Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM KENDALI MUTU PERALATAN RIR

A. PENDAHULUAN
Radiologi, imejing dan diagnostik internventsional adalah unit pelayanan yang menyediakan
pelayanan pemeriksaan RIR yang terdiri dari berbagai jenis pemeriksaan dimana semua
pemeriksaan memiliki prosedur yang kompleks. Pelayanan radiologi, imejing dan intervensional
Radiologi ( RIR) merupakan bagian integral dari pelayana medik yang perlu menddapat
perhatian khusus karena selain bermanfaat dalam menegakkan diagnosa, juga sangat
berbahaya baik bagi pasien, petugas maupun lingkungan sekitarnya bila tidak diselenggarakan
secara benar.
Dalam upaya mencapai pelayanan RIR yang bermutu dan aman, diperlukan pengelolaan
manjemen dan teknis yang prima yang didukng oleh sarana / prasarana, sumber daya manusia
dan peralatan yang baik pula. Agar seluruh sarana pelayanan kesehatan mempunyai mutu yang
sama dalam menyelenggarakan pelayanan RIR, maka diperlukan program kendali mutu
pelayanan RIR yang dapat dipakai sebagai acuan dan dipenuhi oleh sarana pelayanan kesehatan
yang akan menyelenggarakan pelayanan RIR ini.
Kegiatan kendali mutu ini dilatar belakangi oleh peningkatan jumlah pasien yang
mengakibatkan bertambahnya cakupan pelayanan yang harus dilakukan dan menuntut
kecepatan pelayanan tanpa mengabaikan mutu dan keamanan dari tindakan yang dilakukan,
sehingga diperlukan sebuah usaha untuk dapat memberikan pelayanan prima kepada
pelanggan dalam hal ini pasien.
B. LATAR BELAKANG
Pelayanan RIR sebagai bagian yang terintegrasi dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh
merupakan bagian dari amanat Undang-Undang Dasar 1945 dimana kesehatan adalah hak
fundamental setiap rakyat dan amanat Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentang
kesehatan. Bertolak dari hal tersebut serta makin meningkatnya kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan, maka pelayanan RIR sudah selayaknya memberikan pelayanan
yang berkualitas. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi
dewasa ini telah memungkinkan berbagai penyakit dapat dideteksi dengan menggunakan
fasilitas RIR diagnostik yaitu pelayanan yang menggunakan radiasi pengion dan non pengion.
Dengan berkembangnya waktu, RIR diagnostik juga telah mengalami kemajuan yang cukup
pesat, baik dari peralatan maupun metodanya.
C. TUJUAN
1. Agar peralatan yang digunakan dalam pelayanan RIR di Rs dalam kondisi prima dan adekuat
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Dokumen; beberapa dokumen harus dilengkapi sekurang-kurangnya terdiri dari prosedur
manajemen operasi dan kedaruratan, instruksi kerja, himpunan data dan dokumen acuan,
form permintaan dan ekpertise.
2. Aspek klinis; meliputi kebijakan pengobatan (treatment policy), diskusi kasus klinis (clinical
cases conference) dan kajian statistik.
3. Aspek fisis; meliputi pelatihan dan kualifikasi, pengukuran peralatan, inspeksi dan pengujian
rutin, kendali ketidak sesuaian dan tindakan pembetulan, kendali dokumen dan rekaman
dan pengkajian.
4. Program pemeliharaan instalasi secara teratur seperti; harian, bulanan dan tahunan yang
dilakukan tim jaminan mutu radiodiagnostik RS maupun oleh vendor.
5. Investigasi pada kecelakaan penyinaran medis.
6. Audit kualitas.
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Perawatan dan pemeliharaan
a. Dokumen, adanya suatu kendali dokumen dan rekaman secara berkala serta adanya
suatu prosedur atau tatacara untuk mempersiapkan, mereview, menyetujui,
menertibkan, mengesahkan, merevisi dan hal lainnya yang diperlukan seperti dokumen,
prosedur, instruksi kerja, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis untuk menjamin
kecukupan dan efektifitasnya.
b. Aspek klinis.
1) Kebijakan/justifikasi pemilihan peraltan penunjang diagnostik dalam pengobatan,
untuk mencegah suatu ketidaksesuaian filosofi pengobatan, dan untuk mencegah
praktik yang tidak sesuai dengan pedoman yang ditentukan.
2) Diskusi kasus klinis untuk mengkaji hasil bacaan/ tindakan pelaksanaan penunjang
diagnostik untuk menyimpulkan dan atau tindkana pelaksanaan penunjang lebih
lanjut dalam pengobatan pasien, diskusi kasus dilaksanakan secara reguler dengan
melibatkan seluruh personil teknis dan profesional yang mungkin berperan dalam
memastikan kualitas penunjang diagnosa pengobatan. Tujuannnya adalah untuk
mengurangi kesalahan yang muncul dari kurangnya pemahaman mengenai masalah
klinis, tujuan pengobatan, serta keragu-raguan dari analisa individual. Pertemuan
seperti itu digunakan juga untuk mengkaji sumber daya secara berkelanjutan.
3) Tindak lanjut klinis dan kajian statistik.
Setiap usaha harus dilakukan pengkajian hasil penunjang diagnostik didapat dengan
yang dipublikasikan oleh praktisi mapan yang mengikuti kebijakan dan encana
pengobatan sistematis yang sama. Tujuannya adalah untuk memungkinkan
perbaikan yang aman dan terkendali terhadap pengobatan sistematis. Jika
hasilnlokal yang diperoleh secara signifikan lebih buruk, maka harus terdapat suatu
mekanisme untuk mengkaji, dan mungkin merubah, prosedur lokal. Metode
statistik mengikuti praktik yang diterima. Metode pengumpulan dan penyimpanan
data, serta mekanisme untuk tindak lanjut, pengkajian dan revisi cara harus
didokumentasikan.
c. Aspek fisis, pengujian dilakukan hanya oleh personil yang memenuhi syarat dan
berpengalaman, seperti ahli fisika medis, yang dapat mendelegasikan pekerjaannya
kepada orang yang telah ia latih. Siapa pun yang melakukan pengujian, ahli fisika medis
tetaplah menjadi pihak yang bertanggng jawab untuk menjamin kinerja peralatan yang
benar.
d. Program pemeliharaan instalasi secara teratur; manajemen keseluruhan dari program
pemeliharaan disediakan oleh ahli fisika medis.
Tiga cara pemeliharaan adalah sebagai berikut :
1) Layanan di dalam rumah sakit untuk perbaikan kecil yang sering
2) Penunjang lokal oleh sebuah perusahaan pemeliharaan yang khusus
3) Penunjang langsung oleh pembuat untuk perbaikan besar.
e. Investigasi pada kecelakaan penyinaran medis
Investigasi yang dilakukan mencakup:
1) Suatu perhitungan atau estimasi dari dosis yang diterima dan distribusinya dalam
diri pasien.
2) Tindakan pembetulan yang dibutuhkan untuk menghindari terulangnya kecelakaan
serupa.
3) Metoda untuk mengimplementasi setiap tindakan pembetulan.
Setelah investigasi, sutu laporan kecelakaan dibuat. Laporan ini harus mencakup
f. Audit kualitas, tim jaminan kualitas radiodiagnostik ditunjuk untuk melakukan inspeksi
dan pengujian barang, jasa dan proses dengan menggunakan kriteria penerimaan yang
telah ditetapkan. Setiap penggunaan, pemasangan atau pengoperasian yang tidak
disengaja dari barang, jasa dan proses yang tidak memenuhi kriteria penerimaan atas
inspeksi dan pengujian harus dicegah. Secara keseluruhan, audit kualitas dilakukan
untuk mengukur keefektifan proses manajemen dan kecukupan kinerja, selain untuk
memantau kualitas barang, jasa dan proses.
2. Perbaikan dan penanganan masalah
Jika terjadi kerusakan maka;
a. Melaporkan kepada layanan teknik ( IPSRS) untuk dilakukan observasi awal.
b. Petugas IPSRS akan melakukan diagnosa awal, jika hanya kerusakan ringan, masalah
dihandel oleh teknisi IPSRS, jika harus pergantian sparepart, petugas IPSRS memberikan
laporan diagosa awal yang berkoordinasi dengan vendor terkait.
c. Teknisi vendor melakukan verifikasi dan analisa ulang untuk memastikan diagnosa dari
teknisi IPSRS.
d. Jika ada penggantian sparepart maka harus merujuk pada mekanisme ada atau tidak
kontrak servis dengan vendor tersebut.
e. Apabila ada mekanisme yang sudah disepakati dalam kontrak servis maka pergantian
sparepart dapat dilakukan oleh vendor
f. apabila tidak ada Kontrak maka diawali dengan penawaran spare part terlebih dahulu
sampai negosiasi untuk pengadaannya.

F. SASARAN
Program kendali mutu ini disusun untuk dipergunakan bagi para pihak terkait, yaitu :
1. Pelayanan Radiodiagnostik, yaitu pelayanan untuk melakukan diagnosis dengan
menggunakan radiasi pengion, meliputi antara lain : pelayanan X Ray konvensional.
2. Pelayanan imaging diagnostik, yaitu pelayanan untuk menegakkan diagnosis dengan
menggunakan radiasi non pengion seperti USG.
G. SCHEDUL PELAKSANAAN
Pelaksanaan program jaminan kualitas jaminan radiodiagnostik dilakukan secara harian,
bulanan dan tahunan dengan berkoordinasi dengan teknisi IPSRS ( elektromedik), teknisi
eksternal ( vendor), dan staf lain yang bersangkutan.
Adapun program jaminan mutu dilakukan secara harian, bulanan dan tahunan antara lain:
1. Harian :
a. Dilakukan oleh radiografer atau fisikawan medis
b. Temperatur ruangan
c. Kelayakan fungsininterlock dan sistem kedaruratan seperti penandaan lampu radiasi.
d. Sistem warming up peralatan
e. Tes fungsi alat.
2. Bulanan

Pemeriksaan yang dilakukan oleh teknisi eksternal seperti : cek fisik peralatan, sistem
keselamatan, serta pemeriksaan fungsi alat.

3. Tahunan
a. Pelaksanaan uji kesesuaian oleh perusahaan eksternal yang bersertifikasi dari BAPETEN
sebanyak 4 tahun sekali.
b. Pelaksanaan inspeksi oleh BAPETEN setiap 2 tahun sekali
c. Pelaksanaan uji kalibrasi oleh perusahaan eksternal yang bersertifikasi dari BAPETEN
setiap tahun.
H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN.
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memantau pelaksanaan kegiatan dan mengevaluasi
hasil pelaksanaan kegiatan sesuai dengan perencanaan dan dibandingkan dengan target yang
telah ditetapkan. Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala dan terus menerus yaitu :
1. Dilakukan didalm instalasi RIR itu sendiri : oleh pimpinan instalasi / unit RIR dengan staf
untuk mengetahui kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan perencanaan dan
pencapaian target yang telah ditentukan. Evaluasi terhadap pelaksanaan program kendali
mutu internal dilaporkan secara tertulis pelaksanaannya keatasn langsung sampai kepihak
manajemen. Jika ada masalah hasil evaluasi ditindaklanjuti untuk mengupayakan
peningkatan mutu dan kualitas pelayanan.
2. Dilkukan oleh DEPKES/ Dinkes Propinsi/ Dinkes Kabupaten/ Kota bersama-sama dengan
organisasi profesi dan institusi lainnya terkait untuk mengetahui pelaksanaan program telah
ditetapkan. Hasil pemantauan di evaluasi dan diinformasikan kepada sarana pelayanan
kesehatan yang bersangkutan untuk kemudian dilakukan tindakan perbaikan dan upaya
lainnya.
3. Dilakuka oleh BAPETE dalam bentuk INSPEKSI BAPETEN.

Setiap kegiatan yang dilakukan harus terdokumentasi dengan baik dan tersimpan rapi, mudah
dibuka kembali jika dibutuhkan.

Dokumentasi Program disimpan dalam outner khusus dan selalu diupdate perkembangannya.

I. PEMBIAYAAN / ANGGARAN
Pembiayaan kegiatan dianggaran melalui RAB yang telah ditetapkan.
PROGRAM KENDALI MUTU PELAYANAN RIR

1. PENDAHULUAN
Dalam rangka menjadikan pelayanan RIR RSUD Bajawa yang bermutu dan berkualitas
prima, mulai dari prose adminstrasi yang tertata baik, proses pemeriksaan atau tindakan
yang efisien dan efektif dengan tingkat kenyamanan dan keamanan yang dapat diandalkan,
sampai pada hasil foto dan ekspertise yang akurat.
2. LATAR BELAKANG
Untuk melaksanakan kesemuanya itu maka perlu adanya usaha yang berkesinambungan
dalam rangka untuk meningkatkan kualitas sarana, prasarana dan sumber daya manusia. Di
samping itu juga perlu dilakukan evaluasi mengenai tampilan administrasi, kualitas layanan,
kualitas foto dan hasil ekspertise, baik dari para pasien yang menjalani pemeriksaan atau
tindakan RIR maupun dari para klinisi yang memanfaatkan jasa RIR untuk menetukan
diagnosis dan terapi mereka.
3. TUJUAN
a. Tujuan umum
Untuk memepertahankan dan meningkatkan mutu layanan RIR yang berkualitas, efektif
dan efisien.
b. Tujuan khusus
1) Meningkatkan mutu layanan administratif dari loket pendaftaran sampai loket
pengambilan hasil.
2) Efisien, efektifitas, dan produktivitas kerja yang tinggi.
3) Kualitas foto dan akurasi expertise yang baik.
4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Adapun kegiatan pokok dalam peningkatan mutu RIR ini adalah sebagai berikut:
a. Monitoring mutu layanan RIR
1) Dilakukan setiap bulan
2) Dilakukan dengan menggunakan kuisioner kepada responden pasien RIR yang sudah
menerima hasil ekspertise RIR dan menggunkan kotak saran untuk hal – hal yang
bersifat masukan atau komplain.
3) Evaluasi dan analisa data kuisioner dilakukan pada bulan berikutnya
4) Report hasil evaluasi dan analisa dismapaikan kepada ka. Instalasi RIR untuk tindakan
pencegahan dan perbaikan selanjutnya.
b. Monitoring kecepatan hasil layanan RIR cito
1) Dilakukan setiap bulan
2) Data diambil dari buku register radiologi
3) Evaluasi dan analisa data dilakukan pada bulan berikutnya.
4) Report hasil evaluasi dan analisa disampaikan kepada ka. Instalasi untuk tindakan
pencegahan dan perbaikan selanjutnya.
c. Monitoring hasil layanan RIR keseluruhan
1) Dilakukan setiap bulan
2) Data diambil dari buku register pasien
3) Evaluasi dan analisa data dilakukan pada bulan berikutnya
4) Lapor hasil evaluasi dan analisa disampaikan kepada ka. Instalasi Radiologi untuk
tindakan pencegahan dan perbaikan selanjutnya.
d. Monitoring kejadian yang tidak diinginkan
1) Dilakukan setiap bulan.
2) Data diambil dari total kejadian yang masuk
3) Menggunakan formulir laporan inseiden
4) Evaluasi dan analisa data dilakukan pada bulan berikutnya
5) Report hasil evaluasi dan analisa disampaikan kepada ka. Instalasi untuk tindakan
pencegahan dan perbaikan selanjutnya.
e. Monitoring pengulangan pemeriksaan
1) Dilakukan setiap bulan
2) Data diambil dari kejadian yang masuk
3) Menggunakan buku p
f. Monitoring kerusakan film
1) DILAKUKAN
g.
5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
6. SASARAN
7. JADWAL KEGIATAN
8. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
9. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai