GGK (Baru)
GGK (Baru)
Disusun Oleh :
1. KARTINI (1614401001)
MOJOKERTO
2017
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Hidayah serta
Inayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini secara tepat waktu,
demi memenuhi tugas KGD II.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu baik moral maupun material, antar lain kepada:
Para Dosen STIKES Majapahit Mojokerto yang telah memberi kesempatan kepada
kami untuk melaksanakan tugas KGD
Kedua Orang Tua serta keluarga yang selalu memberikan dukungan baik moral
maupun material.
Teman – teman yang selalu memberikan bantuan dan dukungan serta kritik dan saran
dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Sebagai manusia biasa
yang tak pernah luput dari kesalahan maka penyusun sadar bahwa isi dari makalah ini
jauh dari sempurna. Sehingga penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................... i
Kata Pegantar...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan.............................................................................................. 3
2.1 Definisi............................................................................................. 5
2.2 Etiologi............................................................................................. 5
2.3 Klasifikasi........................................................................................ 5
2.5 Patofisiologi..................................................................................... 7
2.6 Pathway........................................................................................... 8
2.7 Komplikasi....................................................................................... 8
2.9 Penatalaksanaan............................................................................... 9
3.1 Pengkajian........................................................................................ 11
BAB IV PEMBAHASAN
3
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................... 20
5.2 Saran................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit Ginjal kini telah menjadi masalah kesehatan serius di dunia. Menurut
(WHO, 2002) dan Burden of Disease, penyakit ginjal dan saluran kemih telah
menyebabkan kematian sebesar 850.000 orang setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan
bahwa penyakit ini menduduki peringkat ke-12 tertinggi angka kematian. Penyakit
Ginjal Kronik merupakan suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang beragam,
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya berakhir
dengan keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversible,
pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis
atau transplantasi ginjal(Suwitra, 2006).
Prevalensi penyakit ginjal kronik atau disebut juga Chronic Kidney Disease
(CKD) meningkat setiap tahunnya. Dalam kurun waktu 1999 hingga 2004, terdapat 16,8
% dari populasi penduduk usia di atas 20 tahun mengalami Penyakit Ginjal Kronik.
Persentase ini meningkat bila dibandingkan data 6 tahun sebelumnya, yaitu 14,5%
(CDC, 2007).
Enam negara dunia dengan penduduk melebihi 50% penduduk dunia adalah
Cina, India, USA, Indonesia, Brazil dan Rusia, tiga negara terakhir termasuk negara
berkembang dimana penyakit ginjal kronik tentunya ada tapi tidak dapat ditanggulangi
secara baik karena terbatasnya daya dan data. Prediksi menyebutkan bahwa pada tahun
2015 tiga juta penduduk dunia perlu menjalani pengobatan pengganti untuk gagal ginjal
terminal atau End Stage Renal Disease (ESRD) dengan perkiraan peningkatan 5% per
tahunnya(Roesma, 2008).
5
peningkatan 4.7 % dari tahun sebelunya. Negara berkembang di Asia Tenggara
pencatatannya belum meyakinkan, kecuali Sigapura dan Thailand (Roesma, 2008).
Hipertensi sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan di
dunia, karena prevalensinya yang meningkat juga karena masih banyaknya penderita
hipertensi yang belum mendapatkan pengobatan yang memadai maupun bila sudah
mendapatkan pengobatan tapi masih banyak juga penderita yang tekanan darahnya tidak
terkontrol mencapai target 140/90 mmHg. Adanya penyakit penyerta serta komplikasi
akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas (Tessy, 2006).
Penyakit ginjal dan hipertensi dapat menjadi penyakit ginjal kronik (PGK) dan bila
tidak diatasi akan berkembang ke gagal ginjal terminal yang memerlukan terapi
pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Prodjosudjadi, 2008).
Penyakit ginjal kronik merupakan penyakit yang saat ini jumlahnya sangat meningkat,
dari survei yang dilakukan oleh Pernefri (Perhimpunan Nefrologi Indonesia) pada tahun
2009, Prevalensi gagal ginjal kronik di Indonesia sekitar 12,5%, yang berarti terdapat 18
juta orang dewasa di Indonesia menderita penyakit ginjal kronik (Siallagan,2012).
6
1.2 Tujuan
a. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memahami tentang gagal ginjal dan mampu memberikan
asuhan keperawatan pada klien tersebut dalam kegawat daruratan.
b. Tujuan khusus
Mahasiswa mampu :
1. Memahami tentang definisi gagal ginjal
2. Memahami tentang etiologi gagal ginjal
3. Memahami tentang patofisiologi gagal ginjal
4. Memahami tentang manifestasi klinis gagal ginjal
5. Memahami tentang komplikasi klien gagal ginjal
6. Memahami tentang penatalaksanaan gagal ginjal
7. Melakukan pengkajian gawat darurat pada klien dengan gagal ginjal
8. Memberikan asuhan keperawatan gawat darurat pada klien dengan gagal
ginjal
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami
penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal
penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat
kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine.
(Lumenta,1992)
Gagal ginjal atau juga disebut insufisiensi ginjal adalah kondisi dimana ginjal tidak
lagi berfungsi cukup untuk mempertahankan keadaan normal kesehatan.
(Smeltzer,2001)
2.2 Etiologi
Etiologi gagal ginjal menurut (Boswick,2001) antara lain meliputi :
1. Infeksi : Pielonefritis kronik
2. Penyakit peradangan : Glomerulonefritis
3. Penyakit vascular hipertensi : Nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis maligna,
stenosis arteria renalis.
4. Gangguan jaringan penyambung : Lupus eritematosus sistemik, Poliarteritis
nodosa, sklerosis sistemik progresif.
5. Gangguan kongerital dan hereditas : Penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus
ginjal.
6. Penyakit metabolic : Diabetes militus, gout, hiperpara tiroidisme, amiloidosis.
7. Nefropati toksik : Penyalahgunaan analgesik, nefropati timbale.
8. Klasifikasi Gagal Ginjal.
9. Klasifikasi gagal ginjal antara lain :
8
elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah). (Chris Brooker,2008)
2.3 Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal yang dialami penderita secara akut
antara lain :
1. Bengkak mata
2. Nyeri pinggang hebat (kolik)
3. kencing Sakit
4. Demam
5. Kencing sedikit
6. Kencing merah /darah, sering kencing. (Boswick,2001)
Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal ginjal kronik
antara lain :
9
Ditandai dengan kreatinin serum dan kadar Blood Ureum Nitrogen (BUN)
normal dan penderita asimtomatik.
b. Stadium 2 (insufisiensi ginjal)
Lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak (Glomerulo filtration Rate
besarnya 25% dari normal). Pada tahap ini Blood Ureum Nitrogen mulai
meningkat diatas normal, kadar kreatinin serum mulai meningklat melabihi
kadar normal, azotemia ringan, timbul nokturia dan poliuri.
c. Stadium 3 (Gagal ginjal stadium akhir / uremia)
Timbul apabila 90% massa nefron telah hancur, nilai glomerulo filtration rate
10% dari normal, kreatinin klirens 5-10 ml permenit atau kurang. Pada tahap ini
kreatinin serum dan kadar blood ureum nitrgen meningkat sangat mencolok dan
timbul oliguri. (Price, 1992)
10
2.6 Pathway
11
2.7 Komplikasi
Komplikasi gagal ginjal menurut (Smeltzer,2011) sebagai berikut :
1. Jantung (udema paru, aritmia)
2. Gangguan elektrolit (hiperkalemia, hiponatremia)
3. Neurologi (kejang,tremor)
4. Gastrointestinal (nausea,muntah)
5. Hematologi (anemia)
6. Infeksi (pneumonia,septikemis)
2.8 Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang gagal ginjal antara lain :
a. Urine : Volume, Warna, Sedimen, Berat jenis, Kreatinin, Protein
b. Darah : BUN/kreatinin, Hitung darah lengkap, Sel darah merah, Natrium serum,
Kalium, Magnesium fosfat, Protein, Osmolaritas serum.
c. KUB Foto : Menunjukkan ukuran ginjal/ureter/kandung kemih dan adanya
obstruksi
d. Pielografi retrograd : Menunjukkan abnormalitas pelvis ginjal dan ureter.
e. Arteriogram ginjal : Mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstraskular,
massa.
f. Sistouretrogram berkemih : Menunjukkan ukuran kandung kemih,refluks
ureter,retensi
g. Ultrasono ginjal : Menunjukkan ukuran kandung kemih, dan adanya massa,
kista, obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas.
h. Biopsi ginjal : Mungkin dilakukan secara endoskopi untuk menetukan sel
jaringan untuk diagnosis histologis
i. Endoskopi ginjal nefroskopi : Dilakukan untuk menemukan pelvis ginjal ; keluar
batu, hematuria dan pengangkatan tumor selektif
j. EKG : Mungkin abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam
basa, aritmia, hipertrofi ventrikel dan tanda-tanda perikarditis. (Smeltzer,2001).
2.9 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan kedaruratan
Terapi cairan : dengan memberikan infus garam isotonik atau Ringer’s Lactate
sebanyak 20 ml/kg berat badan selama 1 jam, dilanjutkan pemberian diuretik.
(Hudak,2002)
b. Penatalaksanaan untuk gagal ginjal menurut (Smeltzer,2001) sebagai
1. Pengobatan dan dialisis
Tujuan dari pengobatan adalah menemukan dan mengobati penyebab dari
gagal ginjal akut. Selain itu pengobatan dipusatkan untuk mencegah
penimbunan cairan dan limbah metabolik yang berlebihan. Antibiotik bisa
diberikan untuk mencegah atau mengobati infeksi. Untuk meningkatkan
jumlah cairan yang dibuang melalui ginjal, bisa diberikan diuretik. Kadang
diberikan natrium polistiren sulfonat untuk mengatasi hiperkalemia. Dialisis
dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut yang serius
12
seperti hiperkalemia, perikarditis dan kejang. Untuk membuang kelebihan
cairan dan limbah metabolik bisa dilakukan dialisa. Dengan dialisa penderita
akan merasa lebih baik dan lebih mudah untuk mengendalikan gagal ginjal.
2. Pertahankan keseimbangan cairan
Penatalaksanaan keseimbangan cairan didasarkan pada berat badan harian,
pengukuran tekanan vena sentral, konsentrasi urin dan serum, cairan yang
hilang, tekanan darah dan status klinis pasien. Masukan dan haluaran oral
dan parenteral dari urin, drainase lambung, feses dan drainase luka serta
respirasi dihitung dan digunakan sebagai dasar untuk terapi penggantian
cairan.
3. Pertimbangan nutrisi
Diet protein dibatasi sampai 1 g/kg selama fase oliguria untuk menurunkan
pemecahan protein dan mencegah akumulasi produk akhir toksik Kebutuhan
kalori dipenuhi dengan pemberian diet tinggi karbohidrat, karena karbohidrat
memiliki efek terhadap protein yang luas (pada diet tinggi karbohidrat,
protein tidak dipakai untuk memenuhi kebutuhan energi tetapi dibagi untuk
pertumbuhan dan perbaikan jaringan). Makanan dan cairan yang
mengandung kalium dan fosfat ( pisang, buah, jus jeruk dan kopi) dibatasi.
Masukan kalium biasanya dibatasi sampai 2 g/ hari.
13
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas klien
b. Identitas penanggung jawab
2. Riwayat keperawatan
a. Alasan masuk RS
b. Keluhan utama
c. Riwayat kesehatan sekarang
d. Riwayat kesehatan masa lalu
e. Riwayat kesehatan keluarga
f. Riwayat alergi
3. Pengkajian ABCD
a. Pengkajian Primer
A(Airway)
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret
akibat kelemahan reflek batuk. Jika ada obstruksi maka lakukan :
1. Chin lift / jaw trust
2. Suction / hisap
3. Guedel airway/OPA
4. Intubasi trakhea dengan leher ditahan (imobilisasi) pada posisi netral.
B(Breathing)
C(Circulation)
Tekanan darah dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap
lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan
membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut.
D(Disability)
1. Awake
2. Respon bicara
14
3. Respon nyeri
4. Tidak ada respon
b. Pengkajian Sekunder
Pengkajian sekunder dilakukan setelah primary survey dikaji dan dilakukan
tindakan meliputi pemeriksaan fisik, pola fungsional, pemeriksaan
diagnostik, terapi.
15
2) Perubahan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi sekunder:
kompensasi melalui alkalosis respiratorik
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pola nafas
pasien efektif
Kriteria Hasil:
1. Tidak ada sumbatan jalan nafas akibat penumpukan sekret
2. Suara nafas normal
3. Pernapasan teratur
Intervensi:
1. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
2. Monitor respirasi dan status O2
3. Posisikan pasien semifowler untuk memaksimalkan ventilasi
16
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan
hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan
pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti
sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine.
Etiologi gagal ginjal antara lain meliputi : Infeksi, peradangan, hipertensi, diabetes
militus, gout, penyalahgunaan analgesic.
4.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan askep ini masih banyak kekurangan, maka
dari itu kami mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya
agar dalam penyusunan askep yang selanjutnya bias lebih baik.
17
DAFTAR PUSTAKA
18