Anda di halaman 1dari 9

BULETIN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

VOLUME 22, NO. 1, JUNI 2014: 63 – 71 ISSN: 0854-7108

Teori Implisit dalam Proses Belajar, Relasi antar Pribadi


dan antar Kelompok
Aquilina Tanti Arini1

Fakultas Psikologi Uniersitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Abstrak

Artikel ini memaparkan tentang teori implisit yang perkembangannya dipelopori oleh Carol S.
Dweck dan kolega-koleganya. Teori implisit merupakan teori orang awam yang terdiri atas teori
entitas dan inkremental. Teori entitas adalah pandangan yang dimiliki orang awam bahwa sifat
bersifat permanen, sedangkan teori inkremental adalah pandangan orang awam bahwa sifat bersifat
dinamis dan dapat dikembangkan. Pemaparan teori implisit didasarkan pada hasil-hasil penelitian
pada berbagai isu belajar dan relasi-relasi sosial, meliputi penelitian-penelitian tentang peran teori
implisit pada performansi dan proses-proses belajar yang mendasarinya, pada relasi antar pribadi
dan relasi antar kelompok. Selain itu juga dipaparkan hasil penelitian tentang intervensi untuk
mengubah teori implisit yang mendukung perubahan diri dan sosial yang konstruktif. Paparan
tentang teori implisit diharapkan memberikan pemahaman tentang peran perbedaan individu
dalam proses interaksi sosial.
Kata kunci: teori implisit, entitas, inkremental, belajar, relasi antar pribadi, relasi antar kelompok

Pengantar sikan segala pengetahuan yang diperoleh-


nya dalam hidup dan mengarahkan peri-
Dalam kehidupan sehari-hari, kita lakunya dijelaskan dalam teori implisit
mungkin sering mendengar kalimat yang (Dweck, 2012). Konsep teori implisit terse-
diucapkan seseorang, seperti: “Memang but sejalan dengan konsep kognisi sosial
sudah wataknya begitu, sulit untuk beru- implisit yang berakar dari teori belajar
bah...” atau kalimat pepatah “tetesan air implisit yang menyatakan bahwa banyak
dapat melunakkan batu yang keras”. pengetahuan yang kita miliki kita peroleh
Kalimat pertama mencerminkan keyakin- dan kita bentuk di luar kesadaran dan
an atau pandangan bahwa sifat orang tanpa niat/intensi untuk mempelajarinya,
adalah hal yang stabil tidak dinamis, namun proses tersebut membuat kita men-
sedangkan kalimat kedua menyiratkan jadi sensitif terhadap keteraturan tertentu
suatu pandangan bahwa usaha dapat di dalam lingkungan hidup kita (Chao &
memberikan perubahan. Keyakinan yang Willaby, 2007). Dengan kata lain, teori
dimiliki seseorang akan memengaruhi implisit merupakan pandangan naïf atau
penilaian (judgment) terhadap orang lain awam yang digunakan orang untuk meng-
dan pilihan terhadap perilaku tertentu.1 interpretasikan dan mengevaluasi dunia
Keyakinan dasar (basic beliefs) yang sosialnya (Hong, dkk., 2003).
digunakan individu untuk mengorganisa- Penelitian-penelitian tentang teori
implisit banyak dilakukan oleh Carol S
1 Korespondensi mengenai isi artikel ini dapat me- Dweck dan kolega-koleganya, khususnya
lalui: aquilinata@yahoo.co.id dalam bidang pendidikan dan relasi-relasi

BULETIN PSIKOLOGI 63
ARINI

sosial. Meskipun demikian, konsep yang pandangan tentang potensi individu


menjelaskan tentang teori dalam diri untuk berubah, tumbuh dan berkembang.
orang awam sudah dikenal sebelum Orang awam yang ber ”teori” atau memi-
Dweck, antara lain Kelly tahun 1955 liki pandangan bahwa sifat bersifat tetap,
tentang persepsi sosial yang diarahkan tidak dapat ditingkatkan disebut orang
oleh teori awam (lay theory-guided social dengan teori entitas (entity theory) dan
perception) (Molden, Plaks, & Dweck 2006; orang yang memiliki pandangan bahwa
Hong, dkk. 2003). Kelly (dalam Molden, sifat bersifat dinamis, dapat dikembang-
dkk., 2006) menyatakan bahwa lingkung- kan disebut orang dengan teori inkremen-
an sosial sering begitu kompleks dan tal (incremental theory). Beberapa peneliti
membingungkan, sehingga orang perlu melakukan pengujian secara empiris ten-
memilki asumsi atau teori dalam dirinya tang pengaruh teori implisit tersebut
yang dapat menyederhanakan lingkungan dalam beberapa domain, misalnya dalam
yang kompleks dan memahaminya. Teori pendidikan seperti prestasi belajar dan
yang dikembangkan Kelly adalah teori regulasi diri; dalam relasi baik relasi intim
konstruk personal yang menjelaskan bah- maupun relasi sebaya; dalam memahami
wa orang melihat dunianya melalui pola- proses dalam kelompok, sikap antar
pola tertentu atau template yang dia cip- kelompok; dan dalam kesehatan mental.
takan dan kemudian berusaha mencocok- Selain itu beberapa peneliti juga menguji
kannya dengan realitas. teori implisit secara lintas budaya.
Individu mengembangkan teori impli- Artikel ini akan memfokuskan pada
sit pada banyak topik, sehingga teori hasil-hasil penelitian tentang teori implisit
implisit digunakan oleh para peneliti un- dan pengaruhnya pada berbagai bidang,
tuk mempelajari teori awam pada banyak khususnya dalam pendidikan dan relasi-
domain, misalnya teori implisit orangtua relasi sosial, meliputi relasi antar pribadi
dan guru tentang konstruk kreativitas dan relasi antar kelompok.
anak (Runco & Johnson, 2002), teori impli-
sit tentang hasrat untuk menjadi terkenal Teori Implisit: Teori Entitas Vs Teori
(Maltby, dkk., 2008), teori implisit kepe- Inkremental
mimpinan pada orang Jepang dan Seperti sudah disinggung di bagian
Amerika (Kono, Ehrart, Ehrart, & Schultze, pengantar, teori implisit adalah keyakinan
2012), dan teori implisit tentang kausalitas atau pandangan individu tentang sifat dari
kehidupan dalam menjelaskan etika atribut-atribut yang dimiliki manusia.
akuntansi secara lintas budaya (Wong-On- Contoh atribut tersebut antara lain inteli-
Wing & Lui, 2013). Artikel ini akan mem- gensi dan kepribadian. Perbedaan antara
bahas teori implisit yang dikembangkan orang yang memiliki teori entitas dan
oleh Dweck dan kolega-koleganya. Defi- inkremental terletak pada pandangan
nisi teori implisit tersebut adalah aneka yang dimiliki apakah suatu sifat bersifat
keyakinan atau pandangan tentang the tetap, tidak dapat dikembangkan atau
nature of human attributs atau sifat dari dinamis dan dapat dikembangkan. Orang
atribut-atribut yang dimiliki manusia dengan pandangan inkremental tidak
(Dweck, 2012; Carr, Rattan, & Dweck, berarti memiliki anggapan bahwa potensi
2012). atau talenta yang dimiliki setiap orang itu
Mengacu Dweck (2012), konsep teori sama, atau bahwa setiap orang dapat men-
implisit memusatkan pada pandangan- jadi apapun yang mereka inginkan. Akan

64 BULETIN PSIKOLOGI
TEORI IMPLISIT, PROSES BELAJAR, RELASI ANTAR PRIBADI DAN KELOMPOK

tetapi, orang inkremental berkeyakinan Penilaian on-line terjadi jika orang


bahwa setiap orang memilki kemampuan yang menilai (perceiver) membangun kesan
untuk tumbuh dan berkembang dengan terhadap target pada waktu mereka me-
adanya kesempatan, motivasi dan instruk- mulai memproses dan mengkodekan
si yang baik. (Dweck, 2012, Carr, dkk., (encode) perilaku-perilaku yang relevan
2012). dengan target. Akibatnya, informasi peri-
Pandangan terhadap sifat yang tetap laku awal tersebut memengaruhi pem-
atau dinamis tentunya akan memengaruhi bentukan kesan dan diingat lebih baik dari
persepsi individu terhadap orang lain, pada perilaku target yang ditemui setelah
atau persepsi sosial. Dalam mengin- kesan awal terbentuk atau dengan kata
terpretasikan tindakan orang lain, teori lain terjadi efek primacy. Selain itu, penilai
implisit yang dimiliki akan mengarahkan juga dapat mengingat banyak informasi
pada informasi yang relevan dengan teori- terhadap target karena integrasi perilaku-
nya (Molden, dkk., 2006). Orang dengan perilaku yang relevan dengan target seca-
teori entitas cenderung menilai sifat orang ra aktif selama pengkodean dan pemben-
dari perilakunya saja dan mengabaikan tukan kesan akan mengakibatkan banyak
pengaruh faktor situasi yang membentuk jalur asosiasi-asosiasi ingatan yang mem-
perilaku seseorang, selain itu, mereka juga bantu proses mengingat.
mudah membangun stereotip berdasar Berbeda dengan penilaian on-line,
pada sedikit contoh perilaku. (Carr, dkk., penilaian berdasar ingatan hanya terjadi
2012). Penilaian stereotip menunjukkan saat penilaian dibutuhkan. Penilai tidak
kecenderungan untuk memproses infor- membangun kesan terintegrasi pada tar-
masi sosial secara evaluatif yang berle- get, mereka melakukan pengkodean tetapi
bihan. Hal ini sejalan dengan hasil tidak mengintegrasikan informasi yang
penelitian Hong, Chiu, Dweck, dan Sacks relevan dengan target secara evaluatif.
(1997) yang menunjukkan bahwa orang Karena kurangnya elaborasi saat pengko-
dengan teori entitas memilki kecenderung- dean, maka keseluruhan ingatan terhadap
an yang lebih tinggi dalam memproses perilaku target menjadi kurang baik,
informasi sosial secara evaluatif diban- akibatnya ingatan hanya lebih baik pada
dingkan orang dengan teori inkremental. informasi-informasi yang relevan dengan
Kecenderungan penilaian informasi target yang dijumpai di akhir-akhir
sosial secara evaluatif dipengaruhi oleh (recently). Karena penilaian berdasar ingat-
proses-proses kognitif pembentukan ke- an didasarkan pada penelusuran ingatan
san. Peran teori implisit dalam pemro- saat penilaian dilakukan, maka ada kores-
sesan informasi sosial khususnya dalam pondensi antara penilaian dan isi informa-
membangun kesan diteliti oleh McConnell si yang tersedia (available) di ingatan. Hal
(2001). Dalam penelitiannya, pemrosesan ini dapat menimbulkan korelasi yang
informasi sosial orang dengan teori entitas menyesatkan (illusory correlation), yakni
berbeda dengan orang inkremental. Orang adanya estimasi berlebihan yang disebab-
dengan teori entitas membentuk penilaian kan oleh banyaknya perilaku target yang
on-line (on-line judgement) sedangkan tersedia di ingatan yang menimbulkan
orang inkremental membentuk penilaian bias dalam evaluasi.
berdasar ingatan (memory-based judgement) Hasil penelitian McConnell (2001)
terhadap individu target. menunjukkan bahwa subjek dengan teori
entitas menunjukkan efek primacy yang

BULETIN PSIKOLOGI 65
ARINI

lebih kuat atau mampu mengingat infor- seseorang ketika sumber daya kognitif
masi awal dengan lebih baik, dan juga mereka sedang penuh saja atau ketika
mampu mengingat informasi lebih banyak tidak banyak beban pikiran.
(hasil dari penilaian on-line) dibandingkan
subjek dengan teori inkremental. Selain Teori Implisit dalam Bidang Pendidikan
itu, korelasi yang menyesatkan juga lebih Tujuan dari belajar adalah adanya
banyak dilakukan oleh subjek dengan perubahan atau perkembangan perilaku.
teori inkremental yang menunjukkan peni- Hal ini sejalan dengan orang yang memi-
laian berbasis ingatan. Hasil penelitian liki pandangan inkremental, sebaliknya
tersebut menunjukkan bahwa orang orang dengan teori entitas memiliki
dengan teori entitas mengeluarkan lebih pandangan bahwa atribut manusia bersifat
banyak usaha kognitif dalam membentuk tetap. Padahal, orang dengan kedua teori
kesan-kesan evaluatif terhadap target-tar- tersebut sama-sama bersekolah. Oleh
get sosial yang mereka temui dibanding- karena itu, penting memahami implikasi
kan orang dengan teori inkremental. dari perbedaan individu tersebut dalam
McConnell (2001) berpendapat bahwa proses-proses belajar di bidang pendi-
meski hasil penelitiannya menunjukkan dikan.
orang dengan teori entitas lebih besar Dalam bidang pendidikan, teori impli-
usaha kognitifnya dalam membentuk sit terbukti berperan dalam menjelaskan
kesan evaluatif terhadap target-target performansi. Blackwell, Trzesniewski, dan
sosial, bukan berarti orang dengan teori Dweck (2007) dalam studi longitudinal
inkremental tidak melakukan pemrosesan mereka mengungkapkan bahwa siswa
informasi sosial secara aktif. Mereka mela- dengan teori inkremental performansinya
kukan pemrosesan informasi sosial secara meningkat dalam dua tahun pendidikan
aktif tetapi tidak dalam membentuk kesan- di SMP, sedangkan siswa dengan teori
kesan evaluatif yang kuat. Mereka memu- entitas performansinya tetap/datar. Sejalan
satkan pada informasi-informasi situa- dengan hasil penelitian tersebut, Cury,
sional, seperti tuntutan-tuntuan situasi, Fonseca, Zahn, dan Elliot (2008) juga
peran-peran sosial dan kondisi sementara menemukan bahwa dibandingkan teori
lainnya seperti kondisi mental dan tujuan- inkremental, teori entitas memiliki efek
tujuan individu target. yang merugikan performansi tes IQ. Hal
Pendapat McConnell didukung oleh tersebut terjadi karena orang dengan pan-
hasil penelitian Molden, dkk. (2006) yang dangan entitas cenderung menghindari
membuktikan perhatian terhadap aspek situasi yang dapat menunjukkan ketidak-
situasional yang lebih besar pada orang mampuannya, sehingga orang tersebut
dengan teori inkremental dibandingkan lebih kawatir dengan tes dan kurang
dengan orang dengan teori entitas. Ketika berlatih menghadapi tes. Hasil penelitian
membangun kesan disposisional (atau tersebut juga terdukung oleh hasil pene-
sifat) dari tindakan seseorang, orang de- litian Fonseca, Cury, Fakra, Rufo, Poinso,
ngan teori inkremental mempertimbang- Bounoua, dan Huguet (2008) pada remaja
kan interpretasi situasional dari tindakan- yang mengalami gangguan kecemasan
tindakan tersebut bahkan ketika pikiran umum, yakni terbukti bahwa manipulasi
mereka sedang sangat lelah. Sebaliknya, teori inkremental dapat mengurangi kece-
orang dengan teori entitas hanya mem- masan dan meningkatkan performansi
perhatikan aspek situasional dari tindakan subjek terhadap tes IQ.

66 BULETIN PSIKOLOGI
TEORI IMPLISIT, PROSES BELAJAR, RELASI ANTAR PRIBADI DAN KELOMPOK

Dweck (2012) menjelaskan bagaimana dan Dweck (dalam Dweck, 2012) menun-
orang dengan teori inkremental dapat jukkan setelah gagal dalam tes, orang
meningkat performansi belajarnya. Hal ini entitas lebih memilih membenahi harga
terkait dengan orientasi belajar, keyakinan dirinya dengan melihat orang lain yang
terhadap usaha, atribusi terhadap kesu- hasil tesnya lebih buruk, bukannya me-
litan yang dialami, dan strategi belajar. ningkatkan belajar.
Orientasi belajar orang dengan teori Hasil studi meta-analisis yang dilaku-
inkremental adalah belajar itu sendiri, kan oleh Burnette, Vanepps, O’Boyle,
sedangkan orang dengan teori entitas ada- Pollack, dan Finkel (2013) mendukung
lah performansi. Jadi motivasi orang akan penjelasan Dweck tersebut di atas, yakni
berbeda tergantung teori yang diyakini- bahwa teori implisit dapat memprediksi
nya. Orang dengan teori entitas motivasi- proses-proses regulasi diri yang kemudian
nya diarahkan pada pembuktian atau dapat memprediksi prestasi. Sejalan
validasi kemampuannya, sedangkan orang dengan itu, hasil penelitian Beckmann,
inkremental motivasinya diorganisasikan Wood, Minbashian, dan Tabernero (2012)
untuk meningkatkan kemampuan melalui pada kelompok belajar juga mendukung
tujuan belajar. Perbedaan orientasi belajar bahwa kelompok yang terdiri dari anggota
ini juga terlihat dari hasil citra otak event- yang memiliki pandangan inkremental
related potential (ERP) yang menunjukkan yang kuat menetapkan tujuan kelompok
pola-pola perhatian setelah subjek me- yang lebih menantang, yakin performansi
ngerjakan tes kecerdasan. Orang dengan mereka akan meningkat karena usaha dan
teori entitas lebih menunjukkan perhatian efikasi kelompok lebih tinggi dibanding-
besar pada benar salah jawaban mereka, kan dengan kelompok yang pandangan
namun tidak mencari tahu jawaban yang inkrementalnya lemah.
benar apa bahkan ketika jawaban mereka Selain berkaitan dengan performansi,
salah, sedangkan orang dengan teori teori implisit juga terbukti berperan dalam
inkremental lebih memberikan perhatian pemilihan jurusan dan evaluasi terhadap
pada mana jawaban yang benar. guru. Orang dengan pandangan entitas
Keyakinan terhadap usaha lebih dimi- ketika menghadapi kesulitan belajar pada
liki oleh orang dengan teori inkremental, jurusan yang telah ia pilih, cenderung
sedangkan orang dengan teori entitas menjadi mudah menyerah dan kemudian
lebih meyakini kemampuan yang mereka memilih ganti jurusan (Zuckerman, Gne,
miliki. Oleh karena itu, orang inkremental & Nafshi, 2001). Dalam interaksi dengan
akan lebih berusaha meningkatkan ke- guru, evaluasi dari siswa dengan pan-
mampuan mereka. Demikian halnya keti- dangan entitas cenderung tidak berubah
ka menghadapi kesulitan atau kegagalan, meskipun perilaku guru berubah, sedang-
orang inkremental akan melihat seberapa kan siswa yang inkremental dapat menye-
usaha dan motivasi yang telah dikerahkan. suaikan persepsi mereka terhadap peru-
Strategi yang dilakukan orang inkre- bahan perilaku guru. (Tam, Pak, Hui,
mental juga berbeda dengan orang entitas. Kwan, & Goh, 2010).
Orang inkremental menggunakan strategi
yang lebih berorientasi pada penguasaan, Teori Implisit dalam Relasi antar Pribadi
sedangkan orang entitas menggunakan Peran teori implisit dalam relasi antar
strategi defensif atau tidak berdaya. pribadi antara lain ditunjukkan pada
Sebagai contoh hasil penelitian Nussbaum penelitian dalam konteks relasi intim

BULETIN PSIKOLOGI 67
ARINI

pasangan, dan relasi sebaya. Dweck (2012) jukkan atau mendemonstrasikan kompe-
menyatakan bahwa adanya pandangan tensi sosial, dan kurang membangun
orang dapat berubah membuat individu tujuan-tujuan sosial yang berorientasi
mau mengambil langkah untuk perubahan pada penguasaan atau peningkatan kete-
tersebut, akan tetapi pandangan bahwa rampilan sosial. Anak-anak tersebut cen-
orang tidak dapat berubah membuat indi- derung mengevaluasi diri secara negatif
vidu cenderung mendiamkan, mening- dalam menghadapi penolakan teman
galkan atau membalas dendam. sebayanya. Jika menjadi korban, anak-
Relasi yang memuaskan tentunya anak dengan teori entitas akan lebih me-
menjadi dambaan setiap pasangan, Akan nunjukkan simptom depresif dan agresif
tetapi relasi intim pasangan tidak dapat dibandingkan anak dengan teori inkre-
lepas dari adanya konflik. Teori implisit mental
dapat menjelaskan bagaimana orang Peran teori implisit dalam menjelas-
mensikapi konflik dengan pasangannya. kan agresifitas ditunjukkan oleh beberapa
Ruvolo dan Rotundo (dalam Dweck, 2012) penelitian. Chen, DeWall, Poon, dan Chen
menemukan bahwa orang inkremental da- (2012) membuktikan secara empiris bahwa
pat memelihara hubungan yang memuas- teori implisit relasi memoderasi respon
kan meskipun menghadapi kekurangan agresif terhadap penolakan. Teori implisit
pasangannya, dan selanjutnya dalam relasi pada penelitian Chen dkk., tersebut
Kammrath dan Dweck (dalam Dweck, disebut teori takdir (destiny) dan pertum-
2012) diungkapkan juga bahwa ketika buhan (growth). Orang dengan teori takdir
menghadpi konflik, orang dengan keya- percaya bahwa relasi dengan partner
kinan inkremental lebih mau menyua- hanyalah cocok (compatible) atau tidak,
rakan ketidakpuasannya untuk mengatasi sedangkan orang dengan teori pertum-
masalah. Sejalan dengan hasil penelitian buhan percaya bahwa relasi dapat diting-
tersebut, Burnette dan Franiuk (2010) juga katkan melalui pengatasan masalah yang
menemukan bahwa orang dengan keya- efektif. Dalam penelitian Chen, dkk.,
kinan soulmate_ ekuivalen dengan teori orang dengan teori takdir jika mengalami
entitas akan menyandarkan pada seberapa penolakan maka tingkatan afek agresifi-
pasangan cocok dengan yang diidealkan tasnya lebih tinggi dibandingkan orang
untuk mau memaafkan. Dengan kata lain, dengan teori pertumbuhan. Hasil peneli-
jika pasangannya tidak cocok dengan yang tian Chen, dkk juga menunjukkan bagai-
diidealkan (bukan soulmate) maka lebih mana menurunkan agresi orang dengan
enggan memaafkan jika pasangannya me- teori takdir yang mengalami penolakan
lakukan kesalahan, dan cenderung meng- yakni dengan menunjukkan penerimaan
akhiri hubungan untuk mencari pasangan pada mereka.
yang lebih ideal. Penelitian intervensi untuk menurun-
Teori implisit selain dapat memenga- kan tingkat agresifitas akibat menjadi
ruhi sikap orang dalam relasi yang lebih korban suatu kekerasan dan eksklusi juga
intim, juga dapat memengaruhi sikap dilakukan oleh Yeager, Trzesniewski, dan
orang dalam relasi sebaya. Rudolph (2010) Dweck (2013) pada subjek remaja. Hasil
dalam penelitiannya pada subjek usia penelitian mereka menunjukkan bahwa
kanak-kanak akhir menemukan bahwa kelompok remaja yang diintervensi
anak-anak dengan teori entitas akan dengan terapi inkremental yakni dengan
memusatkan pada bagaimana ia menun- diberi pandangan bahwa orang (meliputi

68 BULETIN PSIKOLOGI
TEORI IMPLISIT, PROSES BELAJAR, RELASI ANTAR PRIBADI DAN KELOMPOK

diri dan orang lain) dapat berubah lebih Identitas sosial suatu kelompok yang
menurun tingkat agresifitasnya, lebih dinilai secara stereotip, bersifat tetap, dan
prososial pada pengukuran satu bulan dipengaruhi faktor bawaan dapat memun-
setelah intervensi dan pada pengukuran culkan sikap-sikap penuh prasangka dan
tiga bulan setelah intervensi lebih sedikit diskriminatif. Perubahan pandangan ter-
menunjukkan gangguan perilaku diban- hadap identitas suatu kelompok yang
dingkan kelompok yang tidak mendapat- lebih konstruktif dapat dilakukan dengan
kan perlakuan dan kelompok yang diberi mengubah teori implisit masyarakat.
perlakuan keterampilan koping. Dweck (2012) menyatakan bahwa
mengubah sikap benci terhadap kelompok
Teori Implisit dan Relasi-relasi antar lawan dengan teori implisit dapat lebih
Kelompok efektif karena intervensi tidak langsung
Keanekaragaman kelompok-kelom- pada mengubah sikap terhadap kelompok
pok di masyarakat baik atas dasar etnik, lawan yang dapat menimbulkan resistensi.
agama, negara, dll membuat isu relasi Penelitian tentang hal tersebut antara lain
antar kelompok menjadi penting. Relasi dilakukan oleh Halperin, dkk (dalam
yang tidak baik akibat adanya prasangka Dweck, 2012) pada kelompok orang Israel.
buruk, stereotip negatif antar kelompok Hasil penelitian tersebut menunjukkan
tak jarang menimbulkan konflik berkepan- bahwa pertama, sikap orang Israel terha-
jangan yang sangat merusak perdamaian dap perdamaian dengan warga Palestina
dalam masyarakat. Oleh karena itu perha- diprediksi oleh tingkat kebencian pada
tian terhadap proses-proses antar kelom- orang Palestin,; kedua, teori implisit terha-
pok menjadi penting untuk meningkatkan dap kelompok memprediksi tingkat
pemahaman satu sama lain dan mening- kebencian terhadap orang Palestina, dan
katkan perdamaian. Beberapa penelitian ketiga, memperkuat teori inkremental ter-
menunjukkan peran teori implisit dalam hadap kelompoksecara umum menurun-
memahami proses-proses antar kelompok kan tingkat kebencian orang Israel terha-
(Dweck, 2012). dap Palestina dan lebih mau terlibat dalam
Proses-proses antar kelompok dipe- proses perdamaian. Cara yang dilakukan
ngaruhi oleh identitas sosial. Teori implisit dalam memperkuat teori inkremental
menjelaskan bagaimana perbedaan indi- terhadap kelompok adalah dengan mem-
vidu memengaruhi identitas sosial (Hong, berikan artikel yang menunjukkan bahwa
dkk., 2003). Orang dengan teori entitas kelompok tidak secara bawaan memiliki
memperlakukan identitas sosial sebagai karakter bermoral atau tidak bermoral,
entitas yang abadi, memfokuskan perha- akan tetapi perilaku lebih dipengaruhi
tian pada atribut yang bersifat tetap dan oleh pimpinan, maka jika pemimpin
pada sifat yang umum yang dimiliki oleh berubah, demikian juga perilaku kelom-
semua anggota kelompok. Akibatnya, pok. Dalam penelitian tersebut tidak
penilaian stereotip terhadap kelompok disebutkan kelompok Palestina maupun
tertentu sering dilakukan oleh orang yang pemimpinnya.
memiliki pandangan entitas. Sebaliknya
orang inkremental dalam menilai kelom- Penutup
pok tidak berdasar pada sifat umum tetapi
pada tujuan yang umum pada kelompok Teori implisit menggarisbawahi pe-
tersebut. ngaruh perbedaan individual dalam relasi-

BULETIN PSIKOLOGI 69
ARINI

relasi sosial. Dalam lingkup akademik Differences, 22, 624-631. www.elsevier.


melalui wacana peran teori implisit bagi com/locate/lindif
pencapaian prestasi dan proses belajar Blackwell, L. S., Trzesniewski, K. H., &
yang mendukung, pemahaman teori Dweck, C. S. (2007). Implicit Theories
implisit selain dapat berkontribusi dalam of Intelligence Predict Achievement
memahami interaksi sosial siswa dan guru Across an Adolescent Transition: A
atau dosen-mahasiswa juga membantu Longitudinal Study and an Interven-
dalam membangun interaksi yang lebih tion. Child development. 78(1), 246-263.
konstruktif untuk perkembangan siswa/ Burnette, J. L., O’Boyle, E. H., VanEpps, E.
mahasiswa maupun guru/dosen. Demi- M., & Pollack, J. M. (2013) Mind-Sets
kian halnya hasil-hasil penelitian tentang matter: A Meta-Analytic review of
teori implisit pada berbagai isu relasi Implicit Theories and Self-Regulation.
sosial juga berguna dalam upaya mempro- Psychological Bulletin, 139(3), 655-701.
mosikan kesehatan mental dan sosial doi: 10.1037/a0029531
melalui relasi-relasi antar pribadi maupun
Burnette, J. L., & Franiuk, R. (2010)
antar kelompok yang lebih sehat.
Individual Differences in Implicit
Pemaparan teori implisit dalam artikel Theories of Relationships and Partner
ini terbatas pada hasil-hasil penelitian Fit: Predicting Forgivenessin Deve-
tentang teori implisit dan pengaruhnya loping Relationships. Personality and
pada berbagai proses kognisi sosial. Individual differences, 48, 144-148. doi:
Bagaimana pengaruh budaya dalam 10.1016/j.paid.2009.09.011
membentuk teori implisit khususnya teori Carr, P. B., Rattan, A., & Dweck, C. S
entitas dan inkremental tidak dibahas (2012) Implicit Theories Shape Inter-
dalam artikel ini. Bagi pembaca yang group Relations. Advances in Experi-
tertarik dengan topik teori implisit secara mental Social Psychology, 45, 128-160.
lintas budaya dapat membaca hasil-hasil doi: 10.1016/B978-0-12-394286-9.00003-
penelitian terkait, misalnya Choi dan 2
Nisbet, tentang perbedaan kultural dalam
Chao, G. T., & Willaby, H. W (2007).
bias korespondensi dalam Personality and
International Employment Discrimi-
Social Psychology Bulletin volume 24 tahun
nation and Implicit Social Cognition:
1998. Bias korespondensi merupakan
New Directions For Theory and
konsep yang serupa dengan teori entitas,
Research. Applied Psychology: An
yakni tendensi orang untuk menarik
International Review, 56(4), 678-688. doi:
kesimpulan terhadap sifat seseorang yang
10.1111/J.1464-0597.2007.00317.x
bersifat statis dari perilaku-perilaku yang
Chen, Z., DeWall, C. N., Poon, K. T., &
sebenarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor
Chen, E. W. (2012) When Destiny
situasional (Wong-On_Wing & Lui, 2013)
hurts: Implicit Theories of Relation-
ships Moderate Aggressive Responses
Daftar Pustaka to Ostracism. Journal of Experimental
Social Psychology, 48, 1029-1036.
Beckmann, N., Wood, R. E., Minbashian,
www.elsevier.com/locate/jesp
A., & Tabernaro, C. (2012) Small
Cury, F., Fonseca,D.D., Zahn, I., Elliot, A.
Group Learning: Do Group Members’
(2008) Implicit Theories and IQ test
Implicit Theories Of Ability Make A
Performance: A Sequential Medita-
Difference? Learning and Individual
tional Analysis. Journal of Experimental

70 BULETIN PSIKOLOGI
TEORI IMPLISIT, PROSES BELAJAR, RELASI ANTAR PRIBADI DAN KELOMPOK

Social Psychology, 44, 783-791. doi: of Individuals. Journal of Experimental


10.1016/j.jesp.2007.07.003 Social Psychology, 37, 215-227. doi:
Dweck, C. S. (2012). Implicit Theory. 10.1006/jesp.2000.1445
Dalam Van Lange,P.A.M., Kruglan- Molden, D. C., Plaks, J. E., & Dweck, C. S
ski,A.W., Higgins, E.T. Handbook of (2006) “Meaningful” Social Inferences:
Social Psychology. London: Sage Publi- Effects of Implicit Theories on Inferen-
cation Inc. tial Processes. Journal of Experimental
Fonseca, D. D., Cury, F., Fakra, E., Rufo, Social Psychology, 42, 738-752. doi:
M., Poinso, F., Bounoua, L., & Huguet, 10.1016/j.jesp.2005.11.005
P. (2008). Implicit Theoriesof Intelli- Rudolph, K. D. (2010) Implicit Theories of
gence and IQ testperformance in Peer Relationships. Social Development,
adolescent with generalized Anxiety 19(1), 113-129. doi: 10.1111/j.1467-
Disorder. Behavior Research and The- 9507.2008.00534.x
rapy, 46, 529-536. doi: 10.1016/j.brat. Runco, M. A., & Johnson, D. J. (2002)
2008.01.006 Parents’and Teachers’Implicit Theories
Hong, Ying-yi, Chan, G., Chiu Chi-yue, of Children’s Creativity: a Cross-
Wong, R. Y. M., Hansen, I. G., Lee, Cultural Perspective. Creativity
Sau-lai, Tong, Yuk, yue, & Fu, Ho- Research Journal, 14(3&4), 427-438.
ying. (2003) How Are Social identittes Tam, K. P., Pak, S. T., Hui, C. H., Kwan, S.
Linked to self-Conception and Inter- O., & Goh, M. K. H. (2010) Implicit
group Orientation? The Moderating Person Theories and Change in
Effect of Implicit Theories. Journal of Teacher Evaluation: A Longitudinal
Personality And Social Psychology, 85(6), Field Study. Journal of Applied Social
1147-1160. doi: 10.1037/0022- Psychology, 40(2), 273-286.
3514.85.6.1147 Wong-On-Wing, B., & Lui, G. (2013).
Hong, Yy., Dweck,.C. S., & Sacks, R. (1997) Beyond Cultural values: An Implicit
Implicit Theories and Evaluative Theory Approach to Cross-Cultural
Processes in Person Cognition. Journal Research in Accounting Ethics.
of Experimental Social Psychology, 33, Behavioral Research in Accounting, 25(1),
296-323. 15-36. doi: 10.2308/bria-10315
Kono, T., Ehrhart, K. H., Ehrart, M. G., & Yeager, D. S. Trzesniewski, K. H., &
Schultze, T. (2012) Implicit Leadership Dweck C. S. (2013) An Implicit
Theories In Japan And The US. Asia Theories of Personality Intervention
Pacific Journal of Human Resources, 1-18. Reduces Adolescent Aggresion in
doi: 10.1111/j.1744-7941.2012.00026 Response to Victimization and
Maltby, J., Day, L., Giles, D., Gillett,R., Exclusion. Child Development, 84(3),
Quick,M., Langcaster-James, H., & 970-988. doi: 10.1111/cdev.12003
Linley, P. A. (2008) Implicit Theories of Zuckerman, M., Gne, M., & Nafshi, I.
A Desire For Fame. British Journal of (2001) Pursuing Academic Interests:
Psychology, 99, 279-292. doi: 10.1348/ The Role of Implicit Theories. Journal
000712607x226935 of Applied Social Psychology, 31(12),
McConnell, A. R. (2001) Implicit theories: 2621-2631.
Consequences for Social Judgements

BULETIN PSIKOLOGI 71

Anda mungkin juga menyukai