Anda di halaman 1dari 23

MANUAL SISWA Mahasiswa Pecinta Alam

Wanaprastha Dharma
Universitas Udayana
Student Center Unud
Jl. Dr. Goris 7A, Denpasar – Bali, Indonesia

PELATIHAN TINGKAT DASAR (PTD)


2015

DASAR-DASAR
NAVIGASI DARAT
MODUL 1

Badan Koordinasi Penerbitan (BKP)


Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1

DASAR-DASAR NAVIGASI DARAT


Oleh :

Mohammad Farish (WD-9212516)

POKOK BAHASAN MODUL 1

1. ARTI & SEJARAH NAVIGASI


2. MEMBACA TANDA-TANDA ALAM & ILMU PENAKSIRAN
3. ARAH MATA ANGIN / AZIMUTH / BEARING
4. ALAT-ALAT BANTU NAVIGASI DARAT
5. CARA MEMBIDIK KOMPAS

PENDAHULUAN
Navigasi darat adalah ilmu praktis. Kemampuan bernavigasi dapat terasah jika sering
berlatih. Pemahaman teori dan konsep hanyalah faktor yang membantu, dan tidak menjamin
jika mengetahui teorinya secara lengkap, maka kemampuan navigasinya menjadi tinggi.
Bahkan seorang jago navigasi yang tidak pernah berlatih dalam jangka waktu lama, dapat
mengurangi kepekaannya dalam menerjemahkan tanda-tanda di peta ke medan sebenarnya,
atau menerjemahkan tanda-tanda medan ke dalam peta. Untuk itu, latihan sesering mungkin
akan membantu kita untuk dapat mengasah kepekaan, dan pada akhirnya navigasi darat yang
telah kita pelajari menjadi bermanfaat untuk kita, dan tanah air.

1. ARTI & SEJARAH NAVIGASI


Navigasi adalah suatu teknik untuk menentukan kedudukan dan arah lintasan
perjalanan secara tepat. Penambahan kata „Darat‟ berarti bahwa penggunaannya ditekankan di
daratan yang meliputi gunung, rimba, sungai, rawa dan sebagainya.
Namun pada awalnya, Navigasi diartikan sebagai proses merencanakan, mencatat, dan
mengendalikan pergerakan dari kapal atau kendaraan dari satu tempat ke tempat lain

2 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1

(Wikipedia), atau seni menemukan jalan dari satu tempat ke tempat lain, istilah yang lebih
mengarah ke aktivitas perjalanan di laut (pelayaran) ketimbang di darat. Kata navigasi sendiri
diturunkan dari akar kata Latin navis (berarti “kapal”) dan agere (berarti “mengarahkan”).
Hingga abad ke-20, istilah navigasi terutama mengacu pada memandu kapal mengarungi
samudera. Namun kini, navigasi juga biasa dipakai untuk teknik memandu perjalanan di
darat, di air dan di udara, bahkan di luar angkasa dan dunia maya (internet).

Gambar 1 . Navigasi di laut, darat, udara dan dunia maya.

Navigasi sungai, danau dan samudera telah dimulai sebelum adanya catatan sejarah.
Navigasi, mengingat hubungan dan pentingnya bagi transportasi, telah memainkan peran
utama pada kemajuan peradaban. Orang-orang jaman dulu telah mengetahui bahwa
bepergian lewat air merupakan cara yang bagus untuk memindahkan barang-barang dagangan
mereka ke daerah lain. Orang-orang yang tinggal di dekat Laut Mediterania – bangsa Sumeria,
Kreta, Mesir, Phoenix, dan Yunani, telah mampu menjadi pelaut, seperti juga telah dilakukan
orang-orang Skandinavia (Viking) di Eropa Utara.

3 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1

Para pelaut jaman kuno tidak bertualang terlalu jauh dari pantai. Menyusuri pesisir,
mereka dapat mengidentifikasi obyek di darat untuk mengetahui posisi kapal-kapal mereka.
Biasanya mereka berlayar di siang hari, dan menepi ke darat di malam hari. Mereka tidak
memiliki peta-peta nautikal, tapi terkadang mereka menemukan jalan mereka lewat suatu
daftar arah-arah yang oleh orang Romawi disebut Periplus. Periplus memberikan rincian
tanda-tanda darat, tempat-tempat buang jangkar yang bagus dan bahaya-bahaya seperti
gosong & karang.

Gambar 2. Peta Periplus bangsa Romawi.

1.1. Perkembangan Awal pada Navigasi


Bangsa Phoenix dan Yunani merupakan para pelaut Mediterania pertama yang
bernavigasi jauh dari daratan dan berlayar di malam hari. Mereka membuat peta-peta primitif
dari tanda-tanda alam. Mereka mengamati matahari dan Bintang Utara atau bintang kutub
untuk menentukan arah. Mereka memperkirakan jarak-jarak dari waktu tempuhnya.
Perkembangan dalam ilmu kepelayaran – seni menangani kapal – seiring dengan
perkembangan navigasi. Bangsa Mesir menggunakan dayung-dayung, bangsa Phoenix dan
Yunani menambah tier dari dayung-dayung mereka. Bangsa Yunani menambahkan mast
kedua di haluan dan bangsa Romawi menambah mast ketiga di haluan mereka, mendorong
pelaut jaman dulu berlayar lebih jauh lagi dari tanah mereka.

4 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1

1.2. Alat-alat Bantu Navigasi Pertama


Satu penemuan terbesar dalam navigasi adalah perkembangan dari Kompas
Magnetik. Meski manusia telah mengetahui kegunaan magnetik dari lodestone (batu
magnetik) selama berabad-abad sebelum Era Kristen, penggunaan pertama kompas magnetik
oleh para navigator muncul sejak abad ke-12. Satu abad setelahnya bangsa Itali belajar
membuat peta yang disebut Portolano, yang memperlihatkan suatu outline dari pesisir dan
telah memiliki garis-garis silang sebagai bantuan menemukan arah.

Gambar 3 . Peta Portolano buatan Italia dari abad ke-13.

Para navigator di masa itu juga memakai Cross-staff dan Astrolabe, dua piranti yang
diciptakan bangsa Yunani untuk mengukur ketinggian dari bintang-bintang. Di mana
pengukurannya memungkinkan untuk menentukan garis lintang kira-kira dari kapal dan juga
waktu lokal kira-kira. Astrolabe adalah piringan dari kuningan atau perunggu berdiameter 10-
50 cm, untuk mengukur sudut kemiringan matahari atau bintang.

Gambar 4. Cross-staff dan Astrolabe untuk mengukur sudut kemiringan benda-benda langit.

5 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1

Para penjelajah besar seperti Columbus dan Magellan melakukan penjelajahan mereka
dengan alat-alat bantu navigasi di atas. Alat-alat ini tidak memuaskan, dan hingga dua abad
sesudahnya belum ada perkembangan berarti dalam menentukan garis bujur.

1.3. Dari Abad ke-17 hingga Kini


Pada abad ke-17, Inggris, Perancis dan negara-negara maritim lain secara aktif mulai
mempercanggih piranti-piranti navigasi. Pengamatan-pengamatan astronomis dibuat yang
menyediakan almanak. Pembuatan peta dan penciptaan instrumen-instrumen navigasi juga
didorong.
Di tahun 1731, John Hadley & Thomas Godfrey, secara bersamaan menciptakan suatu
kuadran yang memungkinkan orang mendapatkan pengamatan-pengamatan akurat dari
bintang-bintang. Instrumen itu sama dengan Sextant yang umum digunakan masa kini.
Masalah menentukan garis bujur terpecahkan, saat John Harrison membuat beberapa
kronometer antara 1730 hingga 1763. Pierre LeRoy membuat sebuah kronometer canggih
pada 1766. Penjelajahan Kapten James Cook di Samudera Pasifik saat itu membuktikan
keakuratan dan kehandalan instrumen-instrumen dan teknik navigasional.

Gambar 5. Penggunaan Sextant & Chronometer sebagai alat bantu navigasi laut.

Di awal abad ke-19 Nathaniel Bowdicth merancang banyak metode navigasi canggih.
Pada 1837 Kapten Thomas Sumner merancang suatu metode trigonometri dalam
menentukan garis-garis yang dikenal dengan nama Posisi Garis Sumner dengan memakai
pengamatan-pengamatan perbintangan. Di tahun 1875, Marcq St. Hilaire menyempurnakan
perhitungan trigonometrik Sumner, untuk menambahkan metode dead reckoning yang
sudah ada.

6 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1

Navigasi menjadi penting di abad-abad eksplorasi, di mana bangsa-bangsa Eropa-


dimotori Spanyol & Portugal, diekori Inggris & Perancis berlomba-lomba mencari Terra
Incognito (tanah tak bertuan), di dunia baru yang eksotis, Asia, Afrika, Amerika dan
Australia (baca: manual Manajemen Ekspedisi). Namun pemakai terbesar teknik dan
metode navigasi adalah militer. Navigasi berperan amat penting bagi keberhasilan setiap
operasi militer, baik di Angkatan Darat, Angkatan Laut maupun Angkatan Udara.
Di masa kini, piranti-piranti elektronik seperti RADAR & LORAN secara luas
digunakan dalam navigasi. Kebanyakan kapal dan pesawat dilengkapi dengan pilot otomatis.
Sejak 1978 sebuah sistem satelit yang di-manage Angkatan Udara AS, dinamakan Global
Positioning System (GPS), telah memberikan coverage global secara kontinyu, signifikan dan
akurat dalam menentukan garis lintang & bujur dalam radius 10 meter, yang terus dan terus
berkembang pesat, hingga navigator manusia lebih menjadi seorang manajer dari sistem
komputer. Meskipun demikian analisa dan pengetahuan manusia tetap tidak tergantikan.
Meskipun telah ada GPS, sebagai pecinta alam kita tetap harus menguasai ilmu dasar navigasi
darat, dengan peta, kompas dan otak, juga otot.

2. MEMBACA TANDA-TANDA ALAM & ILMU


PENAKSIRAN
2.1 Penaksiran – Panca Indera, Anggota Tubuh & Pengalaman
Di alam bebas tidak ada papan petunjuk jarak seperti di kota, tidak ada petunjuk
kedalaman sungai seperti tertera di kolam renang. Untuk itu kita harus banyak memakai ilmu
penaksiran untuk mengetahui banyak informasi di alam bebas. Kita menaksir/mendeteksi
tanda-tanda alam dengan bantuan panca indera (rasa, cium, dengar, raba, lihat), anggota
tubuh (rentang tangan, jengkal, langkah kaki, telapak kaki, tinggi badan, kecepatan
jalan/lari,dll) serta pengalaman. Semakin banyak pengalaman Anda di alam bebas, semakin
„sensi‟ Anda dengan tanda-tanda alam saat berpetualang.

2.2 Teknik-Teknik Penaksiran


2.2.1 Menaksir Lebar Sungai
Salute Method –
1. Berdiri di sisi sungai dan lihatlah ke arah seberang sungai.

7 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1

2. Beri hormat dan sesuaikan garis pandang sehingga tangan Anda berada di sisi berlawanan
dari sungai.
3. Berputarlah 90 derajat dan tandai di titik mana tangan Anda tampaknya menyentuh sisi
sungai.
4. Ukur jarak Anda dengan marker di sisi sungai. Kurang lebih itulah lebar sungai.

Stick Method –
1. Mulailah dengan berdiri di sisi sungai dan temukan sebuah obyek pada sisi yang
berlawanan (A).
2. Tempatkan tongkat di tanah tepat di seberang obyek, di tempat Anda berdiri (B).
3. Berputarlah 90 derajat dan berjalan sekitar 20 langkah dan tempatkan tongkat di mana
Anda berhenti. (C)
4. Lanjutkan berjalan ke arah yang sama mengambil jumlah yang sama langkah dan
menempatkan tongkat di mana Anda berhenti (D).
5. Berputarlah lagi 90 derajat (punggung Anda harus menghadap sungai) dan berjalan
sampai Anda bisa menarik garis lurus dari obyek A sampai tongkat C dan berakhir di
lokasi Anda (E). (A-C-E).
6. Ukur jarak antara lokasi Anda saat ini dengan tongkat D untuk menentukan lebar
sungai.

8 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1

2.2.2 Menaksir Kedalaman Sungai


Di Daerah Hulu
Di daerah penampang cenderung berbentuk v dan bagian tengahnya lebih dalam dari bagian
tepinya,maka pengukuran sukar dilakukan. Cara mengukur kedalamannya adalah :
• Ambil galah yang cukup panjang.
• Masukkan galah tersebut ke dalam sungai, usahakan galah tegak lurus terhadap permukaan
sungai.
• Usahakan pengukuran dilakukan pada bagian tengah sungai.
• Lakukan pengukuran di beberapa tempat.

Di daerah hilir / muara


Sungai di daerah hilir cenderung berbentuk huruf, maka cara mengukur kedalamnya sama
seperti diatas, tetapi dapat dilakukan dari tepi sungai dan pengurunnya lebih mudah daripada
pengukuran di hulu. Secara praktis kedalaman sungai dapat diperkirakan dari keadaan
permukaan sungai. Bila permukaan beriak-riak pada sungai yang cukup lebar maka dapat
diperkirakan kedalaman sungai tersebut sekitar satu meter. Sebaliknya apabila permukaan
tenang, maka kedalamannya dapat diperkirakan lebih dari dua meter.

2.2.3 Menaksir Tinggi

2.2.4 Menaksir Cuaca


Lihat diktat Mountaineering – Modul 2.

9 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1

2.2.5 Menentukan Arah Tanpa Kompas


Shadow-Stick Method

Metode Shadow-Stick adalah metode yang membutuhkan kesabaran. Ikuti langkah-langkah


di bawah ini untuk menggunakan metode ini.
1. Letakkan tongkat di tanah di daerah datar dan perhatikan di mana bayangan tongkat
jatuh. Tandai ujung dengan batu.
2. Tunggu 15 menit, dan tentukan di mana bayangan telah pindah ke. Tandai di mana
ujung baru bayangan tiang dengan batu lain.
3. Buatlah garis dari batu pertama ke batu kedua; ini adalah garis-barat timur Anda di
mana tanda pertama Anda adalah barat dan tanda kedua Anda timur.
4. Berdiri dengan kaki kiri Anda pada tanda barat dan kaki kanan Anda pada tanda timur.
Anda akan menghadap ke utara dan punggung Anda akan menghadap ke selatan.

Karena matahari bergerak dari timur ke barat bayangan yang dibentuk oleh tongkat
akan membuat garis-barat timur.

Kompas Buatan Sendiri


1. Sebelum memulai Anda akan membutuhkan jarum logam, magnet, secarik kertas atau
daun, dan mangkuk untuk menahan air.
2. Mulailah dengan magnetizing jarum. Untuk menarik jarum, ambil magnet dan gosok
jarum ke arah yang sama berulang-ulang.
3. Lepaskan jarum magnet di atas sehelai kertas kecil atau daun dan tempatkan dalam
semangkuk air hingga dapat bergerak bebas.
4. Jika dilakukan dengan benar, jarum akan menyelaraskan diri ke garis Utara-selatan.

10 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1

3. ARAH MATA ANGIN / AZIMUTH / BEARING


Inti dari navigasi adalah, “pergi ke suatu tempat, dan dapat kembali ke tempat
asal kita”. Setiap hari kita bernavigasi. Setiap pagi berangkat dari rumah atau tempat kost
menuju kampus (misalnya Kampus Bukit) untuk mengikuti kuliah, dan sorenya kembali lagi
ke rumah. Di kota, tentu saja kegiatan itu amat mudah dilakukan karena kita tinggal
menghafal dan mengikuti jalan-jalan yang ada. Lebih mudah lagi bila kita bertanya pada orang
lain, atau diantar pacar. Bagaimana halnya di hutan belantara, di bukit-bukit, di jurang-jurang,
padang pasir nan luas tak berujung? Di alam bebas jarang sekali ada pemukiman manusia
untuk ditanya arah tempat yang kita tuju. Untuk itulah kita menggunakan yang dinamakan
Mata Angin (Azimuth/Bearing/Baringan).
Di sekolah dulu, kalian telah mempelajari 8 arah mata angin utama (Utara, Timur Laut,
Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, dan Barat Laut). Kalian juga telah mempelajari
bahwa satu lingkaran dapat dibagi ke dalam 360˚.

Gambar 11. 16 arah mata angin.

11 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1

3.1. Konsep Azimuth


Azimuth merupakan sudut yang dibentuk antara arah utara (base line) yang diukur
searah jarum jam, dari suatu titik asal (posisi kita) terhadap suatu titik sasaran. Nanti di materi
lanjutan, kalian akan mempelajari 2 macam Azimuth, yakni Azimuth Peta (AZP) dan
Azimuth Magnetik (AZM). Ini disebabkan adanya perbedaan base line Utara yang terdiri
dari tiga jenis: True North (Utara Sebenarnya), Magnetic North (Utara Magnetis), atau Grid
North (Utara Peta). Namun saat ini, kalian hanya perlu memahami konsep Azimuth secara
umum saja.
Azimuth adalah metode paling umum untuk mengekspresikan arah. Saat menggunakan
Azimuth, titik di mana azimuth berasal adalah pusat dari sebuah lingkaran imajiner (Gambar
7). Lingkaran ini terbagi atas 360˚ atau 6400 mil.

Gambar 12. Titik pusat azimuth.

3.2. Base Line (Garis Dasar)


Setiap kali hendak mengukur segala sesuatu, kita harus selalu memiliki titik awal atau
pengukuran nol. Untuk mengekspresikan arah sebagai suatu unit ukur angular, harus ada titik
awal dan sebuah titik refrensi. Kedua titik ini menunjuk garis dasar atau garis referensi.
Terdapat 3 jenis garis dasar - True North, Magnetic North & Grid North (gambar 8). Yang
paling banyak digunakan biasanya Magnetic North & Grid North.
a) True North (Utara Sebenarnya): didefinisikan sebagai sebuah garis dari titik manapun
di permukaan bumi dengan Kutub Utara. Semua Garis Bujur adalah garis-garis Utara
Sebenarnya. True North (TN) biasanya dilambangkan dengan gambar bintang.
b) Magnetic North (Utara Magnetis): adalah arah dari Kutub Utara Magnetis,
sebagaimana diindikasikan oleh jarum kompas yang selalu mengarah ke Utara. Magnetic

12 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1

North biasanya dilambangkan dengan gambar panah separuh. Pembacaan magnetis


didapat dengan instrumen magnetis seperti kompas.
c) Grid North (Utara Peta): adalah Utara yang didapat dari penggunaan garis-garis di peta.
Grid North biasanya dilambangkan dengan huruf GN atau huruf „y”.

Gambar 13. Tiga jenis garis dasar Utara.

3.3. Back Azimuth


Back Azimuth adalah arah kebalikan dari suatu azimuth. Kalau tiap pagi dari
rumah/kost kita arahnya 90˚ ke kampus, saat pulang dari kampus ke rumah/kost arah
baliknya adalah “back azimuth”, yakni 270˚. Untuk mencari back azimuth mudah sekali.
Tambahkan atau kurangkan azimuth anda dengan 180˚. Back azimuth dari 180˚ bisa
dinyatakan dengan 0˚ atau 360˚, sama saja.

4. ALAT-ALAT BANTU NAVIGASI DARAT


4.1. Kompas
Kompas adalah alat penunjuk arah, dan karena sifat magnetnya, jarumnya akan selalu
menunjuk arah utara-selatan (meskipun utara yang dimaksud di sini bukan utara yang
sebenarnya, tapi utara magnetis).
Dalam memilih kompas, harus berdasarkan penggunaannya. Jenis kompas yang biasa
digunakan dalam navigasi darat ada dua macam yakni Kompas Bidik (terdapat dua jenis
yakni Kompas Lensa dan Kompas Prisma) dan Kompas Orienteering/Silva (misal
kompas merek Suunto dll). Untuk membidik suatu titik, kompas bidik jika digunakan secara

13 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1

benar lebih akurat dari kompas silva. Namun untuk pergerakan dan kemudahan plotting peta,
kompas orienteering lebih handal dan efisien. Kompas yang baik adalah kompas yang jarumnya
dapat menunjukkan arah utara secara konsisten dan tidak bergoyang-goyang dalam waktu
lama.

Gambar 14. Kompas Bidik Lensa & Prisma, dan Kompas Silva.

4.1.1. Kompas Lensa


Kompas Lensa terdiri dari tiga bagian utama: Cover, Base & Lensa.

Gambar 15. Anatomi sebuah Kompas Lensa.


a. Cover. Cover kompas melindungi dial yang mengambang. Cover berisi kawat
pembidik (Front Sight) dan dua slot bidik bercahaya yang digunakan untuk navigasi
malam.
b. Base. Base kompas terdiri dari bagian-bagian bergerak berikut:
1) Dial mengambang terpasang pada sebuah sumbu hingga ia dapat berputar secara bebas saat
kompas berada pada posisi horisontal. Tercetak pada dial sebuah panah dan huruf E (East)
& West (Barat). Panah itu selalu mengarah ke utara magnetik dan huruf jatuh pada E 90˚
dan W 270˚ pada dial. Terdapat dua skala; di bagian luar skala mils dan di bagian dalam
(biasanya berwarna merah) skalanya derajat. Namun umumnya yang kita pakai adalah skala
derajat (360˚).

14 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1

2) Membungkus dial mengambang adalah kaca yang membawa sebuah garis indeks warna
hitam.
3) Cincin Bezel adalah sebuah alat beroda gigi searah yang berbunyi klik saat diputar. Bezel
berisi 120 klik bila diputar penuh, setiap klik sama dengan 3 derajat. Sebuah garis bercahaya
yang digunakan secara bersamaan dengan panah yang selalu mencari arah utara selama
navigasi terpasang di permukaan kaca cincin bezel.
4) Loop jempol terpasang di base kompas.
c. Lensa, digunakan untuk membaca dial, dan berisi slot bidik belakang yang dipakai
bersamaan dengan bidik depan untuk membidik obyek. Bidik belakang juga berfungsi
sebagai kunci dan penjepit dial saat ditutup untuk melindunginya. Bidik belakang harus
dibuka lebih dari 45 derajat agar dial bisa mengambang dengan bebas.

CATATAN: Saat dibuka, pinggiran lurus di sisi kiri kompas memiliki sebuah skala
koordinat, di kompas tipe terbaru skalanya 1:50.000

4.1.2. Kompas Prisma


Secara prinsip, fungsi dan anatominya, kompas prisma tidak jauh berbeda dengan
kompas lensa. Keduanya dipakai untuk membidik obyek. Hanya saja fungsi lensa digantikan
dengan prisma pada kompas prisma.

4.1.3. Kompas Silva


Kompas silva kurang akurat jika dipakai untuk
membidik, tetapi banyak membantu dalam pembacaan dan
perhitungan di peta. Kompas yang baik pada ujungnya
dilapisi fosfor agar dapat terlihat dalam keadaan gelap.

4.2. Protraktor
Di sekolah dulu, Anda telah belajar mengenai Busur Derajat. Protraktor adalah nama
lain dari busur derajat. Terdapat beberapa tipe protraktor – lingkaran penuh, setengah
lingkaran dan rektanguler. Semuanya membagi lingkaran ke dalam unit pengukuran angular,
dan masing-masing memiliki sebuah skala di seputar pinggir luar dan sebuah Index Mark,
yaitu titik pusat dari lingkaran protraktor di mana semua arah diukur dari sana.

15 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1

Gambar 17. Jenis-jenis Protraktor.

1) Protraktor militer, berisi dua skala: pertama dalam derajat (skala dalam) dan yang kedua
dalam mils (skala luar). Protraktor ini mewakili lingkaran azimuth. Skala derajat berkisar
dari 0 hingga 360 derajat dengan tiap titik mewakili satu derajat. Sebuah garis dari 0
hingga 180 derajat disebut base line dari protraktor. Index atau titik pusat protraktor
adalah di mana base line berpotongan dengan garis horisontal-antara 90 dan 270
derajat.

Gambar 18. Protraktor militer.

16 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1

2) Saat menggunakan protraktor, base line harus selalu terorientasi paralel ke garis grid
utara-selatan. Tanda 0 atau 360 derajat harus selalu mengarah ke atas atau utara peta
dan tanda 90 derajat harus selalu di sebelah kiri.
 Untuk menentukan azimuth peta –
(a) Tarik sebuah garis yang
menghubungkan dua titik (A
& B).
(b) Tempatkan index protraktor
ke titik di mana garis yang
ditarik menabrak garis grid
vertikal (utara-selatan).
(c) Jaga index tetap di titik ini,
align garis 0-180˚ protraktor
pada garis grid vertikal.
(d) Baca nilai pada sudut dari
skala; inilah azimuth peta dari
titik A ke titik B.

Gambar 19. Mengukur sebuah azimuth.

 Untuk plotting sebuah azimuth dari sebuah titik yang diketahui di peta -

Gambar 20. Mem-plotting sebuah azimuth pada peta.

17 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1

(a) Ubahlah azimuth magnetik ke azimuth peta, bila perlu. (Akan dibahas di materi
Navigasi Darat Lanjutan).
(b) Tempatkan protraktor pada peta dengan index mark di titik pusat titik yang
diketahui dan base line paralel ke garis grid utara-selatan.
(c) Buatlah sebuah tanda di peta pada azimuth yang diinginkan.
(d)Pindahkah protraktor dan tarik garis yang menghubungkan titik yang diketahui dan
tanda yang dibuat di peta. Inilah garis arah peta (Azimuth Peta).

5. CARA MEMBIDIK KOMPAS


Setidaknya terdapat dua teknik menggunakan kompas; 1) Teknik Centerhold, dan 2)
Teknik Compass-to-cheek. Yang akan kita pelajari pertama adalah teknik Compass-to-
cheek (membidik kompas), yang digunakan secara eksklusif untuk membidik. Buka tutup
kompas yang berisi kawat pembidik hingga ke posisi vertikal. Lalu lihatlah melalui rear-sight
slot dan arahkan frontsight hairline dengan obyek yang diinginkan jauh di sana. Lalu lirik ke
bawah ke angka-angka melalui lensa untuk membaca azimuth.

Gambar 21. Teknik Centerhold & Compass-to-cheek.

Untuk lebih jelasnya, mari kita ikuti praktikum 1 Navigasi Darat berikut:

18 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1

PRAKTIKUM 1 NAVIGASI DARAT


Latihan Bagi Calon Anggota
Teknik2 Dasar: Orientasi Peta

1. Tempatkan peta pada permukaan yang datar dan sesuaikan kompas dengan tingkat
penolakan yang benar.
2. Atur kompas ke 0 (Utara) dan tempat kompas di peta dengan paralel pelat dasar ke
salah satu peta yang utara ke selatan meridian.
3. Putar peta dan kompas bersama sampai jarum magnet kotak dalam Panah
Orienteering.
4. Bantalan antara dua titik adalah tingkat bawah Arah Travel.

Anda sekarang memiliki peta berorientasi yang dapat Anda gunakan saat Anda
menavigasi alam luar.

Pernyataan Murid : Segala pertanyaan yang saya jawab salah atau tidak lengkap telah
dijelaskan kepada saya, dan saya memahami point-point yang salah tersebut.

Tandatangan ________________________ Tanggal ___________________

19 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1

PRAKTIKUM 2 NAVIGASI DARAT


Latihan Bagi Calon Anggota
Konsep2 Dasar: Azimuth & Back Azimuth

1. Sebutkanlah 8 arah mata angin yang utama. Contoh: Awali dari Utara, .............,
............., ............., ............., ............., ............., ...............

2. Jelaskan azimuth dari kedelapan arah mata angin tersebut. Ingatlah bahwa 1 putaran
lingkaran itu keseluruhannya 360 °.

3. Bukalah sebuah peta lokasi tempat Anda berlatih. Buka kompas bidik lensa atau
kompas silva. Sejajarkan lubber line kompas agar searah dengan utara peta.

4. Bukalah sebuah peta Bali berskala .............................., buat masing-masing siswa


tunjukkan 2 buah titik. Pertama, rumah/kost Anda masing-masing. Titik kedua, titik di
mana sekretariat Mapala WD di kampus Sudirman.

5. Mengacu pada soal nomor 3, dengan menggunakan protraktor (busur derajat) –


terlebih dahulu Anda harus berlatih menggunakan protraktor – Tentukan berapa
derajat azimuth garis lurus yang harus Anda tempuh, dari titik I, rumah/kost masing2
menuju titik II, sekretariat Mapala WD.

6. Dengan cara yang sama tentukan back azimuth garis lurus yang harus Anda tempuh,
dari sekretariat Mapala WD menuju rumah/kost masing2.

20 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1

7. Berapa azimuth kampus pusat Sudirman menuju kampus Bukit Jimbaran?

8. Dan berapa back azimuthnya (dari kampus Bukit ke kampus Sudirman?)

9. Berapa “Angka Ajaib” yang muncul/dapat disimpulkan dari hubungan azimuth


dengan back azimuth?

10. Sebutkan jenis2 kompas yang sudah Anda ketahui.

11. Sebutkan bagian2 penting dari kompas.

12. Jelaskan bagaimana memegang kompas yang benar.

13. Kepada semua siswa (masing2 akan diberikan sebuah azimuth yang berbeda2 satu
sama lain) dengan menggunakan kompas, berjalanlah sejauh 10-15 langkah.

14. Berjalanlah kembali ke titik semula (dengan menggunakan back azimuth), berjalan
dengan jarak yang sama.

Pernyataan Murid : Segala pertanyaan yang saya jawab salah atau tidak lengkap telah
dijelaskan kepada saya, dan saya memahami point-point yang salah tersebut.

Tandatangan ________________________ Tanggal ___________________

21 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1

KNOWLEDGE REVIEW 1 NAVIGASI DARAT

1. Sebutkanlah arti kata Navigasi, secara umum, maupun secara etimologi (pembentukan
kata.

2. Apa yang dimaksud dengan Periplus? Apa yang dimaksud dengan Portolano?

3. Jelaskan secara singkat fungsi Cross-staff & Astrolabe.

4. Jelaskan secara singkat fungsi Sextant.

5. Jelaskan dengan gaya bahasa Anda sendiri, apa yang dimaksud dengan Global
Positioning System (GPS).

6. Apa yang dimaksud dengan Azimuth, dan sebutkan 2 macam azimuth yang Anda
ketahui.

7. Sebutkan & jelaskan 3 macam arah Utara yang Anda ketahui.

8. Apa yang dimaksud dengan Back Azimuth, dan bagaimana cara mencari/mengetahui
back azimuth?

9. Sebutkan macam-macam kompas yang Anda ketahui pada navigasi darat.

10. Sebutkan tiga bagian utama pada Kompas Lensa & Kompas Prisma.

11. Apakah yang dimaksud dengan Protraktor, dan setelah membaca manual di atas
tentang protraktor coba simpulkan apa fungsinya?

Pernyataan Murid : Segala pertanyaan yang saya jawab salah atau tidak lengkap telah
dijelaskan kepada saya, dan saya memahami point-point yang salah tersebut.

Tandatangan ________________________ Tanggal ___________________

22 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1

Kepustakaan

Anonim
Land Navigation & Map Reading , Headquarters Department of the
Army, Washington DC, 1999.

Purworhardjo, U.U.,
Ilmu Ukur Tanah Seri C - Pengukuran Topografi, Bab 5, Jurusan
Teknik Geodesi ITB, Bandung, 1986.

Sosrodarsono, S. dan Takasaki, M. (Editor),


Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan, Bab 5, PT Pradnya
Paramita, Jakarta,. 1983.

Wanadri, Badan Diklat,


Teknik Dasar Hidup di Alam Bebas, Badan Pendidikan & Latihan
Wanadri, Bandung, 2005.

Wirshing, J.R. and Wirshing, R.H.,


Teori dan Soal Pengantar Pemetaan – Terjemahan, Introductory
Surveying, Schaum Series, Bab 8, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1995.

Wongsotjitro, Soetomo,
Ilmu Ukur Tanah, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, Bab 8, 1980.

Jan Johansen
History of Navigation
www. , diunduh tgl.....

http://www.scoutsociety.org/repository/orienteering/Basics.html
23 Oleh : WD – 516

Anda mungkin juga menyukai