Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RESUME EKONOMI KELEMBAGAAN

Chapter 14; Institutions, Instituional And Economic performance,

Author: Douglass C.North

Penggabungan Analisis Institusional Kedalam Sejarah Perekonomian:


Prospek dan Teka-Teki
Dosen Pengampu :

Kelas:
Hasan Albanna 12020116140150
Dodi Firmansyah 12020116130138

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


DEPARTEMEN IESP
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018/2019
Daftar Isi
Penggabungan Analisis Institusional Kedalam Sejarah Perekonomian:
Prospek dan Teka-Teki
Bagian 1

Apa yang membedakan inkorporasi eksplisit pembuatan analisis institusional terhadap


penulisan (bahan penulisan) sejarah perekonomian serta dalam segi sejarah secara umum?
Bagaimana sejarah mengkonstruksikan sejarah yang masuk akal dari sepanjang waktu fase
kehidupan manusia. Sebagaimana konstruksi yang hanya ada dalam pikiran manusia. Kita
tidak bisa menciptakan kembali masa lalu; kita mengkonstruksi cerita mengenai masa lalu.
Akan tetapi untuk menjadi sejarah yang baik maka sejarah tersebut harus secara konsisten
dan dapat diperhitungkan dalam akal sehat dan sesuai dengan bukti dan teori yang tersedia.
Jawaban singkatnya terhadap pertanyaan inkorporasi institusi ke dalam sejarah
memperkenankan kita untuk menyajikan cerita yang lebih baik dari pada yang kita bisa
lakukan sebelumnya. Sepanjang sejarah perekonomian sebenarnya telah dibangun di sekitar
institusi, dan pada orang-orang yang paling berhasil secara praktik untuk mengatur dan
menyediakan kita sebuah gambaran yang berkelanjutan akan perubahan institusi dengan
cerita yang evolusioner. Tetapi Karena telah dibangun pada teori serta pembuktian statistik
yang terbatas maka tidak didapatkan struktur yang utuh, hal tersebut tidak menyediakan basis
untuk mengeneralisasi atau memperluas analisis melebihi karakteristik tujuan esensialnya
dari cerita-cerita individu tersebut. Kontribusi kliometrik adalah sistem aplikatif dari sejarah
perekonomian, teori neoklasik serta pengaplikasikannya yang membingungkan.

Bagaimanapun, kita telah membayar harga yang besar bagi teori neoklasik yang
selama ini cenderung anti kritik, meskipun aplikasi sistematis dari pada teori harga (mikro
ekonomi) terhadap sejarah perekonomian merupakan kontribusi yang sangat besar, teori
neoklasik hanya focus terhadap alokasi sumber daya pada momen tertentu, yang sangat
mengenanya lagi adalah bagi sejarawan ketika mempertanyakan sebuah pertanyaan inti
mengenai bagaimana asumsi teori tersebut dapat terap sepanjang waktu. Terlebih lagi, alokasi
diasumsikan terjadi pada lingkungan tanpa friksi yang mana lembaga yang maksud tidak ada
dalam kenyataan. Dalam kedua kondisi ini memperjelas mengenai apa yang seharusnya
dijelaskan dalam sejarah perekonomian: untuk mengusahakan penjelasan mengenai pola-pola
pertumbuhan yang berbeda, stagnansi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada
masyarakat sepanjang waktu, dan mengeksplorasi cara mengenai bagaimana friksi tersebut
mengenai konsekuensi terhadap interaksi pola produksi manusia secara luar dan divergen.

Dengan mengaplikasikan teori neoklasik pada sejarah perekonomian maka para


sejarawan akan mampu memfokuskan pada pilihan dan keterbatasan, yang mana secara pasti
merujuk pada barang. Dari hal tersebut kita bisa melihat apa yang menjadi batasan dan dapat
mendefinisikan perangkat keterbatasan pilihan manusiawi. Batasan tersebut bagaimanapun
bukan dikenakan oleh pembatasan organisasi manusia, tetapi hanya pada pendapatan dan
teknologi. Bahkan teknologi sekalipun, setidaknya pada kerangka pemikiran neoklasik selalu
menjadi faktor eksogen dan tidak pernah juga pas dimasukkan kedalam teori. Meskipun
dalam sejarah banyak hasil penting yang diakibatkan oleh teknologi, namun tetap saja
teknologi menjadi faktor internal dari teori tersebut. Yang menjadi pengecualian adalah karya
dari Karl Marx yang mengusahakan untuk mengintegrasikan perubahan teknologi dengan
perubahan institusional. Marx menjadi yang terdahulu mengelaborasikan angkatan kerja
produktif dengan hubungannya terhadap produksi yang telah menjadi pioner dalam usaha
untuk menintegrasikan keterbatasan teknologi dengan organisasi manusia.

Tetapi sejarah Marx memiliki akhir yang utopis, dimana analisis institusional dalam
penelitiannya tidak menyediakan bagi akhir yang baik (kesejahteraan).

Sejarawan ekonomi precliometric juga menempatkan teknologi sebagai tahapan


pusat. Bahkan sejarah revolusi industry yang mengenai pengairan yang hebat dalam sejarah
manusia telah dibangun dalam tingkatan perubahan teknologi yang terjadi secara diskontinyu
dalam 18 abad. Hal tersebut membuat teknologi sebagai pencipta kesejahteraan manusia dan
menempatkan utopia sebagai sejarah sederhana dari meningkatnya kapasitas produktif.

Teori Marxist kurang sempurna karena mengharuskan perubahan fundamental dari


perilaku manusia untuk mencapai tujuannya, dan kita sama sekali tidak memiliki bukti akan
perubahan semacam itu. Sejarawan tradisional berfokus pada revolusi industry dan perubahan
teknologi sebagai kunci bagi pemikiran utopis yang kurang baik pada periode sebelumnya
karena banyak dari bangsa-bangsa di dunia telah gagal untuk menyadari potensi manfaat dari
teknologi. Bahkan teknologi modern telah memperburuk konflik yang terjadi pada manusia.

Terdapat perbedaan yang saya pikirkan sebagai cerita yang lebih baik. Yang terfokus
pada perjuangan tanpa henti manusia untuk memecahkan masalah dari sebuah kerjasama
yang mana kemudian mereka mungkin akan menuai manfaat tidak hanya dari teknologi terapi
juga pada usaha manusia untuk menegakkan peradaban.

Bagian 2

Penekanan pada teknologimembuat kontribusi yang bermanfaat bagi penulisan sejarah


perekonomian. Sejumlah penelitian setelah perang dunia ke dua oleh Simonm Kuznets,
Robert Solow, Edward Dennison, Moses Abramovitz, dan John Kendrick mengarahkan pada
eksplorasi sumber daya ekonomi dalam hal menganalisis perubahan produktivitas, walaupun
selama 4 dekade penelitian mereka belum juga dapat menyibak misteri dari perubahan
produktivitas, mereka telah mampu meningkatkan pengetahuan kita mengenai asas dasar
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan berfokus pada pertumbuhan
produktivitas yang tidak diragukan lagi mengarah pada arah yang benar dalam proses
eksplorasi asas-asas faktor penentu tersebut. Teknologi menyediakan batas atas untuk dapat
merealisasikan pertumbuhan ekonomi. Untuk simplifikasi pada buku ini dalam konteks dunia
yang memberlakukan zero transaction peningkatan pada jumlah pengetahuan dan
pengaplikasiannya menyediakan kunci bagi kesejahteraan manusia. Apa yang telah
ditinggalkan dari analisis terdahulu adalah mengapa potensi tersebut dapat diwujudkan dan
kenapa masih terjadi gap yang begitu besar antara Negara kaya dengan Negara miskin ketika
teknologi tersedia bagi setiap orang. Gap pada dunia nyata pararel dengan gap pada model
teori yang dibangun oleh para ekonom.

Teori neoklasik tidak bisa secara langsung menguraikan isu pertumbuhan itu sendiri.
Namun dalam postulat dasar teori, adalah beralasan jika diasumsikan bahwa permasalahan
pertumbuhan tidak berdiri sendiri. Karena output ditentukan oleh persediaan capital (fisik,
manusia), dan kita bisa meningkatkan jumlah capital dalam kerangka pikir neoklasik dengan
menginvestasikan pada usaha apa saja yang memiliki tingkat margin imbal hasil tertinggi,
yang tidak terdapat faktor tetap padanya. Kita dapat mengatasi kelangkaan sumber daya
dengan menginvestasikan teknologi termutakhir dan kita bisa mengatasi segala jenis
kelangkaan dengan melakukan investasi pada ilmu pengetahuan untuk menanggulangi faktor
potensial yang tetap. Tetapi formulasi neoklasik ini sebagaimana yang telah dijelaskan diatas
memunculkan pertanyaan yang menarik. Untuk menempatkan isu secara sungguh-sungguh,
model pertumbuhan neoklasik terbaru dibangun atas increase return dan akumulasi fisikal
dan human capital secara krusial bergantung pada keberadaan struktur insentif implisit yang
mengendalikan model tersebut. Penelitian boumol secara implisit menghadirkan kesimpulan
yaitu ketika dia menemukan konvergensi yang hanya terdapat pada 16 negara dengan
perekonomian yang maju, tetapi tidak dengan system perekonomian komando ataupun
dengan Negara berkembang. Untuk melakukan perhitungan pada pengalaman sejarah
perekonomian atau pada performa yang berbeda-beda dari perekonomian Negara maju,
system ekonomi terpusat, Negara berkembang tanpa membuat struktur insentif yang
diturunkan dari kelembagaan untuk diujicoba dalam keadaan steril.

Model neoklasik serta model semacam imperialism digerakkan oleh maksimalisasi


kekayaan para pelaku ekonomi dan karenanya telah dibentuk oleh insentif struktur
kelembagaan. Perbedaannya bahwa struktur implisit kelembagaan pada neoklasik
menghasilkan pasar yang efisien dan kompetitif yang diakibatkan oleh peningkatan imbal
hasil atau akumulasi modal, seta pertumbuhan. Namun pada pertumbuhan yang dilakukan
oleh imperialism adalah diakibatkan oleh struktur yang mengeksploitasi ketergantungan dari
Negara jajahan. Karena secara sejarah serta perekonomian yang berlangsung saat ini
mengandung contoh pertumbuhan ekonomi dan stagnansi, maka akan menjadi bernilai
pengelompokan kelembagaan berdasarkan karakteristik performa yang telah dibentuk. Apa
yang diakibatkan oleh pasar dan efisien? Jika adanya Negara miskin dikarenakan menjadi
korban dari struktur kelembagaan yang mencegah pertumbuhan, apakah struktur
kelembagaan secara endogen yang menentukan terjadinya hal tersebut? Penelitian sistematik
terhadap kelembagaan dapat menjawab pertanyaan tersebut. Secara spesifik, kita harus
mengembangkan data empiris pada transaksi dan transformasi biaya pada perekonomian dan
kemudian asal biaya kelembagaan tersebut.
Bagian 3

Insentif adalah penentu yang mendasari kinerja ekonomi. Hal ini tersirat dalam teori yang
digunakan dan telah diasumsikan memiliki bentuk dan efek tertentu. Membawa insentif padai
awal mula pembahasan akan memusatkan dimana seharusnya perhatian kita tunjukan, pada
kunci sebenar nya dari kinerja perekonomian. Inti Argumentasi yang dikemukakan dalam
pembahasan sebelumnya adalah bahwa insentif sangat bervariasi dari waktu ke waktu dan
masih teap berlaku. Mengintegrasikan analisis kelembagaan ke dalam ekonomi dan sejarah
ekonomi mengarahkan kembali pada penekanan kita, tetapi tidakmeninggalkan alat teoritis
yang sudah dikembangkan. Mengarahkan penekanan mencakup pengubahan · gagasan dan
implikasi rasionalitas, memasukkan ide-ide dan ideologi ke dalam analisis ini, secara eksplisit
mempelajari biaya bertransaksi sebagai fungsi politik dan ekonomi pasar, dan memahami
konsekuensi ketergantungan pada evolusi sejarah perekonomian. Pada saat yang sama, alat
yang mendasari teori harga neoklasik dan teknik kuantitatif canggih yang dikembangkan oleh
generasi ahli kliometri terus menjadi bagian dari perangkat alat tersebut. Bagaimana
pendekatan semacam itu mengubah persepsi dan penulisan kita tentang sejarah ekonomi?
Akan di ilustrasikan dari sejarah perekonomian AS.

Analisis kelembagaan membawa kedalam kerangka pemikiran teori tik yang sangat
penting dari kebudayaan inggris, serta sejarah kelmbagaan serta ide-ide gagasan nya dalam
pembentukan ekonomi colonial dan juga karakteristik pasar yang relative efisien pada era
tersebut. Tardapat peningkatan bagi organisasi untuk mengambil manfaat dari sekian banyak
nya peluang-peluang yang tercipta-Agrikultur,perdagangan, perusahaan perkapalan,
peternakan keluarga memproduksi perkembangan perekonomian kolonialisme. Peninggalan
ini tidak hanya dalam bidang ekonomi namun juga dalam hal ilmu pengetahun dan politik-
pertemuan kota dan pemerintahan itu sendiri, majelis kolonial, dan serta tradisi intelektual
dari Hobbes dan Locke sangat penting untuk mengintegrasikan peristiwa 1763 ke1789
kedalam kisah organisasi politik dan ekonomi yang dimotori oleh persepsi subjektif meraka
dari isu-isu yang menghasilkan struktur kelembagaan dari negara yang baru merdeka.
Meskipun kita selalu memahami pentingnya arus politik dan intelektual di masa sekarang,
kerangka kerja institusional dapat menggeser analisis dari deskripsi ad hoc ke sebuah kisah
yang terintegrasi, sebagai konsekuensinya, akan mencapai pemahaman yang jauh lebih
dalam tentang periode kritis ini dalam sejarah A.S.

Ekonomi AS abad ke-19 menyediakan lingkungan yang ramah untuk pertumbuhan


ekonomi. Apa yang membuat lingkungan tersebut ramah, maka tentu saja telah menarik
perhatian para peneliti untuk menguji coba konsekuensi dari Konstitusi, evolusi hukum,
peran perbatasan, sikap baik penduduk asli dan imigran, dan sejumlah karakteristik
masyarakat lainnya yang mempengaruhi insentif.Bahkan, hal tersebut adalah karakteristik
kelembagaan yang efisien adaptif bagi matriks kelmbagaan (baik aturan formal dan kendala
informal yang terkandung di dalamnya sikap dan nilai-nilai) yang menghasilkan lingkungan
ekonomi dan politik yang menghargai aktivitas produktif organisasi dan pengembangan
keterampilan dan pengetahuan mereka. Tentu saja yang yang penting untuk matriks tersebut
adalah apa saja yang dapat digunakan untuk mendorong pertumbuhan produktivitas dan
respons yang fleksibel, dan apa saja yang merupakan accidental by-product dari tujuan lain
merupakan agenda penting untuk pemahaman yang jauh lebih dalam terhadap pertumbuhan
ekonomi.

Kami juga telah memberikan perhatian besar pada biaya yang dikeluarkan dalam hal
pertumbuhan. Sebagian dari biaya itu adalah harga yang dibayarkan untuk efisiensi adaptif.
sistem tersebut memusnahkan yang tidak bisa bertahan dan ada banyak dari mereka - petani
yang pergi ke perbatasan dan pada kahir nya gagal, perusahaan pengiriman yang gagal karena
kami kehilangan keuntungan komparatif dalam pengiriman, buruh yang menderita
pengangguran dan upah yang menurun di tahun 1850-an. Bagian dari biaya,Namun, adalah
konsekuensi dari institusi yang mengeksploitasi individu dan kelompok - suku Indian, budak,
dan tidak jarang imigran, pekerja, dan petani digunakn untuk kepentingan mereka yang
memiliki daya tawar yang unggul. Pendeknya,baik sumber pertumbuhan maupun biaya yang
diperlukan dalam pertumbuhan itu adalah turunan umum dari kerangka kerja kelembagaan itu
sendiri.

Bagian 4

Dari studi ini dapat dismpulkan bahwa berspekulasi terhadap isu sentral sejarah
perekonomian . Lembaga menentukan kinerja ekonomi, tetapi hal apa yang menciptakan
institusi yang efisien? Jelas keberadaan institusi yang relatif produktif di suatu tempat di
dunia dan informasi yang dapat diperoleh dengan biaya rendah mengenai karakteristik kinerja
yang dihasilkan dari lembaga-lembaga tersebut sangat kuat insentif nya untuk merubah
kinerja perokonomian yang buruk. Tampaknya kita dapat mengambil contoh dalam
perubahan mencolok masyarakat Eropa Timur pada tahun 1989.

Tetapi bisakah kita menggeneralisasi kekuatan yang akan membuat perubahan seperti itu?
Bagaimana seseorang membalikkan peningkatan return dengan kaarkteristik tertentu dari
matriks kelembagaan ? Analisis sebelumnya memberikan banyak petunjuk danpoin, saya
percaya, untuk dua fitur terkait dari matriks institusionalekonomi: kendala informal dan biaya
transaksi yang melekat di dalamnya yang berkaitan dengan proses politik.

Kendala informal berasal dari transmisi nilai budaya,dari perluasan serta penerapan aturan
formal untuk menyelesaikan masalah pertukaran yang spesifik, dari solusi hingga koordinasi
langsung terhadap masalah. Secara total, hal tersebut tampaknya memiliki pengaruh luas
pada struktur kelembagaan. Tradisi kerja keras, kejujuran, dan integritas hanya menurunkan
biaya transaksi dan menjadikannya kompleks. Tradisi semacam itu selalu diperkuat oleh
ideologi yang mendasari sikap-sikap tersebut. Dariman sikap dan ideologi ini datang dan
bagaimana mereka berubah? Persepsi subyektif dari aktor tidak hanya berasal dari budaya
tetapi terus dimodifikasi oleh pengalaman yang disaring oleh konstruksi mental. Oleh karena
itu, perubahan mendasar dalam harga relatif akan secara lambat laun mengubah norma dan
ideologi, dan semakin rendah biaya informasi, maka semakin cepat juga perubahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai