Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang mana dengan rahmat dan hidayah Nya sehingga
penusun dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan slalu pada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Makalah tentang System Informasi Eksekutif ini
penyusun susun untuk memenuhi tugas matakuliah System Informasi Manajemen.
Dalam penyusunan makalah ini mengalami banyak berbagai cobaan baik dari segi biaya,
waktu, dana dan tenaga. Tetapi alhamdulillah makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Dengan ini penyusun ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak
dapat penyusun sebutkan satu persatunya.
Dalam makalah ini mungkin terdapat kekurangan yang tidak sengaja penyusun
melakukannya. Oleh karena itu penyusun mohon maklum dan meminta saran dan kritiknya
untuk hasil yang lebih baik lagi.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan informasi sebuah lembaga, dalam hal ini perguruan tinggi dapat mengetahui
tingkat produktivitas, kemajuan, dan aktivitas yang terjadi pada perguruan tinggi tersebut. Oleh
sebab itu dalam perguruan tinggi tersebut diperlukan sebuah sistem informasi yang dapat
mengolah dan merangkum data yang berhubungan dengan akademis dan kepegawaian. Sistem
informasi ini disebut Sistem Informasi Eksekutif (SIE). Kebutuhan informasi akademis dan
kepegawaian akan semakin kompleks. SIE harus mampu menangani, mengolah dan merangkum
data dari database SIA dan SIK. SIE juga perlu memberikan tingkatan pengguna dalam hal akses
terhadap data-data tersebut, tidak semua dapat mengakses data tertentu dan melakukan
perubahan terhadapnya. Sehingga masing-masing pengguna hanya akan memperoleh hak kuasa
terhadap informasi yang diinginkan.
Sistem informasi manajemen muncul dengan publikasi yang luas pada tahun 1960an.
SIM ada yang memandang sebagai sentral, namun pada prakteknya SIM merupakan
perkembangan atau perluasan dari sistem pelaporan untuk manajer tingkat bawah. Dalam tahun
1970an Sistem penunjang keputusan (DSS) telah memberikan bantuan untuk tugas pembuatan
keputusan spesifik. DSS bisa digunakan oleh personel di organisasi secara keseluruhan, tapi
biasanya hanya digunakan oleh personel di organisasi secara keseluruhan, tapi biasanya hanya
digunakan oleh staff dan manajer menengah dan bawah.
Karena beberapa alasan dukungan yang diberikan DSS kepada eksekutif hanyalah
sedikit, maka dalam pengembangannya muncullah Sistem Informasi Eksekutif (EIS) atau Sistem
Penunjang Eksekutif (ESS). Sistem informasi organisasi yang dimaksudkan untuk digunakan
oleh eksekutif perusahaan baru saja berkembang. Permulaan yang terlambat ini disebabkan oleh
kegiatan eksekutif yang tidak terstrukturbaik, dan para spesialis informasi lebih sukar memahami
pemecahan keputusan di tingkat eksekutif daripada di tingkatan managemen yang lebih bawah.
Lambat laun penggunaan komputer bergerak merambat naik dan sekarang mendapat
perhatian eksekutif. Sistem Informasi eksekutif sekarang merupakan salah satu area komputasi
bisnis yang termarak. Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System) atau EIS
merupakan suatu sistem yang khusus dirancang bagi manager pada tingkat perencanaan strategis.
EIS adalah penyediaan informasi ke manajer senior. Dalam konteksnya, komputer diasumsikan
terlibat dalam memperoleh dan mengatur informasi (klarifikasi, analisis dan menyediakan
alternatif keputusan).
Data berbentuk rekaman dalam jumlah besar tidak cocok digunakan secara langsung.
Dapat juga menjadi tidak berguna akibat terlalu padat, kurang lengkap atau tidak siap diakses.
EIS digunakan oleh satu atau lebih manajer senior.Meskipun aturan dan tanggung jawabnya
berbeda, mereka bekerjasama dalammerumuskan, menjalankan, dan melacak strategi. Mereka
tidak peduli dengan transaksi harian yang detil, tapi peduli dengan gejala tren transakasi atau
permasalahan yang muncul. Manajer senior kadang peduli dengan hubungan antar personal di
lingkungan bisnis. EIS harus mendukung setidaknya sebagian fungsi berikut:
• Pemunculan ide
• Perencanaan
• Analisis
• Pengambilan keputusan
• Komunikasi
• Motivasi
EIS juga merupakan suatu sistem berbasis komputer yang melayani kebutuhan informasi
top executive. EIS menyediakan akses yang cepat berupa informasi yang tepat waktu dan
langsung mengakses laporan manajemen. EIS sangat user-friendly, didukung oleh grafik-grafik,
dan menyediakan laporan-laporan dengan kemampuan drill-down.EIS juga mudah dihubungkan
dengan layanan informasi on-line dan elektronik mail[Turban,1996]. “Executive Information
System (EIS) is a highly interactive MIS system providing managers and executive flexible
access toinformation for monitoring operating result and general business conditions
[alter,1996]”. EIS dirancang untuk membantu eksekutif mencari informasi yang dibutuhkan.
Eksekutif dapat memilih format-format secara grafis dan tabular [Paul Gray,1994]. Mengapa
harus EIS. Karena eksekutif memerlukan informasi baik internal maupun external.
Oleh sebab itu EIS lah yang dapat memenuhi kebutuhan eksekutif ini. Sesuai apa yang
disimpulkan oleh Watson, et al[1991] tentang konsep mengapa diperlukan EIS adalah sebagai
berikut sesuai dengan keperluan :
a. Eksternal
- meningkatkan persaingan
b. Internal
6. Langkah - langkah apa saja yang dilakukan eksekutif untuk meningkatkan sistem informasi ?
8. Apa saja Kelebihan dan Kekurangan dar Sistem Informasi Eksekutif (SIE) ?
7. Untuk mengetahui Alasan EIS di butuhkan untuk kebutuhan informasi yang up to date
9. Untuk mrngetahui contoh beserta alasan penggunaan SIE pada suatu perusahaan
1.4. Manfaat Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, kami tim penulis atau kelompok yang membahas tentang Sistem
Informasi Eksekutif, berharap dalam makalah ini bisa bermanfa’at untuk jangka panjang maupun
jangka pendeknya sebagai informasi yang sangat berharga.
Dalam sistem informasi eksekutif pun dapat diambil banyak manfaatnya, dengan memilah –
milah atau memilih software sistem informasi eksekutif (SIE).
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah Eksekutif memang diterangkan secara bebas, Eksekutif sering dikaitkan dengan
perencanaan dan jangka panjang dan berorientasi pada kesejahteraan perusahaan. Jika tidak ada
sistem informasi eksekutif dan hanya ada sistem informasi fungsional, manajer puncak akan
menerima semua informasi dari subsistem - subistem fungsional dan para eksekutif harus
menyarikan dan mensintesiskan data menjadi suatu bentuk yang berarti bagi mereka. Sistem
informasi eksekutif membebaskan eksekutif dari tugas tersebut. Berikut ini beberapa pandangan
• Menurut Henri Fayol, semua manajer melakukan fungsi-fungsi manajemen yang sama:
Perencanaan sangat ditentukan pada tingkat eksekutif, sedangkan fungsi-fungsi lain oleh tingkat
• Peran-peran manajerial Mintzberg, semua manajer melakukan semua peran, tetapi orientasinya
berbeda untuk tiap tingkatan. Salah satu peran keputusan adalah negotiator. Salah satu contoh,
seorang manajer puncak berunding dalam menggabungkan usaha (merger), dan manajer tingkat
• Agenda dan jaringan Kotter, menurut Prof. John P. Kotter dari Harvard para eksekutif
mengatasi tantangan pekerjaan mengikuti strategi tiga tahap: (a) menetapkan agenda - tujuan
yang harus dicapai perusahaan (panjang, mencegah, dan jangka pendek); (b) membangun
jaringan kerjasama diantara orang-orang yang harus menyelesaikan agenda tersebut; (c)
menetapkan lingkungan norma dan nilai yang tepat sehingga anggota jaringan dapat bekerja
merupakan sistem informasi yang menyediakan fasilitas yang fleksibel bagi eksekutif dalam
mengakses informasi eksternal dan internal yang berguna untuk mengindentifikasi masalah.
Pemakai yang awam dengan komputer pun tidak sulit mengoperasikannya karena sistem
Informasi Eksekutif dirancang untuk membantu eksekutif mencari informasi yang diperlukan
pada saat mereka membutuhkannya dan dalam bentuk apapun yang paling bermanfaat
[Pengenalan Sistem Informasi, Raymond Mcleod, Jr.]. Model dari Sistem Informasi Eksekutif
permintaan informasi, memilih sendiri format grafik, tampilan informasi yang dikehendaki.
Kemampuan drill down yang tersedia pada sistem ini memungkinkan eksekutif dapat melihat
lebih rinci suatu informasi. Drill down berarti eksekutif dapat memulai dari gambaran sekilas
Secara umum, sistem informasi eksekutif dikembangkan seperti mainframe program berbasis
komputer. Tujuannya adalah untuk melindungi sekumpulan data dan untuk menyediakan kinerja
penjualan atau statistik riset pemasaran untuk membuat keputusan, seperti halnya petugas
keuangan, direktur pemasaran, dan petugas eksekutif pemimpin. Obyektif adalah untuk
mengembangkan aplikasi komputer itu akan menyoroti keterangan untuk memuaskan eksekutif
senior kebutuhan. Secara khas, sebuah EIS menyediakan data hanya perlu untuk mendukung
keputusan level eksekutif dari pada data bagi seluruh perusahaan.Hari ini, aplikasi dari EIS tidak
hanya pada hirarki perusahaan, tetapi juga di komputer pribadi pada satu daerah jaringan lokal.
EIS sekarang seberangi platform perangkat keras komputer dan mengintegrasikan keterangan
menyimpan pada mainframe, mesin komputer pribadi, dan minicomputers. Sebagai beberapa
perusahaan jasa klien mengadopsi sistem informasi perusahaan yang terakhir, karyawan dapat
mempergunakan komputer pribadi mereka untuk memperoleh akses ke datan perusahaan dan
memutuskan data yang adalah relevan untuk pembuatan keputusan mereka. Perbuatan
pengaturan ini semua, pengguna mampu untuk menyesuaikan akses mereka ke perusahaan sesuai
data dan menyediakan keterangan relevan terhadap keduanya bagian atas dan tingkat yang lebih
rendah di perusahaan.
Ketika membicarakan tentang perangkat keras untuk satu lingkungan EIS, kita harus
memfokuskan pada perangkat keras yang dibutuhkan pertemuan eksekutif. Eksekutif harus
diletakkan yang pertama dan kebuthan eksekutif harus didefinisikan sebelum perangkat keras
dapat terpilih. Perangkat keras komputer dasar diperlukan untuk suatu EIS meliputi empat
komponen:
-Input Device / alat masukan : Alat ini mengijinkan eksekutif untuk memasuki, verifikasi, dan
perbaharui data dengan seketika.
-Central Processing Unit : Adalah pusat komponen karena ini dapat mengontrol komponen mesin
komputer yang lain.
-File Penyimpanan Data : Eksekutif dapat mempergunakan ini secara terpisah untuk menyimpan
keterangan bisnis, dan bagian ini juga dapat membantu eksekutif mencari keterangan informasi
bisnis historis dengan mudah.
-Output Device / alat keluaran : Eksekutif dapat menggunkan alat ini untuk membaca rekaman
visual dan sistem ini memerlukan dukungan dan hardware komputer yang tidak begitu mahal.
Alat ini juga dapat meningkatkan akses dari keterangan EIS untuk banyak pengguna yang lain
dengan suatu perusahaan.
Memilih perangkat lunak penting untuk mendesain satu EIS yang efektif. Oleh sebab itu,
komponen perangkat lunak dan bagaimana cara mengintegrasikan data ke dalam suatu sistem
sangatlah penting. Perangkat lunak dasar yang diperlukan untuk satu EIS meliputi empat
komponen:
1. Teks yang mendasari perangkat lunak. Bentuk paling umum dari teks dapat di
dokumentasikan.
2. Database : Database heterogen bercokol pada satu jangkauan spesifik Vendor dan platform
komputer membuka akses eksekutif bagi Eksekutif.
3. Dasar grafis : Grafis dapat mengarahkan volume dari teks dan statistik ke dalam keterangan
visual untuk Eksekutif. Jenis grafis yang khas adalah: bagan gugus berkala, diagram, peta, grafis
gerak, bagan urutan, dan perbandingan mengorientasi graf (bagan balok).
4. Dasar model : EIS memodelkan data yang mengandung data statistik rutin dan khusus,
keuangan, dan analisa kuantitatif lain.
Para eksekutif membangun EIS atas dasar konsep-konsep manajemen. Ada 3 konsep yang perlu
dibahas, yaitu: faktor-faktor penentu keberhasilan (critical success factors), management by
exception, dan model mental. Dengan Penjelasan sebagai berikut :
Adalah hal-hal (factor) yang menentukan keberhasilan atau kegagalan segala jenis kegiatan
organisasi. Factor-faktor ini dalam setiap perusahaaan berbeda-beda tergantung dari kegiatan
yang dilakukan. Tahun 1961 D. Donald Daniel dari McKinsey & Company menciptakan faktor-
faktor keberhasilan. Faktor-faktor ini bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Untuk
industri kendaraan bermotor, CSF (critical success factors) yang diyakini adalah model, jaringan
dealer yang efisien, dan pengendalian biaya manufaktur yang efisien. Sebagai contoh misalnya
sebagai berikut CSF dari industri asuransi jiwa adalah pengembangan personil manajemen agen,
pengendalian personil administratif, dan inovasi menciptakan produk-produk asuransi.
Perbandingan antara kinerja yang direncanakan dengan kinerja actual. Sehingga informasi dapat
langsung didapat dan digunakan untuk menyelesaikan setiap permasalahan seperti perangkat
lunak EIS yang dapat mengidentifikasi perkecualian-perkecualian secara otomatis dan
membuatnya diperhatikan oleh eksekutif.
c. Model Mental
Peran utama EIS adalah membuat sintesis, atau menyarikan data dan informasi bervolume besar
untuk meningkatkan kegunaannya. Pengambilan sari ini disebut pemampatan informasi
(information compression) dan menghasilkan suatu gambaran atau model mental dari operasi
perusahaan.
Tahun 1973, P.N. Johnson – Lavid menciptakan istilah model mental, yakni “memungkinkan
perorangan untuk membuat penilaian dan perkiraan, untuk memahami fenomena, untuk
memutuskan tindakan yang perlu diambil dan untuk mengendalikan pelaksanaannya dan di atas
semuanya untuk mengalami kejadian melalui pengganti (proxy).
2.5. Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Sistem Informasi Eksekutif
1. Sponsor eksekutif yang mengerti dan berkomitmen, Eksekutif tingkat puncak, lebih baik
CEO karena harus berfungsi sebagai sponsor eksekutif EIS dengan mendorong penerapannya.
2. Sponsor operasi, kalau sponsor eksekutif sibuk dapat diberikan kepada eksekutif lebih
rendah, misal wakil presiden eksekutif. Sponsor operasi bekerjasama dengan eksekutif pemakai
dan spesialis informasi untuk memastikan pekerjaan itu terlaksana.
3. Staff jasa informasi yang sesuai, tidak saja mengerti teknologi informasi tetapi juga
mengerti cara eksekutif menggunakan sistem itu.
4. Teknologi informasi yang sesuai H/W dan S/W tidak lebih dan tidak kurang.
5. Manajemen data, data harus selalu mutakhir dengan mengidentifikasi tanggal dan jam
dimasukkan dalam sistem. Juga perlu analisis melalui drill-down dengan bertanya kepada
manajer data atau keduanya.
6. Kaitan yang jelas dengan tujuan bisnis, EIS harus berhasilmemecahkan masalah-masalah
spesifik/untuk memenuhi kebutuhan yang dapat ditangani teknologi informasi.
7. Manajemen atas : Penolakan organisasi. Jika seorang eksekutif menolak EIS, perlu upaya
untuk mendapatkan dukungan. Untuk itu perlu identifikasi masalah tersebut, kemudian
menerapkan EIS dengan prototyping untuk mengatasi masalah tersebut.
8. Manajemen atas penyebaran dan evolusi sistem : Jika manajer tingkat atas mulai menerima
informasi dari EIS, maka manajer tingkat bawah menginginkan informasi yang sama, karena
mereka ingin mengantisipasi masalah dan memecahkannya sebelum manajer tingkat atas
mengangap masalah tersebut tidak terkendali.
1. Menyimpan inventarisasi dari transakasi informasi yang masuk, yaitu memelihara record
data dan menyimpan ke database, dan dapat dibuat laporan. Studi Jones dan McLeod
mengemukakan bahwa eksekutif biasanya menganggap sumber dan media tertentu dapat
memberikan kontribusi yang lebih banyak dari apa sebenarnya ia berikan. Dengan bukti sam ,
sumber dan media yang lain mungkin ia remehkan. Eksekutif. Dibantu oleh sekretarisnya. Dapat
memelihara catatan data yang sama seperti yang ada pada studi jones dan McLeod. Data yang
dicatat tersebut dimasukan kedalam DBMS. Kemudian meraka dapat membuat laporan yang
dapat digunakan untuk mejawab tujuh pertanyaan yang dikemukakan oleh jones dan McLeod
bila meraka berhubungan dengan system yang dimilikinya
2. Merangsang terjadinya sumber yang bernilai tinggi. Dengan adanya sumber yang bernilai
tinggi maka eksekutif mengkomunikasikan sumber tersebut ke setiap anggota dengan melakukan
konferensi. eksekutif kemudian dapat melakukan cara yang lebih mudah untuk
mengkomunikasikan sumber tersebut. CEO bank memberikan contoh yang baik mengenai cara
melakukan hal ini. Mungkin sebagian besar informasi yang bernilai tinggi yang ia terima berasal
dari komite manajemennya. Agar setiap anggota merasa mempunyai kesempatan yang sama
untuk berpartisipasi, CEO memutuskan untuk menggunakan meja bundar untuk melakukan
konferensi.
3. Mengambil manfaat dari peluang yang ada, ketika informasi datang, eksekutif harus dapat
memperolehnya. Ketika secuil informasi datang, eksekutif harus menangkapnya. Wakil direktur
bidang keuang menjalankan strategi ini dengan menempatkan meja kerjanya menghadap tembok,
sehingga ia membelakangi pintu masuk. Nampaknya hal ini seperti untuk menghindari
informasi, padahal sebenarnya maksudnya kebalikannya. Seperti yang ia jelaskan, ketika
seseorang memasuki kantornya, ia tidak ingin melakukan percakapan dengan tamu tersebut
sambil melihat tumpukan kertas kerja yang belum selesai dikerjakan. Dengan penempatan
mejanya menghadap tembok. Ia dapat menghadapi tamunya dengan konsentrasi penuh tanpa
gangguan kertas kerja yang belum ia selesaikan.
Beberapa alasan mengapa EIS yang dibutuhkan untuk mengatasi berbagai macam kebutuhan
akan informasi yang up to date.
a. Eksternal
- meningkatan kompetisi
b. Internal
Tujuan dari Executive Information Sistem adalah menghasilkan target informasi yang selalu up
to date untuk meningkatkan performance dari suatu perusahaan dengan memberikan perhatian
khusus pada tujuan akhir dan prioritasdari perusahaan tersebut.
Semua sistem memliki kekurangan dan kelebihan. Akan tetapi, itu semua tergantung dari
penggunaan dan pengguna. SIE pun juga memiliki kekurangan dan kelebihan sendiri. Pada
postingan kali ini, saya membahas tentang Kelebihan dan Kekurangan Sistem Informasi
Eksekutif (SIE). Dimana penjelasan Sistem Informasi Eksekutif sendiri saya jelaskan pada
postingan lain.
Dapat Mengakses dan memadukan jangkauan data internal dan eksternal yang bersifat luas.
Pada perusahaan kecil mungkin membutuhkan biaya lebih untuk membuat implementasi.
Di Indonesia sudah banyak perusahaan yang telah menggunakan Sistem Informasi Eksekutif,
contohnya yaitu Bank Mandiri
Bank Mandiri yang didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998 merupakan bagian dari program
restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Empat bank milik
pemerintah yang bergabung menjadi bank Mandiri tersebut adalah Bank Bumi Daya, Bank
Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia.
Dari penyatuan empat bank pemerintah yang memiliki core banking system yang berbeda-beda,
data center yang berbeda-beda, serta infrastruktur baik hardware, software maupun jaringan yang
berbeda-beda maka pada awal bank Mandiri \ melakukan evaluasi atas core banking sistem dari
keempat bank legacy. Dan pada akhirnya bank Mandiri memutuskan untuk mengembangkan SIE
nya dengan cara memodifikasi sistem core banking Bank Exim (BEST) untuk memenuhi
kebutuhan standar produk awal bank Mandiri yang kemudian disebut dengan MASTER (Mandiri
Sistem Terpadu).
Berdasar hasil evaluasi atas core banking sistem dari keempat bank legacy tersebut sistem core
banking Bank Eximlah yang dianggap terbaik dari keempat sistem yang ada pada keempat
legacy bank dan yang paling memungkinkan untuk direkomendasikan sebagai standar sistem
paling memungkinkan untuk diimplementasikan sesuai dengan time frame legal merger.
Sistem core banking bank Exim telah diimplementasikan pada lebih dari 200 cabang, dan
terdapat 40 karyawan bank Exim memahami sistem tersebut dengan baik.
MASTER hanya sebuah solusi sementara jangka pendek untuk dapat secepatnya beroperasi
dalam satu platform. MASTER tidak dapat mendukung kebutuhan bisnis dan visi bank Mandiri
untuk masa mendatang karena MASTER dibuat pada pertengahan tahun 1980an untuk keperluan
bank dengan segmen korporasi, sedangkan bank Mandiri menyasar pada segmen yang berbeda
denga bank Exim yaitu segmen ritel.
Selain itu, arsitektur sistem MASTER dikembangkan dengan konsep branch- centric yang tidak
dapat mendukung konsep hub and spoke. Disamping itu database yang dimiliki oleh MASTER
ini cukup terbatas dan tidak dapat memenuhi kebutuhan customer view dan segmentasi nasabah
yang diperlukan.
Setelah itu dilakukan penggantian sistem MASTER ke system eMAS (Enterprise Mandiri
Advanced System) yang project pilotnya dilakukan dalam dua tahap. Sistem eMAS dijalankan
senilai US$ 173 juta selama 3 tahun yang mencakup empat inisiatif utama yaitu:
didukung oleh anggota tim sebanyak 500 orang, 32 proyek, 18 sistem interfaces dan 128 sub
modul. Pada bank Mandiri, ada beberapa hal yang menjadi perhatian dalam pengelolaan data,
yaitu:
Timeless: data harus tersedia pada watunya untuk mengantisipasi perubahan bisnis yang cepat.
Completeness: data yang lengkap akan dapat memberikan gambaran bisnis yang lebih baik,
sehingga pada saat pemasukan data (data entry), field-field penting telah dibuat mandatory dan
default value.
Correctness: ketepatan data untuk digunakannya parameter table untuk meminimalisir kesalahan
pengetikan (typing error).
Precision: memastikan bahwa data tetap lengkap dan sesuai (tidak ada data yang hilang atau
berubah).
Lack of abiguity: kesamaan persepsi atas data diperlukan untuk menghindari misinterpretasi.
Untuk mendukung penyediaan data dan informasi yang lengkap, akurat, tepat waktu dan
konsisten maka dibentuk Enterprise Information Architecture yang bersifat "agile & adaptive"
dan comply dengan Basel II.
Saat ini, sebagian besar proses pelaporan telah berjalan secara otomatis, meski terdapat beberapa
yang masih diperlukan adanya intervensi atau pengontrolan dari unit terkait dalam hal ini
eksekutif untuk dilakukan adjustment sesuai keputusan manajemen, maupun adanya temuan
audit internal dan eksternal.
Walaupun demikian, diakui pihak IT bank Mandiri, bahwa masih terasa terdapat kekurang
optimalan waktu pemrosesan pembentukan data menjadi informasi, serta kurangnya pemahaman
terhadap kebutuhan laporan dan data yang tersedia. Untuk itu diperlukan upaya performance
tuning pada database maupun program, termasuk simplifikasi laporan dan reengineering proses
pembentukan laporan.
Pihak bank Mandiri telah melakukan pengantisipasian external shocks dengan menggunakan
Business Intelligence (BI). Saat ini analisiss Business Intelligence sudah digunakan oleh unit
bisnis untuk pengambilan berbagai keputusan strategis, meskipun sementara ini penggunaannya
masih dalam tahap sales dan marketing product.
Tetapi, untuk lebih mengoptimalkan penggunaannya perlu disusun datamart (subset dari Data
warehouse yang berisi data yang lebih spesifik yang bersifat departemental) yang lebih
komprehensif dan peningkatan pemahaman, baik oleh IT maupun user, yaitu pihak manajemen
puncak yang tetkait untuk menghindari adanya kesalahan interpretasi (mis- interpretation).
Semua sistem Informasi Eksekutif PT. Bank Mandiri dikembangkan oleh Berca Tim, dengan
teknologi yang digunakan adalah :
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem Informasi Eksekutif (EIS) memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan
sistem informasi dewasa ini. Sistem Informasi Eksekutif (EIS) merupakan sistem
terkomputerisasi yang memberi eksekutif akses yang mudah ke informasi internal dan eksternal
yang relevan dengan faktor keberhasilan kebutuhannya.
3.2. Saran
Dalam sistem informasi komputerisasi atau elektronik dapat memungkinkan semua orang untuk
bisa mengakses informasi-informasi yang ada, baik informasi yang bersifat umum maupun yang
khusus (rahasia). Dengan demikian maka harus ada sistem pengaman data yang sangat baik
untuk menjaga informasi khusus atau data-data yang bersifat rahasia tersebut.