PENDAHULUAN
Seperti yang kita ketahui sistem informasi adalah sebuah integrasi antara
manusia, data, teknologi, prosedur, dan media untuk mencapai hasil akhir
yang diinginkan. Perlu manajamen yang baik agar semua elemen bekerja
secara maksimal. Dengan mengolah data tersebut maka akan memberikan
informasi mengenai keadaan yang sebenarnya, oleh sebab itu data input harus
dijamin keakuratannya dan prosesnya harus tetap diawasi agar sesuai dengan
pola perencanaan yang ditentukan oleh pemilik usaha. Tanpa sebuah sistem
informasi maka akan sulit mengetahui pencapaian yang sudah didapatkan.
1
3. Apa tujuan adanya Sistem Informasi Sumber Daya Manusia?
4. Apa saja kegunaan dari Sistem Informasi Sumber Daya Manusia?
5. Bagaimana model Sistem Informasi Sumber Daya Manusia?
6. Bagaimana database yang ada pada Sistem Informasi Sumber Daya
Manusia?
7. Bagaimana Sistem Informasi Sumber Daya Manusia yang berhasil?
8. Mengapa Sistem Informasi Sumber Daya Manusia penting?
9. Siapa saja Pemakai Sistem Informasi Sumber Daya Manusia?
10. Bagaimana seorang Manajer menggunakan Sistem Informasi Sumber
Daya Manusia?
11. Apa saja proses-proses yang dilakukan dalam mengolah Sistem Informasi
Sumber Daya Manusia?
12. Bagaimana strategi menyiapkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas?
13. Bagaimana hasil evaluasi dari Sumber Daya Manusia itu sendiri?
2
BAB II. ISI
2. Accurate (Akurat)
3. Concise (Ringkas)
4. Relevant (Relevan)
5. Complete (Lengkap)
3
Fungsi sistem Sumber Daya Manusia memiliki empat kegiatan utama
yaitu:
3. Manajemen Data
4
2.4 Kegunaan dari Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
5
b. Penelitian Sumber Daya Manusia. Berfungsi untuk mengumpulkan data
melalui proyek penelitian khusus. Contoh: Penelitian Suksesi (succession
Study), Analisis dan Evaluasi Jabatan (Job Analysis and Evaluation),
Penelitian Keluhan (Grievance Studies). Sistem ini bertugas
mengumpulkan data melalui kegiatan penelitian khusus seperti :
1. Penelitian Suksesi
Melakukan penelitian apakah seorang pegawai telah berhasil
mencapai kesuksesan dalam bidangnya.
3. Penelitian Keluhan
Mengumpulkan data-data berupa keluhan para pegawai tentang
pekerjaan mereka agar pegawai tersebut bisa bekerja dengan lebih
maksimal dan tidak mengalami kebosanan.
6
d. Intelijen Serikat Pekerja. Serikat pekerja memberikan data dan
informasi yang digunakan dalam mengatur kontrak kerja antara
serikat pekerja dan perusahaan.
7
c. Subsistem Manajemen Angkatan Kerja. Merupakan informasi-
informasi yang dibutuhkan untuk mengelola sumber daya manusia di dalam
organisasi. Informasi-informasi ini meliputi informasi pelatihan, penilaian atau
evaluasi kerja, evaluasi keahlian, karir, realokasi jabatan, suksesi, dan
kedisiplinan.
8
Juga diidentifikasikan data yang menjelaskan perorangan seperti pelamar,
tanggungan, keuntungan dan pegawai yang masih bertahan.
4. Database
Data dimasukkan ke dalam database dari beberapa sumber,
menurut penelitian HRSP. Non-manajer dalam SDM adalah sumber paling
populer (86,9%), diikuti oleh non-manajer diluar SDM (36,1%), manajer
dalam SDM (30,8%), dan manajer diluar SDM (7,8%). Pemasukkan data
dari lingkungan relatif jarang hanya dilaporkan oleh sekitar 24,2%
perusahaan. File-file basis data sumber daya dibentuk oleh tiga sumber
input yaitu data eksternal sumber daya manusia data internal riset sumber
daya manusia dan data internal keuangan sumber daya manusia.
Ada pun sistem informasi sumber daya manusia yangdianggap berhasil bila
memenuhi beberrapa, hal yakni:
9
a. Biaya harus sejalan dengan ukuran dan kondisi financial
b. Sistem ditetapkan dengan waktu yang baik
c. Harus mampu dimodifikasi dan diperluas
d. Penekanan pada aktivitas perencanaan harus terbukti
e. Umpan balik harus berkelanjutan
f. Arsip terintegrasi pada berbagai departemen
g. Data kritis harus tersedia saat dibutuhkan
h. Informasi kritis mencakup karyawan kunci, keahlian, dll
Sistem informasi sumber daya manusia sangat penting dan berguna dalam
manajemen sumberdaya manusia. Hal ini dikarenakan dalam pengeloaan sumber
daya manusia secara efektif memerlukan data dan informasi yang cukup terutama
dalam pengambilan keputusan (decision making). Saat ini teknologi komputer
telah membantu banyak organisasi untuk mengkombinasikan data dan informasi
secara efisien dan dengan lokasi secara sentral. Sebelumnya, sistem penggunaan
perangkat software ini ‘data base’, akan tetapi dalam manajemen sumberdaya
manusia disebut sebagai ‘human resource information system’ (HRIS).
Dewasa ini, organisasi atau perusahaan mendapat manfaat dengan adanya
HRIS. Hal ini karena dengan HRIS organisasi atau perusahaa lebih mudah dan
cepat mengakses data dan informasi penting dalam rangka pengambilan
keputusan, seperti: data dan informasi tentang kompetensi SDM untuk dijadikan
input dalam rangka promosi menduduki suatu jabatan.
The more broadly defined field of IHRM is about understanding,
researching, applying and revising all human resource activities in their internal
and external contexts as they impact the process of managing human resources in
enterprises throughout the global environment to enhance the experience of
multiple stakeholders, including investors, customers, employees, partners,
suppliers, environment and society.
10
h. Manajer Penggajian, dan manajer-manajer yang lain.
SISDM serupa dengan sistem informasi keuangan dalam hal isinya yang
menjadi perhatian manajer diseluruh perusahaan. Seperti halnya manajer
berminat pada sumber daya uang mereka, manajer juga berminat pada sumber
daya personil mereka.
Direktur SDM menggunakan informasi dari semua subsistem output,
seperti halnya eksekutif lain, manajer EEO/AA di dalam SDM, dan manajer
lain diseluruh perusahaan. Manajer unit-unit di dalam SDM memiliki
perhatian khusus dalam subsistem itu yang berhubungan dengan operasinya.
Contohnya, manajer perencanaan SDM secara khusus tertarik pada subsistem
perencanaan angkatan kerja. Dua manajer di luar SDM juga memiliki khusus
yang kuat. Manajer akuntansi berkepentingan khusus karena dampak dari
progran kompensasi dan benefit pada status keuangan perusahaan. Manajer
dari bagian gaji pada departemen akuntansi berkepentingan khusus dalam
subsistem kompensasi. Setiap hari, para manajer di seluruh perusahaan
menggunakan informasi personalia.
1. Perencanaan SDM.
Aktivitas ini dimaksudkan untuk mendapatkan sumber daya manusia
yang selalu sesuai dengan kebutuhan. Tujuan ini dilakukan dengan
melakukan analisis terhadap infomasi yang berkaitan dengan SDM
yang ada diperusahaan saat ini seperti:
a. Informasi keahlian yang dimiliki dan yang diperlukan,
lowongan pekerjaan yang ada dan rencana penambahan atau
pengurangan karyawan dibagian tertentu.
b. Informasi tentang lingkungan seperti informasi tentang pasar
tenaga kerja.
11
2. Penerimaan
Aktivitas ini berkaitan dengan masalah pengadaan SDM yang sesuai
dengan kebutuhan yang telah direncanakan. Pencarian SDM biasanya
dilakukan melalui Koran, internet, penyalur tenaga kerja, dari mulut
kemulut dan mencari kekapus-kampus.
3. Pemilihan
Aktivitas ini dilakukan dengan mengevaluasi informasi yang diperoleh
dari formulir pendataran atau lamaran yang diterima, interview,
berbagai macam tes, seperti tes iQ dan EQ dan lain bentuk informasi
yang dianggap perlu oleh manajemen SDM dalam penyeleksian untuk
mendapatkan SDM yang sesuai denga rencana yang telah ditentukan.
4. Sosialisasi
Aktivitas ini dilakukan untuk membantu SDM yang baru diterima agar
secara harus dapat beradaptasi dengan lingkungan intern organisasi.
SDM baru tersebut diperkenalkan dengan rekan-rekan barunya serta
tanggung jawab yang diembannya.
6. Penilaian kerja
Aktivitas ini dilakukan dengan mambandingkan antara kinerja secara
individu/organisasi/sub organisasi dengan standar yang telah
ditentukan.
12
Perkembangan terakhir system jaringan yang telah memungkinkan
terjadinya distribusi data dan informasi dengan mobilitas tinggi, telah
mengakibatkan praktek struktur pengorganisasian SDM mengalami
perubahan yang sangat besar, dimana pekerjaan atau proses transaksi dapat
didistribusikan dari berbagai terminal, namun data tetap terintegrasi menjadi
satu kesatuan. Dengan demikian, dalam mengerjakan suatu pekerjaan, SDM
tidak lagi terikat oleh tempat. Barangkali mereka melakukan pemantauan
atau pengendalian dari rumah atau dari computer notebook yang dapat
dibawa kemana saja.
13
BAB III. STUDI KASUS
ABSTRAK
I. Pendahuluan
14
berkualitas di bidangnya, serta memiliki daya saing kuat sesuai dengan arah
tujuan perusahaan. Salah satu perusahaan yang perlu melakukan perencanaan
SDM adalah CV Spirit Wira Utama.
CV Spirit Wira Utama merupakan perusahaan yang mengembangkan
model usaha pertanian (agribisnis) dengan sistem hidroponik tanpa menggunakan
greenhouse (terbuka atau tanpa atap). Produk yang dihasilkan yaitu sayuran selada
dengan beberapa varietas yang dipasarkan ke beberapa hotel, restoran dan
supermarket di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Data perusahaan menunjukkan
bahwa jumlah produksi sayuran selada per bulan rata-rata mencapai 200-250 kg
per 500 m2, sementara permintaan pasar mencapai 1-1,5 ton per bulan. Peluang
bisnis besar yang dimiliki oleh CV Spirit Wira Utama terhambat oleh terbatasnya
jumlah sayuran selada yang dihasilkan, sehingga dalam upaya peningkatan
produksi alternatif yang dapat dilakukan oleh perusahaan diantaranya yaitu
dengan melakukan perluasan area kebun.
Penambahan area kebun baru tentu membutuhkan karyawan kebun sebagai
pengelolanya dan penambahan biaya untuk membayar upah karyawan tersebut.
Sementara itu upah adalah pengeluaran paling tinggi diantara biaya operasional
lainnya yang harus dikeluarkan perusahaan setiap bulan. Data perusahaan
menunjukkan bahwa, untuk 500m2 area kebun perusahaan harus mengeluarkan
biaya diantaranya Rp 400.000 masing-masing untuk biaya listrik dan pupuk serta
Rp 2 juta untuk biaya upah karyawan kebun. Oleh karena itu, untuk menghindari
terjadinya inefisiensi biaya maka dibutuhkan perencanaan SDM yang lebih baik
agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan serta efektif dan efisien dalam
membantu terwujudnya tujuan perusahaan. Menurut Marwansyah (2010), analisis
beban kerja adalah proses untuk menentapkan jumlah jam kerja-orang (man-
hours) yang dibutuhkan untuk merampungkan beban kerja dalam waktu tertentu.
Analisis beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa jumlah pekerja yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan berapa beban yang tepat
dilimpahkan kepada satu orang pekerja.
Analisis beban kerja dilakukan melalui perhitungan Full Time Equivalent
(FTE). Perencanaan SDM pada CV Spirit Wira Utama masih dalam tahap
perbaikan dan pengembangan. Pada CV Spirit Wira Utama juga belum pernah
dilakukan analisis beban kerja sebelumnya, maka diharapkan dengan
dilakukannya analisis beban kerja manajemen sumber daya CV Spririt Wira
Utama dapat menjadi lebih baik. Pembagian kerja yang tepat dan penempatan
karyawan yang sesuai baik dalam hal jumlah maupun kompetensi, diharapkan
mampu mempengaruhi dan mendorong produktivitas CV Spirit Wira Utama
menjadi lebih tinggi dengan biaya yang efektif dan efisien. Sebagai perusahaan
baru yang mengembangkan sistem pertanian hidroponik, namun CV Spirit Wira
Utama masih belum mampu memenuhi semua permintaan pasar. Walaupun usaha
ini sudah berjalan hampir 3 tahun dan luas kebun yang dimiliki saat ini sudah
mencapai 1.500 m2. Keterbatasan produksi CV Spirit Wira Utama dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu terkait dengan terbatasnya SDM yang
dimiliki. Sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut dan untuk
meningkatkan produktivitas dibutuhkan perencanaan SDM yang lebih baik agar
kinerja SDM yang ada dapat dikelola secara lebih efektif dan efisien.
Salah satu bagian dari perencanaan SDM yang dapat dilakukan yaitu
analisis beban kerja. Analisis beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa
15
jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan berapa
beban yang tepat dilimpahkan kepada satu orang pekerja (Marwansyah 2010).
Untuk menjawab permasalah tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan
tujuan, yaitu: (1) Mengidentifikasi uraian pekerjaan SDM dalam memproduksi
sayuran selada pada CV Spirit Wira Utama, (2) Menganalisis waktu kerja dalam
aktivitas produksi komoditi sayuran selada berdasarkan analisis beban kerja
melalui perhitungan FTE.
Analisis beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja-
orang (man-hours) yang dibutuhkan untuk merampungkan beban kerja dalam
waktu tertentu. Analisis beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa
jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan
berapa beban yang tepat dilimpahkan kepada satu orang pekerja. Analisis
beban kerja dapat dilakukan dengan cara membagi isi pekerjaan yang harus
diselesaikan dengan hasil kerja rata-rata satu orang, sehingga akan didapat
jumlah orang yang dibutuhkan untuk merampungkan pekerjaan tersebut
(Marwansyah 2010).
Penelitian ini dimulai dengan melakukan analisis pekerjaan pada seluruh
karyawan untuk memperoleh uraian aktivitas yang terkait dengan produksi
sayuran selada yang dibudidayakan oleh CV Spirit Wira Utama. Kemudian,
uraian aktivitas tersebut (volume kerja) akan dikalikan dengan norma waktu
atau lamanya aktivitas tersebut diselesaikan sehingga akan dihasilkan beban
kerja karyawan yang sesungguhnya. Tahap selanjutnya yaitu melakukan
analisis beban kerja melalui perhitungan FTE dengan dua pendekatan yaitu
berdasarkan aktivitas dan berdasarkan proses. Perhitungan FTE dengan
pendekatan berdasarkan aktivitas dilakukan pada SDM bagian teknik, bagian
produksi, bagian keuangan dan bagian pemasaran) dan karyawan kebun,
sedangkan perhitungan FTE dengan pendekatan berdasarkan proses dilakukan
pada tahapan proses produksi komoditi sayuran selada.
Perhitungan FTE dilakukan dengan membagi beban kerja sesungguhnya
yang telah didapat dengan waktu kerja efektif dalam periode tertentu yang
dijadikan alat ukur dalam melakukan analisis beban kerja.
16
dikembangkan sebagai usaha pertanian (agribisnis) yang dapat dilakukan
dalam skala Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Waktu kerja karyawan CV Spirit Wira Utama dimulai pukul 07.00 - 16.00
WIB. Waktu pengamatan dilakukan selama 6 minggu, yaitu satu minggu untuk
masing-masing karyawan yang terbagi kedalam lima bagian pekerjaan.
Pelaksanaan waktu pengamatan disesuaikan dengan jumlah hari kerja, waktu kerja
dan jumlah karyawan pada CV Spirit Wira Utama. Pengamatan dilakukan dengan
metode work sampling. Barnes (1980) yang dikutip dari Nugraha (2013),
menyatakan bahwa work sampling digunakan untuk mengukur aktivitas pegawai
dengan menghitung waktu yang digunakan untuk mengukur aktifitas pegawai
dengan menghitung waktu yang digunakan untuk bekerja dan waktu yang tidak
digunakan untuk bekerja dalam jam kerja mereka, kemudian disajikan dalam
bentuk persentase.
17
Kebun K5 418,05 77,42 %
K6 457,24 84,67 %
Total 2402,89 446,83 %
Rata-rata 400,48 74,47
Pada Tabel 7 diatas dapat dilihat, bahwa penggunaan waktu kerja produktif
tertinggi yaitu karyawan pada bagian kebun (K6) sebesar 84,67%. Berdasarkan
pengamatan, diketahui bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh K6 merupakan
aktvitas proses produksi sayuran selada yang penting dan membutuhkan perhatian
khusus dan ketelitian dalam pengerjaanya, seperti aktivitas pengecekan aliran air
dan pembersihan lumut pada selang aliran. Selain itu, tingginya waktu kerja
produktif yang dimiliki oleh K6 lebih dikarenakan pribadi individu itu sendiri
yang memiliki tanggung jawab tinggi dalam menyelesaikan pekerjaan.
Selanjutnya, penggunaan waktu kerja produktif terendah yaitu karyawan bagian
keuangan (K3) sebesar 67,18%. Berdasarkan pengamatan, diketahui bahwa
aktivitas pekerjaan yang dimiliki oleh karyawan bagian keuangan lebih banyak
adalah aktivitas pekerjaan yang hanya dilakukan satu kali dalam seminggu,
sehingga karyawan bagian keuangan memiliki waktu luang yang lebih banyak
yang dimanfaatkan untuk aktivitas tidak produktif.
18
BAB IV. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna sehingga kami
memohon kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun agar kami dapat memperbaiki makalah yang telah kami susun.
19