Anda di halaman 1dari 7

“Penggunaan Media Eksternal oleh Humas untuk Menjalin Hubungan yang Baik

Dengan Media.”
Artikel ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Hubungan Masyarakat

Dosen Pengampu :

Dra Nanik Suryani, M.Pd

Disusun Oleh :

Jikha Tiyastanti

7101416181

PAP B 2016

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2018
“Penggunaan Media Eksternal oleh Humas untuk Menjalin
Hubungan yang Baik Dengan Media.”

A.Pendahuluan
Media berita menjadi faktor utama dalam humas, yang mengontrol arus publisitas
melalui saluran komunikasi umum, yang amat penting. Hubungan yang baik dengan redaktur,
reporter, penulis editorial, juru kamera, kolumnis dan penyiar serta pemahaman tentang
kebutuhan mereka sangatlah esensial dalam menjamin pelaksanaan publisitas yang baik.
Hubungan dengan media ( media relations) yang semula merupakan hubungan sederhanan
antara petugas humas dan beberapa rekan redaktur, telah menjadi semakin komplek, karena
meningkatnya jumlah media, karena juga media-media itu juga menjadi semakin
terspesifikasi, karena persaingan antar media semakin meningkat, dan karena publisitas telah
berperan lebih penting dalam humas.
Karena praktisi humas telah menjadi semakin profesional dalm pendekatan kearah
publisitas, maka hubungan antara humas dengan media telah semakin menyenangkan.
Beberapa perbedaan tetap ada. Media tetap bersikap kritis terhadap perusahaan terhadap
perusahaan untuk tidak membedakan pengiriman yang tidak relevan danberkualitas buruk,
yang nyatanya agak menyelubungi iklan, untuk tekanan-tekanan editorial oleh para peng iklan,
untuk penekanan terhadap berita yang menyenangkan, untuk menganak emaskan media
tertentu, untuk sikap mengabarkan persyaratan editoroal, dan untuk penolakan wawancara atau
hal-hal yang akan dikutip. Dilain pihak para praktisi menuduh media terlalu melebih-lebihkan
berita yang tidak menyenangkan, laporan yang tidak akurat dan kegagalan dalam memperoleh
fakta.
Tetapi yang terpenting adalah bahwa penulis berita dan praktisi media sedang
mengembangkan suatu komunitas kepentingan. Para redaktur menyadari bahwa humas
merupakn sumber berita asli dan sumber informasi teknis dan bahwa mereka membantu
mengembangkan kisah berita, gambar, dan bahan penunjang lainnya. Para petugas humas
memperoleh lebih banyak pengetahuan mengenai media massa, kebutuhan dan
kebijakansanaan editorial, khalayak, dan masalah pengoprerasiannya.
Hubungan yang baik denagn redaktur, penerbit, penulis berita, kolumnis, dan penyiar berita
adalah penting sekali untuk melaksanakan publisitas.
Tujuan utama seorang reporter adalah memperoleh fakta untuk sebuah kisah berita dan
memasukkannya dalam surat kabar tau pada waktu siaran pada kesempatan pertama. Para
wartawan yang hanya mementingkan fakta dan tidak mempermaslahkan apakah kisahnya itu
menguntungkan organisasi yang bersngkutan atau tidak, hanya meras ditentang jika diminta
membuat berita yang menyenangkan, karena perusahaan yang terlibat mungkin mengharapkan
berita yang menyenangkan demi iklan. Jangan diminta seseorang menghentikan
pemberitaannya.
Meskipun wartawan menyambut baik baik informasi yang bernilai berita mengenai
rencana aktivitas dan kemajuan sebuah perusahaan, meraka seringkali mempunyai gagasan
yang berbeda dengan gagasn para wakil perusahaan; seperti tentang apa yang penting dan apa
yang tidak penting, serta berbagai pertimbangan. Kecuali kalau informasi itu bernilai berita,
materi yang diberikan kepada surat kabar dan stasiun siaran radio dan televisi tidak akan
disiarkan. Jangan mengemis kepada seorang redaktur agar menulis sebuah berita.

B.Pembahasan
Media eksternal sangat berpengaruh besar dalam publisitas suatu organisasi yang
bersangkutan. Berbagai media eksternal yang dipakai oleh praktisi humas dalam publisitas
dengan sasaran publik diantaranya melalui :
1. Radio
Radio merupakan alat untuk mepublikasikan suatu berita kepada khalayak umum.
Kelebihan dari radio sendiri adalah biaya yang dikeluarkan oleh praktisi PR dalam
menggunakan media radio lebih terjangkau, fleksibel dan mudah didengarkan dimana
saja. Kelemahan radio terletak pada keterbatasan ruang lingkup. Sinyal yang
dipancarkan radio tidak mencakup secara global. Juga kurang efektif dalam
penerimaan berita kepada pendengar karena pendengar dituntut untuk berimajinasi
dalam mengartikan berita tersebut.
2. Televisi
Televisi merupakan fenomena besar komunikasi abad ke -20. Media yang
menggunakan huruf, ucapan, gambar gerak, warna, musik, animasi ini memudahkan
publik dalam menangkap sebuah berita tanpa harus berimajinasi. Kebanyakan publik
mempunyai kebiasaan menghabiskan waktu didepan televisi daripada memakai media
lain. Tampilan visualisasi yang lengkap dan menyenangkan membuat ketertarikan.
Televisi meningkatkan kesadaran warga terhadap tindakan yang dilakukan oleh
institusi publik. Para praktisi humas juga akan mengeluarkan banyak uang jika ingin
mempublikasikan sesuatu di Televisi.
3. Koran
Koran tetap merupakan alat utama dalam sistem informasi. Ketika oarang berfikir
tentang publisitas, mereka secara naluriah menengok ke koran. Karena beberapa alasan
yang kuat, koran ktetap menjadi dasar dari sebagian besar program informasi. Koran
juga mudah didapat dimana saja dengan harga yang terjangkau. Biaya pemuatan berita
juga lumayan murah ketimbang lewat media televisi. Kekuatan koran lumayan banyak.
Setelah terjadinya perkembangan teknologi,koran bukan berubah dari isinya saja,
tetapi juga struktur organisasinya dan cara mereka memproses berita dan informasi.
Koran mempunyai Website sendiri dan link ke perusahaan konsumen. Semakin banyak
pembaca yang mengakses koran lewat internet. Batasan-batasan ruang lingkup dalam
publikasi suatu organisasi juga menjadi kelemahan koran.
4. Layanan berita kawat
Layanan berita kawat(wire services) bisa mendistribusikan cerita human interest dan
berita olahraga secara ekonomis dan efektif ke nmedia lokal, regional, nasional, atau
internasional. Publisitas dengan sudut pandang lokal dapat ditujukan ke media tertentu
dimana informasi itu relevan dengannya. Berita kawat yang ditulis secara menarik
dapat mencapai pembaca koran, pendengar radio, pemirsa televisi diseluruh negeri atau
seluruh dunia. Karena berita kawat menawarkan transmisi yang cepat dan simultan ke
media, para praktisi menggunakan layanan kawat ini untuk mengirimkan berita-berita
mulai dari berita perkembangan korporat dan laporan pendapatan, acara sport, sampai
undangan untuk menghadiri konferensi.
5. Majalah
Majalah memberikan keuntungan, Majalah memberikan informasi yang lebih tahan
lama ketimbang koran. Pembaca majalah punya kesempatan untuk membaca,
membaca ulang, mendiskusikan, dan mendebat informasi yang dikumpulkan dari
sumber ini. Pembaca dengan minat tertentu akan membaca majalah untuk mendapat
pembahasan mendalam suatu topik. Penempatan publisitas di majalah sangat penting
bagi organisasi yang berusaha mempengaruhi publik.
6. Internet
Media internet sering dipakai praktisi humas untuk melakukan kegiatan publikasi.
mengakses internet dapat dilakukan dimana saja. Apabila seorang membutuhkan
sebuah informasi,dapat diperoleh lewat akses internet. Akan tetapi media internet tidak
menjamin ke validitasan atau keauktualan suatu berita. Semua orangbisa
mempublikasikan berita lewat dunia maya.

Bekerja sama dengan media dan pedoman untuk hubungan media yang baik
menciptakan suasana yang saling mendukung antara humas dan media itu sendiri. Beberapa
hal-hal yang dilakukan humas untuk mencapai tujuan tersebut adalah:

 Keterbukaan dan kejujuran harus menjadi asas utama.


 Jangan berdalih selalu siap menerima pers.
 Jangan mencampur baurkan siaran berita dengan pesanan iklan.
 Jangan melebih-lebihkan perusahaan atau mewarnai fakta.
 Selalu siapkan diri untuk dikutip dalam berita dan berhati-hatilah serta seksamalah
kalau membuat pernyataan.
 Hindari pernyataan off the record, kalau perlu, perjelaslah sebagai pernyataan "tidak
untuk publikasi".
 Jangan mendiskriminasikan atau menganak emaskan salah satu media.
 Jangan mengeluh karena kesalahan kecil dalam pencetakan.
 Jangan membingungkan reporter, jika anda tidak dapt bicara, katakan saja demikian.
 Jangan menyalahkan redktur jika sebuah berita tidak dimuat dalam surat kabar.
 Jangan melangkahi reporter dengan langsung mengadu kepada atasannya.

Pendekatan yang baik untuk organisasi dan praktisi adalah menganggap hubungan
media sebagai sebuah investasi. Akurasi dan kejujuran dalam peliputan pers tidak bersal
dari hasil kerja reporter saja. Pada dasrnya, hubungan antara praktisi dan jurnalis
memengaruhi kualitas liputan tentang organisasi yang di usung Praktisi humas.
Hubungan yang baik itu dapat dihasilkan apabla praktisi mengikuti beberapa aturan
dasar, yaitu:
1) Sampaikan dengan jujur. Kejujuran adalah kebijakan yang terbaik, bukan sekedar
tindakan politik yang tepat dalam menghadapi pers. jika praktisi jujur dengan
berita yang buruk, maka mereka akan lebih mungkin untuk dipercaya ketika
memberikan berita baik. Setiap perusahaan yang cukup pintar untuk memudahkan
pekerjaan wartawan, maka perusahaan itu akan menuai manfaat dalam jangka
panjang.
2) Memberikan pelayanan. Cara paling cepat dan pasti untuk mendapatkan kerjasama
dengan jurnalis adalah memberikan mereka berita dan gambar yang layak, menarik
dan baru sesuai keinginan mereka dan dalam bentuk yang bisa mereka gunakan
dengan mudah.
3) Jangan merengek atau mengomel. Tak ada yang lebih menjengkelkan bagi seorang
wartawan dan editor dan direktur berita selain praktisi yang mengemis agar
beritanya dimuat atau praktisi yang mengeluh tentang pemuatan berita. Jurnalis
sendiri telah mengembangkan objektivitas jurnalistik dan nilai berita. Jika
informasi tidak layak berita karena tidak menarik pembaca, sebanyak anda
merengek dan mengomel tidak akan merubah kualitas informasi itu.
4) Jangan diminta untuk" membungkam". Praktisi tidak punya hak untuk meminta
pers untuk membungkam atau mencabut suatu berita. Upaya ini jarang
berhasil,tidak profesional, dan akan menimbulkan kemarahan. Bagi jurnalis, upaya
seperti itu adalah penghinaan kasar dan pelanggaran First Amendment. Ini sama
artimya dengan menerima wartawan mengkhianati kepercayaan publik. Cara
terbaik untuk mencegah berita buruk dari media adalah mencegah munculnya
situasi yang bisa menimbulkan berita buruk itu.
C.Kesimpulan
Media eksternal sangat mendukung sebuah kemajuan organisasi yang di usung oleh
praktisi humas. Adanya keberadaan media tersebut sangat membantu suatu organisasi untuk
mencapai sebuah tujuan yaitu menciptakan opini yang baik kepada publik tentang segala hal
suatu organisasi tersebut. Media yang dipakai praktisi humas dalam membangun citra yang
baik melalui televisi, radio, majalah, berita kawat, koran dan internet. Kemajuan teknologi
berdampak positif dan negatif dalam setiap kehidupan.

Setiap media digerakkan oleh praktisi media seperti wartawan, editorial, diretur
berita, jurnalis. Praktisi humas otomatis menjalin hubungan yang baik pula kepada praktisi
media agar mencapai tujuan organisasi tersebut. Rasa saling pengertian dan saling membantu
penting di tanamkan dalam proses publikasi ini. Praktisi media juga harus menjaga
independensi suatu berita dan tidak boleh di intervensi oleh suatu organisasi. Seharusnya
praktisi humas tidak memaksa wartawan untuk memuat berita yang bohong karena itu
menghina dan dapat mengurangi kepercayaan publik terhadap praktisi media itu sendiri.

D. Daftar Pustaka

Oktarina,Nina dan Agung Kuswantoro.2011. Modul Pengantar Ilmu Administrasi Prodi


Pendidikan Adm.Perkantoran S1.Semarang
https://plus.google.com/112147991257307057195/posts/NkKrHgkM3EL (di akses pada 17
November 2018)
http://mowmowdou.blogspot.com/2009/12/media-eksternal-penunjang-peran-humas.html (di
akses pada 17 November 2018)

Anda mungkin juga menyukai