Disusun Oleh :
1. Annisa Novia Hasanah (1811040092)
2. Anzas Arie Kustanto (1811040043)
3. Kartika Dwi Mulyaningsih (1811040088)
4. Ninda nila Insani (1811040054)
5. Suci Murniasih (1811040064)
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ASI adalah makanan yang sempurna untuk bayi. Kandungan gizi yang
tinggi dan adanya zat kebal didalamnya membuat ASI tidak tergantikan oleh susu
formula yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010).
ASI eksklusif merupakan satu-satunya makanan tunggal bagi bayi hingga
berusia 6 bulan. ASI cukup mengandung seluruh zat gizi yang dibutuhkan oleh
bayi. Selain itu secara alamiah ASI dibekali oleh enzim pencernaan susu, sehingga
organ pencernaan bayi mudah mencerna dan menyerap gizi ASI. Di lain pihak,
sistem pencernaan bayi usia dini belum memiliki cukup enzim pencernaan
makanan (Arif, 2009).
Menyusui tidak hanya mendekatkan emosi ibu pada bayi, tetapi sekaligus
memberikan konsumsi gizi yang tinggi. ASI merupakan pilihan yang terbaik bagi
bayi karena didalamnya mengandung antibodi dan lebih dari 100 jenis zat gizi,
seperti Arachidonic Acid (AA), Decosahexanoic Acid (DHA), taurin dan
spingomyelin yang tidak terdapat dalam susu sapi, sehingga tidak ada alasan bagi
sang ibu untuk tidak menyusui. (Yuliarti, 2010).
Data yang diperoleh dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
cakupan pemberiaan ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia menunjukan
sedikit penurunan dari 61,5% tahun 2010 menjadi 61,1% pada tahun 2011 dari
target yang diberikan yaitu sebesar 80%. Cakupan pemberian ASI eksklusif sangat
di pengaruhi oleh berbagai hal terutama dikarenakan terbatasnya tenaga konselor
menyusui di fasilitas pelayanan kesehatan, belum tersosialisasi secara merata
peraturan pemerintah No. 33 tahun 2012 tentang peberian ASI eksklusif, belum
maksimalnya kegiatan edukasi, advokasi dan kampanye terkait pemberian ASI
maupun MP-ASI (Kemenkes, 2014).
Chan, et al dalam Nurliawati (2010) menyebutkan bahwa 44 ibu post
partum sebanyak 77% berhenti menyusui sebelum bayi berusia 3 bulan dengan
alasan presepsi ASI yang kurang sebanyak 44%, masalah payudara sebanyak
31%, dan merasa kelelahan sebanyak 25%. Penelitian lainya yang dilakukan oleh
Collin dan scot yang dilakukan di Australia menunjukan bahwa 556 orang ibu
melahirkan sebanyak 29% sudah berhenti menyusui bayinya pada minggu kedua
dengan alasan bahwa ASInya kurang.
Indonesesia sendiri telah mengupayakan untuk meningkatkan cakupakan
ASI diantaranya program IMD (Inisiasi Menyusui Dini) dan perawatan payudara
pada prenatal dan postnatal yang bertujuan untuk meningkatkan produksi ASI
serta mencegah putting susu lecet (Astutik, 2014).
Perawatan payudara yang tidak dilakukan pada masa post partum dapat
mengakibatkan berbagai masalah pada ibu. Beberapa masalah yang terjadi jika
tidak melakukan perawatan payudara pada ibu postpartun antara lain pembekakan
payudara, bendunganASI, saluran susu tersumbat, infeksi pada payudara, putting
tertarik ke dalam, putting susu lecet (Saryono,2008).
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di ruang Permata Hati RSUD
Banyumas didapatkan hasil 6 dari 10 Ibu nifas hari pertama belum keluar asi.
Sehingga Penulis ingin mengetahui perbandingan tekhnik tangan dengan pumping
elektrik untuk meningkatkan produksi asi pada ibu.
B. Tujuan
1. Untuk menganalisis jurnal tentang perbandingan tekhnik tangan dengan
pumping elektrik untuk meningkatkan produksi asi pada ibu.
2. Untuk membandingkan isi jurnal utama dengan realita klinis.
3. Untuk membandingkan jurnal utama dengan jurnal pembanding dan teori
BAB II
RESUME & KRITIK JURNAL
A. Resume Jurnal
1. Judul Jurnal Penelitian
Combining hand techniques with electric pumping increases milk production in
mothers of preterm infants
2. Nama Peneliti
J Morton, JY Hall, RJ Wong, L Thairu, WE Benitz and WD Rhine
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Department of Pediatrics, Stanford University School of Medicine, Stanford, CA,
USA
4. Tujuan Peneliti
Untuk mengnalisis jurnal tentang perbandingan teknik tangan dengan pumping
elektrik untu meningkatkan produksi ASI pada ibu bayi prematur.
5. Pendahuluan (Introduction)
Banyak jangka panjang segera dan manfaat ASI bagi ibu dengan bayi prematur
tergantung pada eksklusivitas dan durasi, dengan penentu terkuat dari kedua
produksi susu. Kurangnya produksi di 6 minggu pertama postpartum adalah
alasan paling umum untuk menghentikan menyusui. 2,8 kali lebih sering pada ibu
prematur daripada bayi cukup bulan
6. Metode (Method)
Sebanyak 67 ibu dari bayi <31 minggu kehamilan terdaftar dan diinstruksikan
untuk memompa, ekspresi tangan kolostrum dan HOP. Catatan ekspresi selama 8
minggu dan catatan medis digunakan untuk menilai variabel produksi.
7. Hasil (Result)
Tujuh puluh delapan persen dari ibu menyelesaikan studi. Volume harian rata-rata
(MDV) naik menjadi 820ml per hari pada minggu ke 8 dan 955ml per hari pada
ibu yang dinyatakan dengan tangan > 5 per hari dalam 3 hari pertama. Minggu 2
dan atau minggu 8 MDV terkait dengan ekspresi tangan (P = 0,005), usia ibu, usia
kehamilan, frekuensi pemompaan, durasi, interval terpanjang antara pemompaan
dan HOP (P = 0,003). Ibu mengajar HOP meningkatkan MDV (48%) meskipun
memompa lebih sedikit.
8. Analisa (Analysis)
analisa Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
dalam produksi ASI untuk setiap ibu dianalisis menggunakan
ANOVA dan dengan uji-t berpasangan Siswa. Perbandingan susu
volume produksi untuk jangka waktu tertentu dilakukan dengan menggunakan
uji-t yang tidak berpasangan. Korelasi Pearson digunakan untuk mendeteksi
perbedaan potensial dalam status demografis di antara kelompok yang
dibandingkan. Tingkat signifikansi ditetapkan pada Pp0.05
9. Diskusi (Discussion)
Penelitian ini menunjukan bahwa Ibu dari bayi prematur dapat menghindari
produksi yang tidak mencukupi dengan menggabungkan teknik tangan dengan
pemompaan.
B. Analisis Kritik Jurnal
Aspek Analisis Jurnal Hasil Analisis Jurnal Kelompok
Introduction
Methods
Result
Discuccion
Arif, N, 2009. ASI dan Tumbuh Kembang Bayi. Penerbit MedPress, Yogyakarta.
Astutik., R.Y. 2014. Payudara dan Laktasi. Jakarta: Salemba Medika, pp. 12-3.
Kemenkes RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2014. Jakarta :
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI; 2014.
Morton,J.,Hall, JY, dkk. 2009. Combining hand techniques with electric pumping increases
milk production in mothers of preterm infants. Department of Pediatrics, Stanford
University School of Medicine, Stanford, CA, USA. Journal of Perinatology (2009)
29, 757–764
Nor Asiyah, Atun Wigati. 2015. Minyak Aromaterapi Lavender Sebagai Media Peningkatan
Produksi ASI. Jurnal STIKES Muhammadiyah Kudus, Vol 6 No. 2 juli 2015
Rani Rahayu, Annisa Andriyani . 2014. Metode Memperbanyak Produksi ASI Pada Ibu Post
Sectio Caesarea dengan Tehnik Marmet dan Breast Care Di RSUD Karangnyar.
Journal gaster vol XI No. 2 Agustus 2014
Nurheti, Yuliarti. 2010.Keajaiban ASI – Makanan Terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan, dan
Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta: CV. ANDI.