Golongan I A (Alkali)
Golongan I A (Alkali)
DISUSUN OLEH:
ARIYANI SAFITRI
NIM: 06101181722012
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya seningga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Unsur Golongan I A
(Alkali)”. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW Serta
keluarga dan para sahabatnya.
Tak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Pembimbing atas
bimbingan, dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami. Sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insyaAllah sesuai yang kami
harapkan. Dan kami ucapkan terimakasih pula kepada rekan-rekan dan semua pihak yang terkait
dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan
kelemahan,baik materi maupun sismatika penulisan.untuk itu dengan segala kerendahan hati,
penulis mengharapkian kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
di masa yang akan datang.semoga makalah ini bermanfaat.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, pada makalah ini difokuskan pada tujuan,
diantaranya:
1.3.1 Dapat menyebutkan karakteristik dan sifat dari logam alkali golongan IA.
1.3.2 Dapat mengetahui kelimpahan setiap unsure pada golongan IA di alam.
1.3.3 Dapat menjelaskan setiap reaksi yang terjadi pada setiap unsurnya.
4
1.3.4 Dapat mengetahui reaktivitas setiap unsurnya.
1.3.5 Dapat menjelaskan pembuatan setiap unsurnya.
1.3.6 Dapat menjelaskan manfaat unsur golongan IA
BAB II
PEMBAHASAN
Logam alkali merupakan kelompok elemen homogen dengan sifat sangat reaktif yang
digambarkan dengan baik kesamaannya dan tren yang diharapkan dari klasifikasi periodik.
Sifat fisik dan kimia unsur golongan IA dapat dijelaskan dalam konfigurasi elektronik
sederhana, ns1. Senyawa natrium dan kalium telah dikenal dari zaman kuno dan keduanya
5
merupakan elemen penting untuk kehidupan hewan, perdagangan dan industri kimia.
Lithium pertama kali diakui sebagai elemen yang terpisah pada awal abad kesembilan belas,
tetapi tidak dianggap penting untuk industri besar sampai sekitar 40 tahun yang lalu.
Rubidium dan cesium yang menarik secara akademis tapi sejauh memiliki beberapa aplikasi
industri. Fransium, unsur sulit dipahami, hanya memiliki keberadaan sekilas di alam karena
memiliki waktu paruh yang sangat pendek, dan ini tertunda penemuannya sampai tahun
1939.
a. Lithium
Litium merupakan logam yang lunak, memiliki warna Nampak keperakan jika
baru dipotong. Litium ini bila dibiarkan pada udara bebas, maka permukaan logam ini akan
berubah menjadi warna abu-abu. Jika litium dicampurkan dengan alumunium dan
magnesium maka akan menghasilkan alloy yang ringan. Alloy tersebut biasanya
dimanfaatkan untuk baterai, obat-obatan dan sebagainya.
b. Natrium dan Kalium
Natrium merupakan logam berupa putih-perak yang lunak melebur pada suhu
97,5oC. natrium mudah teroksidasi dengan cepat pada udara lembab, maka penyimpanan
natrium harus diperhatikan dengan baik disimpan terendam seluruhnya dalam pelarut
23
naftal atau silena. (Svehla, 1990) vogel halaman 310. Ion Natrium disimbolkan 11 Na+.
Memiliki massa atom 11, nomor massa 23. Jumlah neutron 12, electron 10, dan jumlah
proton 11. Logam alkali Natrium mempunyai daya reduksi paling rendah. Afinitas
electron pada Na sebesar -53. Unsur natrium memiliki titik leleh sebesar 98 oC, jari-jari
ionic sebesar 0,96oA serta memiliki warna spectrum (nyala Bunsen) dengan warna
kuning. Natrium memiliki titik lebur yang lebih rendah daripada unsur litium. Reaksi
yang terjadi pada natrium menghasilkan panas yang lebih cepat. (Lestari, 2004) halaman
21 Natrium memiliki konfigurasi electron [Ne] 3s. (Cotton, halaman 115) Pada Natrium,
besar jari-jari terhidrasi kira-kira 2,76 Ǻ, perkiraan bilangan hidrasi 16,6b, energy hidrasi
406 kJ mol-1, dan mobilisasi ionic pada ∞, 18o sebesar 43,5. (Cotton halaman 257).
Sodium, 22 700 ppm (2,27%) adalah unsur ketujuh yang paling berlimpah dalam
batuan kerak dan logam kelima yang paling berlimpah, setelah Al, Fe, Ca dan Mg.
Kalium (18.400 ppm) adalah unsur yang paling melimpah berikutnya setelah natrium.
Sodium terjadi sebagai batu garam (NaCl) dan sebagai karbonat (trona), nitrat (sendawa),
sulfat (mirabilite), borat (boraks, kernite), dll. Kalium pada prinsipnya terbentuk sebagai
6
klorida sederhana (silvit), sebagai klorida ganda KCl .MgC12.6H20 (karnalit) dan K2Mg2
anhydrous sulfat (S04)3 (langbeinite).
Ada juga pasokan terbatas NaCl dalam air asin alami dan perairan laut (-30 g m-3).
Dengan demikian, telah menghitung bahwa batu-garam setara dengan NaCl di lautan
dunia akan menempati 19 juta km kubik (Le. 50% lebih dari total volume benua Amerika
Utara di atas permukaan laut). Atau menyatakan, satu-km prisma persegi akan
membentang dari bumi ke bulan 47 kali. Perhatikan juga bahwa, meskipun Na dan K
hampir sama berlimpah dalam batuan kerak bumi, Na adalah sekitar 30 kali lebih banyak
sebagai K di lautan. Hal ini sebagian karena garam K dengan anion yang lebih besar
cenderung kurang larut daripada garam Na dan, juga, K lebih kuat terikat pada silikat
kompleks dan aluminosilikat dalam tanah (pertukaran ion dalam tanah liat). Kalium
merupakan elemen penting atau kehidupan tanaman dan pertumbuhan tanaman liar sering
dibatasi oleh pasokan K tersedia bagi mereka. (Greenwood)
c. Rubidium dan Cesium
Logam Rubidium adalah suatu unsur kimia yang memliki lambang Rb dengan
nomor atom 37. Logam rubidium memiliki karakteristik flame colorations yang berwarna
nyala putih perak dengan warna khas kemerahan. Warna nyala yang dihasilkan oleh suatu
unsur disebut sprektum emisi. Spektrum emisi yang dihasilkan berkaitan dengan model
atom Neils Bohr. Ketika atom diberikan sejumlah energi, elektron-elektron yang berada
pada keadaan dasar akan tereksitasi menuju tingkat energi yang lebih tinggi. Elektron
yang tereksitasi dapat kembali keadaan dasar atau mengemisi dengan memancarkan
sejumlah energi dalam bentuk radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang (λ)
tertentu. Spektrum emisi terjadi ketika larutan garamnya dibakar menggunakan nyala
Bunsen (Greenword dan Earnshaw,1997).
Logam cesium adalah suatu unsur kimia yang memliki lambang Cs dengan nomor
atom 55. Logam cesium memiliki karakteristik flame colorations yang berwarna nyala
biru Warna nyala yang dihasilkan oleh suatu unsur disebut sprektum emisi. Spektrum
emisi yang dihasilkan berkaitan dengan model atom Neils Bohr. Ketika atom diberikan
sejumlah energi, elektron-elektron yang berada pada keadaan dasar akan tereksitasi
menuju tingkat energi yang lebih tinggi. Elektron yang tereksitasi dapat kembali keadaan
dasar atau mengemisi dengan memancarkan sejumlah energi dalam bentuk radiasi
7
elektromagnetik dengan panjang gelombang (λ) tertentu. Spektrum emisi terjadi ketika
larutan garamnya dibakar menggunakan nyala bunsen (Greenword dan Earnshaw,1997).
d. Fransium
Logam Fransium adalah logam dengan lambang Fr dengan nomor atom 87 yang bersifat
radioaktif dan sangat reaktif. Karena itulah unsur Fransium sulit dijumpai di alam.
1. Sifat Fisik Unsur Golongan IA
8
Gambar 2 : Jari-jari atomik dalam satu golongan
(Shiver and Atkins, 2010)
9
Gambar 3 : Sifat-sifat fisika logam alkali (Miesler and Tarr, 1991)
10
(Shiver and Atkins, 2010)
Titik leleh dan titik didih golongan alkali makin rendah dengan bertambahnya
jari-jari atom, karena terjadi ikatan antara atom-atom logam alkali. Elektron
valensi yang sama menyebabkan unsur-unsur dengan nomor atom yang lebih
besar menghasilkan ikatan logam yang lebih lemah. Hal itu dapat dilihat dari data
titik didih dan titik leleh yang semakin rendah. Titik leleh yang rendah
menunjukkan ikatan logamnya lemah karena setiap atom hanya berkontribusi
menyumbangkan 1 elektron pada orbital molekul (Shiver and Atkins, 2010).
Afinitas elektron berperan untuk mengetahui energi yang dibutuhkan untuk
membentuk anion. Dalam satu golongan untuk golongan IA dari atas ke bawah
afinitas electron semakin menurun. Hal ini disebabkan jari-jari atom yang semakin
besar sehingga jarak elektron terluar ke inti semakin jauh dan gaya tarik inti ke
electron terluar menjadi kecil sehingga energy untuk melepaskan electron menjadi
semakin kecil (Shiver and Atkins, 2010).
Elektronegativitas adalah kecenderungan atom untuk menarik electron dari
luar atom ke dalam dirinya. Jika atom memiliki energy ionisasi yang tinggi (susah
melepaskan electron) dan afinitas electron yang tinggi (lebih mudah menarik
elektron), akan cenderung untuk menarik elektron. Dari atas ke bawah dalam satu
golongan elektronegativitas unsur golongan 1 menurun secara periodik (Shiver
and Atkins, 2010)
Gambar 5 : Variasi elektronegativitas dalam satu golongan
(Shiver and Atkins, 2010)
11
Gambar 6: Entalpi Atomisasi dalam satu golongan (Shiver and Atkins, 2010)
12
Titik leleh dan titik didih golongan IA makin rendah dengan bertambahnya jari-
jari atom, karena terjadi ikatan antara atom-atom logam alkali. Elektron valensi yang
sama menyebabkan unsur-unsur dengan nomor atom yang lebih besar menghasilkan
ikatan logam yang lebih lemah. Hal itu dapat dilihat dari data titik didih dan titik leleh
yang semakin rendah. Titik leleh yang rendah menunjukkan ikatan logamnya lemah
karena setiap atom hanya berkontribusi menyumbangkan 1 elektron pada orbital
molekul (Shiver and Atkins, 2010).
13
Natrium dan Kalium memiliki kelimpahan yang tinggi di alam, tersebar secara luas
sebagai garam seperti garam klorida. Litium relatif jarang ditemukan di alam, biasa
ditemukan dalam mineral spodumen (LiAlSi2O6). Rubidium dan Cesium juga masih jarang
tetapi terdapat pada beberapa mineral seperti zeolit polusit Cs2Al2Si4O12.nH2O. Logam
Natrium dan Litium diekstrak melalui elektrolisis dari lelehan logam klorida. Kalium
diperoleh dengan mereaksikan KCl dengan logam natrium dan rubidium. Cesium diperoleh
melalui reaksi dari logam klorida dengan kalsium atau barium (Shiver and Atkins, 2010)
Pembuatan logam rubidium hasil dari produk sampingan dari kalium disebut alkarab.
Alkarab mengandung 21 % dengan sisanya yaitu kalium dan sebagian kecil dari cesium.
Metode yang dilakukan untuk mengekstraksi rubidium adalah menggunakan metode reduksi.
Reduksi lelehan senyawa RbCl digunakan untuk membuat logam rubidium, reaksi ini dalam
keadaan setimbang. Karena rubidium mudah menguap, harus diproduksi dengan terus
menerus dengan cara proses reduksi kalium. berdasarkan reaksi :
Na + RbCl → Rb + NaCl
Kelimpahan cesium di alam banyak ditemukan dialam pada lapisan-lapisan batuan,
dan dalam bentuk mineral seperti pollux (pollucit), lepidotite, carnallite, dan feldspar. Dalam
laboratorium cesium dapat dibuat memalui proses elektrolisis ekstrak mineral dalam bentuk
sianida atau melalui pemanasan hidroksida, karbonat, magnesium, atau alumulium.
14
Semua unsur golongan IA larut dalam air dan menyerap air dan karbon dioksida dari
atmosfer. Litium hidroksida (LiOH) membentuk hidrat yang stabil, LiOH.8H 2O. Kalium
hidroksida, KOH, larut dalam etanol. Larutan logam alkali hidroksida menyerap karbon
dioksida dari air
2MOH(aq) + CO2(g) → M2CO3 (aq) + H2O(l)
3. Senyawa-senyawa Asam Okso
Unsur-unsur golongan IA membentuk garam-garam dengan kebanyakan asam okso.
a. Karbonat
Senyawa golongan IA membentuk karbonat yang larut.
2 NaCl(aq) + CaCO3 (s) ↔ Na2CO3 (s) + CaCl2 (aq)
b. Hidrogenkarbonat
Alkali hidrgenkarbonat terbentuk dari reaksi alkali karbonat dengan karbon dioksida.
Na2CO3 (aq) + CO2 (g) + H2O (l) → 2 NaHCO3 (s)
Reaksi balik dapat terjadi ketika hidrogenkarbonat dipanaskan
2 NaHCO3 (s) → Na2CO3 (aq) + CO2 (g) + H2O (l)
c. Garam-garam Okso yang lain
Unsur-unsur golongan alkali dapat membentuk alkali sulfat jika direaksikan dengan
asam.
NaCl (aq) + H2SO4 (aq) → Na2SO4 (aq) +2HCl (aq)
4. Hidrida
Unsur golongan 1 bereaksi dengan hidrogen membentuk ikatan ionik hidrida
untuk anion ditunjukkan dengan ion hidrogen H-, reaksi hidrida dengan air
NaH(s) +H2O(l) → NaOH(aq) + H2(g)
Natrium hidrida mudah terbakar jika dibiarkan di udara terbuka, kebkaran itu
sulit untuk dipadamkan karena di udara terbuka mengandung banyak oksigen. Hidrida
biasanya digunakan sebagai basa non-nukleofilik
NaH (s) + H2O (l) → NaNH2 (am) + H2
5. Halida
Semua unsur digolongan 1, berekasi dengan unsur halida membentuk MX.
6. Oksigen
15
Semua unsur dalam golongan 1 bereaksi dengan oksigen hanya Li yang dapat
dengan oksigen bebas, Li2O.
4Li (s) + O2 (g) → 2 Li2O (s)
Natrium bereaksi dengan oksigen membentuk peroksida yang mengandung ion
peroksida, O22-.
2Na (s) + O2 (g) → Na2O2
Unsur golongan 1 lainnya membentuk super oksida:
K(s) + O2 (g) → KO2 (s)
Macam-macam jenis oksida yang mempunyai sifat basa dan bereaksi dengan air
terdiri dari OH- dan H+ yang berasal dari H2O ditunjukkan dengan reaksi asam basa lewis,
Okdida dan peroksida bereaksi dengan menggunakan transfer proton dari H 2O.
Bentuk awal dari ion hidrogen superoksida, akibat transfer proton menjadi ion
superoksida segera diikuti oleh disproporsionasi dari HO2 menjadi O2 dan H2O2.
Oksida dari Na, K, Rb, Cs dapat diperoleh dari pemanasan logam dengan sejumlah
oksigen atau dengan dekomposisi termal dari proksida atau superoksida
Na2O2 (s) → Na2O (s) + ½ O2
7. Nitrida dan karbida
Meskipun Li merupakan paling tidak reaktif dari golongan 1, salah satu dari
nitrida dapat di jelaskan dari reaksi dengan nitrogen.
6Li(s) + N2 (g) → 2Li3N(s)
Litium nitrida juga menunjukkan potensial dari hidrogen , reaksi Li3N dengan
hidrogen memebentuk LiNH2 dan LiH dalam reaksi kesetimbangan
Li3N(s) + 2H2(g) ↔ LiNH2(s) + 2 LiH(s) (dengan suhu 1700C)
Unsur dari golongan 1 yang lain tidak bereaksidengan nitrida yang mengandung
ion N3-, menjadi reaksi
2NaNH2(s) + N2O(g) →NaN3(s) + NaOH(s) + NH3(g)
16
1. Reaksi dengan udara menghasilkan warna cokelat tua yang berasal dari rubidium
superoksida
Rb(s) + O2(g) → RbO2(s)
2. Reaksi dengan air Rubidium bereaksi cepat dengan air membentuk rubidium oksdia
dan gas hidrogen. Larutan yang dihasilkan tidak berwarna dan bersifat basa karena
hidroksida yang terlarut. Reaksi ini sangat eksotermis dan sangat cepat. Reaksi ini
lebih lambat dibandingkan cesium tetapi lebih cepat dibandingkan potassium.
3. Reaksi dengan halogen, logam rubidium beraksi sangat cepat dengan semua halogen :
2Rb(s) + F2 → RbF(s)
2Rb(s) + Cl2 → RbCl(s)
2Rb(s) + Br2 → RbBr(s)
2Rb(s) + F2 → RbF(s)
4. Reaksi dengan asam
2Rb(s) + H2SO4(aq) 2Rb+(aq) + SO42-(aq) + 2H+
17
tidak pernah melebihi +1. Logam memiliki kilau tinggi ketika baru dipotong tapi bereaksi
cepat di udara karena reaksi dengan O 2 dan kelembapan yanga da di udara. Reaksi dengan
halogen sangat kuat bahkan dapat meledak dalam beberapa kasus. Semua logam alkali
bereaksi dengan hidrogen (p. 65) dan dapat bertindak sebagai donor proton seperti alkohol,
amonia gas dan bahkan alkuna. Unsur golongan IA juga bertindak sebagai agen mengurangi
sekuat terhadap banyak oksida dan halida dan sehingga dapat digunakan untuk
mempersiapkan berbagai elemen logam atau paduan logam.
Ukuran kecil dari lithium sering menganugerahkan sifat khusus senyawa dan untuk
alasan ini unsur ini kadang-kadang disebut "anomali". Sebagai contoh, adalah larut dengan
Na hanya di atas 380 "dan bercampur dengan lelehan K, Rb dan Cs, sedangkan semua
pasangan lain dari logam alkali adalah larut dengan satu sama lain dalam semua proporsi.
(Paduan terner mengandung 12% Na, 47% K dan 41% Cs memiliki mp dikenal termurah, -78
"C, dari setiap sistem metalik.) Li menunjukkan banyak kesamaan dengan Mg. Ini disebut
"hubungan diagonal" berasal dari kesamaan dalam ukuran ion dari dua elemen: r (Li +) 76pm,
r (Mg2 +) 72 pm, dibandingkan dengan r (Na +) 102 pm. Dengan demikian, seperti pertama
kali dicatat oleh Arfvedson membangun lithium sebagai elemen baru, LiOH dan Li 2CO3 jauh
lebih larut daripada yang sesuai.
Na dan K senyawa dan karbonat (seperti MgCO3) terurai lebih mudah untuk
dipanaskan. Demikian pula, LiF (seperti MgF2) jauh lebih sedikit larut dalam air daripada
fluor logam alkali lain karena energi kisi besar yang terkait dengan ukuran kecil baik kation
dan anion. Sebaliknya, garam lithium besar, anion non-terpolarisasi seperti ClO4- jauh lebih
larut daripada yang lain logam alkali, mungkin karena energi tinggi solvasi dari Li +. Untuk
alasan yang sama banyak garam lithium sederhana biasanya terhidrasi (.P88) dan garam
anhidrat sangat higroskopik: afinitas yang besar ini untuk bentuk air dasar meluasnya
penggunaan LiCl dan LiBr air asin di dehumidifying dan unit AC. Lebih halus ada juga
hubungan struktural yang erat antara struktur hidrogen-ikatan dari LiC1O 4.3H2O dan Mg
(ClO4) 2.6H2O di mana wajah-berbagi kelompok oktahedral dari [Li(&O)6] + diganti secara
bergantian dengan setengah jumlah diskrit [Mg (H2O),], Lithium sulfat, seperti sulfat logam
3+
alkali lainnya, tidak membentuk alum [M(H2O)6] + [Al(H2O)6] - [SO4]2-2 karena kation
lithium terhidrasi terlalu kecil untuk mengisi situs yang tepat dalam struktur tawas.
Lithium tidak biasa dalam bereaksi langsung dengan N2 untuk membentuk Li3N
nitrida; tidak ada logam alkali lain memiliki properti ini, yang lithium saham dengan
18
magnesium (yang mudah membentuk Mg3N2). Berdasarkan ukuran, itu akan diharapkan
bahwa Li akan tetrahedrally dikoordinasikan oleh N tetapi, seperti yang ditunjukkan oleh AF
Wells, ('3) ini akan membutuhkan 12 tetrahedra untuk bertemu di suatu titik yang merupakan
kemustahilan geometris, 8 menjadi jumlah maksimum teoritis mungkin; sesuai Li 3N memiliki
struktur yang unik (lihat hal 92.) di mana sepertiga dari Li memiliki 2N atom sebagai
tetangga terdekat (di 194 pm) dan sisanya memiliki 3 N atom sebagai tetangga (at 213 pm);
masing-masing N dikelilingi oleh 2 Li at 194 pm dan 6 lainnya di 213 pm. (Greenwood)
Reaktivitas logam rubidium sangat reaktif dibandingkan oleh jumlah elektron valensi
yang hanya satu dan ukuran jari- jari atom yang besar. Sifat tersebut disebabkan oleh haraga
ionisasinya yang lebih kecil dibandingkan logam golongan lain sehingga semakin kebawah
unsur golongan I A dari Li sapai Fr semakin reaktif. Reaktifitas logam tersebut dapat
dibuktikan dengan kumudahnnya beraksi dengan unsur lain (Greenword dan Earnshaw,
1997).
2.5 Cara Pembuatan Unsur Golongan IA
Proses Downs, merupakan sebutan untuk pembuatan Lithium dan natrium yaitu
melalui elektrolisis lelehan NaCl dengan titik lebur 800oC yang ditambahkan dengan 58%
CaCl2 serta digunakan KF untuk menurunkan suhu lebur sampai mencapai suhu 505oC.
Dapat dituliskan seperti:
Na+ + e Na
Selain menggunakan NaCl, elektrolisis pembuatan Natrium juga dapat dari CaCl2.
Sedangkan untuk unsur Kalium, Rubidium, Cesium, dan Fransium tidak dapat
dibuat dengan cara elektrolosis lelehan garan CaCl2 atau NaCl. Hal ini dikarenakan unsur-
unsur tersebut mudah menguap dalam suhu yang tinggi (Svehla, 1990).
2.6 Manfaat Unsur Golongan IA
Logam Natrium dapat manfaatkan untuk hal yang ada dalam kehidupan sehari-hari
seperti contohnya, Natrium dapat digunakan untuk pengisi lampu penerangan dijalan
maupun yang biasa ada pada kendaraan. Karena memiliki kemampuan emisi warna
kuningnya yang dapat menembus kabut. Selain itu Natrium juga biasa digunakan untuk
pembuatan TEL yaitu untuk naikkan bilangan oktan suatu bahan bakar. Logam Natrium juga
biasa digunakan untuk pembuatan NaOH. NaOH dihasilkan dari proses elektrolisis NaCl.
19
Kemudian hasil elektrolisis tersebut yang berupa NaOH dapat dimanfaatkan untuk bahan
detergen, kertas, memisahkan belerang dari minyak bumi dan sebagainya. Selain NaOH,
NaHCO3 yang biasa disebut soda kue juga dihasilkan dari proses kimiawi dengan bahan
natrium.
Pada proses pembuatan NaHCO3 tersebut dapat dituliskan reaksinya sebagai berikut:
HCO3- + H+ H2CO3
HCO3- + OH- H2O +CO32-
Selain senyawa-senyawa diatas juga dihasilkan NaCO3, Na-gutamat, serta Na-benzoat
dari unsur Natrium.
BAB III
PENUTUP
20
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
21
Atkins., Shriver, Inorganic Chemistry 5th Edition.
Chang., Raymond, 2005, Kimia Dasar Jilid II, Erlangga, Jakarta.
Cotton.,Wilkinson, 2013, Kimia Anorganik Dasar, UI-Press, Jakarta.
Greenwood, N. N., dan Earnshaw, 1997, Chemistry Of The Elements, Reed Education and
Professional Publishing Ltd, India.
Lestari., Sri, 2004, Mengurai Susunan Periodik Unsur Kimia, PT. Kawan Pustaka, Jakarta.
Miessler, G. L., Fischer, P. J., Tarr, D. A, , 2014, Inorganic Chemistry 5th edition, Pearson
Education Inc, Germany.
Svehla. G, 1979, Textbook Of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis, PT. Kalman
Media Pustaka, Jakarta.
Wardhani., Sri, Unsur-Unsur Golongan IA, Malang.
22