Abstrak
Artikel ini memaparkan tentang teori implisit yang perkembangannya dipelopori oleh Carol S.
Dweck dan kolega-koleganya. Teori implisit merupakan teori orang awam yang terdiri atas teori
entitas dan inkremental. Teori entitas adalah pandangan yang dimiliki orang awam bahwa sifat
bersifat permanen, sedangkan teori inkremental adalah pandangan orang awam bahwa sifat bersifat
dinamis dan dapat dikembangkan. Pemaparan teori implisit didasarkan pada hasil-hasil penelitian
pada berbagai isu belajar dan relasi-relasi sosial, meliputi penelitian-penelitian tentang peran teori
implisit pada performansi dan proses-proses belajar yang mendasarinya, pada relasi antar pribadi
dan relasi antar kelompok. Selain itu juga dipaparkan hasil penelitian tentang intervensi untuk
mengubah teori implisit yang mendukung perubahan diri dan sosial yang konstruktif. Paparan
tentang teori implisit diharapkan memberikan pemahaman tentang peran perbedaan individu
dalam proses interaksi sosial.
Kata kunci: teori implisit, entitas, inkremental, belajar, relasi antar pribadi, relasi antar kelompok
BULETIN PSIKOLOGI 63
ARINI
64 BULETIN PSIKOLOGI
TEORI IMPLISIT, PROSES BELAJAR, RELASI ANTAR PRIBADI DAN KELOMPOK
BULETIN PSIKOLOGI 65
ARINI
lebih kuat atau mampu mengingat infor- seseorang ketika sumber daya kognitif
masi awal dengan lebih baik, dan juga mereka sedang penuh saja atau ketika
mampu mengingat informasi lebih banyak tidak banyak beban pikiran.
(hasil dari penilaian on-line) dibandingkan
subjek dengan teori inkremental. Selain Teori Implisit dalam Bidang Pendidikan
itu, korelasi yang menyesatkan juga lebih Tujuan dari belajar adalah adanya
banyak dilakukan oleh subjek dengan perubahan atau perkembangan perilaku.
teori inkremental yang menunjukkan peni- Hal ini sejalan dengan orang yang memi-
laian berbasis ingatan. Hasil penelitian liki pandangan inkremental, sebaliknya
tersebut menunjukkan bahwa orang orang dengan teori entitas memiliki
dengan teori entitas mengeluarkan lebih pandangan bahwa atribut manusia bersifat
banyak usaha kognitif dalam membentuk tetap. Padahal, orang dengan kedua teori
kesan-kesan evaluatif terhadap target-tar- tersebut sama-sama bersekolah. Oleh
get sosial yang mereka temui dibanding- karena itu, penting memahami implikasi
kan orang dengan teori inkremental. dari perbedaan individu tersebut dalam
McConnell (2001) berpendapat bahwa proses-proses belajar di bidang pendi-
meski hasil penelitiannya menunjukkan dikan.
orang dengan teori entitas lebih besar Dalam bidang pendidikan, teori impli-
usaha kognitifnya dalam membentuk sit terbukti berperan dalam menjelaskan
kesan evaluatif terhadap target-target performansi. Blackwell, Trzesniewski, dan
sosial, bukan berarti orang dengan teori Dweck (2007) dalam studi longitudinal
inkremental tidak melakukan pemrosesan mereka mengungkapkan bahwa siswa
informasi sosial secara aktif. Mereka mela- dengan teori inkremental performansinya
kukan pemrosesan informasi sosial secara meningkat dalam dua tahun pendidikan
aktif tetapi tidak dalam membentuk kesan- di SMP, sedangkan siswa dengan teori
kesan evaluatif yang kuat. Mereka memu- entitas performansinya tetap/datar. Sejalan
satkan pada informasi-informasi situa- dengan hasil penelitian tersebut, Cury,
sional, seperti tuntutan-tuntuan situasi, Fonseca, Zahn, dan Elliot (2008) juga
peran-peran sosial dan kondisi sementara menemukan bahwa dibandingkan teori
lainnya seperti kondisi mental dan tujuan- inkremental, teori entitas memiliki efek
tujuan individu target. yang merugikan performansi tes IQ. Hal
Pendapat McConnell didukung oleh tersebut terjadi karena orang dengan pan-
hasil penelitian Molden, dkk. (2006) yang dangan entitas cenderung menghindari
membuktikan perhatian terhadap aspek situasi yang dapat menunjukkan ketidak-
situasional yang lebih besar pada orang mampuannya, sehingga orang tersebut
dengan teori inkremental dibandingkan lebih kawatir dengan tes dan kurang
dengan orang dengan teori entitas. Ketika berlatih menghadapi tes. Hasil penelitian
membangun kesan disposisional (atau tersebut juga terdukung oleh hasil pene-
sifat) dari tindakan seseorang, orang de- litian Fonseca, Cury, Fakra, Rufo, Poinso,
ngan teori inkremental mempertimbang- Bounoua, dan Huguet (2008) pada remaja
kan interpretasi situasional dari tindakan- yang mengalami gangguan kecemasan
tindakan tersebut bahkan ketika pikiran umum, yakni terbukti bahwa manipulasi
mereka sedang sangat lelah. Sebaliknya, teori inkremental dapat mengurangi kece-
orang dengan teori entitas hanya mem- masan dan meningkatkan performansi
perhatikan aspek situasional dari tindakan subjek terhadap tes IQ.
66 BULETIN PSIKOLOGI
TEORI IMPLISIT, PROSES BELAJAR, RELASI ANTAR PRIBADI DAN KELOMPOK
Dweck (2012) menjelaskan bagaimana dan Dweck (dalam Dweck, 2012) menun-
orang dengan teori inkremental dapat jukkan setelah gagal dalam tes, orang
meningkat performansi belajarnya. Hal ini entitas lebih memilih membenahi harga
terkait dengan orientasi belajar, keyakinan dirinya dengan melihat orang lain yang
terhadap usaha, atribusi terhadap kesu- hasil tesnya lebih buruk, bukannya me-
litan yang dialami, dan strategi belajar. ningkatkan belajar.
Orientasi belajar orang dengan teori Hasil studi meta-analisis yang dilaku-
inkremental adalah belajar itu sendiri, kan oleh Burnette, Vanepps, O’Boyle,
sedangkan orang dengan teori entitas ada- Pollack, dan Finkel (2013) mendukung
lah performansi. Jadi motivasi orang akan penjelasan Dweck tersebut di atas, yakni
berbeda tergantung teori yang diyakini- bahwa teori implisit dapat memprediksi
nya. Orang dengan teori entitas motivasi- proses-proses regulasi diri yang kemudian
nya diarahkan pada pembuktian atau dapat memprediksi prestasi. Sejalan
validasi kemampuannya, sedangkan orang dengan itu, hasil penelitian Beckmann,
inkremental motivasinya diorganisasikan Wood, Minbashian, dan Tabernero (2012)
untuk meningkatkan kemampuan melalui pada kelompok belajar juga mendukung
tujuan belajar. Perbedaan orientasi belajar bahwa kelompok yang terdiri dari anggota
ini juga terlihat dari hasil citra otak event- yang memiliki pandangan inkremental
related potential (ERP) yang menunjukkan yang kuat menetapkan tujuan kelompok
pola-pola perhatian setelah subjek me- yang lebih menantang, yakin performansi
ngerjakan tes kecerdasan. Orang dengan mereka akan meningkat karena usaha dan
teori entitas lebih menunjukkan perhatian efikasi kelompok lebih tinggi dibanding-
besar pada benar salah jawaban mereka, kan dengan kelompok yang pandangan
namun tidak mencari tahu jawaban yang inkrementalnya lemah.
benar apa bahkan ketika jawaban mereka Selain berkaitan dengan performansi,
salah, sedangkan orang dengan teori teori implisit juga terbukti berperan dalam
inkremental lebih memberikan perhatian pemilihan jurusan dan evaluasi terhadap
pada mana jawaban yang benar. guru. Orang dengan pandangan entitas
Keyakinan terhadap usaha lebih dimi- ketika menghadapi kesulitan belajar pada
liki oleh orang dengan teori inkremental, jurusan yang telah ia pilih, cenderung
sedangkan orang dengan teori entitas menjadi mudah menyerah dan kemudian
lebih meyakini kemampuan yang mereka memilih ganti jurusan (Zuckerman, Gne,
miliki. Oleh karena itu, orang inkremental & Nafshi, 2001). Dalam interaksi dengan
akan lebih berusaha meningkatkan ke- guru, evaluasi dari siswa dengan pan-
mampuan mereka. Demikian halnya keti- dangan entitas cenderung tidak berubah
ka menghadapi kesulitan atau kegagalan, meskipun perilaku guru berubah, sedang-
orang inkremental akan melihat seberapa kan siswa yang inkremental dapat menye-
usaha dan motivasi yang telah dikerahkan. suaikan persepsi mereka terhadap peru-
Strategi yang dilakukan orang inkre- bahan perilaku guru. (Tam, Pak, Hui,
mental juga berbeda dengan orang entitas. Kwan, & Goh, 2010).
Orang inkremental menggunakan strategi
yang lebih berorientasi pada penguasaan, Teori Implisit dalam Relasi antar Pribadi
sedangkan orang entitas menggunakan Peran teori implisit dalam relasi antar
strategi defensif atau tidak berdaya. pribadi antara lain ditunjukkan pada
Sebagai contoh hasil penelitian Nussbaum penelitian dalam konteks relasi intim
BULETIN PSIKOLOGI 67
ARINI
pasangan, dan relasi sebaya. Dweck (2012) jukkan atau mendemonstrasikan kompe-
menyatakan bahwa adanya pandangan tensi sosial, dan kurang membangun
orang dapat berubah membuat individu tujuan-tujuan sosial yang berorientasi
mau mengambil langkah untuk perubahan pada penguasaan atau peningkatan kete-
tersebut, akan tetapi pandangan bahwa rampilan sosial. Anak-anak tersebut cen-
orang tidak dapat berubah membuat indi- derung mengevaluasi diri secara negatif
vidu cenderung mendiamkan, mening- dalam menghadapi penolakan teman
galkan atau membalas dendam. sebayanya. Jika menjadi korban, anak-
Relasi yang memuaskan tentunya anak dengan teori entitas akan lebih me-
menjadi dambaan setiap pasangan, Akan nunjukkan simptom depresif dan agresif
tetapi relasi intim pasangan tidak dapat dibandingkan anak dengan teori inkre-
lepas dari adanya konflik. Teori implisit mental
dapat menjelaskan bagaimana orang Peran teori implisit dalam menjelas-
mensikapi konflik dengan pasangannya. kan agresifitas ditunjukkan oleh beberapa
Ruvolo dan Rotundo (dalam Dweck, 2012) penelitian. Chen, DeWall, Poon, dan Chen
menemukan bahwa orang inkremental da- (2012) membuktikan secara empiris bahwa
pat memelihara hubungan yang memuas- teori implisit relasi memoderasi respon
kan meskipun menghadapi kekurangan agresif terhadap penolakan. Teori implisit
pasangannya, dan selanjutnya dalam relasi pada penelitian Chen dkk., tersebut
Kammrath dan Dweck (dalam Dweck, disebut teori takdir (destiny) dan pertum-
2012) diungkapkan juga bahwa ketika buhan (growth). Orang dengan teori takdir
menghadpi konflik, orang dengan keya- percaya bahwa relasi dengan partner
kinan inkremental lebih mau menyua- hanyalah cocok (compatible) atau tidak,
rakan ketidakpuasannya untuk mengatasi sedangkan orang dengan teori pertum-
masalah. Sejalan dengan hasil penelitian buhan percaya bahwa relasi dapat diting-
tersebut, Burnette dan Franiuk (2010) juga katkan melalui pengatasan masalah yang
menemukan bahwa orang dengan keya- efektif. Dalam penelitian Chen, dkk.,
kinan soulmate_ ekuivalen dengan teori orang dengan teori takdir jika mengalami
entitas akan menyandarkan pada seberapa penolakan maka tingkatan afek agresifi-
pasangan cocok dengan yang diidealkan tasnya lebih tinggi dibandingkan orang
untuk mau memaafkan. Dengan kata lain, dengan teori pertumbuhan. Hasil peneli-
jika pasangannya tidak cocok dengan yang tian Chen, dkk juga menunjukkan bagai-
diidealkan (bukan soulmate) maka lebih mana menurunkan agresi orang dengan
enggan memaafkan jika pasangannya me- teori takdir yang mengalami penolakan
lakukan kesalahan, dan cenderung meng- yakni dengan menunjukkan penerimaan
akhiri hubungan untuk mencari pasangan pada mereka.
yang lebih ideal. Penelitian intervensi untuk menurun-
Teori implisit selain dapat memenga- kan tingkat agresifitas akibat menjadi
ruhi sikap orang dalam relasi yang lebih korban suatu kekerasan dan eksklusi juga
intim, juga dapat memengaruhi sikap dilakukan oleh Yeager, Trzesniewski, dan
orang dalam relasi sebaya. Rudolph (2010) Dweck (2013) pada subjek remaja. Hasil
dalam penelitiannya pada subjek usia penelitian mereka menunjukkan bahwa
kanak-kanak akhir menemukan bahwa kelompok remaja yang diintervensi
anak-anak dengan teori entitas akan dengan terapi inkremental yakni dengan
memusatkan pada bagaimana ia menun- diberi pandangan bahwa orang (meliputi
68 BULETIN PSIKOLOGI
TEORI IMPLISIT, PROSES BELAJAR, RELASI ANTAR PRIBADI DAN KELOMPOK
diri dan orang lain) dapat berubah lebih Identitas sosial suatu kelompok yang
menurun tingkat agresifitasnya, lebih dinilai secara stereotip, bersifat tetap, dan
prososial pada pengukuran satu bulan dipengaruhi faktor bawaan dapat memun-
setelah intervensi dan pada pengukuran culkan sikap-sikap penuh prasangka dan
tiga bulan setelah intervensi lebih sedikit diskriminatif. Perubahan pandangan ter-
menunjukkan gangguan perilaku diban- hadap identitas suatu kelompok yang
dingkan kelompok yang tidak mendapat- lebih konstruktif dapat dilakukan dengan
kan perlakuan dan kelompok yang diberi mengubah teori implisit masyarakat.
perlakuan keterampilan koping. Dweck (2012) menyatakan bahwa
mengubah sikap benci terhadap kelompok
Teori Implisit dan Relasi-relasi antar lawan dengan teori implisit dapat lebih
Kelompok efektif karena intervensi tidak langsung
Keanekaragaman kelompok-kelom- pada mengubah sikap terhadap kelompok
pok di masyarakat baik atas dasar etnik, lawan yang dapat menimbulkan resistensi.
agama, negara, dll membuat isu relasi Penelitian tentang hal tersebut antara lain
antar kelompok menjadi penting. Relasi dilakukan oleh Halperin, dkk (dalam
yang tidak baik akibat adanya prasangka Dweck, 2012) pada kelompok orang Israel.
buruk, stereotip negatif antar kelompok Hasil penelitian tersebut menunjukkan
tak jarang menimbulkan konflik berkepan- bahwa pertama, sikap orang Israel terha-
jangan yang sangat merusak perdamaian dap perdamaian dengan warga Palestina
dalam masyarakat. Oleh karena itu perha- diprediksi oleh tingkat kebencian pada
tian terhadap proses-proses antar kelom- orang Palestin,; kedua, teori implisit terha-
pok menjadi penting untuk meningkatkan dap kelompok memprediksi tingkat
pemahaman satu sama lain dan mening- kebencian terhadap orang Palestina, dan
katkan perdamaian. Beberapa penelitian ketiga, memperkuat teori inkremental ter-
menunjukkan peran teori implisit dalam hadap kelompoksecara umum menurun-
memahami proses-proses antar kelompok kan tingkat kebencian orang Israel terha-
(Dweck, 2012). dap Palestina dan lebih mau terlibat dalam
Proses-proses antar kelompok dipe- proses perdamaian. Cara yang dilakukan
ngaruhi oleh identitas sosial. Teori implisit dalam memperkuat teori inkremental
menjelaskan bagaimana perbedaan indi- terhadap kelompok adalah dengan mem-
vidu memengaruhi identitas sosial (Hong, berikan artikel yang menunjukkan bahwa
dkk., 2003). Orang dengan teori entitas kelompok tidak secara bawaan memiliki
memperlakukan identitas sosial sebagai karakter bermoral atau tidak bermoral,
entitas yang abadi, memfokuskan perha- akan tetapi perilaku lebih dipengaruhi
tian pada atribut yang bersifat tetap dan oleh pimpinan, maka jika pemimpin
pada sifat yang umum yang dimiliki oleh berubah, demikian juga perilaku kelom-
semua anggota kelompok. Akibatnya, pok. Dalam penelitian tersebut tidak
penilaian stereotip terhadap kelompok disebutkan kelompok Palestina maupun
tertentu sering dilakukan oleh orang yang pemimpinnya.
memiliki pandangan entitas. Sebaliknya
orang inkremental dalam menilai kelom- Penutup
pok tidak berdasar pada sifat umum tetapi
pada tujuan yang umum pada kelompok Teori implisit menggarisbawahi pe-
tersebut. ngaruh perbedaan individual dalam relasi-
BULETIN PSIKOLOGI 69
ARINI
70 BULETIN PSIKOLOGI
TEORI IMPLISIT, PROSES BELAJAR, RELASI ANTAR PRIBADI DAN KELOMPOK
BULETIN PSIKOLOGI 71