Bumi merupakan suatu magnet alam raksasa, hal itu dapat dibuktikan
dengan alat yang sederhana yaitu kompas. Keberadaan medan magnet bumi
memang tidak bisa dilihat secara nyata, namun bisa diamati arah dari jarum
kompas yang selalu menuju kekutup-kutup magnet bumi. Sifat magnetik bumi
dapat ditumbulkan oleh dua hal, yakni Medan Magnetik yang timbul kerena
komposisi inti Bumi (medan utama) serta medan magnetik yang timbul kerena
komposisi mineral kerak bumi dan atmosfir (medan luar)
Komposisi Inti bumi bersifat zat cair yang terdiri dari lelehan besi dan
0
Nikel yang memiliki suhu sekitar 5000 C. Di dalam lelehan tersebut
mengandung ion – ion yang cenderung berputar terhadap sumbu rotasi bumi,
sehingga akibat terjadinya perputaran tersebut menyebabkan ion – ion tersebut
bergerak menimbulkan arus listrik dan arus listrik yang berputar tersebut akan
menghasilkan medan magnet disekitarnya yang dapat dilihat pada gambar 1
bagian b), yang mana hal tesebut sesuai dengan kaedah tangan kanan, yang dapat
dilihat pada gambar 1 bagian a).
i
B
Adapun sumber lain dari medan tersebut dapat berupa pasang surutnya
matahari dalam 24 jam, pasang surutnya bulan, terjadinya perubahan
konduktifitas listrik lapisan di atmosfer, serta terjadinya badai magnetik yang
bersifat acak. Faktor lain yang menimbulkan medan luar yaitu medan magnet
pada batuan. Ilmu yang mempelajari sifat-sifat kemagnetan bumi dalam batuan
dinamkan dengan Paleomagnetisme. Batuan terbentuk akibat pendinginan dari
magma yang dihasilkan dari perut bumi, magma yang mengeras tersebut banyak
mengandung mineral- mineral yang bersifat magnet terinduksi oleh medan
magnet dalam bumi. Berdasarkan perilaku atom-atom penyusunya kemagnetan
batuan dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu diamagnetik, paramagnetik, dan
ferromagnetik.
Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa bumi dapat dikatakan seperti sebuah
magnet bulat yang medan magnet mengelilinginya. Adapun hal-hal yang dapat
menimbulkan medan magnet pada bumi tidak berapa secara vertikal tegak lurus
keatas namun berada pada sudut kemiringan 11 o dari sumbu vertikal. Adapun
kerapatan Fluks magnetik bumi (B) sekitar 0,62 x 10-4 Wb/m2 (0,062 mT) di
kutub utara magnet dan sekitar 0,5 x 10-4 Wb/m2 (0,05 mT) di garis lintang 400.
Untuk mengetahui nilai dari medan magnet bumi para peneliti banyak
menggunakan beberap metode. Dalam mengukur kuatnya medan magnet bumi
hanya dilakukan dari permukaan kerak bumi, hal itu disebabkan kerana
keberadaan inti bumi yang tidak bisa dijangkau dan sangat sulit untuk diperdiksi.
Adapun alat yang digunakan untuk mengukur nilai dari medan magnet bumi
dinamakan Magnetometer. Tingkat ketelitian hasil pengukuran dari alat tersebut
sangat kecil sekali, yakni sekitar 1 nT ( nano Tesla) sehingga hasil pengukuran
alat ini menjadi absolut.
Perbedaan dari nilai medan magnet yang diperoleh melalui hasil
pengamatan dan pengukuran dengan hasil teoritis yang biasanya dinamakan
dengan anomali medan magnet. Bentuk anomali magnetik bergantung pada sifat
dan medan magnetik pada batuan. Anomali medan magnetik dipengaruhi oleh
beberapa aspek yakni, perubahan dari medan magnet yang berda didekat batuan
(penyebab), Bentuk Batuan, karekteristik arah dari dipol-dipol magent pada
batuan (penyebab), serta karakterristik arah dipol-dipol magnet didalam batu
tersebut yang dipengaruhi oleh arah medan magnet bumi.