Anda di halaman 1dari 3

Diet lambung

Apa penyebabnya? Refluks asam lambung disebabkan karena berbagai alasan : Gaya hidup yang
tidak sehat serta kebiasaan buruk dan makanan yang tidak tepat adalah faktor resiko utamanya.
Karenanya, untuk pengobatan GERD tidak cukup hanya dengan minum obat. Perbaikan gaya
hidup dan pola makan memegang peranan yang sangat penting dalam pengobatan GERD.
Secara alamiah, makanan diolah dalam tubuh melalui alat-alat pencernaan mulai dari mulut
sampai usus halus. Lama makanan dalam lambung tergantung sifat dan jenis makanan. Secara
rata-rata, umumnya lambung kosong antara 3-4 jam. Maka jadwal makan sebaiknya
menyesuaikan dengan kosongnya lambung.
Orang yang memiliki pola makan tidak teratur, mudah terserang penyakit yang berhubungan
dengan asam lambung. Bila seseorang telat makan sampai 2-3 jam, asam lambung yang
diproduksi semakin banyak dan berlebihan. Akibatnya, timbul rasa nyeri. Terjadi refluks dan gejala
penyakit lambung dan kerongkongan lainnya.
Cara diet memberi solusi untuk pengobatan GERD, Selain frekuensi makan, setiap orang juga
harus makan makanan dalam jumlah yang benar sebagai bahan bakar untuk semua kebutuhan
tubuh.

 Jika kita mengkonsumsi makanan secara berlebihan, kelebihannya akan disimpan di


dalam tubuh dan menyebabkan obesitas ( kegemukan).
 Selain itu, makanan dalam porsi besar dapat menyebabkan refluks isi lambung, yang pada
akhirnya membuat kekuatan dinding lambung menurun dan terjadi GERD. Bagi mereka
yang menderita GERD, dianjurkan untuk makan dalam porsi kecil untuk mengurangi rasa
nyeri.
 Kunyah dengan seksama agar mampu bercampur dengan enzim dan probiotik dalam
mulut, sehingga lebih mudah dan dapat dicerna.
 Diberikan diet Lambung

Tujuan dan syarat diet lambung:

 Tujuan : memberikan makanan dan cairan secukupnya, mencegah dan menetralkan


pembentukan asam lambung yang berlebihan.
 Syarat diet :
o Makanan dalam bentuk lunak dan mudah dicerna, porsi kecil tapi sering.
o Hindari mengkonsumsi makanan yang merangsang lambung seperti asam, pedas,
terlalu panas / dingin.
o Cara pengolahan makanan direbus, kukus, panggang dan tumis.

Makanan yang harus dihindari:

 Makanan pedas, Mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan akan merangsang


sistem pencernaan untuk berkontraksi. Akibat timbul rasa panas dan nyeri di ulu hati. Yang
disertai dengan mual dan muntah lebih lanjut hal itu akan membuat seseorang berkurang
nafsu makannya.
 Makanan asam, Makanan dengan cita rasa asam, akan meningkatkan keasaman saluran
pencernaan dan memiliki efek iritasi jika dikonsumsi secara berlebihan. Akibatnya terjadi
peningkatan pengeluaran asam lambung. Beberapa makanan dengan rasa asam yang
sebaiknya dihindari antara lain jeruk, anggur, apel, tomat, strowberry, cuka, susu olahan
dan lainnya.
 Makanan yang sulit dicerna, Jenis makanan ini, membuat lambung membutuhkan waktu
lebih lama, untuk mencernanya dan menjadi lambat diteruskan ke usus. Akibatnya, isi
lambung dan asam lambung tinggal di dalam lambung untuk waktu yang lama,
menyebabkan rasa panas di ulu hati dan dapat mengiritasi. Makanan yang sulit dicerna
anatara lain makanan yang digoreng, daging , keju.
 Makanan yang mengandung gas, Makanan yang mengandung gas menyebabkan
peningkatan tekanan dalam perut yang berujung pada terjadinya refluks asam lambung.
Makanan mengandung gas yang patut dihindari, antara lain minuman bersoda, sawi, kol,
nangka, pisang ambon, kedondong, buah yang dikeringkan.

Tips untuk mengurangi & mencegah terjadinya GERD:

 Mengenakan pakaian longgar, karena pakaian ketat bisa menyebabkan naiknya asam
lambung.
 Pastikan posisi tubuh agar tetap tegap. Kebiasaan buruk, seperti berbaring, duduk
membungkuk terutama setelah makan, akan membuat asam lambung naik. Dengan posisi
tegap dapat membantu mendorong makanan turun ke lambung.
 Jangan langsung tidur setelah makan. Usahakan tidur 2-3 jam setelah makan agar
makanan tercerna lebih dulu dan sudah turun ke usus. Saat tidur, naikkan posisi kepala
tempat tidur sekitar 6-10 inchi dari tubuh. Kalau kita berbaring datar dapat menyebabkan
asam lambung naik ke kerongkongan.
 Tidur menyamping / miring. Tidur menyamping ke sisi kiri atau kanan bisa menekan rasa
sakit akibat naiknya asam lambung. Sebaiknya, tidur tengkurap malah akan memperburuk
asam lambung.
 Kontrol Berat badan, untuk mencapai berat badan ideal karena kegemukan akan memberi
tekanan ekstra pada spinter gastroesopageal.??
 Lakukan olahraga secara teratur sesuai kemampuan. Dengan berolahraga, maka tubuh
banyak berkeringat karena terjadi pembakaran lemak dalam jumlah yang besar. Selain itu,
olahraga juga membuat tubuh rileks, sehingga akan menekan hormon stres. Sebaiknya
lakukan olahraga di pagi hari, sebab produksi asam lambung pagi hari adalah akumulasi
asam lambung yang menumpuk sejak semalam.

Tujuan diet pada penyakit lambung adalah memberikan makanan adekuat (cukup), tidak
merangsang, dapat mengurangi pengeluaran cairan lambung, dan menetralkan
kelebihan asam lambung. Syarat diet ini adalah mudah dicerna, porsi makanan kecil dan
diberikan sering, protein cukup untuk mengganti jaringan yang rusak, serta makanan secara
berangsur harus memenuhi kebutuhan gizi normal.

Diet penyakit lambing ini terbagi :

1. Diet Lambung I, diberikan kepada pasien ulkus peptikum akut, ulkus peptikum
dengan perdarahan, esofagitis, gastritis akut, dan tifus abdominalis berat. Makanan
diberikan berupa susu dan bubur susu, hanya diberikan selama 2 hari dalam porsi
kecil tiap 3 jam. Nilai gizi makanan ini adalah 1.630 kalori, 58 gr protein, 63 gr lemak
dan 213 gr karbohidrat.
2. Diet Lambung II, diberikan sebagai perpindahan diet lambung I setelah fase akut
dapat diatasi, pada tifus abdominalis dengan suhu tubuh tinggi, dan sesudah operasi
saluran cerna tertentu. Makanan diberikan selama beberapa hari saja, berbentuk saring
atau cincang tiap 3 jam. Nilai gizi makanan ini adalah 1.990 kalori, 73 gr protein, 84
gr lemak dan 236 gr karbohidrat.
3. Diet Lambung III, diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II atau pada
pasien ulkus peptikum ringan, tifus abdominalis yang suhu tubuhnya sudah kembali
normal. Makanan Berbentuk lunak, diberikan 6 kali sehari dalam porsi kecil.
Makanan ini cukup kalori, protein, mineral, vitamin C dan kurang tiamin. Makanan
ini mengandung 1.921 kalori, 61 gr protein, 74 gr lemak dan 257 gr karbohidrat.
4. Diet Lambung IV, diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet lambung III atau
kepada pasien ulkus peptikum ringan, gastritis ringan, esofagus ringan, serta tifus
abdominalis yang hampir sembuh. Makanan diberikan dalam bentuk lunak dan biasa,
tergantung toleransi pasien. Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi. Nilai gizi
makanan ini adalah 2.080 kalori, 74 gr protein, 65 gr lemak dan 303 gr karbohidrat

Anda mungkin juga menyukai