A. LATAR BELAKANG
Pada saat ini penduduk yang berusia lanjut (diatas 60 tahun) di Indonesia
terus meningkat. Peningkatan itu seiring meningkatnya umur harapan hidup (UHH)
yaitu 67 tahun untuk perempuan dan 63 tahun untuk laki-laki. Hal ini mencerminkan
salah satu hasil dalam upaya pembangunan kesehatan di Indonesia. Tetapi di sisi lain
merupakan tantangan bagi kita semua untuk dapat mempertahankan kesehatan dan
kemandirian para lanjut usia agar tidak menjadi beban bagi dirinya, keluarga maupun
masyarakat. Dari jumlah itu sekitar 15% diantaranya mengalami dementia atau pikun,
disamping penyakit degeneratif lainnya seperti penyakit kanker, jantung, reumatik,
osteoporosis, katarak dan lain-lain. Dementia atau pikun adalah salah satu penyakit
yang ditandai gangguan daya pikir dan daya ingat yang bersifat progresif disertai
gangguan bahasa, perubahan kepribadian dan perilaku (Depkes, 2010).
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya kemampuuan jaringan
untuk memperbaiki atau mengganti diri dan mempertahankan srtuktur serta fungsi
normalnya, yang terjadi secara perlahan-lahan. Sehingga tidak dapat bertahann
terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita
(Constatinides, 2006). Proses tersebut menyebabkan manusia secara progresif akan
kehilangan daya tahan terhadap infeksi serta mengalami distorsi metabolik dan
struktural yang disebut sebagai penyakit degeneratif.
Fungsi kognitif adalah kemampuan mental yang terdiri dari atensi,
kemampuan berbahasa, daya ingat, visiospasial, kemampuan membuat konsep dan
intelengensi (Kaplan, 1997, American Assosiation, 2007). Kemampuan
kognitif berubah secara bermakna bersamaan dengan lajunya proses menua. Pada
beberapa individu, proses penurunan fungsi kognitif tersebut dapat berlanjut
sedemikian hingga terjadi gangguan kognitif atau dementia (Pramanta dkk, 2002).
B.TUJUAN
1.Tujuan umum
2. Tujuan khusus
c. Lansia mampu dan mau mengaplikasikan senam otak dalam kehidupan sehari-hari
D. SASARAN
F. SETTING
Ket:
: Leader : Co. Leader : Fasilitator
: Lansia : Observer
1) Leader :
2) Co-leader :
3) Fasilitator :
H. STRATEGI PELAKSANAAN
Tahap Alat/
Aktivitas Mahasiswa Aktivitas Lansia Metode
kegiatan Media
I. EVALUASI
1. Evaluasi Srtuktural
a. Persiapan proposal senam otak satu hari sebelum TAK dilakukan.
b. Persiapan tempat, persiapan alat/media satu hari sebelum TAK diadakan.
c.Mahasiswa membuat kontrak dengan lansia untuk pelaksanaan TAK.
2. Evaluasi Proses
a.Lansia aktif dalam kegiatan TAK, bertanya bila ada kesulitan dan
menjawab pertanyaan dengan baik.
b.Lansia mengikuti TAK dari awal sampai akhir dan mampu melakukan senam
otak dengan benar sesuai yang diajarkan mahasiswa
3.Evaluasi Hasil
SENAM OTAK
Otak Sebagai sistem syaraf pusat, otak berfungsi penting untuk tubuh karena
otak mengatur kegiatan yang membutuhkan daya pikir yang baik. Namun otak
bisa memiliki masalah karena kurangnya stimulus yang baik. Dibutuhkan gerakan
sederhana yang bisa dilakukan sehari-hari untuk memaksimalkan kerja otak.
Dalam buku Brain Gym karangan Dr. Paul E. Dennison, Ph.D. dan Gail E.
Dennison menyatakan senam otak sebagai pelatihan otak yang sudah
dikembangkan sejak tahun 1970.
Senam otak dilakukan untuk meningkatkan kemampuan otak yang terkadang
tanpa disadari semakin berkurang seiring berjalannya waktu. Usia semakin
bertambah, maka otak juga mulai menua. Proses menua adalah proses alamiah
yang akan dalami semua makhluk hidup. Fenomena menua juga terjadi pada sel-
sel otak, menurut bagian penyakit saraf Fakultas Kedokteran UNHAS, dr.
Jumraini Tammase SPS, menyatakan kemampuan otak tidak hanya bisa berkurang
karena faktor usia, namun kurangnya aktivitas otak yang memberikan rangsangan
terhadap kinerja otak, juga turut andil terhadap penurunan kondisi kognitif otak.
Brain Gym atau senam otak tidak menyembuhkan suatu penyakit tetapi
dengan rutin melakukan senam otak, sel-sel tubuh akan bekerja optimal, sehingga
dapat mencegah datangnya penyakit. Untuk mengefektifkan manfaat senam otak,
dapat dilakukan pada pagi hari dalam kurun waktu 5 sampai 15 menit agar otak
siap dan seimbang untuk memulai aktivitas. Serangkaian latihan sederhana yang
disebut senam otak dapat membantu fungsi otak kita menjadi lebih baik dan
tajam, cerdas dan jauh lebih percaya diri.
Manfaat senam otak antara lain :
1.Terhindar dari rasa stress
2.Merasa lebih awet muda
3.Mencegah kepikunan
4.Membantu pemulihan bagi penderita stroke
5.Dapat menyikapi permasalahan lebih tenang
6.Menajamkan daya ingat
7.Meningkatakan konsentrasi
8. Menyeimbangkan otak kiri dan kanan. Saat otak kita dalam keadaan
seimbang, seluruh tubuh merespon, merevetalisasi mekanisme
penyembuhan, memuluhkan kesehatan dan harmoni tubuh.
9. Meningkatkan kemampuan penglihatan dan kreativitas
10.Meningkatkan ketrampilan komunikasi sehingga membantu
membuat keputusan yang lebih baik dan memberi dorongan ketika
menghadai penolakan atau kekecewaan.
Cara melakukan gerakan :
a.Gerakan dengan membuat angka delapan tidur di udara, tangan
mengepal dan jari jempol ke atas
b.Dimulai dengan menggerakan kepalan ke sebelah kiri atas dan
membentuk angka delapan tidur.
c.Di ikuti dengan gerakan mata melihat ke ujung jari jempol. (Kepala
tegak, mata bergerak mengikuti gerakan jempol tangan)
d.Buatlah angka delapan tidur 3 kali setiap tangan dan dilanjutkan 3
kali dengan kedua tangan
Fungsinya :
a.Melepaskan ketegangan mata, tengkuk dan bahu pada waktu
memusatkan perhatian
b.Meningkatkan kedalaman persepsi
c.Meningkatkan pemusatan, keseimbangan dan koordinasi