SINDROM PROTEUS
jarang terjadi dan sangat kompleks. Sindrom Proteus ditandai dengan adanya
gigantisme sebagian pada tangan , kaki atau keduanya, hiperplasia pada telapak kaki,
Penyebab sindrom Proteus ini masih belum jelas. Sindrom Proteus tampaknya
terjadi secara acak dan bukanlah karena faktor keturunan. Pada tahun 1987, Happle
menemukan bahwa sindrom Proteus merupakan hasil dari gen yang tidak dikenal
yang berubah (mutasi) pada beberapa sel tetapi normal pada sel-sel tubuh lainnya.
Hal ini disebut dengan mosaicism. Sifatnya yang progresif alamiah dan keterlibatan
lama diketahui bersifat sporadis, hal ini kemungkinan karena suatu mutasi mematikan
yang bertahan hanya pada bentuk mosaik. Mutasi somatis yang diperoleh dapat
2.2 Patofisiologi
Sindrom Proteus ini adalah suatu penyakit sporadis yang jarang, dengan
manifestasi mosaik atau tidak teratur. Penyebab sindrom Proteus masih belum
oleh perubahan mosaik postzigotik dalam gen yang mematikan di daerah nonmosaik.
kariotipe pada dua pasien dengan sindrom Proteus menunjukkan adanya susunan
reseptor dapat menjelaskan beberapa aspek sindrom Proteus, seperti mosaik distribusi
lesi, kejadian sporadisnya, keturunan terpengaruh dari individu yang terkena dampak
dan keberadaan kembar tidak identik. Meskipun bukti mengarah pada mutasi somatis,
tidak ada penyebab mutasi gen yang telah dikenal sebagai sindrom Proteus.5
Pasien dengan sindrom Proteus mengalami kesulitan berjalan karena jari kaki
pasien mungkin atelektasis permanen, pneumonia, atau gejala dari insufisiensi paru.
Terdapat sekitar 30% pasien yang mengalami retardasi mental dan 20% pasien
karena trombosis vena dalam atau emboli paru-paru, komplikasi postoperasi atau
sedangkan laki-laki beresiko terkena hampir dua kali lipat lebih besar dibanding
dengan perempuan dengan rasio laki-laki berbanding peempuan adalah 1.9 : 1.5
Sedikitnya kelainan yang terkait dengan sindrom Proteus muncul saat lahir
atau pada tahun pertama kehidupan. Mereka biasanya tumbuh sampai pubertas
terutama nervus cerebriform biasanya tidak terlihat sampai kisaran umur 2 tahun, hal
Jaringan dan organ yang terpengaruh oleh sindrom Proteus dan keparahan
efek mungkin tergantung pada berapa banyak sel yang mengandung gen bermutasi
dan apa jenis sel yang terkandung di dalamnya. Seseorang dengan banyak sel yang
mengandung gen mutasi cenderung memiliki lebih banyak efek dibandingkan dengan
juga bisa dari yang ringan sampai yang berat. Manifestasi yang paling umum dari
seperti tengkorak kepala, wajah, jari tangan dan jari kaki), scoliosis (kelainan
tulang belakang), pertumbuhan yang tidak seimbang dan atrofi pada otot lengan
2. Abnormalitas kulit dan perkembangan jaringan konektif, seperti kulit kasar yang
menonjol (verrucous epidermal naevi) atau datar, garis yang dalam dan
connective tissue naevi), dan tumor benigna pada jaringan lemak (lipoma) atau
area dimana berperan dalam menurunkan atau menaikkan berat badan serta
malformations).
3. Bentuk wajah seperti pembesaran belakang kepala, kelopak mata yang menurun,
tulang hidung yang rendah, lubang hidung yang menengadah, wajah yang panjang
dan sempit, mulut yang tetap terbuka saat istirahat (incompetent lips).
Organ internal yang juga terkena dampak termasuk limpa dan timus, yang
dapat membesar. Kondisi ini juga menyebabkan cacat fisik yang cukup signifikan dan