Wanaprastha Dharma
Universitas Udayana
Student Center Unud
Jl. Dr. Goris 7A, Denpasar – Bali, Indonesia
DASAR-DASAR
NAVIGASI DARAT
MODUL 1
PENDAHULUAN
Navigasi darat adalah ilmu praktis. Kemampuan bernavigasi dapat terasah jika sering
berlatih. Pemahaman teori dan konsep hanyalah faktor yang membantu, dan tidak menjamin
jika mengetahui teorinya secara lengkap, maka kemampuan navigasinya menjadi tinggi.
Bahkan seorang jago navigasi yang tidak pernah berlatih dalam jangka waktu lama, dapat
mengurangi kepekaannya dalam menerjemahkan tanda-tanda di peta ke medan sebenarnya,
atau menerjemahkan tanda-tanda medan ke dalam peta. Untuk itu, latihan sesering mungkin
akan membantu kita untuk dapat mengasah kepekaan, dan pada akhirnya navigasi darat yang
telah kita pelajari menjadi bermanfaat untuk kita, dan tanah air.
2 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1
(Wikipedia), atau seni menemukan jalan dari satu tempat ke tempat lain, istilah yang lebih
mengarah ke aktivitas perjalanan di laut (pelayaran) ketimbang di darat. Kata navigasi sendiri
diturunkan dari akar kata Latin navis (berarti “kapal”) dan agere (berarti “mengarahkan”).
Hingga abad ke-20, istilah navigasi terutama mengacu pada memandu kapal mengarungi
samudera. Namun kini, navigasi juga biasa dipakai untuk teknik memandu perjalanan di
darat, di air dan di udara, bahkan di luar angkasa dan dunia maya (internet).
Navigasi sungai, danau dan samudera telah dimulai sebelum adanya catatan sejarah.
Navigasi, mengingat hubungan dan pentingnya bagi transportasi, telah memainkan peran
utama pada kemajuan peradaban. Orang-orang jaman dulu telah mengetahui bahwa
bepergian lewat air merupakan cara yang bagus untuk memindahkan barang-barang dagangan
mereka ke daerah lain. Orang-orang yang tinggal di dekat Laut Mediterania – bangsa Sumeria,
Kreta, Mesir, Phoenix, dan Yunani, telah mampu menjadi pelaut, seperti juga telah dilakukan
orang-orang Skandinavia (Viking) di Eropa Utara.
3 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1
Para pelaut jaman kuno tidak bertualang terlalu jauh dari pantai. Menyusuri pesisir,
mereka dapat mengidentifikasi obyek di darat untuk mengetahui posisi kapal-kapal mereka.
Biasanya mereka berlayar di siang hari, dan menepi ke darat di malam hari. Mereka tidak
memiliki peta-peta nautikal, tapi terkadang mereka menemukan jalan mereka lewat suatu
daftar arah-arah yang oleh orang Romawi disebut Periplus. Periplus memberikan rincian
tanda-tanda darat, tempat-tempat buang jangkar yang bagus dan bahaya-bahaya seperti
gosong & karang.
4 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1
Para navigator di masa itu juga memakai Cross-staff dan Astrolabe, dua piranti yang
diciptakan bangsa Yunani untuk mengukur ketinggian dari bintang-bintang. Di mana
pengukurannya memungkinkan untuk menentukan garis lintang kira-kira dari kapal dan juga
waktu lokal kira-kira. Astrolabe adalah piringan dari kuningan atau perunggu berdiameter 10-
50 cm, untuk mengukur sudut kemiringan matahari atau bintang.
Gambar 4. Cross-staff dan Astrolabe untuk mengukur sudut kemiringan benda-benda langit.
5 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1
Para penjelajah besar seperti Columbus dan Magellan melakukan penjelajahan mereka
dengan alat-alat bantu navigasi di atas. Alat-alat ini tidak memuaskan, dan hingga dua abad
sesudahnya belum ada perkembangan berarti dalam menentukan garis bujur.
Gambar 5. Penggunaan Sextant & Chronometer sebagai alat bantu navigasi laut.
Di awal abad ke-19 Nathaniel Bowdicth merancang banyak metode navigasi canggih.
Pada 1837 Kapten Thomas Sumner merancang suatu metode trigonometri dalam
menentukan garis-garis yang dikenal dengan nama Posisi Garis Sumner dengan memakai
pengamatan-pengamatan perbintangan. Di tahun 1875, Marcq St. Hilaire menyempurnakan
perhitungan trigonometrik Sumner, untuk menambahkan metode dead reckoning yang
sudah ada.
6 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1
7 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1
2. Beri hormat dan sesuaikan garis pandang sehingga tangan Anda berada di sisi berlawanan
dari sungai.
3. Berputarlah 90 derajat dan tandai di titik mana tangan Anda tampaknya menyentuh sisi
sungai.
4. Ukur jarak Anda dengan marker di sisi sungai. Kurang lebih itulah lebar sungai.
Stick Method –
1. Mulailah dengan berdiri di sisi sungai dan temukan sebuah obyek pada sisi yang
berlawanan (A).
2. Tempatkan tongkat di tanah tepat di seberang obyek, di tempat Anda berdiri (B).
3. Berputarlah 90 derajat dan berjalan sekitar 20 langkah dan tempatkan tongkat di mana
Anda berhenti. (C)
4. Lanjutkan berjalan ke arah yang sama mengambil jumlah yang sama langkah dan
menempatkan tongkat di mana Anda berhenti (D).
5. Berputarlah lagi 90 derajat (punggung Anda harus menghadap sungai) dan berjalan
sampai Anda bisa menarik garis lurus dari obyek A sampai tongkat C dan berakhir di
lokasi Anda (E). (A-C-E).
6. Ukur jarak antara lokasi Anda saat ini dengan tongkat D untuk menentukan lebar
sungai.
8 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1
9 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1
Karena matahari bergerak dari timur ke barat bayangan yang dibentuk oleh tongkat
akan membuat garis-barat timur.
10 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1
11 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1
12 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1
13 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1
benar lebih akurat dari kompas silva. Namun untuk pergerakan dan kemudahan plotting peta,
kompas orienteering lebih handal dan efisien. Kompas yang baik adalah kompas yang jarumnya
dapat menunjukkan arah utara secara konsisten dan tidak bergoyang-goyang dalam waktu
lama.
Gambar 14. Kompas Bidik Lensa & Prisma, dan Kompas Silva.
14 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1
2) Membungkus dial mengambang adalah kaca yang membawa sebuah garis indeks warna
hitam.
3) Cincin Bezel adalah sebuah alat beroda gigi searah yang berbunyi klik saat diputar. Bezel
berisi 120 klik bila diputar penuh, setiap klik sama dengan 3 derajat. Sebuah garis bercahaya
yang digunakan secara bersamaan dengan panah yang selalu mencari arah utara selama
navigasi terpasang di permukaan kaca cincin bezel.
4) Loop jempol terpasang di base kompas.
c. Lensa, digunakan untuk membaca dial, dan berisi slot bidik belakang yang dipakai
bersamaan dengan bidik depan untuk membidik obyek. Bidik belakang juga berfungsi
sebagai kunci dan penjepit dial saat ditutup untuk melindunginya. Bidik belakang harus
dibuka lebih dari 45 derajat agar dial bisa mengambang dengan bebas.
CATATAN: Saat dibuka, pinggiran lurus di sisi kiri kompas memiliki sebuah skala
koordinat, di kompas tipe terbaru skalanya 1:50.000
4.2. Protraktor
Di sekolah dulu, Anda telah belajar mengenai Busur Derajat. Protraktor adalah nama
lain dari busur derajat. Terdapat beberapa tipe protraktor – lingkaran penuh, setengah
lingkaran dan rektanguler. Semuanya membagi lingkaran ke dalam unit pengukuran angular,
dan masing-masing memiliki sebuah skala di seputar pinggir luar dan sebuah Index Mark,
yaitu titik pusat dari lingkaran protraktor di mana semua arah diukur dari sana.
15 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1
1) Protraktor militer, berisi dua skala: pertama dalam derajat (skala dalam) dan yang kedua
dalam mils (skala luar). Protraktor ini mewakili lingkaran azimuth. Skala derajat berkisar
dari 0 hingga 360 derajat dengan tiap titik mewakili satu derajat. Sebuah garis dari 0
hingga 180 derajat disebut base line dari protraktor. Index atau titik pusat protraktor
adalah di mana base line berpotongan dengan garis horisontal-antara 90 dan 270
derajat.
16 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1
2) Saat menggunakan protraktor, base line harus selalu terorientasi paralel ke garis grid
utara-selatan. Tanda 0 atau 360 derajat harus selalu mengarah ke atas atau utara peta
dan tanda 90 derajat harus selalu di sebelah kiri.
Untuk menentukan azimuth peta –
(a) Tarik sebuah garis yang
menghubungkan dua titik (A
& B).
(b) Tempatkan index protraktor
ke titik di mana garis yang
ditarik menabrak garis grid
vertikal (utara-selatan).
(c) Jaga index tetap di titik ini,
align garis 0-180˚ protraktor
pada garis grid vertikal.
(d) Baca nilai pada sudut dari
skala; inilah azimuth peta dari
titik A ke titik B.
Untuk plotting sebuah azimuth dari sebuah titik yang diketahui di peta -
17 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1
(a) Ubahlah azimuth magnetik ke azimuth peta, bila perlu. (Akan dibahas di materi
Navigasi Darat Lanjutan).
(b) Tempatkan protraktor pada peta dengan index mark di titik pusat titik yang
diketahui dan base line paralel ke garis grid utara-selatan.
(c) Buatlah sebuah tanda di peta pada azimuth yang diinginkan.
(d)Pindahkah protraktor dan tarik garis yang menghubungkan titik yang diketahui dan
tanda yang dibuat di peta. Inilah garis arah peta (Azimuth Peta).
Untuk lebih jelasnya, mari kita ikuti praktikum 1 Navigasi Darat berikut:
18 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1
1. Tempatkan peta pada permukaan yang datar dan sesuaikan kompas dengan tingkat
penolakan yang benar.
2. Atur kompas ke 0 (Utara) dan tempat kompas di peta dengan paralel pelat dasar ke
salah satu peta yang utara ke selatan meridian.
3. Putar peta dan kompas bersama sampai jarum magnet kotak dalam Panah
Orienteering.
4. Bantalan antara dua titik adalah tingkat bawah Arah Travel.
Anda sekarang memiliki peta berorientasi yang dapat Anda gunakan saat Anda
menavigasi alam luar.
Pernyataan Murid : Segala pertanyaan yang saya jawab salah atau tidak lengkap telah
dijelaskan kepada saya, dan saya memahami point-point yang salah tersebut.
19 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1
1. Sebutkanlah 8 arah mata angin yang utama. Contoh: Awali dari Utara, .............,
............., ............., ............., ............., ............., ...............
2. Jelaskan azimuth dari kedelapan arah mata angin tersebut. Ingatlah bahwa 1 putaran
lingkaran itu keseluruhannya 360 °.
3. Bukalah sebuah peta lokasi tempat Anda berlatih. Buka kompas bidik lensa atau
kompas silva. Sejajarkan lubber line kompas agar searah dengan utara peta.
6. Dengan cara yang sama tentukan back azimuth garis lurus yang harus Anda tempuh,
dari sekretariat Mapala WD menuju rumah/kost masing2.
20 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1
13. Kepada semua siswa (masing2 akan diberikan sebuah azimuth yang berbeda2 satu
sama lain) dengan menggunakan kompas, berjalanlah sejauh 10-15 langkah.
14. Berjalanlah kembali ke titik semula (dengan menggunakan back azimuth), berjalan
dengan jarak yang sama.
Pernyataan Murid : Segala pertanyaan yang saya jawab salah atau tidak lengkap telah
dijelaskan kepada saya, dan saya memahami point-point yang salah tersebut.
21 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1
1. Sebutkanlah arti kata Navigasi, secara umum, maupun secara etimologi (pembentukan
kata.
2. Apa yang dimaksud dengan Periplus? Apa yang dimaksud dengan Portolano?
5. Jelaskan dengan gaya bahasa Anda sendiri, apa yang dimaksud dengan Global
Positioning System (GPS).
6. Apa yang dimaksud dengan Azimuth, dan sebutkan 2 macam azimuth yang Anda
ketahui.
8. Apa yang dimaksud dengan Back Azimuth, dan bagaimana cara mencari/mengetahui
back azimuth?
10. Sebutkan tiga bagian utama pada Kompas Lensa & Kompas Prisma.
11. Apakah yang dimaksud dengan Protraktor, dan setelah membaca manual di atas
tentang protraktor coba simpulkan apa fungsinya?
Pernyataan Murid : Segala pertanyaan yang saya jawab salah atau tidak lengkap telah
dijelaskan kepada saya, dan saya memahami point-point yang salah tersebut.
22 Oleh : WD – 516
Pelatihan Tingkat Dasar Mapala “WD” Unud 2015 – Dasar-Dasar Navigasi Darat Modul 1
Kepustakaan
Anonim
Land Navigation & Map Reading , Headquarters Department of the
Army, Washington DC, 1999.
Purworhardjo, U.U.,
Ilmu Ukur Tanah Seri C - Pengukuran Topografi, Bab 5, Jurusan
Teknik Geodesi ITB, Bandung, 1986.
Wongsotjitro, Soetomo,
Ilmu Ukur Tanah, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, Bab 8, 1980.
Jan Johansen
History of Navigation
www. , diunduh tgl.....
http://www.scoutsociety.org/repository/orienteering/Basics.html
23 Oleh : WD – 516