Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH SEMINAR

PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL


LEACHING
(D-6)

Disusun oleh
Maulana Raka Saputra 121160057
Joshua Rio Afianto 121160058
Dio Nur Rachman 121160072

LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2018
LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
LEACHING
(D-6)

Disusun oleh
Maulana Raka Saputra 121160057
Joshua Rio Afianto 121160058
Dio Nur Rachman 121160072

Yogyakarta, 2018
Disetujui
Asisten Pembimbing

Ali Akrom

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya,sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan praktikum
“Leaching “ ini tepat pada waktunya
Laporan ini disusun untuk diseminarkan sebagai tugas akhir pelaksanaan
Praktikum Pemisahan Difusional TA 2017/2018.Dalam menyelesaikan proposal
ini praktikum ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Danang Jaya,MT. selaku Kepala Laboratorium Dasar Teknik Kimia
UPN “Veteran” Yogyakarta.
2. Ali Akrom, selaku assisten pembimbing.
3. Rekan-rekan sesama praktikan atas kerjasamanya yang baik.
4. Petugas Laboratorium, atas kesediaannya membantu praktikan selama
praktikum berlangsung.
Penyusun menyadari adanya kekurang pada laporan ini oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan laporan selanjutnya.
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi para
pembaca, khususnya mahasiswa jurusan Teknik Kimia

Yogyakarta, 2018

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................ ii


KATA PENGANTAR .................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .....................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ v
DAFTAR ARTI LAMBANG .........................................................................................vi
INTISARI .........................................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
I.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
I.2. Tujuan Percobaan ..................................................................................... 1
I.3. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 2
I.4. Hipotesis ................................................................................................... 6
BAB II PELAKSANAAN PERCOBAAN ................................................................... 7
II.1. Alat dan Bahan ......................................................................................... 7
II.3. Bagan Alir ................................................................................................ 9
II.4. Analisa Perhitungan ............................................................................... 10
BAB III HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 11
III.1. Hasil Percobaan ...................................................................................... 11
III.2. Pembahasan ............................................................................................ 12
BAB IV PENUTUP ....................................................................................................... 16
IV.1. Kesimpulan ............................................................................................. 16
IV.2. Saran ....................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 17
LAMPIRAN .................................................................................................................... 18

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Pengamatan Leaching .................................................................... 11


Tabel 2. Hubungan antara berat larutan garam dengan densitas larutan garam.... 12
Tabel 3. Hubungan antara waktu leaching dengan kadar garam .......................... 12
Tabel 4. Hubungan waktu leaching dengan efisiensi leaching ............................. 13
Tabel 5. Hubungan waktu leaching dengan 𝑦 ....................................................... 14

v
DAFTAR ARTI LAMBANG

A : Luas permukaan partikel dalam, cm2


CA : Konsentrasi padatan dalam waktu t, gmol/menit
CAS : Kelarutan kejenuhan zat padat terlarut A dalam larutan, gmol/ml
D : Diameter bungkusanpadatan
KL : Koefisien transfer massa volumetris, cm3/menit
NA : Kecepatan transfer massa, gmol/menit
t : Waktu, menit
V : Volume aquadest, ml
Wt : Berat larutan total, gram
η : Effisiensi Leaching ( garam terekstraksi/garam mula-mula), %
ρ : Densitas garam NaCl, gram/ml

vi
INTISARI

Leaching dalam industri kimia memegang peranan penting terutama dalam


satu unit pemisah, yang bertujuan untuk mengeluarkan suatu komponen campuran
dan zat padat atau zat cair dengan bantuan suatu pelarut. Teknik pemisahan ini
berguna untuk pemisahan secara cepat dan efektif dalam industri kimia, baik
untuk zat organik maupun anorganik. Metode ini didasarkan pada perbedaan
koefisien distribusi zat terlarut dalam dua larutan yang berbeda fasa dan tidak
saling bercampur. Operasi Leaching adalah mengalirkan solvent cair dalam
umpan. Umpan 15 gram garam dapur dan 10 gram pasir ditempatkan dalam
tabung sample, dimana umpan tersebut dalam keadaan diam. Sedangkan
pelarutnya adalah aquadest yang diuapkan terlebih dahulu dalam labu leher tiga,
kemudian uap ini diembunkan dalam kondensor. Hasil ekstraksi berupa larutan
garam dapur yang ditampung dalam labu leher tiga kemudian selang waktu 5
menit dari labu leher tiga diambil larutan garam dengan menggunakan pipet
kemudian dimasukan piknometer sehingga berat NaCl dan densitasnya dapat
dicari. Percobaaan ini diulangi sampai berat NaCl konstan. Hasil percobaan,
selama 5 menit waktu leaching kadar garam yang terekstrak adalah sebesar 0,6506
gram dengan effisiensi 4,3374%. Dengan bertambahnya waktu leaching, maka
kadar NaCl yang terekstrak dan effisiensi leaching bertambah besar. Hal ini
dikarenakan oleh semakin banyak mol garam yang terekstrak kedalam larutan.

Kata kunci : Transfer massa , Leaching , Waktu

vii
Makalah Praktikum Pemisahan Difusional
Leaching (D-6)
Semester Genap Tahun Akademik 2017/2018

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Leaching merupakan salah satu unit operasi yang sudah lama dipakai
dalam industri kimia. Leaching dalam industri kimia memegang peranan
penting terutama dalam suatu unit pemisah.
Teknik pemisahan ini berguna untuk pemisahan secara cepat dan
efektif dalam industri kimia, baik untuk zat organik maupun anorganik.
Metode ini didasarkan pada perbedaan koefisien distribusi zat terlarut dalam
dua larutan yang berbeda fasa dan tidak saling bercampur. Leaching
dilakukan dengan pertimbangan beberapa faktor yaitu kemudahan dan
kecepatan proses, kemurnian produk yang tinggi, rendah polusi, dan
efektivitas dan selektivitas yang tinggi.
Dalam industri mineral atau tambang di alam biasanya ditemukan
dalam keadaan yang tidak murni atau tercampur dengan senyawa lain untuk
dapat digunakan pada proses selanjutnya, senyawa tersebut biasanya
diperlukan dalam keadaan murni sehingga perlu adanya pemisahan
senyawa-senyawa tersebut. Ekstraksi bertujuan untuk mengeluarkan suatu
komponen campuran dari zat padat atau zat cair dengan bantuan suatu
pelarut. Ekstraksi padat cair (leaching) biasanya banyak digunakan dalam
industri metalurgi alumunium, cobalt, mangan, nikel, dan timah. Digunakan
pula dalam industri kopi, minyak kedelai, teh dan juga pembuatan gula.

I.2. Tujuan Percobaan


1. Mempelajari hubungan antara kadar garam (NaCl) dalam larutan dengan
waktu leaching.
2. Mempelajari hubungan antara persentase garam (%NaCl) yang
terekstraksi terhadap garam mula-mula (effisiensi leaching) dengan
waktu leaching.
3. Menentukan koefisien transfer massa pada proses leaching.

Maulana Raka Saputra 121160057


Joshua Rio Arfianto 121160058
Dio Nur Rachman 121160072 1
Makalah Praktikum Pemisahan Difusional
Leaching (D-6)
Semester Genap Tahun Akademik 2017/2018

I.3. Tinjauan Pustaka


Ekstraksi zat padat (leaching) merupakan suatu proses pemisahan zat
padat dimana solute dari suatu campuran dengan padatan lain yang tidak
terlarut (inert) dengan menggunakan pelarut (solvent). Dalam penggunaan
campuran mineral dalam jumlah besar dan tidak terhingga, leaching dipakai
sebagai pemisah.
Dalam proses pemisahan yang digunakan untuk mengeluarkan suatu
komponen campuran dari zat atau cairan dengan bantuan pelarut cair
dimana teknik pemisahan ini digolongkan menjadi 2 kategori, yaitu:
1. Leaching atau ekstraksi zat padat (solid extraction), yaitu digunakan
untuk melarutkan zat yang dapat larut dari campurannya dengan zat
padat yang tidak dapat larut.
2. Ekstraksi zat cair (liquid extraction), yaitu digunakan untuk
memisahkan dua zat cair yang saling bercampur dengan menggunakan
suatu pelarut yang melarutkan salah satu dalam campuran tersebut.
Leaching tidak banyak berbeda dari pencucian zat dari hasil filtrasi.
Dalam leaching, kuantitas zat mampu larut (soluble) yang dikeluarkan
biasanya lebih banyak bila dibandingkan dengan pencucian filtrasi biasa,
dan sifat-sifat zat padat mungkin mengalami perubahan dalam operasi
leaching. Umpan yang berbentuk kasar, keras dan butiran-butiran besar
mungkin akan terdisintegrasi menjadi bubur atau lumpur, bila bahan mampu
larut yang terkandung didalamnya dikeluarkan (Mc. Cabe, 1999).
Dalam proses leaching dapat dijumpai dua tahap yaitu :
1. Terjadinya kontak antara zat padat yang akan dipisahkan, sehingga
akan terjadi perpindahan massa dari butiran zat padat ke zat pelarut.
2. Pemisahan yang akan menghasilkan suatu larutan yang merupakan
residu campuran padatan (Brown G.G.,1978).
Pada proses leaching biasanya memungkinkan berlangsung pada
temperatur tinggi menghasilkan daya larut tertinggi suatu padatan didalam
pelarut. Viskositas dari suatu cairan sangat rendah dan difusivitasnya sangat

Maulana Raka Saputra 121160057


Joshua Rio Arfianto 121160058
Dio Nur Rachman 121160072 2
Makalah Praktikum Pemisahan Difusional
Leaching (D-6)
Semester Genap Tahun Akademik 2017/2018

besar pada temperatur tinggi,sehingga meningkatkan proses leaching


(Treybal,1981).
Makin luas permukaan bidang kontak antara solid dengan solvent
maka solid yang terekstraksi akan lebih banyak atau proses leaching akan
berjalan baik. Leaching dapat dilakukan secara batch dan kontinyu. Pada
umumnya leaching mempunyai tiga langkah yang harus dilakukan yaitu :
1. Pencampuran zat padat dengan campuran yang akan dipisahkan dari
zat penyusun.
2. Penambahan zat terlarut pada langkah pertama yang menyebabkan
fase campuran yang sempurna sehingga perpindahan massa dan panas
berlangsung baik.
3. Pemisahan kedua fase yang telah membentuk kesetimbangan
Agar proses leaching dapat berjalan dengan baik,maka perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Campuran padatan harus mempunyai densitas yang lebih besar dari
pada solvent.
2. Campuran padatan bersifat selektif permiabel aktif sehingga terjadi
kontak antara solvent yang membawa partikel-partikel.
3. Campuran padatan mempunyai permukaan aktif sehingga terjadi
kontak antara solvent dan padatannya.
4. Partikel yang akan dipisahkan harus bisa keluar dari pori-pori dan
dapat larut dalam solvent.
5. Solvent harus merupakan cairan yang hanya dapat melarutkan
konstituen yang dikehendaki saja.
Sebelum proses leaching dilakukan, terlebih dahulu harus diperhatikan
sifat-sifat fisika dan kimia dari bahan yang digunakan sebagai umpan. Hal
ini diperlukan untuk keperluan dalam menentukan jenis solvent dan macam
peralatan yang digunakan. Maksudnya adalah untuk menghindari kerusakan
alat dan demi kelancaran proses. Disamping itu, faktor lain yang
mempengaruhi jalannya proses adalah faktor tekanan dan suhu, terutama
pada proses kelarutan solute. Sebenarnya pengaruh tekanan pada proses

Maulana Raka Saputra 121160057


Joshua Rio Arfianto 121160058
Dio Nur Rachman 121160072 3
Makalah Praktikum Pemisahan Difusional
Leaching (D-6)
Semester Genap Tahun Akademik 2017/2018

kelarutan solute adalah kecil dan dapat diabaikan, kecuali pada tekanan
tinggi.
Dalam proses leaching ini, metode operasinya sangat sederhana
karena dilakukan single stage operation dengan anggapan proses berjalan
steady state. Keadaan ini dapat digunakan dengan mengadakan kontak fase
antara campuran zat dan solventnya sehingga memperoleh kesetimbangan
fase. Selain membutuhkan waktu yang lama, cara ini juga memberikan
produk yang terlalau sedikit, sehingga tidak banyak digunakan. Yang
banyak digunakan adalah cara multi stage operation karena operasinya lebih
sempurna dan produk yang dihasilkan lebih banyak (Brown,G.G.,1978).
Apabila suatu bahan akan dipisahkan dari padatan menuju pelarut,
maka kecepatan transfer massa dari permukaan zat padat menuju cairan
adalah faktor kontrol. Hal ini sesungguhnya tidak berlawanan atau berbeda
dalam fase padat, jika bahan tersebut adalah suatu bahan murni. Persamaan
ini akan diperoleh jika terjadi sistem batch. Kecepatan transfer massa zat
terlarut A yang akan dipisahkan terhadap larutan dengan volume (m3)
adalah :
𝑁𝐴
= 𝐾𝐿 (𝐶𝐴𝑆 − 𝐶𝐴 )
𝐴
Dimana :
NA : Kecepatan transfer massa, gmol/menit
A : Luas permukaan partikel dalam, cm2
KL : Koefisien transfer massa volumetris, cm3/menit
CA : Konsentrasi padatan dalam waktu t, gmol/menit
CAS : Kelarutan kejenuhan zat padat terlarut A dalam larutan,
gmol/ml
Neraca massa zat x pada cairan disekitar alat ektraktor proses dapat
dinyatakan dengan:
𝑀𝑖𝑛 − 𝑀𝑜𝑢𝑡 − 𝑀𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = 𝑀𝑎𝑐𝑐

dCA
0 − K L A(CAS − CA ) − 0 = V
dt

Maulana Raka Saputra 121160057


Joshua Rio Arfianto 121160058
Dio Nur Rachman 121160072 4
Makalah Praktikum Pemisahan Difusional
Leaching (D-6)
Semester Genap Tahun Akademik 2017/2018

dCA
−V = K L A(CAS − CA )
dt
dCA
−V = NA = K L A(CAS − CA ).
dt
dengan mengintegralkan dari t = 0 → t = t dan CA = CA0 → CA =
CA hal ini diasumsikan:
1. Ukuran benda padat berpori tetap
𝐴𝐾𝑙
2. Luas permukaan kontak tiap satuan volume padatan tetap-nilai 𝑉
𝐶𝐴𝑆 −𝐶𝐴
didapat dengan membuat grafik hubungan antara: ln | 𝐶 | vs t
𝐴𝑆 − 𝐶𝐴0

Ada dua faktor penting yang harus diperhatikan dalam operasi


ekstraksi:
1. Partikel
Ukuran partikel mempengaruhi kecepatan ekstraksi. Semakin kecil
ukuran partikel maka areal terbesar antara padatan terhadap cairan
memungkinkan terjadi kontak secara tepat. Semakin besar pertikel,
maka cairan yang akan mendifusi akan memerlukan waktu yang
relative lama.
2. Temperature
Pada banyak kasus, kelarutan material akan diekstraksikan, akan
meningkat dengan temperature dan akan menambah kecepatan
ekstraksi

Maulana Raka Saputra 121160057


Joshua Rio Arfianto 121160058
Dio Nur Rachman 121160072 5
Makalah Praktikum Pemisahan Difusional
Leaching (D-6)
Semester Genap Tahun Akademik 2017/2018

I.4. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka, maka diambil hipotesis sebagai berikut :
1. Semakin lama waktu leaching maka kadar garam dalam larutan
semakin besar.
2. Semakin lama waktu leaching maka efisiensinya semakin besar.

Maulana Raka Saputra 121160057


Joshua Rio Arfianto 121160058
Dio Nur Rachman 121160072 6
Makalah Praktikum Pemisahan Difusional
Leaching (D-6)
Semester Genap Tahun Akademik 2017/2018

BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN

II.1. Alat dan Bahan


II.1.1. Alat-alat yang digunakan II.1.2. Bahan yang digunakan
a. Timbangan a. NaCl (garam dapur)
b. Gelas Arloji b. Pasir
c. Piknometer c. Aquades
d. Gelas beker d. Kertas saring
e. Pipet gondo006B e. Es batu

II.1.3. Rangkaian Alat

Gambar 1. Rangkaian Alat Percobaan Leaching

Keterangan alat :
1. Pemanas 5. Pendingin
2. Termometer 6. Tabung pengaman
a. Titik didih 7. Penjepit
b. Titik embun 8. Tabung pemanas
3. Labu leher tiga 9. Pompa vakum
4. Isolasi 10. Statif

Maulana Raka Saputra 121160057


Joshua Rio Arfianto 121160058
Dio Nur Rachman 121160072 7
Makalah Praktikum Pemisahan Difusional
Leaching (D-6)
Semester Genap Tahun Akademik 2017/2018

II.2. Cara Kerja


Pertama yaitu menera piknometer. Setelah itu menimbang pasir dan
garam dapur dengan berat masing-masing 15 gram dan 10 gram.
Mencampur pasir dan garam dapur serta membungkus dengan kertas saring
dan mengukur diameternya selanjutnya memasukkan kedalam tabung
sampel. Labu leher 3 diisi dengan aquades sampai volume 250 mL setelah
itu menghidupkan pemanas dan pendingin balik sampai aquades mendidih
dan menguap hingga uap melewati pendingin balik dan mengembun. Lalu
mencatat titik embun dan titik didih dan mencatat waktu mula-mula
leaching (t = 0) pada saat embun atau tetesan pertama menetes kedalam
tabung sampel. Setelah selesai mematikan pemanas pada selang waktu 5
menit. Pada saat itu larutan garam yang terekstraksi dialirkan kedalam labu
leher tiga dengan membuka kran penjepit lalu menutup kran kembali dan
menghidupkan pompa vakum untuk menghisap ekstrak yang masih
tertinggal sampai tidak ada lagi ekstrak yang keluar dari tabung sampel.
Larutan garam dari labu leher tiga diambil secukupnya dan didinginkan lalu
memasukkan dalam piknometer pada suhu sesuai dengan suhu peneraan
piknometer dan ditimbang untuk mengetahui berat larutan.Lalu mengukur
rapat massa atau densitas larutan garam. Untuk larutan yang dimasukkan
dalam piknometer dikembalikan lagi ke dalam labu leher tiga. Langkah
tersebut diulangi setiap selang waktu 5 menit.

Maulana Raka Saputra 121160057


Joshua Rio Arfianto 121160058
Dio Nur Rachman 121160072 8
Makalah Praktikum Pemisahan Difusional
Leaching (D-6)
Semester Genap Tahun Akademik 2017/2018

II.3. Bagan Alir

Menimbang pasir dan garam dapur dengan berat masing-masing dengan berat 10
gram dan 10 gram

Mencampur pasir dan garam dapur serta membungkusnya dengan kertas saring dan
mengukur diameternya,kemudian masukan kedalam tabung sample

Mengisi labu leher tiga dengan aquadest pada volume 250 ml

Menghidupakan pemanas dan pendingin sampai aquadest mendidih dan menguap


hingga uap melewati pendingin dan mengembun

Mencatat titik embun dan titik didih dan mencatat waktu mula-mula leaching (t=0)
pada saat embun atau tetesan pertama menetes kedalam tabung sampel

Matikan pemanas pada selang waktu 5 menit

Mengalirkan larutan garam yang terekstraksi kedalam labu leher tiga dengan
membuka kran penjepit lalu menutupnya kembali

Menghidupkan pompa vacum untuk menghisap ekstrak yang masih tertinggal


sampai tidak ada lagi ekstrak yang keluar dari tabung sampel

Mengambil larutan garam dari labu leher tiga secukupnya dan didinginkan lalu
masukkan kedalam piknometer pada suhu sesuai dengan suhu peneraan piknometer
dan menimbang untuk mengetahui berat larutan

Mengukur rapat massa atau densitasnya

Mengulangi langkah-langkah diatas sampai didapatkan berat yang konstan

Maulana Raka Saputra 121160057


Joshua Rio Arfianto 121160058
Dio Nur Rachman 121160072 9
Makalah Praktikum Pemisahan Difusional
Leaching (D-6)
Semester Genap Tahun Akademik 2017/2018

II.4. Analisa Perhitungan


a. Perhitungan untuk peneraan piknometer
Suhu aquadest :t °C
Berat piknometer kosong :a gr
Berat piknometer + aquadest :b gr
Berat aquades : (b-a) gr
Densitas aquadest pada suhu t oC :c 𝑔r/ml
(𝑏−𝑎)
Volume aquadest = volume piknometer : ml
𝑐

b. Perhitungan untuk mencari densitas larutan garam


Berat piknometer kosong :a gr
Berat larutan garam + piknometer :d gr
Berat larutan garam : (d-a) gr
(𝑑−𝑎)
Densitas larutan garam : (𝑏−𝑎) gr

c. Perhitungan mencari berat larutan garam


Volume larutan garam – volume aquades : z mL
Berat larutan garam :𝑧×𝜌 gr

d. Perhitungan mencari kadar NaCl


Dihitung dengan korelasi antara densitas, suhu dan kadar NaCl (data
tabel korelasi 3 121, hal 3-94, perry).

e. Perhitungan mencari effisiensi leaching


Garam terekstraksi :(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛)(𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑁𝑎𝐶𝑙)
𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖
Effisiensi leaching : × 100%
𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎

Maulana Raka Saputra 121160057


Joshua Rio Arfianto 121160058
Dio Nur Rachman 121160072 10
Makalah Praktikum Pemisahan Difusional
Leaching (D-6)
Semester Genap Tahun Akademik 2017/2018

BAB III
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

III.1. Hasil Percobaan


Berat garam (NaCl) : 15 gram
Berat pasir : 10 gram
Volume aquadest dalam labu : 250 mL
Berat piknometer kosong : 14.6118 gram
Berat piknometer + aquadest : 39.6029 gram
Berat aquadest dalam piknometer : 24.9911 gram
Densitas aquadest : 0.9962 gr/mL
Volume piknometer : 25.0855 mL
Diameter padatan : 2.36 cm
Tinggi padatan : 8.5 cm
Suhu aquadest : 28 °C
Tabel 1. Hasil Pengamatan Leaching

Waktu Suhu (0C) Berat piknometer Berat Larutan


No Leaching + larutan garam Garam
(menit) Tdidih T embun (gr) (gr)
1 5 102 40 41,91 24,96
2 10 102 40 42,05 25,10
3 15 102 40 42,22 25,25
4 20 102 41 42,32 25,37
5 25 103 41 42,42 25,47
6 30 103 41 42,55 25,60
7 35 103 41 42,64 25,69
8 40 103 41 42,76 25,81
9 45 103 41 42,88 25,93
10 50 103 41 42,98 26,03

Maulana Raka Saputra 121160057


Joshua Rio Arfianto 121160058
Dio Nur Rachman 121160072 11
Makalah Praktikum Pemisahan Difusional
Leaching (D-6)
Semester Genap Tahun Akademik 2017/2018

III.2. Pembahasan
Dari data-data yang diperoleh dari hasil percobaan, maka didapatkan
densitas NaCl tiap 5 menit.
Tabel 2. Hubungan antara berat larutan garam dengan densitas larutan
garam
No Waktu Berat Lar. Garam Densitas Larutan
1 5 24,96 1,000641
2 10 25,1 1,006254
3 15 25,25 1,012267
4 20 25,37 1,017078
5 25 25,47 1,021087
6 30 25,6 1,026299
7 35 25,69 1,029907
8 40 25,81 1,034718
9 45 25,93 1,039529
10 50 26,03 1,043538
III.2.1. Hubungan waktu leaching dan kadar NaCl dalam larutan
Dari data yang diperoleh, didapatkan hubungan sebagai berikut:
Tabel 3. Hubungan antara waktu leaching dengan kadar garam
No Waktu Densitas Larutan Kadar
1 5 1,000641 0,6502
2 10 1,006254 1,4527
3 15 1,012267 2,3097
4 20 1,017078 2,9915
5 25 1,021087 3,5597
6 30 1,026299 4,2934
7 35 1,029907 4,7963
8 40 1,034718 5,4668
9 45 1,039529 6,1374
10 50 1,043538 6,6961

Maulana Raka Saputra 121160057


Joshua Rio Arfianto 121160058
Dio Nur Rachman 121160072 12
Makalah Praktikum Pemisahan Difusional
Leaching (D-6)
Semester Genap Tahun Akademik 2017/2018

Dari tabel diatas dengan menggunakan persamaan fungsi kuadrat, diperoleh


y = 0.1323x + 0.19714 dan didapat persen kesalahansebesar 5,4731%.

8,0000

7,0000

6,0000
Kadar NaCl (%)

5,0000

4,0000 Y data

3,0000 Y Hitung
Linear (Y data)
2,0000
y = 0,1323x + 0,1974
1,0000 R² = 0,9967

0,0000
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Waktu Leaching (Menit)

Gambar 2. Grafik hubungan antara waktu dengan kadar NaCl dalam larutan
Dari grafik diketahui bahwa semakin lama waktu leaching maka akan
semakin tinggi pula kadar NaCl dalam larutan yang diperoleh, karena waktu
kontak semakin lama sehingga jumlah garam yang terlarut semakin besar.
III.2.2. Hubungan waktu leaching dengan efisiensi leaching
Tabel 4. Hubungan waktu leaching dengan efisiensi leaching
No Waktu Berat ekstraksi Efisiensi
1 5 0,6506 4,3374
2 10 1,4618 9,7451
3 15 2,3381 15,5871
4 20 3,0426 20,2842
5 25 3,6348 24,2318
6 30 4,4063 29,3753
7 35 4,9397 32,9316
8 40 5,6566 37,7108
9 45 6,3800 42,5331
10 50 6,9877 46,5846

Maulana Raka Saputra 121160057


Joshua Rio Arfianto 121160058
Dio Nur Rachman 121160072 13
Makalah Praktikum Pemisahan Difusional
Leaching (D-6)
Semester Genap Tahun Akademik 2017/2018

Dari data percobaan diatas, bila dibuat perhitungan untuk memperoleh


effisiensi akan diperoleh hubungan sebagai berikut dengan persamaan: y =

50,0000
45,0000
40,0000
35,0000
30,0000
Effisiensi

25,0000 Y data
20,0000 Y Hitung
15,0000 Linear (Y data)
10,0000 y = 0,9254x + 0,8839
5,0000 R² = 0,9977

0,0000
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Waktu Leaching (Menit

Gambar 3. Grafik hubungan antara waktu dengan efisiensi leaching


0.9254x + 0.8836 dan didapat persen kesalahan rata-rata, sebesar 4,689%..
Dengan melihat grafik dapat diketahui bahwa semakin lama waktu
leaching maka akan semakin besar effisiensi yang diperoleh, hal ini juga
disebabkan oleh garam yang terekstraksi atau terlarut semakin besar. Karena
siklus solvent semakin banyak sehingga kontak yang terjadi antara garam
dengan solvent semakin sering (transfer massanya semakin besar), sehingga
kadar garam yang terekstraksi atau terlarut dalam solvent semakin besar.
III.2.3. Penentuan besarnya koefisien transfer massa
Dari data percobaan diatas, bila dibuat perhitungan untuk memperoleh
besarnya koefisien transfer massa akan diperoleh hubungan sebagai berikut:
Tabel 5. Hubungan waktu leaching dengan 𝑦
No Waktu CA Y
1 5 4,4E-05 0,0071
2 10 1E-04 0,0161
3 15 0,00016 0,0259
4 20 0,00021 0,0338
5 25 0,00025 0,0405
6 30 0,0003 0,0493
Maulana Raka Saputra 121160057
Joshua Rio Arfianto 121160058
Dio Nur Rachman 121160072 14
Makalah Praktikum Pemisahan Difusional
Leaching (D-6)
Semester Genap Tahun Akademik 2017/2018

No Waktu CA Y
7 35 0,00034 0,0555
8 40 0,00039 0,0638
9 45 0,00044 0,0722
10 50 0,00048 0,0794
Dari hasil perhitungan diperoleh besarnya koefisien transfer massa
𝑐𝑚
(Kl), yaitu: 𝐾𝑙 = 0,007436 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Maulana Raka Saputra 121160057


Joshua Rio Arfianto 121160058
Dio Nur Rachman 121160072 15
Makalah Praktikum Pemisahan Difusional
Leaching (D-6)
Semester Genap Tahun Akademik 2017/2018

BAB IV
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
Dengan mengambil data hasil pengamatan dan hasil perhitungan maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hubungan antara waktu leaching dengan kadar garam yaitu
berbanding lurus. Semakin lama waktu leaching maka semakin besar
pula kadar garam, begitu pun sebaliknya. Diperoleh persamaan y =
0.1323x + 0.19714
2. Hubungan antara waktu leaching dengan efisiensi leaching yaitu
berbanding lurus. Semakin lama waktu leaching maka semakin besar
pula efisiensinya, begitu pun sebaliknya. Diperoleh persamaan y =
0.9254x + 0.8836
3. Besarnya koefisien transfer massa (Kl), yaitu :
𝑐𝑚
𝐾𝑙 = 0,007436
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

IV.2. Saran
Pada proses leaching terdapat beberapa gangguan terutama pada
pemanasan dan pengukuran densitas untuk memperoleh data yang
diharapkan sebaiknya menggunakan pemanas yang memiliki suhu yang
tinggi agar campuran tersebut cepat panas dan proses penguapannya pun
diharapkan banyak dan pada saat pengukuran densitas suhu campuran
tersebut harus terlebih dahulu didinginkan agar sesuai dengan suhu
lingkungan untuk peneraan pendinginnan tersebut dapat menggukan es batu
agar proses penurunan berajalan cepat dan tidak memakan waktu yang lama.

Maulana Raka Saputra 121160057


Joshua Rio Arfianto 121160058
Dio Nur Rachman 121160072 16
Makalah Praktikum Pemisahan Difusional
Leaching (D-6)
Semester Genap Tahun Akademik 2017/2018

DAFTAR PUSTAKA

Brown, G.G., 1978,”Unit Operation”, 3rd edition, Jhon Willey and sons, Inc.,New
York.
Hardjono,1980,”Diktat Operasi Teknik Kimia”, Fakultas Teknik UGM,
Yogyakarta.
McCabe, Warren L & Smith, J.C. 1999. “Operasi Teknik Kimia”. Alih Bahasa
Jasiji, E.Ir. Edisi ke-4. Penerbit Erlangga : Jakarta.
Perry, J.H., 1984,”Cheemical Engineering Hand Book”, 6th edition, Mc Graw
Hill Book Company, New York.
Treyball, 1981,”Mass Transfer Operation”, 3rd edition, Mc Graw Hill Book
Company, New York.
Treyball, R.E., 1985, “ Mass Transfer Operations”, 3th ed., Mc Graw Hill Book
Co.,Singapore

Maulana Raka Saputra 121160057


Joshua Rio Arfianto 121160058
Dio Nur Rachman 121160072 17
LAMPIRAN
1. Menera piknometer
Berat aquadest dalam piknometer = 25.76 gram
Densitas aquadest pada suhu 280C = 0,996233 gram/mL
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠
Volume aquades = 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠
24,85 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 0,996233 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿

= 24,944 mL
2. Densitas larutan NaCl
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝜌 Larutan NaCl = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

Pada percobaan 1 (tabel 1)


24,96 𝑔𝑟
𝜌 larutan NaCl = 24,944 𝑚𝐿
𝑔𝑟𝑎𝑚
= 1,000641 𝑚𝐿

Dengan cara yang sama akan diperoleh data untuk percobaan lain :

No Waktu Densitas
1 5 1,00064
2 10 1,00625
3 15 1,01227
4 20 1,01708
5 25 1,02109
6 30 1,0263
7 35 1,02991
8 40 1,03472
9 45 1,03953
10 50 1,04354

18
3. Kadar NaCl dalam larutan
Percobaan dilakukan pada suhu 28oC
Contoh : untuk 1% kadar NaCl dalam larutan akan didapatkan

0,99908

1.00409

40 28 25
40−28 0,99908− 𝑥
= 0,99908−1,00409
40−25

x = 1,003088
𝑔𝑟𝑎𝑚
maka, densitas larutan garam 1% pada suhu 28 oC adalah 1,003088 .
𝑚𝐿

Dengan cara yang sama akan diperoleh densitas larutan NaCl pada kadar
2%, 4%, dan 8% pada suhu 28 oC.
Kadar Densitas Larutan NaCl
No
NaCl (%) 250C 280C 400C
1 1 1,004090 1,003088 0,999080
2 2 1,011120 1,010082 1,005930
3 3 1,025300 1,024194 1,019770
4 4 1,054120 1,052892 1,047980
Menghitung kadar NaCl dalam larutan pada densitas tertentu pada 28 oC.
𝑔𝑟𝑎𝑚
Percobaan 1 : pada densitas 1,000641 dengan cara interpolasi, maka
𝑚𝐿

akan didapatkan kadar NaCl. dalam larutan.


2
1

1,010082 1,003088 1,000641


2−𝑥 1,010082−1,000641
= 1,010082−1,003088
1

X = 0,65 %
Dengan cara yang sama akan diperoleh data untuk percobaan lain :
No Densitas Larutan NaCl Kadar NaCl dalam Larutan
1 1,00064 0,6502
2 1,00625 1,4527
3 1,01227 2,3097
4 1,01708 2,9915
5 1,02109 3,5597
6 1,02630 4,2934
7 1,02991 4,7963
8 1,03472 5,4668
9 1,03953 6,1374
10 1,04354 6,6961
4. Berat larutan garam total
Wt = Densitas NaCl x Volume pelarut
𝑔𝑟
Pada percobaan 1 Wt = 1,000641 𝑚𝐿 x 250 mL

Wt = 259,1604 gram
Dengan cara yang sama akan diperoleh data untuk percobaan yang lain :
No Densitas Larutan NaCl Wt
1 1,00064 250,1604
2 1,00625 251,5635
3 1,01227 253,0669
4 1,01708 254,2696
5 1,02109 255,2718
6 1,02630 256,5747
7 1,02991 257,4767
8 1,03472 258,6794
9 1,03953 259,8821
10 1,04354 260,8844
5. Berat larutan NaCl yang terekstraksi
Berat terekstraksi = Wt x kadar NaCl dalam larutan
Pada percobaan 1 :
Berat terekstraksi = 250,1604 x 0,6502%
= 0,6506 gram
Dengan cara yang sama akan diperoleh data untuk percobaan lain :
No Densitas Larutan NaCl Wt Berat NaCl murni
1 1,00064 250,1604 0,6506
2 1,00625 251,5635 1,4618
3 1,01227 253,0669 2,3381
4 1,01708 254,2696 3,0426
5 1,02109 255,2718 3,6348
6 1,02630 256,5747 4,4063
7 1,02991 257,4767 4,9397
8 1,03472 258,6794 5,6566
9 1,03953 259,8821 6,3800
10 1,04354 260,8844 6,9877
6. Efisiensi leaching
Untuk mencari effisiensi leaching dapat dilakukan dengan cara :
Berdasarkan zat terlarut dalam sample yang akan dilarutkan.
𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖
Effisiensi leaching (η ) = x 100%
𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎

Pada percobaan 1 :
0,6506 𝑔𝑟𝑎𝑚
= x 100%
15 𝑔𝑟𝑎𝑚

 = 4,3374
Berat NaCl terekstraksi Efisiensi Leaching
No Waktu
(gr) (%)
1 5 0,6506 4,3374
2 10 1,4618 9,7451
3 15 2,3381 15,5871
4 20 3,0426 20,2842
5 25 3,6348 24,2318
6 30 4,4063 29,3718
7 35 4,9397 32,9316
8 40 5,6566 37,7180
9 45 6,3800 42,5311
10 50 6,9877 46,5846

7. Hubungan Kadar NaCl dan waktu leaching


No x y x2 xy
1 5 0.6502 25 3.2510
2 10 1.4527 100 14.5268
3 15 2.3097 225 34.6460
4 20 2.9915 400 59.8307
5 25 3.5597 625 88.9925
6 30 4.2934 900 128.8016
7 35 4.7963 1225 167.8702
8 40 5.4668 1600 218.6732
9 45 6.1374 2025 276.1815
10 50 6.6961 2500 334.8075
∑ 275 38.3539 9625 1327.581
Dimana x = waktu leaching ; y= kadar garam
Dengan metode “Least Square “
y = ax + b
∑y = a∑x + nb
∑xy = a∑x2 + b∑x
Sehingga
38.3539 = 275a + 10b x 27.5
1327.581=9625a +275b x1
1054.7323 = 7562.5 a + 275 b
1327.581 = 9625 a + 275 b
- 272.8547 = - 2062.5 a
a = 0.1323
Substitusikan a ke persamaan 1
38.3539 = 275 (0.13223) + 10b
b = 0.19714
Jadi persamaan garisnya yaitu :
y = 0.1323x + 0.19714
Dari persamaan diatas dapat dihitung y hitung dan % kesalahannya pada t =
5 menit
y = 0.1323 (5) + 0.19714
y = 0.85864
% Kesalahan = y data - y hitung x 100 %
y data
= 0.6502 - 0.85864 x 100 %
0.6502
= 32.06 %
Dengan cara yang sama, maka diperoleh data sebagai berikut:
No x y data y hitung % kesalahan
1 5 0.6502 0.8586 32.060
2 10 1.4527 1.5201 4.644
3 15 2.3097 2.1816 5.546
4 20 2.9915 2.8431 4.490
5 25 3.5597 3.5046 1.547
6 30 4.2934 4.1661 2.964
7 35 4.7963 4.8276 0.654
8 40 5.4668 5.4891 0.408
9 45 6.1374 6.1506 0.216
10 50 6.6961 6.8121 1.732
∑ 54.731
% kesalahan rata – rata = % kesalahan total = 54.731 %
n 10
= 5.4731 %
8. Hubungan Efisiensi Leaching dengan waktu leaching
No x y x2 xy
1 5 4.3374 25 21.6869
2 10 9.7451 100 97.4507
3 15 15.5871 225 233.8068
4 20 20.2842 400 405.6831
5 25 24.2318 625 645.7939
6 30 29.3753 900 881.2598
7 35 32.9316 1225 1152.6046
8 40 37.7108 1600 1508.4335
9 45 42.5331 2025 1913.9906
10 50 46.5846 2500 2329.2277
∑ 275 263.3209 9625 9144.938
Dimana x = waktu leaching ; y= efisiensi leaching
Dengan metode “Least Square “
y = ax + b
∑y = a∑x + nb
∑xy = a∑x2 + b∑x
Sehingga
263.3289 = 275a + 10b x 27.5
9144.938 = 9625a + 275b x1
7241.3248 = 7562.5 a + 275 b
9144.938 = 9265 a + 275 b
- 1908.6132 = - 2092.5 a
a = 0.9254
Substitusikan a ke persamaan 1
263.3289 = 275 (0.9254) + 10b
b = 0.8836
Jadi persamaan garisnya yaitu :
y = 0.9254 x + 0.8836
Dari persamaan diatas dapat dihitung y hitung dan % kesalahannya pada t =
5 menit
y = 0.9254 (5) + 0.8836
y = 5.5106
% Kesalahan = y data - y hitung x 100 %
y data
= 4.3374 - 5.5106 x 100 %
4.3374
= 27.049 %
Dengan cara yang sama, maka diperoleh data sebagai berikut:
No x y data y hitung % kesalahan
1 5 4.3374 5.5106 27.049
2 10 9.7451 10.1376 4.028
3 15 15.5871 14.7646 5.277
4 20 20.2842 19.3916 4.400
5 25 24.2318 24.0186 0.880
6 30 29.3253 28.6456 2.484
7 35 32.9316 33.2726 1.036
8 40 37.7108 37.8996 0.501
9 45 42.5331 42.5266 0.015
10 50 46.5846 47.1536 1.222
∑ 46.89
% kesalahan rata – rata = % kesalahan total = 46.89 %
n 10
= 4.689 %
9. Menghitung koefisien transfer massa pada proses leaching
𝐶𝑎𝑠 − 𝐶𝑎 𝐾𝑡. 𝐴
−𝑙𝑛 = 𝑡
𝐶𝑎𝑠 − 𝐶𝑎0 𝑉
Dimana
𝐶𝑎𝑠 − 𝐶𝑎
𝑌 = −𝑙𝑛
𝐶𝑎𝑠 − 𝐶𝑎0
𝐾𝑡. 𝐴
𝐶=
𝑉

Maka diperoleh persamaan Y = cX


Dari Perry’s Chemical Engineering handbook (tabel 2-120) kelarutan NaCl
dalam air pada suhu 200C dan 300C adalah
T = 500C → S = 37 g NaCl/100 ml Aquades = 0,37
T = 400C → S = 36,6 g NaCl/100 ml Aquades = 0,366
Pada T = 280C , maka diperoleh Interpolasi
0,37

0,366
50 40,7 40

50 − 40,7 0.37 − 𝑥
=
50 − 40 0,37 − 0,366
x = 0,36628
𝐾𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑁𝑎𝐶𝑙
𝐶𝑎𝑠 =
𝐵𝑚 𝑁𝑎𝐶𝑙
𝑔
0,36628
𝐶𝑎𝑠 = 𝑚𝑙
𝑔
58,5
𝑚𝑜𝑙
𝑔𝑚𝑜𝑙
𝐶𝑎𝑠 = 0,06261
𝑚𝑙
𝑔𝑚𝑜𝑙
𝐶𝑎0 = 0
𝑚𝑙
Menghitung Ca dan Y
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐺𝑎𝑟𝑎𝑚 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑘𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖/𝐵𝑚
𝐶𝑎 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐴𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠
0.6506 𝑔𝑟
𝐶𝑎 = 𝑔𝑟
58,5 𝑥 250 𝑚𝑙
𝑔𝑚𝑜𝑙
𝑔𝑚𝑜𝑙
𝐶𝑎 = 0.0000448
𝑚𝑙
Maka dapat dihitung nilai y
𝐶𝑎𝑠 − 𝐶𝑎
𝑌 = −𝑙𝑛
𝐶𝑎𝑠 − 𝐶𝑎0
0,0061 − 0,0000445
𝑌 = − ln ( )
0,0061 − 0
𝑌 = 0,0073
Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut
No Ca Y X X2 XY
1 0,0000045 0,0071 5 25 0,0357
2 0,0000990 0,0161 10 100 0,1609
3 0,0001599 0,0259 15 225 0,3880
4 0,0002080 0,0338 20 400 0,6758
5 0,0002485 0,0405 25 625 1,0126
6 0,0003013 0,0493 30 900 1,4795
7 0,0003378 0,0555 35 1225 1,9049
8 0,0003868 0,0638 40 1600 2,5506
9 0,0004362 0,0722 45 2025 3,2499
10 0,0004779 0,0794 50 2500 3,9689
Jumlah 0,4435 275 9625 15,4627

Untuk mencari C, digunakan regresi linier


∑𝑥𝑦 15,4627
𝐶= = = 0,00161
∑𝑋 2 9625

Maka didapat persamaan


Y = 0,00161X
Maka nilai Y hitung dan %kesalahan dapat dihitung pada
t = 5 menit
𝑌 = 0,00165(5) = 0,0083
𝑌 𝑑𝑎𝑡𝑎 − 𝑌 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
%𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = | | 𝑥100%
𝑌 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
0,0073 − 0,0083
%𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = | | 𝑥100%
0,0073
%𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = 12,7374%
Dengan data yang sama, maka dapat diperoleh data sebagai berikut
No X (Waktu) Y data Y hitung % Kesalahan
1 5 0,0071 0,0080 12,625
2 10 0,0161 0,0161 0,1675
3 15 0,0259 0,0241 6,8318
4 20 0,0338 0,0321 4,9171
5 25 0,0405 0,0402 0,8401
6 30 0,0493 0,0482 2,2717
7 35 0,0555 0,0562 1,3949
8 40 0,0638 0,0643 0,7784
9 45 0,0722 0,0723 0,1022
10 50 0,0894 0,0803 1,1933
Jumlah 31,1496
%𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
%𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
31,1496 %
=
10
= 3,1150%

Koefisien pada transfer massa


𝐾𝐿. 𝐴
𝐶=
𝑉
Diameter padatan = 2,5 cm
Tinggi padatan = 5,5 cm
𝐴 = 2𝐿𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 + 𝐿 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑚𝑢𝑡
𝐴 = 2𝜋𝑟 2 + 𝜋. 𝑑. 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
2 2
𝐴= 𝜋𝑑 + 𝜋. 𝑑. 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
4
1
𝐴 = 𝜋(2,5)2 + 𝜋(2,5)(5,5)
2
𝐴 = 9.8175𝑐𝑚2 + 43,1969 𝑐𝑚2
𝐴 = 53,0144 𝑐𝑚2
𝑉 = 250 𝑚𝑙
𝐶. 𝑉
𝐾𝐿 =
𝐴
1
0,00161 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 . 250𝑚𝑙
𝐾𝐿 =
53,0144
𝑐𝑚
𝐾𝐿 = 0,007436
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Anda mungkin juga menyukai