Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

1. MasalahUtama
Defisit perawatandiri
2. Proses TerjadinyaMasalah
a. Defenisi
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi
aktivitas perawatan mandiri secara mandiri seperti mandi (hygiene),
berpakaian/berhias, makandan BAB/BAK (toileting). (Fitria N, 2014)
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan
dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
(Aziz R,2003).
b. Tandadangejala
1) Mandi (hygiene)
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air
mandi, mengeringkan tubuh serta masuk dan keluar kamar mandi.
2) Berpakiain / berhias.
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan
pakaian, menanggalkan pakaian serta memperoleh atau menukar
pakaian.Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian
dalam, memilih pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan
kancing Tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki,
mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambi
kain dan menggunakan sepatu.
3) Makan.
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, menguyah makanan,
menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, membuka konteiner,
memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan dalam wadah
lalu memasukkannya kemulut, melengkapi makan, mencerna makanan
menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas,
serta mencerna cukup makanan dengan aman.
4) BAB/BAK (toileting)
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan
jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi
pakaian untuk toileting, menbersihkan diri setelah BAB/BAK
dengantepat, dan menyiram toilet atau kamar mandi.
Keterbatasan perawatan diri di atas biasanya diakibatkan karena stressor
yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bias mengalami
harga diri rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat
dirinya sendiri baik dalam hal mandi, berpakaian, berhias, makan, maupun
BAB/BAK.Bila tidak dilakukan intervensi oleh perawat, maka
kemungkinan klien bisa mengalami masalah risiko tinggi isolasi social.
c. Faktor Predisposisi
1) Perkembangan : keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien
sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis : penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun : klien dengan gangguan jiwa dengan
kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya
dan lingkungan termasuk perawatan diri.
4) Sosial : kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
d. Faktor Presipitasi
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.

2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4) Pengetahuan
Personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes
mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya.

e. Rentang respon
Adaptif Maladaptif
Pola perawatan Kadang perawatan Tidak melakukan
diri seimbang diri perawatan diri saat
stres
Kadang tidak

f. Mekanisme koping
a) Regresi
b) Penyangkalan
c) Isolasi diri, menarik diri
d) Intelektualisasi
3. PohonMasalah
Isolasi Sosial

Defisit Perawatan Diri

HargaDiriRendah

4. Masalah Keperawatan Yang perlu dikaji


a. Defisit perawatan diri
Data Subjektif
1) Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin,atau di RS
tidak tersedia alat mandi
2) Klien mengatakan dirinya malas berdandan
3) Klien mengatakan ingin disuapi makan
4) Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelamin setelah BAK
maupun BAB.
Data Objektif
1) Ketidakmampuan mandi atau membersihkan diri ditandai dengan rambut
kotor, kulit berdaki dan berbau, serta kuku panjang dan kotor.
2) Ketidakmampuan berpakaian/berhias ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, tidak bercukur
(laki-laki), atau tidak berdandan (wanita).
3) Ketidakmampuanmakan secara mandiri ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan bececeran dan tidak pada tempatnya.
4) Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri ditandai dengan BAB/BAK
tidak pada tempatnya,tidak membersihkan diri dengan baik setelah
BAB/BAK.

5. DiagnosaKeperawatan
a. Defisit perawatan diri
b. Harga diri rendah
c. Isolasi sosial
6. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa Perencanaan
No
Keperawatan SP Pasien SP Keluarga
1 2 3 4
Defisit Perawatandiri Sp1p:Mendiskusikan Kebersihan Diri Dengan Benar Sp1k: Memberikan Pendidikan Kesehatan Pada
1. Menjelaskan Pentingnya Kebersihan Diri Keluarga Tentang Masalah Perawatan Diri Dan
2. Menjelaskan Cara Menjaga Kebersihan Diri Cara Merawat Aggota Keluarga Yang Mengalami
3. Membantu Pasien Mempraktikan Cara Menjaga Masalah Kurang Perawatan Diri
Kebersihan Diri 1. Mendiskusikan Masalah Yang Dirasakan
4. Menganjurkan Pasien Memasukkan Dalam Keluarga Dalam Merawat Pasien
Jadwala Kegiatan Harian 2. Menjelaskan Pengertian Tanda Dan Gejala
5. Defisit Perawatan Diri Dan Jenis Defisit
Sp2p: Melatih Klien Makan Secara Mandiri Perawatan Diri Yang Dialami Pasien Beserta
1. Mengevaluasi Jadwal Kegiatan Harian Pasien Proses Terjadinya
2. Menjelaskan Cara Makan Yang Baik 3. Menjelaskan Cara-Cara Merawat Pasien Defisit
3. Membantu Pasien Mepraktikan Cara Makan Perawatan Diri
Yang Baik Sp2k: Melatih Keluarga Cara Merawat Klien
4. Menganjurkan Pasien Memasukan Dalam Jadwal 1. Melatih Keluarga Mempraktikan Cara
Kegiatan Harian Merawat Pasien Dengan Defisit Perawatan
Sp3p: Melakukan Perawatan Diri Eliminasi Diri
1. Mengevaluasi Jadwal Kegiatan Harian Pasien 2. Melatih Keluarga Memperaktikan Cara
2. Menjelaskan Cara Eliminasi Yang Baik Merawat Langsung Kepada Pasien Defisit
3. Membantu Pasien Mempraktikan Cara Eliminasi Perawatan Diri
Yang Baik Sp3k: Membuat Perencanaan Pulang Bersama
4. Menganjurkan Pasien Memasukan Dalam Jadwal Keluarga
Kegiatan Harian 1. Membantu Keluarga Membuat Jadwal
Sp4p:Melakukan Perawatan Diri Berdandan Aktivitas Di Rumah Termaksud Minum Obat, (
1. Mengevaluasi Jadwal Kegiatan Harian Pasien Dicharge Palnning)
2. Menjelakan Cara Berdandan 2. Menjelaskan Follow Up Pasien Setelah Pulang
3. Membantu Pasien Mempraktikan Cara Berdandan
4. Menganjurkan Pasien Memasukan Dalam Jadwal
Kegiatan Harian
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Lilik Ma'rifatul. (2011). Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Firia, N. (2014). Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan. Jakarta.: Salemba
Medika
Keliat, B.A. (2011) Model Praktik Keperawatan Professional. Jakarta: EGC.
Yosep Iyus. (2013). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai