Anda di halaman 1dari 8

DOSEN MATA KULIAH

Dr.Ir. Ahmad Rifqi Asrib,M.T

WADUK DAN SEDIMEN


( 14B11C610 )

Disusun Oleh:

A.MUH.ARIEF DHARMAN
1621040016
KELAS 01

PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2018 / 2019


PEMBAHASAN

1.1 Definisi Sedimentasi

Sedimen adalah material bahan padat, berasal dari batuan yang mengalami
proses pelapukan, peluluhan (disintegration), pengangkutan oleh air, angin dan gaya
gravitasi, serta pengendapan atau terkumpul oleh proses atau agen alam sehingga
membentuk lapisan-lapisan di permukaan bumi yang padat atau tidak terkonsolidasi
(Bates dan Jackson, 1987). Sedimen permukaan dasar laut umumnya tersusun oleh:
material biogenik yang berasal dari organisma; material autigenik hasil proses
kimiawi laut (seperti glaukonit, garam, fosfor); material residual; material sisa
pengendapan sebelumnya, dan material detritus sebagai hasil erosi asal daratan
(seperti kerikil, pasir, lanau dan lempung). Sedimen menurut Lonawarta (1996)
adalah lepasnya puing-puing endapan padat pada permukaan bumi yang dapat
terkandung di dalam udara, air, atau es dibawah kondisi normal.

Sedimentasi adalah proses yang meliputi pelapukan, transportasi, dan


pengendapan. Tekstur sedimen yaitu hubungan antara ukuran butir dalam batuan dan
pada umumnya ukuran butir ini dapat diamati dengan menggunakan mikroskop.
Komposisi sedimen merupakan acuan terhadap mineral-mineral dan struktur kimia
dalam batuan. Batuan klastik adalah batuan dimana material penyusun utamanya
berupa material detrital (misalnya batupasir dan serpihan). Batuan nonklastik adalah
batuan dimana material penyusun utamanya berupa material organik dan unsur kimia
(misalnya batugamping terumbu, halit, dan dolomit). Sedimen terutama terdiri dari
partikel-partikel yang berasal dari hasil pembongkaran batu-batuan dan potongan-
potongan kulit (shell) serta sisa rangka dari organisme laut. Ukuran-ukuran partikel
sedimen sangat ditentukan oleh sifat fisik mereka dan akibatnya sedimen yang
terdapat di berbagai tempat di dunia mempunyai sifat-sifat yang sangat berbeda satu
sama lainnya
1.2 Jenis-Jenis Sedimen

Chester (1993) membagi sedimen laut menjadi 2 kelompok yaitu:

1. Nearshore sediment, sebagian besar endapan sedimennya dipengaruhi kuat


oleh kedekatannya dengan daratan sehingga mengakibatkan kondisi fisika
kimia dan biologi sedimen ini lebih bervariasi dibandingkan dengan deep-sea
sediment.
2. Deep-sea sediment, sebagian besar mengendap di perairan dalam di atas 500
m dan banyak faktor seperti jauhnya dari daratan, reaksi antara komponen
terlarut dalam kolom perairan serta hadirnya biomassa khusus yang
mendominasi lingkungan laut dalam yang menyebabkan sedimen ini
merupakan habitat yang unik di planet dan memiliki karateristik yang sangat
berbeda dengan daerah continental / near shore.

Menurut asalnya Garrison (2006) menggolongkan sedimen ke dalam 4 bagian


yaitu:

1. Sedimen Terrigenous

Jenis sedimen ini berasal dari erosi yang berasal dari benua atau pulau, letusan
gunung berapi dan segumpalan debu. Sedimen ini lebih dikenal dengan batuan yang
berasal dari gunung berapi seperti granit yang bersumber dari tanah liat dan batuan
kwarsa yang menjadi dua komponen penyusun sedimen terrigenous.

2. Sedimen Lithogenous

Sedimen ini berasal dari sisa pengikisan batu-batuan di darat. Hal ini
diakibatkan karena adanya suatu kondisi fisik yang ekstrim, seperti adanya
pemanasan dan pendinginan terhadap batu-batuan yang terjadi secara terus-menerus.
Partikel-partikel ini diangkut dari daratan ke laut oleh sungai-sungai. Begitu sedimen
mencapai lautan, partikel-partikel yang berukuran besar cenderung untuk lebih cepat
tenggelam dan menetap dari yang berukuran lebih kecil. Kecepatan tenggelamnya
partikel-partikel ini telah dihitung, dimana jenis partikel pasir hanya memerlukan
waktu kira-kira 1,8 hari untuk tenggelam dan menetap di atas lapisan atas dasar laut
yang mempunyai kedalaman 4.000 meter. Sedangkan jenis partikel lumpur yang
berukuran lebih kecil membutuhkan waktu kira-kira 185 hari dan jenis partikel tanah
liat membutuhkan waktu kira-kira 51 tahun pada kedalaman kolom air yang sama.
Oleh karena itu tidaklah mengherankan jikalau pasir akan segera diendapkan begitu
sampai di laut dan cenderung untuk mengumpul di daerah pantai (Hutabarat dan
Stewart, 2000).

3. Sedimen Biogenous

Sedimen ini berasal dari sisa-sisa rangka organisme hidup. Jenis sedimen ini
digolongkan ke dalam dua tipe utama yaitu calcareous dan siliceous ooze. Material
siliceous dan calcareous pada waktu itu di ekstrak dari laut dengan aktivitas normal
dari tanaman dan hewan untuk membangun rangka dan cangkang. Kebanyakan
organisme yang menghasilkan sedimen biogenous mengapung bebas di perairan
seperti plankton. Sedimen biogenous paling berlimpah dimana cukup nutrien yang
mendorong produktivitas biologi yang tinggi, selalu terjadi pada wilayah dekat
continental margin dan area upwelling. Thurman dan Trujillo (2004) menyatakan
bahwa dua campuran kimiawi yang paling umum terdapat dalam sedimen biogenous
adalah calcium carbonat (CaCO3), dimana tersusun dari mineral calcite) dan silica
(SiO2). Seringkali silica secara kimiawi dikombinasikan dengan air untuk
menghasikan SiO2 dan nH2O.

4. Sedimen Hydrogenous

Sedimen hydrogenous terdiri dari mineral yang mempercepat proses


presipitasi dari laut. Jenis partikel ini dibentuk sebagai hasil reaksi kimia dalam air
laut. Reaksi kimia yang terjadi disini bersifat sangat lambat, dimana untuk
membentuk sebuah nodule yang besar diperlukan waktu selama berjuta-juta tahun
dan proses ini kemudian akan berhenti sama sekali jika nodule telah terkubur di
dalam sedimen. Di pusat perputaran, jauh dari benua, partikel sedimen terakumulasi
sangat lambat (Garrison, 2006).

1.3 Bentuk Sedimen

Berdasarkan hasil observasi Dahuri (2008) komposisi material sedimen yang


terklasifikasi pada pantai Sindulang Satu yaitu: pasir halus, pasir sedang, pasir sangat
halus, pasir kasar dan kerikil, selain itu didapati juga debu dan batu. Rataan empirik
dari distribusi granulometri sedimen yang terbanyak diperoleh yaitu: pasir halus
dengan penyortiran tersortir buruk, nilai kemencengan asimetris ke ukuran kecil dan
simetris granulometri yang peruncingannya mesokurtik. Faktor hidrodinamika yang
berperan dalam transport sedimen pada daerah pantai Sindulang Satu adalah arus
pasut.

Berdasarkan hasil pengamatan megaskopis dan mikroskopis sedimen


permukaan dasar laut Perairan Tambelan, tekstur sedimen dapat diklasifikasikan
menjadi lempung, lempung lanauan, lempung pasiran, lanau lempungan, lanau, pasir
lempungan, pasir lanauan, pasir (sangat halus sampai sangat kasar), pasir kerakalan
dan kerakal. Sedimen berbutir kasar dengan kandungan kerikil-pasir kuarsa dijumpai
di wilayah selat, sedangkan sedimen yang lebih halus diendapkan di laut terbuka.
Komposisi mineral karbonat atau gamping meningkat pada sedimen sekitar pulau
karang dan terumbu karang. Mineral ini juga dijumpai pada sedimen laut terbuka dan
pantai berpasir, namun tidak teridentifikasi pada hutan bakau. Komponen tumbuhan
berupa serasah dalam sedimen hutan bakau menunjukkan peningkatan proporsi
dibandingkan dengan wilayah lain. Batubara juga ditemukan pada sedimen hutan
bakau (Isnaniawardhani, 2010).
1.4 Manfaat Sedimen

Sedimen laut terdiri dari bahan organic dan anorganic, sedimen dari bahan
organic biasanya berasal dari sisa-sisa mahluk hidup yang mati dari tumbuhan
maupun hewan laut. Biasanya sedimen organic ini dimanfaatkan oleh hewan laut
dalam untuk sumber makannya. Ada pula sedimen laut dimanfaat untuk tempat
perlindungan dari bahaya predator, dengan demikian sedimen di dasar laut dalam
sebagai ekosistem baru bagi hewan laut dalam. Sedimen organic juga dapat dirubah
oleh detritus menjadi ion (Rifardi, 2008).

Menurut Fahmi (2009), sebuah solusi inovatif untuk menyimpan karbon


dioksida yang dihasilkan dari kegiatan manusia, yang mana kini semakin menumpuk
di atmosfer dan menyebabkan pemanasan global dapat disimpan di dalam sedimen
yang ada di dasar lautan. Hal ini dilakukan karena telah ditemukan bahwa sedimen di
laut dalam dapat menyediakan tempat yang permanen dan tak terbatas untuk
menyimpan gas rumah kaca dan diperkirakan bahwa sedimen yang berada di lantai
samudera wilayah Amerika cukup luas untuk menyimpan emisi karbon dioksida
nasional untuk ribuan tahun yang akan datang.

1.5 Tipe-Tipe Sedimentasi

Menurut Azizah (2014) Berdasarkan pada jenis partikel dan kemampuan


pertikel untuk berinteraksi, sedimentasi dapat diklasifikasikan kedalam 4 tipe, yaitu:

1. Settling tipe I: merupakan pengendapan partikel diskret, partikel mengendap


secara individual dan tidak ada interaksi antar-partikel.
2. Settling tipe II: merupakan pengendapan partikel flokulen, terjadi interaksi
antar-partikel sehingga ukuran meningkat dan kecepatan pengendapan
bertambah.
3. Settling tipe III: merupakan pengendapan pada lumpur biologis, dimana gaya
antar-partikel saling menahan partikel lainnya untuk mengendap.
4. Settling tipe IV: terjadi pemampatan partikelyang telah mengendap yang
tejadi karena berat partikel.

1.6 Proses Terjadinya Sedimentasi

Berdasarkan tempat pengendapan dan tenaga yang mengendapkannya, proses


sedimentasi dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:

1. Sedimentasi fluvial, merupakan proses prngendapan materi yang diangkut


oleh sungai dan diendapkan disepanjang aliran sungai, danau, waduk, atau
muara sungai. Hasil bentuknya antara lain delta dan bantaran sungai.
2. Sedimentasi eolis (sedimentasi teresterial) merupakan proses pengendapan
materi yang diangkut oleh angin. Bentuknya antara lainberupa gugus pasir
(sand dunes) atau gundukan pasir yang seringkali ditemukan di pantai.
3. Sedimentasi laut (marine sedimentation) merupakan hasil abrasi pantai yang
kemudian diendapkan kembali disepanjang pantai. Contoh hasil bentukannya,
antara lain endapan puing karang (beach), endapan gosong pasir (bar), dan
endapan pasir yang menghubungkan dua pulau (tombolo).
HASIL KUNJUNGAN WADUK DAN SEDIMEN

Berdasarkan hasil penelitian , kunjungan lapangan dan pembahasan yang


dilakukan dalam makalah ini maka dapat diambil hasil sebagai berikut:

Sedimentasi Fluvial Sungai merupakan pelaku efektif dalam proses erosi.


Dengan demikian, sungai juga merupakan pelaku efektif dalam proses sedimentasi.
Proses pengendapan materi yang diangkut sungai dan diendapkan di sepanjang aliran
sungai, danau, waduk, atau muara sungai inilah yang disebut sedimentasi fluvial.
Contoh hasil sedimentasi fluvial antara lain bantaran sungai, delta, meander (aliran
sungai yang berkelok-kelok). Adapun sedimen di danau disebut sedimen lakustrin

Hasil endapan material tanah , lumpur dan sebagainya di hasilkan dari jalur
aliran sungai yang mengikis tepian tepian sungai sehingga tanah dan material lainnya
larut kedalam air dan mengubah warna air menjadi keruh , selanjutnya tanah dan
material lainnya akan mengendap di dasar aliran

Foto:hasil sedimentasi

Anda mungkin juga menyukai