PENDAHULUAN
1
2
kelamin, prevalensi pada perempuan (27,5%) lebih tinggi dari laki-laki (21,8%)
(Riskesdas, 2013).
Ciaccio, dkk (2012) mengatakan HNP adalah kondisi patologis yang
sering ditemui di rehabilitasi medis dimana ditandai dengan kompresi dari satu
atau lebih nerve roots. Gluteal dan unilateral leg pain merupakan keadaan yang
dirasakan oleh penderita HNP, tergantung dengan nerve roots yang terkompresi.
Penurunan Lingkup Gerak Sendi (LGS) dan kehilangan kekuatan otot tungkai
juga merupakan keadaan yang dialami penderita HNP. Pada lokasi terkait juga
mengalami nyeri dan spasme. Peran Fisioterapi pada kondisi HNP yang penulis
lakukan adalah untuk mengurangi nyeri, meningkatkan nilai kekuatan otot, dan
meningkatkan aktivitas fungsional.
BAB II
KERANGKA TEORI
2. Anatomi
Bagian – bagian dari vertebrae lumbal (Syaifuddin, 2011).
a. Badan ruasnya besar , bentuknya tebal dan terletak sebelah depan.
b. Terdapat beberapa tonjolan yaitu: Processus spinosus, Processus tranversus,
dan Processus artikularius.
Arcus vertebrae merupakan bagian atas dan bagian bawah dari tulang ini
mempunyai lekuk yang disebut insisura superior dan insisura inferior dan
terdapat lubang tempat jalannya N. spinalis. Arcus vertebralis bagian kanan dan
kiri mempunyai taji yang menghadap ke atas dan ke bawah disebut processus
artikularis inferior dan processus artikularis superior. Setiap processus
mempunyai dataran yang berhubungan dengan processus artikularis yang lain
dinamakan facies artikularis. Foramina intervertebralis merupakan ruas – ruas
5
3. Etiologi
Penyebab dari Hernia Nucleus Pulposus (HNP) biasanya dengan
meningkatnya usia terjadi perubahan degeneratif yang mengakibatkan kurang
lentur dan tipisnya nucleus pulposus (Moore dan Agur, 2013). Selain itu Hernia
nucleus pulposus (HNP) kebanyakan juga disebabkan karena adanya suatu trauma
derajat sedang yang berulang mengenai discus intervertebralis sehingga
menimbulkan sobeknya annulus fibrosus. Pada kebanyakan pasien gejala trauma
bersifat singkat, dan gejala ini disebabkan oleh cidera pada diskus yang tidak
terlihat selama beberapa bulan atau bahkan dalam beberapa tahun (Helmi, 2012).
4. Patofisiologi
Pada tahap pertama sobeknya annulus fibrosus bersifat sirkum ferensial.
Karena adanya gaya traumatik yang berulang, sobekan tersebut menjadi lebih
6
besar dan timbul sobekan radial. Apabila hal ini telah terjadi, maka risiko HNP
hanya menunggu waktu dan trauma berikutnya saja. Setelah terjadi HNP, sisa
discus intervertebralis mengalami lisis, sehingga dua korpus vertebra bertumpang
tindih tanpa ganjalan (Muttaqin, 2008).
Patologi Menurut Helmi (2012), robekannya anulus fibrosus berlanjut
pada penonjolan pada discus intervertrebralis yang menekan secara parsial sisi
lateral dari medial medulla spinalis. Kemudian berlanjut pada herniasi discus
menekan medulla spinalis. Menurut Sidharta (2012), nyeri adalah tanda yang
paling sering dan mempunyai arti yang paling penting. Nyeri pinggang dapat
dibedakan menjadi: (a) nyeri setempat, (b) referred pain, dan (c) nyeri radikuler.
Evaluasi: Hasil:
1. VAS 1. Penurunan nyeri
2. MMT 2. Peningkatan kekuatan otot
3. LGS 3. Peningkatan LGS
8
BAB III
LAPORAN KASUS
- Tes Bragard
Tujuan : menentukan apakah adanya masalah pada punggung bawah
Cara : pasien tidur terlentang di bed, pemeriksa mengangkat kaki pasien
secara pasien dengan posisi lutut tetap lurus ditambah dorsofleksi ankle.
Hasil= (+) terdapat nyeri
- Tes Neri
Tujuan : menentukan apakah adanya permasalahan pada punggung bawah
Cara : pasien tidur terlentang di bed, pemeriksa mengangkat kaki pasien
secara pasif dengan posisi lutut tetap luru, dorsofleksi ankle, ditambah fleksi
cervical.
Hasil= (+) terdapat nyeri
b. Pemeriksaan nyeri dengan Visual Analogue Scale (VAS)
Pemeriksaan dengan VAS adalah dengan mengukur nyeri yang dirasakan
pasien melalui angka dari 0-10. Cara mengukurnya adalah dengan meminta
kepada pasien seberapa nyeri dengan menunjuk angka dari 0-10 yang
dirasakan ketika area yang bermasalah di tekan, saat diam, dan saat bergerak.
Nilai dari VAS:
Hasil pengukuran:
Nyeri pada hip
Pengukuran Nilai
Nyeri diam 0
Nyeri tekan 5
Nyeri Gerak 6
Nyeri pada lumbal
Pengukuran Nilai
Nyeri diam 0
Nyeri tekan 4
Nyeri Gerak 6
c. Pemeriksaan MMT pada hip
Gerakan Kanan Kiri
Fleksi Trunk 4 5
Rotasi Trunk 3 4
10
16
𝑥 100 = 32 %
50
2. MMT Hip
T1 T2 T3
Otot
Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri
Fleksor 4 5 4 5 5 5
Ekstensor 3 4 3 4 4 5