Modul I
Latar Belakang
Dalam memberikan pelayanan keperawatan di rumah sakit atau instansi pelayanan kesehatan
lainnya, sering kita menjumpai perilaku seorang perawat yang berbeda dengan perawat lainnya.
Peristiwa ini kelihatannya suatu yang wajar sebagai variasi diantara perawat yang ada sebagai
insan manusia. Namun jika ditelusuri lebih lanjut, perbedaan tersebut dapat dipelajari dan
didalami dengan memahami akan peran motivasi dalam diri seseorang ketika dia melaksanakan
tugas pekerjaannya.
Apa yang mendorong perbedaan perilaku antara perawat dalam satu instansi kesehatan, perlu
dipahami oleh seorang manajer yang menangani karyawan atau perawat tersebut. Dapatkah
seorang manajer memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku perawat sebagai
karyawan daqlam menjalankan tugasnya? Jika hal tersebut dapat dijawab, maka pelayanan di
instansi kesehatan tersebut akan mengalami peningkatan mutu pelayanan, efisiensi kerja, dan
produktifitas kerja yang tinggi pula.
Tujuan:
Motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yang memberi kontribusi pada tingkat
komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktor-faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan
mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu. (Stoner & Freeman) Motivasi
menurut Ngalim Purwanto (2000:60) bahwa motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi adalah perasaan atau pikiran yang mendorong
seseorang melakukan pekerjaan atau menjalankan kekuasaan terutama dalam berperilaku
(Sbortell & Kaluzny)
Motivasi biasanya didefinisikan sebagai proses dimana prilaku diberikan energi dan
arahan (Wexley & Yukl, 2005). Sebagai sebuah konsep, motivasi menggambarkan baik kondisi
ekstrinsik yang merangsang prilaku tertentu, dan respons intrinsik ditopang oleh sumber energi
yangb disebut “motif” (Swanburg, 1999). Menurut teori “expectancy”, motivasi pekerja sangat
ditentukann oleh harapannya bahwa suatu usaha yang mencapai tingkat pelakssanaan kerja
terbaik akan menjadi alat untuk mendapatkan hasil-hasil yang negatif (Wexley & Yukl, 2005)
teori ini menjelaskan bagaimana prilaku pemimpin mempengaruhi motivasi bawahan yang pada
gilirannya mempengaruhi pelaksanaan kerja bawahannya.
Dari berbagai macam definisi motivasi, Stanford (1970), ada tiga point penting dalam
pengertian motivasi yaitu hubungan antara kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan muncul
karena adanya sesuatu yang kurang dirasakan oleh seseorang, baik fisologis maupun psikologis.
Dorongan merupakan arahan untuk memenuhi kebituhan tadi, sedangkan tujuan adalah akhir dari
satu siklus motivasi (Luthans).
Motivasi intrinsik kerja perawat adalah respons perawat yang berhubungan dengan
kemampuan perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien dan membuat kehidupan
pasien menjadi berbeda. (Fletcher, 2001:9). Menurut Herzberg bahwa faktor intrinsik kerja
meliputi: otonomi, status profesional, tuntutan tugas, hubungan interpersonal, interaksi dan
gaji/upah (Stamps, 1997:37). Berikut ini penjabaran tentang faktor intrinsik kerja:
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Motivasi adalah
bagaimana peran kepala ruangan sebagai menejer dalam merangsang perawat pelaksana dengan
menanamkan perasaan berharga dan bermanfaat serta menjadikan kerja sebagai bagian dari
kehidupan yang dinikmati. Pemenuhan kebutuhan sosial juga merupakan hal yang petrlu
diperhatikan dalam rangka meningkatkan motivasi perawat pelaksana dalam melaksanakan
tugas.
B. Tujuan Motivasi
Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakan atau menggugah seseorang agar
timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil
atau tujuan tertentu. Disini akan disebutkan tujuan-tujuan dari motivasi adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan moral dan kepuasan pekerja
2. Meningkatkan produkrivitas
3. Mempertahankan kestabilan pekerja
4. Meningkatkan kedisiplinan
5. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
6. Mempertinggi rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya
Dalam memotivasi staf untuk mencapai tujuan organisasi, seorang pemimpin memegang peranan
yang sangat penting. Pimpinan dalam melaksanakan tugas harus mempertimbangkan keunikan/
karakteristik dari stafnya dan berusaha untuk memberikan tugas sebagai suatu strategi dalam
memotivasi staf.
D. Teori motivasi
Istilah motivasi (Motivasion) berasal dari bahasa latin, yakni Movere yang berarti
menggerakan “(to move). Motivasi adalah suatu proses yang menghasilkan suatu intensitas, arah,
dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah kecenderungan
yang timbul pada diri seseorang secara sadar maupun tidak sadar melakukan tindakan dengan
tujuan tertentu atau usaha-usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok yang tergerak
melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki.
Motivasi adalah konsep yang menggambarkan baik kondisi ekstrinsik yang merangsang
perilaku tertentu dan respon instrinsik yang menampakkan perilaku-perilaku manusia.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah bagaimana
menggerakan orang agar mau bekerja dengan semangat dan menunjukan kemampuan yang
dimiliki untuk mencapai tujuan sesuai dengan peran fungsi untuk keberhasilan suatu organisasi
dalam ini rumah sakit khususnya perawat sebagai pemberi jasa pelayanan.
Pandangan kontemporer mengenai Motivasi Menurut Landy dan Becker bahwa pengelompokkan
pendekatan modern pada teori dan praktik motivasi menjadi lima kategori:
1. Teori Kebutuhan
Menurut teori kebutuhan, seseorang mempunyai motivasi kalau dia belum mencapai tingkat
kepuasan tertentu dalam kehidupannya. Terdapat beberapa teori kebutuhan yang berbeda
menurut apa yang dijadikan tingkat dan kapan kepuasan benar-benar tercapai.
Maslow Hierarchy of Needs dikembangkan oleh Abraham Maslow
Maslow memandang bahwa motivasi manusia hierarki lima macam kebutuhan mulai dari
kebutuhan fisiologis yang paling mendasar, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosial
mencintai dan ingn dicintai, kebutuhan akan harga diri sampai pada kebutuhan aktualisasi
diri.
Menurut Maslow bahwa individu akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan yang paling
menonjol, atau paling kuat, bagi mereka pada waktu tertentu. Kemenonjolan dari kebutuhan
ini tergantung pada situasi kekinian dan pengalaman mutakhir. Dimulai dari kebutuhan fisik
yang paling mendasar, setiap kebutuhan harus dipuaskan sebelum individu tersebut
mempunyai keinginan untuk memuaskan kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi.
5. Teori Penguatan
Teori ini dikaitkan dengan ahli psikologi B.F. Skinner dan kawan-kawan yang menunjukkan
bagaimana konsekuensi tingkah laku di masa lampau mempengaruhi tindakan masa
depandalam proses belajar siklis.
a. Reinforcement Theory atau teori penguatan adalah pendekatan pada motivasi berdasarkan
“Hukum Pengaruh” ide bahwa tingkah laku dengan konsekuensi positif cenderung untuk
diulang sementara tingkah laku dengan konsekuensi negatif cenderung tidak diulangi.
b. Behavior Modification atau modifikasi tingkah laku adalah penggunaan teori penguatan
untuk mengubah perilaku manusia.
c. Positive Reinforcement atau penguatan positif adalah penggunaan konsekuensi positif
untuk mendorong tiongkah laku yang dikehendaki.
d. Avoidance Learning atau belajar menghindar adalah proses belajar yang terjadi ketika
seseorang mengubah tingkah laku untuk menhindari atau mengelak suatu keadaan yang
tidak dikehendaki.
e. Extinction atau pemadaman adalah absennya penguatan untuk tingkah laku yang tidak
dikehendaki, sehingga tidahlaku tadi berhenti muncul.
f. Punishment atau hukuman adalah aplikasi konsekuensi negatif untuk menghen tikan atau
mengoreksi tingkah laku yang tidak dikehendaki
6. Teori Keadilan
Teori keadilan atau Equity Theory didasarkan pada asumsi bahwa faktor utama dalam
motivasi pekerjaan adalah evaluasi individu atas keadilan dari penghargaan yang diterima.
Keadilan dapat didefinisikan sebagai rasio antara input pekerjaan individu seperti usaha atau
keterampilan dan imbalan pekerjaan seperti gaji atau promosi. Menurut teori keadilan bahwa
seorang individu akan termotivasi kalau mereka mengalami kepuasan dengan apa yang
mereka terima dari upsays dsalsm proporsi dengan usaha yang mereka pergunakan. Seorang
menilai keadilan dari imbalan mereka dengan membandingkan imbalan yang diterima orang
lainuntuk input yang serupa atau dengan rasio usaha/imbalan yang lain yang mereka alami
7. Teori Harapan
Expectancy theory adalah teori motivasi yang menyatakan bahwa orang memilih bagaimana
bertindak dari berbagai alternatif tingkah laku, berdasarkan harapannya apakah ada
keuntungan yang diperoleh dari setiap tingkah laku. Menurut David Nadler & Edward
Lawler bahwa terdapat empat asumsi mengenai tingkah laku dalam organisasi yang menjadi
dasar pendekatanharapan sebagai berikut:
Tingkah laku ditentukan oleh kombinasi faktor-faktor dalam individu dan faktor-faktor dalam
lingkungan
Individu secara sadar membuat keputusan mengenai tingkah laku mereka dalam organisasi
Individu mempunyai kebutuhan, keinginan dan sasaran yang berbeda.
Individu memilih diantara alternatif tingkah laku atas dasar harapan mereka bahwa suatu
tingkah laku akan membawa hasil yang diinginkan.
Asumsi ini menjadi dasar untuk model harapan yang mempunyai tiga komponen utama:
a. Harapan hasil prestasi
Individu mengharapkan konsekuensi tertentu dari tingkah laku mereka. Harapan ini akan
mempengaruhi keputusan mereka tentang cara bertingkah laku.
b. Valensi
Hasil dari suatu tingkah laku tertentu mempunyai suatu valensi khusus, atau kekuatan
untuk memotivasi yang bervariasi dari satu individu dengan individu yang lain.
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif–motif (daya penggerak) yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak perlu dirangsang dari luar, karena di dalam diri setiap individu sudah terdapat dorongan
untuk melakukan sesuatu.
2. Motivasi Intrinsik
Dorongan yang menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu itu bersumber pada suatu
kebutuhan kebutuhan yang harus dipenuhi.
a. Otonomi
Otonomi adalah kebebasan untuk memilih tindakan tanpa kendali dari luar. Otonomi
merupakan salah satu komponen yang penting dari disiplin profesional yaitu penetapan
mekanisme untuk pengaturan sendiri dan penyelenggaraan mandiri (Susilowati, 2002).
Definisi lain mengatakan bahwa autonomy merupakan kebebasan seseorang dalam
melakukan tindakan yang akan dilakukan dan kemampuan dalam mengatasi masalah
yang ada. Dalam dunia pekerjaan autonomy diartikan sebagai kondisi pekerjaan
seseorang yang dapat membantu meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja (Gindaba,
1997).
Penelitian yang dilakukan Eisenstat dan Afelner pada 168 pekerja, bahwa kebebasan
dalam bekerja dan kontrol terhadap pekerjaan yang baik membuat seseorang mempunyai
perencanaan ke depan dan kepuasan kerja jadi tambah meningkat.
b. Status profesional
Status profesional adalah perasaan perawat secara umum dalam meningkatkan
keterampilan profesional, kegunaan pekerjaan, status pekerjaan dan harga diri terhadap
profesi keperawatan (Ghale, 1998). Menurut Maslow dan Herzberg mengatakan bahwa
meningkatnya harga diri atau status individu akan meningkatkan kebutuhan psikologis
sehingga kepuasan menjadi meningkat.
c. Tuntutan tugas
Menurut Slavitt tuntutan tugas adalah tugas yang harus dilakukan sesuai dengan
pekerjaan dan kemampuan yang merupakan tanggung jawab dan kewajibannya atau
segala macam tugas atau kegiatan yang harus diselesaikan sebagai bagian reguler dari
pekerjaan (Iskandar, 2001).
e. Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal adalah kebutuhan akan kerjasama secara timbal balik antara
perawat dengan atasan, teman sekerja, tim kesehatan lain dan pasien. Makin baik
hubungan interpersonal seseorang maka makin terbuka orang untuk mengungkapkan
dirinya dan makin cermat mempersepsikan tentang orang lain dan diri sendiri, sehingga
makin efektif komunikasi yang berlangsung antara komunikan (Rakhmat, 2000:120).
Menurut Arnold P. Goldstein (1975), ada 3 (tiga) prinsip metode peningkatan hubungan
yaitu: makin baik hubungan interpersonal maka: a) makin terbuka seseorang
mengungkapkan perasaannya, b) makin cenderung ia meneliti perasaannya secara
mendalam beserta penolongnya (perawat), dan c) makin cenderung ia mendengar dengan
penuh perhatian dan bertindak atas nasihat yang diberikan penolongnya.
f. Interaksi
Interaksi adalah kesempatan dan kemampuan individu dalam melakukan percakapan baik
formal maupun informal selama bekerja. Interaksi diperlukan untuk selalu melakukan
tindakan dengan benar. Interaksi yang dilakukan dengan benar dapat: a) menurunkan
konflik antara tenaga kesehatan, b) meningkatkan partisipasi, dan c) meningkatkan
ketrampilan.
g. Gaji/Upah
Upah adalah pembayaran dalam bentuk barang atau uang dan keuntungan-keuntungan
yang diterima oleh individu karena telah bekerja sesuai dengan pekerjaannya. Upah
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan seseorang
F. Penerapan motivasi
Seorang perawat kepala bertanggung jawab harus memotivasi bawahan dalam mencapai
tujuan-tujuan organisasi. penggunaan teori motivasi dalam mencapai tujuan ini, pertama-tama
pemimpin perlu mengkaji kekuatan motif tertinmggi dari karyawan, kemudian menentukan
tujuan yang akan secara langsung memuaskan kebutuhan pribadi perawat pelaksana. Pemimpin
dalam hal ini kepala ruangan menggunakan faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik dalam suatu
tujuan. Jalan untuk mencapai tujuan, yang dengan demikian memuaskan kebutuhan, adalah
melalui suatu perjalanan yang mencapai tujaun organisasi.
Jika seorang pemimpin hanya dapat mencoba memotivasi seseorang secara eksternal,
maka proses motivasi eksternal bisa tidak berhasil. Seorang pemimpin harus bertanggung jawab
untuk merencanakan kembali suatu strategis untuk memotivasi karyawan secara eksternal.
Mungkin perlu untuk mengkaji kembali atau mendiagnosis kembali kebutuhan-kebutuhan dari
perawat pelaksana.
Kelompok yang berbeda kemungkinan memerlukan strategi yang berbeda. Dengan kata
lain menjadi seorang manajer adat pemimpin merupakan komitmen dalam perjuangan untuk
secara tetap mengembangkan cara-cara memotivasi orang lain agar mau melaksanakan
pekerjaannya. Pada saat sebuah tujuan tercapai, harusalah ditetapkan sebuah tujuan lain, dan
kemudian ditetapkan strategi-strategi berdasarkan kebutuhan karyawan pada saat tertentu
tersebut.
Proses motivasi yang telah dijelaskan terdahulu adalah proses untuk memotivasi satu
orang. Seorang perawat kepala lebih sering memotivasi sekelompok orang untuk menyelesaikan
suatu tugas, maka teori motivasi pertama-tama diterapkan kepada orang-orang secara individual
dalam kelompok. Kewbutuhan-kebutuhan individu terlebih dahulu dikaji, kemudian kebutuhan
yang terbanyak yang menjadi kebutuhan kelompok digunakan pemimpin merencanakan suatu
strategi untuk memotivasi kelompok secara eksternal dalam mencapaio tujuan organisasi.
Seorang kepala ruangan bukanlah seorang yang sempurna yang mengetahui dan memuaskan
segala kebutuhan atau tuntutan perawat pelaksana, akan tetapi harus selalu berusaha melakukan
pendekatan-pendekatan secara personal kepada perawat pelaksana yang belum terpuaskan.
Azwar, S, (1995). Sikap Manusia Teori dan Perkembangannya, (2th ed). Yogyakarta : Pustaka
Belajar.
Fletcher, C.E. (2001). Hospital RN’s job satisfactions and dissatisfactions. Journal of nursing
administration, 2001, 31 (6), 324-331.
Gillies, D.A. (1994). Nursing management: a systems approach. Third edition. Philadelphia:
W.B. Saunders Company.
Hasibuan, S.P, (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara.
Ilyas, Yaslis. (2002). Kinerja, Teori, Penilaian, dan Penelitian. Cetakan ke tiga. Jakarta: Pusat
Kajian Ekonomi Kesehatan.
Siagian, P. Sondang, (1995). Teori Motivasi Dan Aplikasinya, Jakarta : PT. Rineka cipta.
Stamps, P.L. (1997). Nurses and work satisfaction: an index for measurement. Second edition.
Chicago: Health Administration Press.
Stoner, J.A.F., Freeman, R.E., Gilbert D.R,. (1995). Management. Six.Ed. New Jersey: Prentice
Hall. Inc.
Suarli. S. 2009.Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis. Jakarta: Erlangga.