Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Proses Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas Pasien

Pasien bernama An. A dengan usia 37 hari dengan diagnosa medis

Meningitis. Pasien merupakan anak ke 3 dari tiga bersaudara dari TN. S

(Buruh 39 th) dan Ny. A (Guru 35 th) yang beralamat di Buntu Rt 6 / Rw

Kroya. Pasien masuk RS pada tanggal 17 April 2019 dan dilakukan

pengkajian pada tanggal 19 April 2019.

b. Ringkasan Pengkajian

3 HSMRS (14 April 2019) pasien demam, dan dirumah sempat

kejang 2 kali. Pasien memutuskan berobat jalan ke klinik Afdhila pada

15 April 2019 namun setelah berobat tidak ada perubahan, pasien masih

demam dan sempat kejang lagi satu kali (16 April 2019). Pasien

mempunyai riwayat pijat.

HMRS (17 April 2019) jam 15.15 WIB pasien datang ke IGD

RSUD Banyumas dengan keadaan demam, dan mengalami penurunan

kesadaran dengan GCS E2V4M5 dengan kesadaran apatis, dengan kondisi

sempat kejang 2 kali. Di IGD dilakukan TTV, pemasangan infus,

pemasangan OGT, binasal kanul O2 1 lpm. Hasil pemeriksaan fisik

didapatkan T 39.4oC, SPO2 dengan O2 94%, HR 163 kali/menit dan RR

47 kali/menit. Pasien di IGD sempat mengalami apnoe period 4 kali. Di

IGD pasien di berikan loading phenobarbital 76 mg jam 17.00 WIB.


Pasien dianjurkan untuk rawat inap di ruang kanthil. Pasien di pindah ke

ruang kanthil 18 April 2019 (04.30) yang kemudian dilakukan

pemeriksaan fisik, pemantauan suhu dan status neurologis. Berdasarkan

hasil pengkajian di ruang kanthil didapatkan T 40.3oC, HR 155

kali/menit, RR 42 kali/menit, SPO2 dengan O2 1 lpm 94%, CRT < 3

detik.

c. Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Prenatal: pada saat hamil, Ibu pasien mengatakan rutin kontrol ke

bidan desa 1 bulan sekali dan tidak mempunyai masalah kehamilan.

Intranatal: An. A dilahirkan dengan persalinan normal/spontan di

Puskesmas, dengan BB lahir 3000 gram dengan PB 48 cm. Postnatal: Ibu

pasien mengatakan pada saat An. A lahir menangis spontan, tidak ada

kebiruan (Asfiksia) dan tidak ditemukan masalah kesehatan lain yang

berarti. Ibu pasien mengatakan bahwa An. A saat lahir sudah langsung di

imunisasi Hepatitis di Puskesmas.

d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Ibu pasien mengataan baha An. A belum pernah mengalami sakit

atau pun di rawat sebelumnya. 1 minggu SMRS pasien pernah dipijat,

An. A berobat jalan di klinik Afdhila 15 April 2019 karena demam dan

kejang.

e. Kebutuhan Dasar

Nutrisi: Pasien menggunakan OGT dengan sonde ASI 40 cc/3 jam,

Ibu pasien mengatakan An. A tidak mau netek seperti sebelum sakit. BB
lahir 3000 gram, BB sekarang 4120 gram, LILA 13 cm, PB 54 cm,

lingkar kepala 35 cm, lingkar dada 37 cm.

Eliminasi: Ibu pasien mengatakan tidak ada masalah pada BAK

anaknya, BAK lancar, tidak menangis saat BAK, An. A BAK (4-6

kali/hari) dengan warna kuning jernih dan bau khas amoniak. An. A

sudah 2 hari tidak BAB, BAB terakhir 17 April 2019 dengan konsistensi

lembek.

Istirahat tidur: Untuk saat ini An. A sering tertidur dan terlihat

lemas, An. A sempat kejang terakhir di IGD 17 April 2019 2 kali.

Sebelum sakit An. A tidur sing (+ 3 jam), tidur malam (+ 8 jam). Setelah

sakit An. A lebih banyak tidur tidur siang (+ 5 jam) dan tidur malam (+ 9

jam).

f. Pemeriksaan Fisik

Dari hasil pemeriksaan fisik 19 April 2019 didapatkan keadaan

umum pasien apatis dengan GCS E2V4M5. Pasien lemas, BB 4120 gram,

TB 54 cm, LILA 13 cm, lingkar dada 37 cm, lingkar kepala 35 cm, T

40.1oC, RR 47 kali/menit (tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada

retraksi dinding dada), HR 163 kali/menit, SPO2 dengan O2 94%.

Pemeriksaan observasi kepala normal (mesocepal), reflek mata terhadap

cahaya bagus, pupil isokor <3 mm +/+, mukosa mulut kering. Auskultasi:

Irama jantung reguler reguler, suara napas vesikuler, bentuk dada

simetris antara dada kanan dan kiri, tidak ada bunyi napas tambahan,

tidak terdapat kekakuan pada abdomen, bising usus normal (12


kali/menit), mukosa mulut kering, kulit tidak pucat, tugor kulit elastis.

Ibu pasien mengatakan anaknya sesak dan batuk pileknya masih. Pasien

sudah tidak mengalami kejang, kejang terakhir di IGD 17 April 2019,

namun Ibu pasien mengeluhkan anaknya masih demam terus menerus

dengan suhu tubuh yang tidak stabil. Ibu pasien juga mengatakan

anaknya terkadang mual/muntah saat diberikan ASI lewat selang OGT.

g. Genogram dan Riwayat Keluarga

Keterangan:
: Laki-laki

: Perempuan

X : Meninggal
: Tinggal satu rumah
: Pasien

Ibu pasien mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang

mempunyai riwayat penyakit yang sama dengan pasien, Ibu pasien juga

mengatakan bahwa keuarganya tidak mempunyai riwayat penyakit

keturunan seperti hipertensi dan DM.


h. Program Terapi (Obat)

1. Dexamethasone (4 x 0.12 mg)

2. Paracetamol syrup (0.4 ml/4 jam) jika demam

3. Cefotaxim (4 x 200 mg)

4. Ampicilin (4 x 200 mg)

5. Sibital (2 10 mg)

6. Phenobarbital (2 x 10 mg)

7. IVFD Ka EN 3B (6cc/jam)

i. Pemeriksaan Laboratorium

No Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Keterangan


1 Hemostasis
PT & APTT (Sitrat)
PT 13.0 Detik 11.4 - 16.5 Normal
APTT 34.1 Detik 22.5 – 37.7 Normal
INR 0.92 0.90 – 1.10 Normal

j. Pemeriksaan Diagnostik

1. Lumbal Pungsi (sampel kurang, hanya 0.5 cc)

No Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Keterangan


1 Analisa Cairan Otak
Makroskopis
Warna Kemerahan
Kejernihan keruh
Mikrroskopis
Jumlah sel 2.0 Sel/mm RNF
k
Polimorfonuklear
Mononuklear
2. Analisa Data

No Data Fokus Problem Etiologi


1 DS: Hipertermi Proses penyakit
- Ibu pasien mengatakan bahwa
anaknya masih demam
- Ibu pasien mengatakan sudah
mencoba mengompres anaknya
namun demamnya tidak kunjung
turun
- Ibu pasien mengatakan anaknya
sudah tidak kejang, terakhir kejang di
IGD 17 April 2019, namun Ibu
pasien mengatakan khawatir jika
anaknya kejang lagi karena suhu
tubuhnya yang masing tinggi
DO:
- Akral hangat
- Mukosa mulut kering
- Anak terlihat lemas
- Suhu tubuh (thermoregulasi) tidak
stabil
- Suhu tubuh 2 hari sejak 18 April
2019 diatas normal (37.5oC)
- T 38.8OC
- SPO2 dengan O2 95%
2 DS: Resiko aspirasi Terpasang
- Ibu pasien mengatakan anaknya selang oral
terkadang mual/muntah saat di (OGT)
berikan ASI melalui selang OGT
namun hanya sedikit
- Ibu pasien mengatakan anaknya tidak
mau netek sejak masuk RS
- Ibu pasien mengatakan anaknya
terkadang batuk
DO:
- Pasien terlihat lemas
- Saat di berikan ASI lewat selang
OGT pasien seperti mual
- Selang OGT bersih
- Pasien diberikan ASI 40 cc/3 jam
- Pasien terlihat batuk
3 DS: Ketidakefektifan Gangguan
- Ibu pasien mengatakan anaknya sesak pola napas neurologis
napas, masih batuk dan terdapat ingus (kejang)
(batuk/pilek)
- Ibu pasien mengatakan khawatir jika
anaknya mengalami kejang lagi
karena suhu tubuh tidak stabil
DO:
- Pasien terpasang binasal kanul O2 1
lpm
- Pasien terlihat sesak (dispnea)
- RR 47 kali/menit (cepat dan dangkal)
- SPO2 dengan O2 95%
3. Diagnosa Keperawatan sesuai Prioritas

1. Hipertermi b.d proses penyakit

2. Ketidakefektifan pola napas b.d gangguan neurologis (kejang)

3. Resiko aspirasi dengan faktor resiko terpasang selang oral (OGT)

4. Intervensi Keperawatan

No Dx. Keperawatan NOC NIC


1 Hipertermi b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV
proses penyakit keperwatan 3 x 24 jam diharapkan 2. Manajemen cairan
thermoregulasi pasien optimal, 3. Berikan terapi O2
dengan kriteria hasil: 4. Tingkatkan sirkulasi udara
5. Lakukan pengecekan kulit
Indikator A T 6. Lakukan kompres hangat
Penurunan suhu kulit 2 5 dengan benar
Hipertermia 2 5 7. Edukasi cara menurunkan
Keterangan: suhu tubuh dengan
1. Berat kompres hangat
2. Cukup berat 8. Anjurkan keluarga untuk
3. Ringan tetap menyelimuti pasien
4. Sedang 9. Kolaborasi pemberian obat
5. Tidak ada
2 Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV
pola napas b.d keperawatan 3 x 24 jam diharapkan 2. Monitor status pernapasan
gangguan pasien menunjukan keefektifan pola 3. Berikan terapi O2
neurologis napas, dengan kriteria hasil: 4. Pengaturan posisi nyaman
(kejang) 5. Fisioterapi dada
Indikator A T 6. Bersihkan nasal jika
Frekuaensi napas 2 5 terdapat sekret di hidung
Kepatenan jalan napas 2 5 7. Anjurkan keluarga untuk
Keterangan: memperhatikan kebersihan
1. Berat hidung
2. Cukup berat 8. Kolaborasi pemberian obat
3. Ringan
4. Sedang
5. Tidak ada
3 Resiko aspirasi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV
dengan faktor keperawatan selama 3 x 24 jam 2. Monitor pernapasan
resiko terpasang diharapkan tidak terjadi aspirasi pada 3. Monitor kebersihan mulut
selang oral pasien, dengan kriteria hasil: 4. Lakukan perawatan selang
(OGT) OGT
Indikator A T 5. Lakukan pemberian nutrisi
Mempertahankan 2 5 (sonde) dengan benar
kebersihan mulut 6. Manajemen muntah
Keterangan: 7. Anjurkan keluarga untuk
1. Tidak pernah tetap menjaga kebersihan
2. Jarang mulut
3. Kadang 8. Edukasi keluarga tentang
4. Sering penatalaksanaan muntah
5. konsisten 9. Kolaborasi pemberian obat
5. Implementasi dan Evaluasi

Tgl/jam No. Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) Paraf


Jumat, 19 1 1. Memonitor TTV S:
April 2019 2. Memberikan terapi O2 - Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya masih
(12.30) 3. Melakukan pengecekan kulit demam
4. Melakukan kompres hangat dengan - Ibu pasien pasien mengatakan sudah mencoba
benar untuk mengompres anaknya dengan air
5. Mengedukasi cara menurunkan suhu hangat namun suhu tubuhnya masih tinggi
tubuh dengan kompres hangat - Ibu pasien mengatakan sudah sedikit mengerti
6. Mengkolaborasikan pemberian obat tentang cara mengompres hangat dengan
benar
O:
- Pasien terlihat lemas
- Akral hangat
- Mukosa mulut kering
- Turgor kulit elastis
- Pasien terpasang binasal kanul 1 lpm
- SPO2 dengan O2 96%
- T 38.3oC
- HR 155 kali/menit
- RR 47 kali/menit
- Therapi obat
1. Paracetamol syrup 0.4 ml terakhir (10.00
WIB)
2. Dexamethasone (4 x 0.12 mg)
3. Cefotaxim(4 x 200 mg)
4. Ampicilin (4 x 200 mg)
5. Sibital (2 x 10 mg)
6. Phenobrbital (2 x 10 mg)
7. IVFD Ka EN 3B (6 cc/jam)
A:
Masalah hipertermi belum teratasi

Indikator A T S
Penurunan suhu kulit 2 5 3
Hipertermia 2 5 3

P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Berikan terapi O2
3. Lakukan pengecekan kulit
4. Lakukan kompres hangat dengan benar
5. Anjurkan keluarga untuk tetap menyelimuti
pasien
6. Kolaborasi pemberian obat
2 1. Memonitor TTV S:
2. Memonitor status pernapasan - Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya masih
3. Memberikan terapi O2 batuk pilek dan terkadang terdapat ingus di
4. Melakukan pengaturan posisi nyaman hidung
5. Membersihkan nasal jika terdapat sekret - Ibu pasien pasien mengatakan bahwa anaknya
di hidung masih sesak
6. Menganjurkan keluarga untuk - Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah
memperhatikan kebersihan hidung mulai rewel
7. Mengkolaborasian pemberian obat O:
- Pasien terlihat lemas dan sudah mulai rewel
- Apasien terlihat lebih aktif dari sebelumnya
- Pasien nyaman dengan posisi telentang
dengan kepala lebih tinggi dari pada tubuhnya
- Pasien terlihat masih sesak
- Pasien terlihat masih batuk
- Terdapat sekret/cairan di hidung
- Pasien terpasang binasal kanul 1 lpm
- SPO2 dengan O2 96%
- T 38.3oC
- HR 155 kali/menit
- RR 47 kali/menit
- Therapi obat
1. Paracetamol syrup 0.4 ml terakhir (10.00
WIB)
2. Dexamethasone (4 x 0.12 mg)
3. Cefotaxim(4 x 200 mg)
4. Ampicilin (4 x 200 mg)
5. Sibital (2 x 10 mg)
6. Phenobrbital (2 x 10 mg)
7. IVFD Ka EN 3B (6 cc/jam)
A:
Masalah ketidakefektifan pola napas belum
teratasi

Indikator A T S
Frekuaensi napas 2 5 3
Kepatenan jalan napas 2 5 3

P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Monitor status pernapasan
3. Berikan terapi O2
4. Pengaturan posisi nyaman
5. Bersihkan nasal jika terdapat sekret di
hidung
6. Anjurkan keluarga untuk memperhatikan
kebersihan hidung
7. Kolaborasi pemberian obat
3 1. Memonitor TTV S:
2. Memonitor pernapasan - Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya masih
3. Memonitor kebersihan mulut batuk pilek dan terkadang terdapat ingus di
4. Melakukan perawatan selang OGT hidung
5. Melakukan pemberian nutrisi (sonde) - Ibu pasien pasien mengatakan bahwa anaknya
dengan benar terkadang masih mual/muntah saat diberikan
6. Memanajemen muntah ASI lewat selang OGT namun hanya sedikit
7. Menganjurkan keluarga untuk tetap - Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah
menjaga kebersihan mulut mulai mengecap-kecapkan bibir seperti mau
8. Mengkolaborasikan pemberian obat netek.
O:
- Pasien terlihat lemas dan sudah mulai rewel
- GCS E3V4M6 kesadaran composmentis
- Pasien terlihat lebih aktif dari sebelumnya
- Pasien terlihat masih batuk
- Pasien terlihat sudah mulai mengecapkan
bibirnya seperti mau netek
- Selang OGT bersih
- ASI 40 cc masuk jam 12.00 WIB
- Mulut besih, sudah tidak ada sekret
- Pasien terpasang binasal kanul 1 lpm
- SPO2 dengan O2 96%
- T 38.3oC
- HR 155 kali/menit
- RR 47 kali/menit
- Therapi obat
1. Paracetamol syrup 0.4 ml terakhir (10.00
WIB)
2. Dexamethasone (4 x 0.12 mg)
3. Cefotaxim(4 x 200 mg)
4. Ampicilin (4 x 200 mg)
5. Sibital (2 x 10 mg)
6. Phenobrbital (2 x 10 mg)
7. IVFD Ka EN 3B (6 cc/jam)
A:
Masalah resiko aspirasi belum teratasi

Indikator A T S
Mempertahankan 2 5 3
kebersihan mulut

P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Monitor pernapasan
3. Monitor kebersihan mulut
4. Lakukan perawatan selang OGT
5. Lakukan pemberian nutrisi (sonde) dengan
benar
6. Anjurkan keluarga untuk tetap menjaga
kebersihan mulut
7. Kolaborasi pemberian obat
Sabtu, 20 1 1. Memonitor TTV S:
April 2019 2. Memberikan terapi O2 - Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya masih
(19.00) 3. Melakukan pengecekan kulit demam namun sudah tidak se parah kemarin
4. Melakukan kompres hangat dengan - Ibu pasien mengatakan sudah melakukan
benar kompres hangat ketika anaknya demam
5. Menganjurkan keluarga untuk tetap O:
menyelimuti pasien - Akral hangat
6. Mengkolaborasikan pemberian obat - Mukosa mulut lembab
- Turgor kulit elastis
- SPO2 tanpa O2 96%
- T 37.8oC
- HR 143 kali/menit
- RR 37 kali/menit
- Therapi obat
1. Paracetamol syrup 0.4 ml terakhir (18.00
WIB)
2. Dexamethasone (4 x 0.12 mg) Stop
3. Cefotaxim (4 x 200 mg)
4. Ampicilin (4 x 200 mg)
5. Sibital (2 x 10 mg) diganti per oral
6. Phenobrbital (2 x 10 mg) Stop
7. IVFD Ka EN 3B (6 cc/jam)
A:
Masalah hipertermi teratasi sebagian

Indikator A T S
Penurunan suhu kulit 3 5 4
Hipertermia 3 5 4

P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Lakukan pengecekan kulit
3. Lakukan kompres hangat dengan benar jika
demam
7. Anjurkan keluarga untuk tetap menyelimuti
pasien
8. Kolaborasi pemberian obat
2 1. Memonitor TTV S:
2. Memonitor status pernapasan - Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya masih
3. Melakukan pengaturan posisi nyaman batuk pilek dan terkadang terdapat ingus di
4. Membersihkan hidung jika terdapat hidung
sekret - Ibu pasien pasien mengatakan bahwa anaknya
5. Anjurkan keluarga untuk memperhatikan masih sesak
kebersihan hidung - Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah
6. Kolaborasi pemberian obat mulai rewel
O:
- Pasien terlihat lemas dan sudah mulai rewel
- Apasien terlihat lebih aktif dari sebelumnya
- Pasien nyaman dengan posisi telentang
dengan kepala lebih tinggi dari pada tubuhnya
- Pasien sudah tidak terpasang binasal kanul
- Pasien terkadang masih batuk
- Terdapat sekret/cairan di hidung
- SPO2 tanpa O2 96%
- T 37.8oC
- HR 143 kali/menit
- RR 37 kali/menit
- Therapi obat
1. Paracetamol syrup 0.4 ml terakhir (18.00
WIB)
2. Dexamethasone (4 x 0.12 mg) Stop
3. Cefotaxim(4 x 200 mg)
4. Ampicilin (4 x 200 mg)
5. Sibital (2 x 10 mg) ganti per oral
6. Phenobrbital (2 x 10 mg) Stop
7. IVFD Ka EN 3B (6 cc/jam)
A:
Masalah ketidakefektifan pola napas teratasi
sebagian

Indikator A T S
Frekuaensi napas 3 5 4
Kepatenan jalan napas 3 5 5

P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Monitor status pernapasan
3. Pengaturan posisi nyaman
4. Bersihkan hidung jika terdapat sekret
8. Anjurkan keluarga untuk memperhatikan
kebersihan hidung
9. Kolaborasi pemberian obat
3 1. Memonitor TTV S:
2. Memonitor pernapasan - Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya masih
3. Memonitor kebersihan mulut batuk pilek
4. Melakukan perawatan selang OGT - Ibu pasien pasien mengatakan bahwa anaknya
5. Melakukan pemberian nutrisi (sonde) sudah tidak mual/muntah saat diberikan ASI
dengan benar lewat selang OGT namun hanya sedikit
6. Menganjurkan keluarga untuk tetap - Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah
menjaga kebersihan mulut mulai mengecap-kecapkan bibir seperti mau
7. Kolaborasi pemberian obat netek.
O:
- Pasien terlihat lebih aktif dan sudah mulai
rewel
- GCS E3V4M6 kesadaran composmentis
- Pasien terkadang masih batuk
- Pasien terlihat sudah mulai mengecapkan
bibirnya seperti mau netek
- Selang OGT bersih
- ASI 40 cc masuk jam 18.00 WIB
- Mulut besih, sudah tidak ada sekret
- SPO2 tanpa O2 96%
- T 37.8oC
- HR 147 kali/menit
- RR 37 kali/menit
- Therapi obat
1. Paracetamol syrup 0.4 ml terakhir (10.00
WIB)
2. Dexamethasone (4 x 0.12 mg) Stop
3. Cefotaxim (4 x 200 mg)
4. Ampicilin (4 x 200 mg)
5. Sibital (2 x 10 mg) ganti per oral
6. Phenobrbital (2 x 10 mg) Stop
7. IVFD Ka EN 3B (6 cc/jam)
A:
Masalah resiko aspirasi teratasi

Indikator A T S
Mempertahankan 3 5 5
kebersihan mulut

P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Lepas selang OGT
3. Kolaborasi pemberian obat
Minggu, 21 1 1. Memonitor TTV S:
April 2019 2. Melakukan pengecekan kulit - Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah
(13.00) 3. Melakukan kompres hangat dengan tidak demam sejak kemarin siang
benar jika demam - Ibu pasien mengatakan sudah melakukan
4. Menganjurkan keluarga untuk tetap kompres hangat ketika anaknya demam
menyelimuti pasien - Ibu pasien mengatakan hari ini anaknya tidak
5. Mengkolaborasikan pemberian obat minum paracetamol
O:
- Pasien terlihat lebih aktif
- Akral hangat
- Mukosa mulut lembab
- Turgor kulit elastis
- SPO2 tanpa O2 96%
- T 36.8oC
- HR 143 kali/menit
- RR 37 kali/menit
- Therapi obat
1. Paracetamol syrup 0.4 ml terakhir (20
April 2019 jam 18.00 WIB)
2. Cefotaxim (4 x 200 mg)
3. Ampicilin (4 x 200 mg)
4. Sibital (2 x 10 mg)
5. IVFD Ka EN 3B (6 cc/jam)
A:
Masalah hipertermi teratasi

Indikator A T S
Penurunan suhu kulit 4 5 5
Hipertermia 4 5 5

P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Observasi hipertermi (3 x 24 jam terbebas
dari hipertermi) Pasien boleh pulang
3. Lakukan pengecekan kulit
4. Kolaborasi pemberian obat
2 1. Memonitor TTV S:
2. Memonitor status pernapasan - Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah
3. Melakukan pengaturan posisi nyaman tidak batuk lagi
4. Membersihkan hidung jika terdapat - Ibu pasien pasien mengatakan bahwa anaknya
sekret sudah tidak sesak
5. Kolaborasi pemberian obat - Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah
mulai rewel dan aktif kembali
O:
- Pasien terlihat sudah mulai rewel
- Apasien terlihat lebih aktif dari sebelumnya
- Pasien nyaman dengan posisi telentang
dengan kepala lebih tinggi dari pada tubuhnya
- Hidung bersih, tidak terdapat sekret
- SPO2 tanpa O2 96%
- T 36.8oC
- HR 143 kali/menit
- RR 37 kali/menit
- Therapi obat
1. Cefotaxim(4 x 200 mg)
2. Ampicilin (4 x 200 mg)
3. Sibital (2 x 10 mg)
4. IVFD Ka EN 3B (6 cc/jam)
A:
Masalah ketidakefektifan pola napas teratasi

Indikator A T S
Frekuaensi napas 4 5 5
Kepatenan jalan napas 5 5 5

P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Monitor status pernapasan
3. Kolaborasi pemberian obat
3 1. Memonitor TTV S:
2. Melepas selang OGT - Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah
3. Mengkolaborasikan pemberian obat tidak batuk pilek
- Ibu pasien pasien mengatakan bahwa anaknya
sudah tidak mual/muntah
- Ibu pasien mengatakan anaknya sudah mau
netek
O:
- Pasien terlihat lebih aktif dan sudah mulai
rewel
- GCS E3V4M6 kesadaran composmentis
- Pasien terlihat sudah mulai netek kepada
Ibunya
- Pasien sudah tidak terpasang selang oal
(OGT)
- Nutrisi sudah per oral (ASI)
- SPO2 tanpa O2 96%
- T 37.8oC
- HR 147 kali/menit
- RR 37 kali/menit
- Therapi obat
1. Cefotaxim (4 x 200 mg)
2. Ampicilin (4 x 200 mg)
3. Sibital (2 x 10 mg)
4. IVFD Ka EN 3B (6 cc/jam)
A:
Masalah resiko aspirasi teratasi

Indikator A T S
Mempertahankan 5 5 5
kebersihan mulut

P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Kolaborasi pemberian obat

Anda mungkin juga menyukai