1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
b. Ringkasan Pengkajian
15 April 2019 namun setelah berobat tidak ada perubahan, pasien masih
demam dan sempat kejang lagi satu kali (16 April 2019). Pasien
HMRS (17 April 2019) jam 15.15 WIB pasien datang ke IGD
detik.
pasien mengatakan pada saat An. A lahir menangis spontan, tidak ada
berarti. Ibu pasien mengatakan bahwa An. A saat lahir sudah langsung di
An. A berobat jalan di klinik Afdhila 15 April 2019 karena demam dan
kejang.
e. Kebutuhan Dasar
Ibu pasien mengatakan An. A tidak mau netek seperti sebelum sakit. BB
lahir 3000 gram, BB sekarang 4120 gram, LILA 13 cm, PB 54 cm,
anaknya, BAK lancar, tidak menangis saat BAK, An. A BAK (4-6
kali/hari) dengan warna kuning jernih dan bau khas amoniak. An. A
sudah 2 hari tidak BAB, BAB terakhir 17 April 2019 dengan konsistensi
lembek.
Istirahat tidur: Untuk saat ini An. A sering tertidur dan terlihat
Sebelum sakit An. A tidur sing (+ 3 jam), tidur malam (+ 8 jam). Setelah
sakit An. A lebih banyak tidur tidur siang (+ 5 jam) dan tidur malam (+ 9
jam).
f. Pemeriksaan Fisik
umum pasien apatis dengan GCS E2V4M5. Pasien lemas, BB 4120 gram,
cahaya bagus, pupil isokor <3 mm +/+, mukosa mulut kering. Auskultasi:
simetris antara dada kanan dan kiri, tidak ada bunyi napas tambahan,
Ibu pasien mengatakan anaknya sesak dan batuk pileknya masih. Pasien
dengan suhu tubuh yang tidak stabil. Ibu pasien juga mengatakan
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
X : Meninggal
: Tinggal satu rumah
: Pasien
mempunyai riwayat penyakit yang sama dengan pasien, Ibu pasien juga
5. Sibital (2 10 mg)
6. Phenobarbital (2 x 10 mg)
7. IVFD Ka EN 3B (6cc/jam)
i. Pemeriksaan Laboratorium
j. Pemeriksaan Diagnostik
4. Intervensi Keperawatan
Indikator A T S
Penurunan suhu kulit 2 5 3
Hipertermia 2 5 3
P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Berikan terapi O2
3. Lakukan pengecekan kulit
4. Lakukan kompres hangat dengan benar
5. Anjurkan keluarga untuk tetap menyelimuti
pasien
6. Kolaborasi pemberian obat
2 1. Memonitor TTV S:
2. Memonitor status pernapasan - Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya masih
3. Memberikan terapi O2 batuk pilek dan terkadang terdapat ingus di
4. Melakukan pengaturan posisi nyaman hidung
5. Membersihkan nasal jika terdapat sekret - Ibu pasien pasien mengatakan bahwa anaknya
di hidung masih sesak
6. Menganjurkan keluarga untuk - Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah
memperhatikan kebersihan hidung mulai rewel
7. Mengkolaborasian pemberian obat O:
- Pasien terlihat lemas dan sudah mulai rewel
- Apasien terlihat lebih aktif dari sebelumnya
- Pasien nyaman dengan posisi telentang
dengan kepala lebih tinggi dari pada tubuhnya
- Pasien terlihat masih sesak
- Pasien terlihat masih batuk
- Terdapat sekret/cairan di hidung
- Pasien terpasang binasal kanul 1 lpm
- SPO2 dengan O2 96%
- T 38.3oC
- HR 155 kali/menit
- RR 47 kali/menit
- Therapi obat
1. Paracetamol syrup 0.4 ml terakhir (10.00
WIB)
2. Dexamethasone (4 x 0.12 mg)
3. Cefotaxim(4 x 200 mg)
4. Ampicilin (4 x 200 mg)
5. Sibital (2 x 10 mg)
6. Phenobrbital (2 x 10 mg)
7. IVFD Ka EN 3B (6 cc/jam)
A:
Masalah ketidakefektifan pola napas belum
teratasi
Indikator A T S
Frekuaensi napas 2 5 3
Kepatenan jalan napas 2 5 3
P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Monitor status pernapasan
3. Berikan terapi O2
4. Pengaturan posisi nyaman
5. Bersihkan nasal jika terdapat sekret di
hidung
6. Anjurkan keluarga untuk memperhatikan
kebersihan hidung
7. Kolaborasi pemberian obat
3 1. Memonitor TTV S:
2. Memonitor pernapasan - Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya masih
3. Memonitor kebersihan mulut batuk pilek dan terkadang terdapat ingus di
4. Melakukan perawatan selang OGT hidung
5. Melakukan pemberian nutrisi (sonde) - Ibu pasien pasien mengatakan bahwa anaknya
dengan benar terkadang masih mual/muntah saat diberikan
6. Memanajemen muntah ASI lewat selang OGT namun hanya sedikit
7. Menganjurkan keluarga untuk tetap - Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah
menjaga kebersihan mulut mulai mengecap-kecapkan bibir seperti mau
8. Mengkolaborasikan pemberian obat netek.
O:
- Pasien terlihat lemas dan sudah mulai rewel
- GCS E3V4M6 kesadaran composmentis
- Pasien terlihat lebih aktif dari sebelumnya
- Pasien terlihat masih batuk
- Pasien terlihat sudah mulai mengecapkan
bibirnya seperti mau netek
- Selang OGT bersih
- ASI 40 cc masuk jam 12.00 WIB
- Mulut besih, sudah tidak ada sekret
- Pasien terpasang binasal kanul 1 lpm
- SPO2 dengan O2 96%
- T 38.3oC
- HR 155 kali/menit
- RR 47 kali/menit
- Therapi obat
1. Paracetamol syrup 0.4 ml terakhir (10.00
WIB)
2. Dexamethasone (4 x 0.12 mg)
3. Cefotaxim(4 x 200 mg)
4. Ampicilin (4 x 200 mg)
5. Sibital (2 x 10 mg)
6. Phenobrbital (2 x 10 mg)
7. IVFD Ka EN 3B (6 cc/jam)
A:
Masalah resiko aspirasi belum teratasi
Indikator A T S
Mempertahankan 2 5 3
kebersihan mulut
P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Monitor pernapasan
3. Monitor kebersihan mulut
4. Lakukan perawatan selang OGT
5. Lakukan pemberian nutrisi (sonde) dengan
benar
6. Anjurkan keluarga untuk tetap menjaga
kebersihan mulut
7. Kolaborasi pemberian obat
Sabtu, 20 1 1. Memonitor TTV S:
April 2019 2. Memberikan terapi O2 - Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya masih
(19.00) 3. Melakukan pengecekan kulit demam namun sudah tidak se parah kemarin
4. Melakukan kompres hangat dengan - Ibu pasien mengatakan sudah melakukan
benar kompres hangat ketika anaknya demam
5. Menganjurkan keluarga untuk tetap O:
menyelimuti pasien - Akral hangat
6. Mengkolaborasikan pemberian obat - Mukosa mulut lembab
- Turgor kulit elastis
- SPO2 tanpa O2 96%
- T 37.8oC
- HR 143 kali/menit
- RR 37 kali/menit
- Therapi obat
1. Paracetamol syrup 0.4 ml terakhir (18.00
WIB)
2. Dexamethasone (4 x 0.12 mg) Stop
3. Cefotaxim (4 x 200 mg)
4. Ampicilin (4 x 200 mg)
5. Sibital (2 x 10 mg) diganti per oral
6. Phenobrbital (2 x 10 mg) Stop
7. IVFD Ka EN 3B (6 cc/jam)
A:
Masalah hipertermi teratasi sebagian
Indikator A T S
Penurunan suhu kulit 3 5 4
Hipertermia 3 5 4
P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Lakukan pengecekan kulit
3. Lakukan kompres hangat dengan benar jika
demam
7. Anjurkan keluarga untuk tetap menyelimuti
pasien
8. Kolaborasi pemberian obat
2 1. Memonitor TTV S:
2. Memonitor status pernapasan - Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya masih
3. Melakukan pengaturan posisi nyaman batuk pilek dan terkadang terdapat ingus di
4. Membersihkan hidung jika terdapat hidung
sekret - Ibu pasien pasien mengatakan bahwa anaknya
5. Anjurkan keluarga untuk memperhatikan masih sesak
kebersihan hidung - Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah
6. Kolaborasi pemberian obat mulai rewel
O:
- Pasien terlihat lemas dan sudah mulai rewel
- Apasien terlihat lebih aktif dari sebelumnya
- Pasien nyaman dengan posisi telentang
dengan kepala lebih tinggi dari pada tubuhnya
- Pasien sudah tidak terpasang binasal kanul
- Pasien terkadang masih batuk
- Terdapat sekret/cairan di hidung
- SPO2 tanpa O2 96%
- T 37.8oC
- HR 143 kali/menit
- RR 37 kali/menit
- Therapi obat
1. Paracetamol syrup 0.4 ml terakhir (18.00
WIB)
2. Dexamethasone (4 x 0.12 mg) Stop
3. Cefotaxim(4 x 200 mg)
4. Ampicilin (4 x 200 mg)
5. Sibital (2 x 10 mg) ganti per oral
6. Phenobrbital (2 x 10 mg) Stop
7. IVFD Ka EN 3B (6 cc/jam)
A:
Masalah ketidakefektifan pola napas teratasi
sebagian
Indikator A T S
Frekuaensi napas 3 5 4
Kepatenan jalan napas 3 5 5
P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Monitor status pernapasan
3. Pengaturan posisi nyaman
4. Bersihkan hidung jika terdapat sekret
8. Anjurkan keluarga untuk memperhatikan
kebersihan hidung
9. Kolaborasi pemberian obat
3 1. Memonitor TTV S:
2. Memonitor pernapasan - Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya masih
3. Memonitor kebersihan mulut batuk pilek
4. Melakukan perawatan selang OGT - Ibu pasien pasien mengatakan bahwa anaknya
5. Melakukan pemberian nutrisi (sonde) sudah tidak mual/muntah saat diberikan ASI
dengan benar lewat selang OGT namun hanya sedikit
6. Menganjurkan keluarga untuk tetap - Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah
menjaga kebersihan mulut mulai mengecap-kecapkan bibir seperti mau
7. Kolaborasi pemberian obat netek.
O:
- Pasien terlihat lebih aktif dan sudah mulai
rewel
- GCS E3V4M6 kesadaran composmentis
- Pasien terkadang masih batuk
- Pasien terlihat sudah mulai mengecapkan
bibirnya seperti mau netek
- Selang OGT bersih
- ASI 40 cc masuk jam 18.00 WIB
- Mulut besih, sudah tidak ada sekret
- SPO2 tanpa O2 96%
- T 37.8oC
- HR 147 kali/menit
- RR 37 kali/menit
- Therapi obat
1. Paracetamol syrup 0.4 ml terakhir (10.00
WIB)
2. Dexamethasone (4 x 0.12 mg) Stop
3. Cefotaxim (4 x 200 mg)
4. Ampicilin (4 x 200 mg)
5. Sibital (2 x 10 mg) ganti per oral
6. Phenobrbital (2 x 10 mg) Stop
7. IVFD Ka EN 3B (6 cc/jam)
A:
Masalah resiko aspirasi teratasi
Indikator A T S
Mempertahankan 3 5 5
kebersihan mulut
P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Lepas selang OGT
3. Kolaborasi pemberian obat
Minggu, 21 1 1. Memonitor TTV S:
April 2019 2. Melakukan pengecekan kulit - Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah
(13.00) 3. Melakukan kompres hangat dengan tidak demam sejak kemarin siang
benar jika demam - Ibu pasien mengatakan sudah melakukan
4. Menganjurkan keluarga untuk tetap kompres hangat ketika anaknya demam
menyelimuti pasien - Ibu pasien mengatakan hari ini anaknya tidak
5. Mengkolaborasikan pemberian obat minum paracetamol
O:
- Pasien terlihat lebih aktif
- Akral hangat
- Mukosa mulut lembab
- Turgor kulit elastis
- SPO2 tanpa O2 96%
- T 36.8oC
- HR 143 kali/menit
- RR 37 kali/menit
- Therapi obat
1. Paracetamol syrup 0.4 ml terakhir (20
April 2019 jam 18.00 WIB)
2. Cefotaxim (4 x 200 mg)
3. Ampicilin (4 x 200 mg)
4. Sibital (2 x 10 mg)
5. IVFD Ka EN 3B (6 cc/jam)
A:
Masalah hipertermi teratasi
Indikator A T S
Penurunan suhu kulit 4 5 5
Hipertermia 4 5 5
P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Observasi hipertermi (3 x 24 jam terbebas
dari hipertermi) Pasien boleh pulang
3. Lakukan pengecekan kulit
4. Kolaborasi pemberian obat
2 1. Memonitor TTV S:
2. Memonitor status pernapasan - Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah
3. Melakukan pengaturan posisi nyaman tidak batuk lagi
4. Membersihkan hidung jika terdapat - Ibu pasien pasien mengatakan bahwa anaknya
sekret sudah tidak sesak
5. Kolaborasi pemberian obat - Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah
mulai rewel dan aktif kembali
O:
- Pasien terlihat sudah mulai rewel
- Apasien terlihat lebih aktif dari sebelumnya
- Pasien nyaman dengan posisi telentang
dengan kepala lebih tinggi dari pada tubuhnya
- Hidung bersih, tidak terdapat sekret
- SPO2 tanpa O2 96%
- T 36.8oC
- HR 143 kali/menit
- RR 37 kali/menit
- Therapi obat
1. Cefotaxim(4 x 200 mg)
2. Ampicilin (4 x 200 mg)
3. Sibital (2 x 10 mg)
4. IVFD Ka EN 3B (6 cc/jam)
A:
Masalah ketidakefektifan pola napas teratasi
Indikator A T S
Frekuaensi napas 4 5 5
Kepatenan jalan napas 5 5 5
P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Monitor status pernapasan
3. Kolaborasi pemberian obat
3 1. Memonitor TTV S:
2. Melepas selang OGT - Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah
3. Mengkolaborasikan pemberian obat tidak batuk pilek
- Ibu pasien pasien mengatakan bahwa anaknya
sudah tidak mual/muntah
- Ibu pasien mengatakan anaknya sudah mau
netek
O:
- Pasien terlihat lebih aktif dan sudah mulai
rewel
- GCS E3V4M6 kesadaran composmentis
- Pasien terlihat sudah mulai netek kepada
Ibunya
- Pasien sudah tidak terpasang selang oal
(OGT)
- Nutrisi sudah per oral (ASI)
- SPO2 tanpa O2 96%
- T 37.8oC
- HR 147 kali/menit
- RR 37 kali/menit
- Therapi obat
1. Cefotaxim (4 x 200 mg)
2. Ampicilin (4 x 200 mg)
3. Sibital (2 x 10 mg)
4. IVFD Ka EN 3B (6 cc/jam)
A:
Masalah resiko aspirasi teratasi
Indikator A T S
Mempertahankan 5 5 5
kebersihan mulut
P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Kolaborasi pemberian obat