK yang mengalami fase linier sehingga
jumlah daun naik menjadi 10,00, pada tanah tanpa pupuk 9,50 dan tanah pupuk kompos
8,75. Pada hari ke 43 pada tanah tanpa pupuk jumlah daun sebanyak 9,25, pada NPK
9,00 dan pada tanah kompos 8,75. Berdasarkan hasil analisis data pada tanah tanpa
pupuk menghasilkan jumlah daun yang paling banyak dan penuan jumlah daunya pun
sedikit hal tersebut dikarenakan yang mempengaruhi jumlah daun selain pemberian
pupuk juga dipengaruhi oleh faktor interl seperti tersediannya hormone sitokinin pada
tanaman tersebut.
3. Kurva Sigmoid

Berdasarkan kurva sigmoid diatas pertumbuhan pada tanaman jagung masih


pada masa vegetatif dikarenakan belum terjadinya stak pada kurvanya. Fase liniernya
sendiri terjadi pada ke 19 – 31, didalam kurva tersebut terlihat mengalami kenaikan
secara terus menerus. Fase linier tersebut disebabkan hanya oleh aktivitas yang
konstan dari meristem apikalnya.
Berdasarkan kurva sigmoid diatas pertumbuhan pada tanaman jagung masih
pada masa vegetatif dikarenakan belum terjadinya penurunan yang signifikan pada
kurvanya. Fase linier pada pertumbuhan daun tanah kompos terjadi pada hari ke 25 –
31, dikarenakan pada terjadinya kenaikan. Pada tanah NPK sendiri fase linier sudah
terjadi sejak hari 7 – 37. Pada perlakuan tanpa pupuk terjadi fase linier sama seperti
pada perlakuan tanah tanpa pupuk yaitu pada hari ke 25-31. Penurunan kurva tersebut
akibat terjadi penuaan pada daun. Fase linier tersebut disebabkan hanya oleh aktivitas
yang konstan dari meristem apikalnya. Fase penuaan dicirikan oleh pertumbuhan yang
menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua (Salisbury dan
Ross, 1995).
4. Pengamatan Tanaman Kurban
B. Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau
1. Parameter Tinggi Tanaman

Perlakuan Waktu (hari ke-)


7 13 19 25 31 37 43
Tanpa Pupuk 20.25 29.00 37.55 45.50 55.25 75.18 92.05
NPK 20.58 31.35 40.58 54.98 69.00 85.40 96.63
Kompos 21.38 30.28 42.78 51.63 59.30 75.30 83.80
Dari hasil pengamatan praktikum yang sudah dilakukan pengamatan selama 60
hst didapatan table tinggi tanaman seperti yang diatas, dimana pada table tersebut
menunjukan pertumbuhan dan perkembanagan begitu terlihat di setiap minggunya.
Pada hari ke 7 pertumbuhan paling tinggi didapatkan pada perlakuan kompos dengan
tinggi 21,38 cm , hal tersebut dikarenakan unsur hara yang tersedia didalam kompos
sudah terurai sehingga merangsang pertumbuhan tanaman tersebut, pada perlakuan
NPK dan tanpa pupuk pertumbuhan tingginya hamper sama yaitu 20,58 cm dan 20,25
cm. Pada hari ke 13 pertumbuhan tertinggi didapatkan pada perlakuan tanah NPK
dengan tinggi tanaman 31,35 cm, pada perlakuan kompos dan tanpa pupuk didapatkan
tinggi yang hamper sama yaitu 30,28 cm dan 29,00 cm. Pada hari ke 19 pada perlakuan
kompos kembali dengan pertumbuhan yang paling tinggi yaitu 42,78 cm hal tersebut
dikarenakan unsur hara didalam kompos sudah terurai, perlakuan NPK dan tanpa
pupuk sendiri sudah terpaut cukup jauh dengan tinggi 40,58 dan 37,55 cm, hal tersebut
dikarenakan pada perlakuan NPK pada hari ke 14 perlakuan tersebut sudah
ditambahkan pupuk NPK sehingga merangsang pertumbuhan tanaman. Pada hari ke
25-31 tanaman tertinggi masih diperoleh oleh perlakuan tanah NPK. Pada hari ke 37-
43 sendiri pada perlakuan tanah kompos sudah mengalami penurunan kecepatan
pertumbuhan, sehingga pada hari ke 43 tanaman pada perlakuan tanpa pupuk sudah
mengejar pertumbuhan tanaman pada perlakuan pupuk kompos. Hal tersebut
dikarenakan unsur hara yang berada di dalam tanah sudah habis yang sudah dipaka
pada laju fotosintesis tanaman tersebut. Berdasarkan hasil analisis data pada perlakuan
pupuk NPK terhadap pertumbuhan menunjukan pengaruh yang baik terhadap
pertumbuhan, hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan ketersediaan nutrisis
tanaman atau hara dalam tanah. Makin tinggi dosis pupuk NPK maka makin banyak
pula jumlah hara N,P,dan K yang tersedia dalam tanah yang dapat diserap oleh tanaman
untuk berbagai proses metabolism yang diperlukan untuk pertumbuhan. Hal ini sejalan
dengan pendapat Sutejo (2000), penggunaan pupuk NPK selain dapat memberikan
kemudahan dalam pengaplikasian di lapangan, juga dapat meningkatkan kandungan
unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.

2. Parameter Jumlah Daun


Waktu (hari ke-)
Perlakuan
7 13 19 25 31 37 43
Tanpa Pupuk 2.50 6.50 8.00 12.00 16.25 20.00 22.00
NPK 3.25 6.75 10.75 14.75 18.00 21.00 24.25
Kompos 3.25 6.25 9.50 11.75 15.00 18.75 22.25
Dari hasil pengamatan praktikum yang sudah dilakukan pengamatan selama 60
hst didapatan table jumlah daun seperti yang diatas, dimana pada table tersebut
menunjukan pertumbuhan dan perkembanagan begitu terlihat di setiap minggunya.
Pada table tersebut pada hari ke 7-13 jumlah daunnya dari ketiga perlakuan tersebut
hamper sama. Pada hari ke 19-43 sendiri jumlah daun pada perlakuan NPK
menghasilkan jumlah daun paling banyak. Hal tersebut dikarenakan pada hari ke-14
pada perlakuan tersebut sudah ditambahkan NPK. Pada perlakuan pupuk NPK terhadap
pertumbuhan menunjukan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan, hal tersebut
dikarenakan adanya perbedaan ketersediaan nutrisis tanaman atau hara dalam tanah.
Makin tinggi dosis pupuk NPK maka makin banyak pula jumlah hara N,P,dan K yang
tersedia dalam tanah yang dapat diserap oleh tanaman untuk berbagai proses
metabolism yang diperlukan untuk pertumbuhan. Hal ini sejalan dengan pendapat
Sutejo (2000), penggunaan pupuk NPK selain dapat memberikan kemudahan dalam
pengaplikasian di lapangan, juga dapat meningkatkan kandungan unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman.
3. Kurva Sigmoid

Berdasarkan kurva sigmoid diatas pertumbuhan pada tanaman jagung masih


pada masa vegetatif dikarenakan belum terjadinya stak pada kurvanya. Fase liniernya
perlakuan NPK sendiri terjadi pada ke 19 – 37, perlakuan kompos fase linier terjadi
pada hari ke 31-37, pada perlakuan tanpa pupuk terjadi pada hari ke 31-43, dimana
didalam kurva tersebut terlihat mengalami kenaikan secara terus menerus. Fase linier
tersebut disebabkan hanya oleh aktivitas yang konstan dari meristem apikalnya.

Berdasarkan kurva diatas yang membentu kurva sigmoid hanya terjadi pada
perlkuan tanpa pupuk saja, dimana terjadi fase linier pada hari ke 19-37, dimana
didalam kurva tersebut terlihat mengalami kenaikan secara terus menerus. Fase linier
tersebut disebabkan hanya oleh aktivitas yang konstan dari meristem apikalnya
3. Pengamatan Tanaman Kurban

Relative Growth Rate (Laju Pertumbuhan Nisbi) merupakan kemampuan


tanaman menghasilkan bahan kering hasil asimilasi tiap satuan bobot kering awal tiap
satuan waktu (g/g/minggu). RGR dipengaruhi oleh banyak faktor, menurut Gent (1995)
yang paling berpengaruh adalah luas daun, jumlah daun yang banyak akan mengurangi
irridiasi.

Net Asimimilation Rate (Laju Asimilasi Bersih) merupakan kemampuan


tanaman menghasilkan bahan kering hasil asimilasi tiap satuan luas daun tiap satuan
waktu (g/dm2/minggu). Laju asimilasibersih tidak konstan tethadap waktu tetapi
mengalami penurunan dengan bertambahnya umur pada tanaman. LAB tertinggi
didapatkan pada perlakuan NPK.
Leaf Area Ratio (Indek Luas Daun) adalah luas daun diatas suatu luas lahan.
Daun adalah organ fotosintetik tanaman sehingga luad daun yang tercermin dari ILD
penting diperhatikan. Luas daun mencerminkan luas bagian yang melakukan
fotosintesis, sedangkan ILD mencerminkan besarnya intersepso cahaya oleh tanaman.
Meskipun bagian batang juga ikut mengintersepsi cahaya, tetapi lebih efektif terjadi
pada daun. ILD yang tinggi tersebut karena jumlah daun dan luas daun yang yang lebih
banyak. ILD tertinggi pada 40 hst yaitu pada perlakuan kompos, pada 60 hst tertinggi
juga pada perlakuan tanpa pupuk. Tingginya ILD diprngaruhi oleh banyaknya
kandungan unsur Mg dan Fe, unsur tersebut berperan dalam pembentukan protein dan
karbohidrat.

Spesific Leaf Weight (Bobot Daun Khas) merupakan bobot daun tiap satuan
luas daun, menggambarkan ketebalan daun (g/dm2).
DAFTAR PUSTAKA

Salisbury, F.B. dan Cleon W. Ross, (1995). Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung :
ITB Press.

Anda mungkin juga menyukai