Bagi manusia air adalah salah satu kebutuhan utama. Hal ini dikarenakan manusia tidak hanya membutuhkan air untuk kebutuhan tubuh (minum) tetapi juga membutuhkan air untuk berbagai kebutuhan lain, seperti mencuci, memasak, dan lainnya. Manusia sering dihadapkan pada situasi yang sulit ketika sumber air tawar sangat terbatas dan di lain pihak terjadi peningkatan kebutuhan. Selain itu, mengingat bahwa berbagai penyakit dapat dibawa oleh air kepada manusia yang memanfaatkannya, maka tujuan utama penyediaan air bersih atau air minum bagi masyarakat adalah untuk mencegah penyakit yang dibawa oleh air. Penyediaan air bersih selain kuantitas kualitasnya pun harus memenuhi standar yang berlaku. Air minum yang memenuhi baik kuantitas maupun kualitas sangat membantu menurunkan angka kesakitan penyakit perut terutama penyakit diare. Sehingga pengawasan terhadap kualitas air minum agar tetap memenuhi syarat kesehatan. Debit air sebagian sungai di Indonesia pada beberapa tahun terakhir berkurang jauh dibanding 15-20 tahun lalu disebabkan adanya kerusakan lingkungan di hulu sungai. Secara keseluruhan, kondisi hulu sungai yang berada dalam kondisi baik saat ini hanya 15 persen sampai 20 persen. Sebagian besar kawasan hulu sungai di Indonesia adalah milik masyarakat, sehingga mereka merusaknya dengan sesuka hati. Berdasarkan hasil pemantauan kualitas air sungai (PKA) di 33 provinsi yang dilakukan oleh pusat sarana pengendalian dampak lingkungan (Sarpedal) Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2011, sebanyak 32 dari 51 sungai besar di Indonesia saat ini tercemar berat, 16 sungai tercemar sedang-berat, dan hanya satu sungai yang masih memenuhi standar baku mutu, yakni sungai Lariang di Sulawesi Tengah. Pencemaran sungai yang terjadi di Indonesia merupakan ancaman besar bagi kesehatan masyarakat mengingat tidak sedikit PDAM di Indonesia yang mengambil bahan baku airnya berasal dari sungai. Dengan tingginya tingkat pencemaran air sungai memberi dampak pada kesehatan manusia yang memanfaatkan airnya antara lain semakin meningkatnya tingkat kematian bayi akibat diare. Sebagai contoh adalah PDAM kota Surabaya yang mengambil bahan baku airnya dari Kali Surabaya. Hal ini sudah jelas bertentangan dengan syarat kelayakan air minum dimana air minum harus berasal dari bahan baku air kelas I sedangkan Kali Surabaya memiliki kelas air II. Permasalahan yang terjadi tidak hanya berhenti pada ketidaklayakan mutu air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat melainkan juga tingginya biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan air dengan kualitas yang kurang baik. Belakangan ini, terdapat rencana kenaikan tarif bahan baku mutu air di beberapa PDAM di Indonesia seperti yang terjadi di PDAM Kota Surabaya. Kenaikan tarif baku mutu akan berdampak pada kenaikan ongkos produksi. Jika memang pengaruhnya tidak signifikan, maka harga air PDAM bisa dikendalikan. Kalau tidak bisa diatasi akibat kenaikan tarif baku mutu yang tinggi, tentu akan bisa mempengaruhi harga jual air PDAM ke konsumen. Rencana kenaikan tarif bahan baku mutu yang tinggi, tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas bahan baku mutu air. Bahkan saat ini ada kecenderungan kualitas bahan baku mutu yang berasal dari Sungai Surabaya ini semakin menurun. Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah atau Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) menyarankan untuk mengkaji ulang pemanfaatan air sungai Surabaya sebagai bahan baku mutu air PDAM pasalnya, pencemaran yang terjadi sudah semakin parah. Hal ini dibuktikan dengan telah terjadinya feminisasi ikan yang disebabkan limbah urin perempuan yang mengkonsumsi pil kontrasepsi, terkena bahan kimia seperti pestisida, PCB, logam berat, deterjen, plastilizer (bahan pembuat plastik) dan shampo serta obat-obatan kimia. Ini terjadi karena Kali Surabaya selama hampir 30 tahun terakhir menjadi saluran pembuangan limbah kimia industri, tempat sampah besar dan WC Umum yang bebas dibuangi kotoran manusia, air kencing dan sampah. Untuk itu diperlukan suatu alternative pemenuhan kebutuhan air bersih dan air minum yang sederhana tetapi berkualitas dan tidak membahayakan masyarakat. Mengingat melimpahnya sumber daya air yang berasal dari laut, maka perlu dikaji tentang kemungkinan dimanfaatkannya air laut sebagai bahan baku pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat serta kelebihan yang mungkin didapat ketika menggunakan air laut sebagai bahan baku air PDAM. Proses pengolahan air asin menjadi air tawar disebut proses Desalinasi air laut yang salah satunya dilakukan dengan sistem evaporasi dan destilasi. Untuk membuat suatu alat pemenuhan kebutuhan air bersih yang sederhana kita memanfaatkan botol air mineral kemasan yang sudah tidak terpakai mengingat sampah dari botol bekas sangat banyak kita memanfaatkan sebagai media evaporasi dan destilasi.
1.2 Rumusan masalah
a. Bagaimana tingkat kualitas dan ketersediaan air laut untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pemenuhan kebutuhan air bersih dan air minum di masyarakat? b. Bagaimana manfaat yang ditimbulkan (kesehatan dan finansial) dari pengolahan air laut menjadi air bersih atau air minum jika dibandingkan dengan air sungai? c. Apakah botol bekas air mineral yang digunakan dalam proses pemanfaatan air laut menjadi air bersih dan air minum dengan cara evaporasi dan destilasi dapat menghasilkan air yang baik? 1.3 Tujuan a. Mengetahui kemungkinan dimanfaatkannya air laut sebagai bahan baku pemenuhan air bersih di masyarakat ditinjau dari kualitas dan tingkat ketersediaannya b. Mengetahui pengertian pengolahan air laut dengan system evaporasi dan destilasi. c. Mengetahui manfaat (kesehatan dan finansial) pengolahan air laut sebagai sumber bahan baku air bersih dan air minum dibandingkan dengan air sungai d. Mengetahui metode/proses pengolahan air laut dengan system evaporasi dan destilasi serta peralatan sederhana yang digunakan dalam mengolah air laut menjadi air bersih ataupun air minum 1.4 Manfaat a. Memberikan alternative pilihan dalam mengatasi permasalahan meningkatnya biaya pembelian bahan baku air untuk pemenuhan kebutuhan air bersih yang dibarengi penurunan kualitas air sungai sebagai bahan baku awal b. Memberikan solusi terhadap permasalahan kesehatan yang mungkin muncul akibat rendahnya kualitas bahan baku air yang dikonsumsi masyarakat untuk kebutuhan sehari- harinya c. Sebagai sumber referensi bagi pembaca tentang pengolahan air laut dengan system evaporasi dan destilasi serta manfaatnya.