Anda di halaman 1dari 5

Nama: Tamara Yulianti Sijabat

NIM: 4163240019
Kelas: Fisika Nondik 2016
Matakuliah: Mitigasi Bencana
UJIAN AKHIR SEMESTER 2018

1. A. Jenis lempeng dan sesar yang menyebabkan gempa di Aceh


a. Jenis lempeng : lempeng Indo-Australia dan Eurasia
b. Jenis sesar : sesar samalanggga-sipopokfault, dan (strike-slip fault)

B. Jenis lempeng dan sesar yang menyembabakan gempa di Palu


a. Jenis lempeng : lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik
b. Jenis sesar : sesar Palu-Koro, sesar Matano, sesar Saddang, sesar
parit-parit.
2. Definisi dan teori mitigasi, tsunami, dan likuifaksi
I. Mitigasi
Merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana. Dalam konteks bencana, dekenal dua macam yaitu :
1. Bencana alam yang merupakan suatu serangkaian peristiwa bencana yang
disebabkan oleh fakto alam, yaitu berupa gempa, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan tanah longsor, dll.
2. Bencana sosial merupakan suatu bencana yang diakibatkan oleh manusia, seperti
konflik social, penyakit masyarakat dan teror.
Mitigasi bencana merupakan langkah yang sangat perlu dilakukan sebagai
suatu titik tolak utama dari manajemen bencana.
Ada empat hal penting dalam mitigasi bencana, yaitu :
a) Tersedia informasi dan peta kawasan rawan bencana untuk tiap jenis bencana.
b) Sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam
menghadapi bencana, karena bermukim di daerah rawan bencana.
c) Mengetahui apa yang perlu dilakukan dan dihindari, serta mengetahui cara
penyelamatan diri jika bencana timbul, dan
Pengaturan dan penataan kawasan rawan bencana untuk mengurangi ancaman
bencana. Menurut UU No.24 tahun 2007, Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk
mengurangi resiko bencana baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan
peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Penanganan bencana terdiri dari 4
tahap, antara lain :
1. Mitigasi merupakan tahap awal penanggulangan bencana alam untuk
mengurangi dan memperkecil dampak bencana.
2. Kesiapsiagaan merupakan perencanaan terhadap cara merespon kejadian bencana.
Perencanaan dibuat berdasarkan bencana yang pernah terjadi dan bencana lain
yang mungkin akan terjadi.
3. Respon yaitu upaya meminimalkan bahaya yang diakibatkan bencana tahap ini
berlangsung sesaat setelah terjadi bencana. Rencana penanggulangan bencana
dilaksankan fokus pada upaya pertolongan korban bencana dan antisipasi
kerusakan yang terjadi akibat bencana.
4. Pemulihan merupakan upaya mengembalikan kondisi masyarakat seperti semula.
Pada tahap ini fokus diarahkan pada penyediaan tempat tinggal sementara bagi
korban serta membangun kembali sarana dan prasarana yang rusak. Selain itu,
dilakukan evaluasi terhadap langkah penanggulangan bencana yang dilakukan.

II. Tsunami
Merupakan gelombang air yang sangat besar yang dibangkitkan oleh
macam-macam gangguan di dasar samudra. Gangguan ini dapat berupa gempa bumi,
pergeseran lempeng, atau gunung meletus. Dan Tsunami merupakan gelombang pasang yang
dibangkitkan oleh terjadinya gempa tektonik, letusan gunung api di lautan, ataupun tanah
longsor. Gelombang pasang (tidal waves) juga bisa dibangkitkan oleh adanya badai, terutama
pada negara yang memiliki pantai dangkal yang cukup panjang dan lautan cukup luas (misal:
Bangladesh). Sekitar 85 persen tsunami yang ada adalah dibangkitkan oleh gempa tektonik.

III. Likuifaksi
Fenomena yang terjadi ketika tanah yang jenuh atau agak jenuh kehilangan
kekuatan dan kekakuan akibat adanya tegangan, misalnya getaran gempa bumi atau
perubahan ketegangan lain secara mendadak, sehingga tanah yang padat berubah wujud
menjadi cairan atau air berat. Seed et al (1975), menyatakan bahwa likuifaksi adalah proses
perubahan kondisi tanah pasir yang jenuh air menjadi cair akibat meningkatnya tekanan air
pori yang harganya menjadi sama dengan tekanan total oleh sebab terjadinya beban dinamik,
sehingga tegangan efektif tanah menjadi nol. Likuifaksi adalah fenomena dimana tanah
kehilangan banyak kekuatan (strength) dan kekakuannya (stiffness) untuk waktu yang singkat
namun meskipun demikian likuifaksi menjadi penyebab dari banyaknya kerusakan, kematian,
dan kerugian ekonomi yang besar.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Likuifaksi (Widodo, 2012)
 Karakteristik Getaran
 Jenis Tanah
 Muka air tanah
 Distribusi diameter butir
 Kepadatan awal (Initial Relative Density)
 Drainase dan Dimensi Deposit
 Kemampuan Drainase

Dampak dari terjadinya Likuifaksi


Gempa yang terjadi di Alaska, tahun 1964 berkekuatan 8,3 skala ritchter.
Kerusakan yang terjadi adalah jembatan yang berada sekitar 80 km sampai dengan 120 km
dari pusat gempa berupa bergesernya pilar dan pangkal jembatan.

3. Mitigasi bencana
a. Aceh

Secara lebih rinci upaya pengurangan bencananya antara lain:


1) Peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan tenhadap bahaya tsunami.
2) Pendidikan kepada masyarakat tentang karakteristik dan pengenalan bahaya tsunami.
3) Pembangunan tsunami Early Warning System.
4) Pembangunan tembok penahan tsunami pada garis pantai yang beresiko.
5) Penanaman mangrove serta tanaman lainnya sepanjang garis pantai meredam gaya
air tsunami.
6) Pembangunan tempat-tempat evakuasi yang aman di sekitar daerah pemukiman.
Tempat/ bangunan ini harus cukup tinggi dan mudah diakses untuk menghidari
ketinggian tsunami.
7) Pembangunan Sistem Peringatan Dini Tsunami, khususnya di Indonesia.
8) Pembangunan rumah yang tahan terhadap bahaya tsunami.
9) Mengenali karakteristik dan tanda-tanda bahaya tsunami di lokasi sekitarnya.
10) Memahami cara penyelamatan jika terlihat tanda-tanda tsunami.
11) Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi tsunami.
12) Memberikan laporan sesegera mungkin jika mengetahui tanda-tanda akan terjadinya
tsunami kepada petugas yang berwenang : Kepala Desa, Polisi, Stasiun radio,
SATLAK PB dan lain-lain.
13) Melengkapi diri dengan alat komunikasi

b. Mitigasi Bencana Palu


Berikut beberapa cara menanggulangi bencana yang perlu dilakukan:

a. Pahami apa gempa, tsunami dan likuifaksi


Kebiasaan masyarakat Indonesia yang tidak mempelajari dengan baik apa saja
yang dimaksud dengan gempa, Tsunami, likuifaksi dan bagaimana bisa terjadi. Bencana akan
diketahui setelah terjadi pada sebuah daerah dan akhirnya di bahas dimana saja salah satunya
media. Usahakan untuk mempelajari wilayah Indonesia khususnya kota atau area dimana
anda tinggal. Apa saja resikonya dan bagaimana penanggulangannya. Sehingga ketika hal
tersebut terjadi tidak akan ada masalah dan juga anda tidak akan dilanda panik. Utamakan
untuk menyelamatkan dan mencari penanggulangan untuk evakuasi diri.

b. Perlindungan garis pantai


Kejadian atau fenomena Tsunami tidak akan berpindah ke daratan, semua pasti
terjadi di lautan. Hal ini mempermudah perlindungan atau penanggulangan yang terjadi.
Anda bisa melakukan perlindungan garis pantai, mulai dari menetapkan aturan akan
pembangunan wilayah pantai, membangun tembok penahan atau pemecah air laut,
menggunakan hutan mangrove atau pohon laut lainnya yang besar dan tidak mencemari laut.

c. Sistem peringatan Dini


Tsunami seringkali menyerang Jepang yang akhirnya menyebabkan negara
Matahari Terbit ini menciptakan alat untuk bisa mendeteksi apakah gempa yang ada bisa
menyebabkan tsunami atau tidak. Sistem peringatan dini ini perlu dibangun untuk bisa
menginfokan pada masyarakat bahwa ada masalah di laut dan menimbulkan potensi Tsunami.
Di Indonesia cara ini sudah digunakan, namun sampai sekarang belum ada alat pendeteksi
gempa bumi yang bisa diciptakan. Sehingga adanya gempa masih belum bisa diantisipasi.
d. Pendidikan mengenai tsunami
Pendidikan tsunami sangatlah penting karena berkaitan dengan pemahaman
masyarakat akan bencana alam ini. Penyebab maupun tanda ataupun sifat tsunami bisa
dilakukan dengan penyuluhan terhadap warga melalui pertemuan antar masyarakat, media
elektronik, berbagi informasi di sekolah, sosialisasi dan lainnya. Intinya tersampaikan
pemahaman akan bencana alam agar masyarakat mengerti bagaimana evaluasi.

e. Satgas penanganan bencana


Satgas merupakan orang yang penting dalam berbagai area dengan fokus
menangani masalah ketika bencana alam. Mereka yang tergabung di tim penanggulangan
bencana alam memang benar-benar fokus dalam penyelamatan dan tidak memikirkan orang
lain melainkan diri sendiri. anda tentu tidak pernah berpikir mereka menjadi tim yang penting
sampai mereka benar-benar membantu ketika ada bencana kan? ( jokowinarmo,2011)

Anda mungkin juga menyukai