Anda di halaman 1dari 13

GAYA INTI

Ide Kualitatif Dan Semikuantitatif

OLEH

NAMA : TAMARA YULIANTI SIJABAT

NIM : 4163240019

KELAS : FISIKA NONDIK 2016

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, untuk setiap
rahmat-Nya yang mengiringi penulis sehingga critical book report ini dapat terselesaikan dengan
baik dan tepat waktu.

Tulisan ini berjudul rekayas ide dan makalah ini tidak semata-mata hanya untuk
pemenuhan tugas, melainkan sebagai hasil dari penguasaan berpikir ilmiah.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca terutama mahasiswa/i calon


pendidik sebagai pedoman dalam membuat media sebagai alat untuk meningkatkan kualitas
belajar mengajar. Penulis juga sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca terhadap tulisan ini. Saran dan kritik tersebut sebagai bahan bagi penulis untuk
perbaikan tulisan ini di kemudian hari.

Medan, April 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

Sejumlah besar informasi eksperimental tentang inti atom telah ada, contohnya yang telah
diberikan dalam bab-bab sebelumnya. Meskipun data dan interpretasi mereka konsisten dengan
ide bahwa inti yang dibangun oleh proton dan neutron, belum ada penjelasan yang memuaskan
tentang bagaimana inti terikat bersama-sama. Ini belum mungkin untuk menganalisis gaya pada
neutron dan proton dan struktur inti belum dipahami. Tidak ada gambaran atau teori nucleus
yang dapat menyatukan informasi mengenai inti ke dalam kekonsistenan pengetahuan dari teori
kuantum mekanik struktur atom. Ini hanya mungkin untuk menunjukkan bagaimana masalah
gaya nuklir dan struktur nuklir telah diserang, untuk beberapa keberhasilan dan untuk
menunjukkan beberapa keterbatasan dan dilema.
Informasi tentang sifat kekuatan nuklir telah dicari dalam dua cara. Yang pertama adalah
melalui studi tentang interaksi antara dua nukleon untuk menemukan sifat dari gaya antara
partikel nuklir. Sifat-sifat deuteron dan hamburan proton dan neutron oleh proton telah dianalisis
dengan tujuan ini. Diharapkan bahwa ketika sifat-sifat interaksi antara nukleon diketahui, maka
akan mungkin untuk mendapatkan dari mereka sifat-sifat inti kompleks; program ini hanya
sebagian berhasil. Metode kedua adalah studi tentang sifat-sifat inti yang kompleks dan usaha
untuk menyimpulkan dari sifat sifat dari interaksi antara partikel yang membentuk inti atom;
metode ini juga telah sebagian berhasil. Antara dua metode tersebut, bagaimanapun telah
dipelajari tentang gaya nuklir, dan informasi ini dapat digunakan untuk menunjukkan model inti.
Meskipun tidak ada model tunggal yang dapat menjelaskan rangkaian lengkap sifat nuklir, ada
beberapa yang berguna.
Dalam bab ini, prosedur berikut akan diadopsi. Pertama akan menunjukkan bagaimana
beberapa ide kualitatif dan semikuantitatif tentang gaya nuklir dan struktur dapat disimpulkan
dari sifat-sifat inti yang kompleks. Analisis interaksi antara nukleon akan dibahas untuk
mendapatkan beberapa informasi kuantitatif tentang gaya nuklir. Akhirnya, beberapa model
nuklir dan aplikasi mereka akan dibahas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Energi Ikat Nuklir
Energi ikat sebuah inti adalah energi yang diperlukan untuk memecahkan sebuah inti
menjadi proton dan neutron. Jika Mp adalah massa proton, Mn adalah massa neutron dan M
adalah massa inti, maka terdapat selisih massa ∆ antara jumlah nucleon penyusun inti dan
massa inti:

Dalam hal ini tidak ada massa yang hilang melainkan berubah menjadi energi, sesuai kesetaraan
massa energi dari Einstein:
E= mc²
Dalam hal ini, ∆M berubah menjadi energi dilepaskan ketika Z proton dan N neutron diikat
menjadi satu inti. Energi inilah yang dinamakan energi ikat inti (B):
B= (Z Mp + N Mn + M) c²
a. Energi Ikat Per Nukleon
Energi ikat per nukleon adalah energi ikat inti dibagi dengan jumlah nukelonnya. Semakin besar
𝟓𝟔
energi ikat pernukleonnya maka inti akan semakin stabil. Inti 𝟐𝟔𝑭𝒆 yaitu isotop besi mempunyai
energi ikat pernukleon sebesar 8,8 MeV/nukleon adalah inti yang paling stabil. Pembelahan inti
berat yang disebut fissi nuklir melibatkan ratusan juta kali energi per atom lebih besar
dibandingkan pembakaran batu bara atau minyak (Martyastuti,2012 : 3). Fraksi ikat inti f yaitu
energi ikat rata-rata per nucleon (Bave) .
Dalam gambar di atas, dapat disimpulkan:
1. Ketika f dari 0 sampai 8,8 dimiliki oleh nomor massa dibawah 20,
2. Ketka f dari 8,8 sampai 8,4 dimiliki oleh nomor massa antara 20 s/d 140. Energi ikat
maksimum.
3. Ketika f turun dari 8,4 s/d 7,6 MeV dimiliki oleh nomor massa 140, A > 140.
Nilai f yang relatif konstan menunjukkan saturasi (kejenuhan) energi ikat per nukleon
dalam inti, setelah sejumlah nukleon terkumpul energi ikat itu akan mencapai batasnya. Jadi
tidak tergantung pada jumlah nukleon, tiap nukleon merasakan ikatan yang sangat kuat,
penambahan atau penguranagn nukleon tidak menambah atau mengurangi kuat ikatan yang
dirasakan satu nukleon dalam inti.
b. Jari-jari Inti
Besar jari-jari inti dapat dilakukan pendekatan melalui eksperimen hamburan zarah α.
Lebih tepat lagi jika ditentukan dengan hamburan neutron berenergi tinggi. Jari-jari inti
didefinisikan sebagai jarak dari pusat inti samapi dimana gaya inti menjadi sangat penting dan
dominan. Jari-jari inti sebagai fungsi nomor massa A adalah

dengan Eksperimen hamburan electron bertenaga tinggi (10 GeV) memberikan


hasil mengenai distribusi muatan inti yang dinyatakan sama dengan persamaan diatas dengan

. Volume inti dapat dinyatakan dengan:


Volume ini dapat diinterpretasikan sebagai volume tiap nucleon ( ) dikalikan dengan muatan
nucleon A.
c. Inti Stabil
Muatan ptoron dalam inti direpresentasikan oleh nomor atom Z, muatan inti oleh nomor
massa A, dan muatan neutron oleh N = A – Z. nuklida adalah sekumpulan ini dengan Z dan N
tertentu. Inti-inti yang memiliki Z sama disebut isotop dan yang memiliki N yang sama disebut
isoton dan yang memiliki A yang sama disebuit isobar. Inti-inti stabil yang terdapat di alam
memiliki suatu keteraturan yang menarik. Jika N diplot lawan Z dalam suatu grafik, hampir
semua inti stabil berada pada garis “kestabilan”.
d. Energi ikat Inti Stabil
Massa suatu inti lebih kecil daripada jumlah massa nucleon penyusunnya. Selisih kedua
massa disebut energi ikat inti. Massa atom data diukur secara teliti menggunakan spektograf
massa, sehingga energi ikat inti dapat dihitung dari massa atom netral. Massa atom netral sama
dengan massa inti ditambah dengan massa electron dengan mengabaikan energi massa diam
atom.
B. Model Nuklir
Dengan tidak adanya teori yang rinci tentang struktur nuklir, upaya telah dilakukan untuk
mengkorelasikan data nuklir dalam hal berbagai model. Beberapa model telah diajukan, masing-
masing berbasis pada seperangkat asumsi menyederhanakan dan berguna dalam cara yang
terbatas. Setiap model berfungsi untuk berhubungan sebagian dari pengetahuan kita tentang
percobaan inti, biasanya dalam jarak kurang lebih sempit dari fenomena, tapi gagal bila
diterapkan pada data di luar kisaran ini.
Menurut Arif hidayat dan Irma (____: 8), terdapat 3 model inti yang berkembang yaitu :
1. Model partikel bebas
Dalam model ini partikel dianggap bergerak dalam orbit suatu potensial sentral yang
ditimbulkan oleh nukleon-nukleon dalam inti. Interaksi antara nukleon dengan
nucleondiabaikan.(e.g.model kulit)
2. Model statistik
Model ini menganggap interaksi antar nukleon sangat besar. Nukleon-nukleon bergerak
secara kolektif dan dipecahkan secara statistik. Mis:model tetes zat cair, model fermi dan model
kolektif
3. Model penyatuan
Kombinasi antara kedua golongan di atas menghasilkan suatu model yang lebih realistis,
akan tetapi persoalan matematisnya sangat rumit. Yang termasuk kategori ini adalah model
penyatuan.
Sedangkan menurut Kusminarto (2011 :165), terdapat 3 model inti yaitu :
1. Model tetes cairan
Model ini diaajukan oleh Bohr karena adanya kesamaan beberapa sifat inti dan tetes
cairan, yaitu :
a. Kerapatan yang konstan di seluruh volumenya dan tidak bergantung pada ukurannya.
b. Bahang penguapan pada tetes cairan ekuivalen dengan energy ikat per nucleon dalam inti.
c. Peristiwa penguapan tetes cairan ekuivalen dengan proses peluruhan inti.
d. Pengembunan atau pembentukan tetes sesuai dengan perisiwa pembentukan inti gabungan.
Konsep model tetes cairan berawal dari penemuan C. V. Wieszacker pada tahun 1935
mendapati bahwa sifat-sifat inti berhubungan dengan ukuran, masa dan energi ikat. Hal ini mirip
dengan yang dijumpai pada tetes cairan. Kerapatan cairan adalah konstan, ukurannya sebanding
dengan jumlah partikel atau molekul di dalam cairan, dan penguapannya (energy ikatnya)
berbanding lurus dengan massa atau jumlah partikel yang membentuk tetesan.
Model tetes cairan membawa pada persamaan semi empiris. Massa defek inti
dirumuskan:

Konstanta dalam persamaan tersebut ditentukan dari eksperimen yang nilainya :

Sedangkan nilai b5 nilainya ditentukan sebagai berikut :


2. Model Kelopak

Bukti bahwa inti dengan N atau Z tertentu mempunyai kestabilan yang lebih besar
dibandingkan dengan inti di dekatnya, diantaranya:
a) inti-inti 𝟒𝟐𝑯𝒆 (Z = 2, N = 2) dan 𝟏𝟔
𝟖𝑶 (Z = 8,N = 8) adalah inti-inti sangat stabil. Angka 2 dan
8 menunjukkan kestabilan.
b) kelompok isoton (inti-inti dengan N sama) yang anggotanya terbanyak, serta paling stabil
pula, adalah N =82. Kelompok isoton berikutnya adalah N = 50 dan 20. Jadi, cacah neutron 20,
50, dan 82 menunjukkan kestabilan tinggi.
c) inti 𝟓𝟎𝑺𝒏 mempunyai 10 isotop stabil dan lebih banyak dari inti yang lain. Inti 𝟐𝟎𝑪𝒂

mempunyai inti stabil sebanyak 6 buah. Hal ini menunjukkan bahwa Z =50 dan Z = 20 memiliki
kestabilan yang lebih besar daripada nilai Z yang lain.
𝟐𝟎𝟖
d) tiga deret radioaktif alam yang ada meluruh menuju inti timbale 𝟖𝟐𝑷𝒃 dan isotop 𝟖𝟐𝑷𝒃paling

stabil di antara isotop timbale yang ada. Dengan demikian, N = 82 dan Z = 16 adalah angka-
angka yang menunjukkan kestabilan inti pula.
e) beberapa inti hasil peluruhan ß merupakan pemancar neutron spontan. Hal ini menunjukkan
bahwa inti tersebut memiliki energi ikat yang lemah terhadap neutron. Inti-inti tersebut adalah
𝟏𝟕 𝟖𝟕 𝟏𝟑𝟕
𝟖𝑶, 𝟑𝟔𝑲𝒓, dan 𝟓𝟒𝑿𝒆 dengan N berturut-turut adalah 9, 51, dan 83 yang dapat ditulis sebagai
8+1, 50+1, dan 82+1.
Dari kumpulan bukti di atas maka angka 2, 8, 20, 50, 82, dan 126 baik untuk Z atau N
menggambarkan kestabilan sistem nucleon yang lebih dibandingkan angka yang lainnya.
Angka-angka tersebut disebut angka ajaib (magic number) dan berhubungan dengan inti
yang terisi penuh.
3. Model Kolektif
Model kolektif menggabungkan beberapa sifat model kelopak dan model tetes cairan
yang merupakan bagian hasil kerja Aage Bohr (Kusminarto, 2011 : 172). Model kolektif
mengandaikan bahwa nucleon dalam subkelopak yang tidak penuh bergerak secara mandiri di
dalam potensial teras yang berasal dari subkelopak yang terisi penuh. Namun demikian, potensial
ini bukan lagi bersifat simetri bola melainkan telah mengalami perubahan bentuk sebagai akibat
gerakan nukleon di dalam teras. Stabilitas biasanya terkait tidak hanya untuk energi ikat tinggi,
tetapi juga dengan keadaan alami tinggi, dalam semua kasus di mana energi ikat diketahui,
hubungan yang pasti ditemukan antara energi ikat dan keadaan.
C. Interaksi Dua Nukleon
Semua inti terdiri atas proton dan neutron (disebut nukleon) yang terikat membentuk
system komposit. Gaya dilukiskan oleh potensial interaksi yang bentuknya dapat ditentukan
berdasarkan hasil eksperimen hamburan partikel Kusminarto ( 2011 :158). Interaksi dua nukleon
dapat berwujud interaksi proton-proton, neutron-neutron dan proton-neutron. Pada interaksi
proton-neutron pada keadaan terikat dihasilkan inti baru yang disebut deuteron. Deuteron
merupakan sistem yang hanya memiliki satu keadaan terikat. Deuteron tak memiliki keadaan
tereksitasi. Dalam interaksinya, proton dan neutron mengalami proses yang disebut pertukaran
meson di antara mereka ( Yosi Apriani, 2010 : 4). Sedangkan menurut Kusminarto ( 2011 :160)
interaksi dua nukleon ada beberapa macam yaitu:
1. Interaksi proton-proton
Partikel proton berenergi tunggal yang dipercepat dengan mesin akselerator ditembakan
pada bahan yang banyak mengandung hydrogen H dan tentunya proton p. Potensial interaksinya
digambarkan oleh gambar di bawah ini

Proton-proton dalam inti tidak dapat berada pada jarak kurang dari jarak tertentu (r1).
Jika melewati jarak ini, proton akan ditolak dengan potensial sangat tinggi. Pada jangkau antara
r1 dan r2 , proton-proton saling tarik menarikoleh adanya gaya inti. Jarak r1- r2 sangat kecil
-3X10−15 . Di luar jangkauan ini gaya inti tidak bekerja dan proton hanya mengalami gaya
Coulomb.
2. Interaksi neutron-proton
Berkas neutron (dapat berasal dari reactor) dikenakan pada bahan yang mengandung
banyak atom H. Bentuk potensial interaksi neutron-proton seperti pada gambar di bawah ini

Potensialnya hampir sama seperti pada proton-proton, hanya di luar jangkau gaya inti
tidak ada gaya Coulomb karena neutron tidak bermuatan listrik.
3. Interaksi neutron-neutron
Secara eksperimen interaksi neutron-neutron tidak dapat ditampilkan karena tidak
mungkin mendapatkan sasaran berupa neutron bebas. Namun, pada dasarnya gaya antar neutron
serupa dengan gaya antara proton dengan neutron.
4. Deuteron
Inti paling sederhana yang terdiri lebih dari satu penyusun adalah deuteron, yaitu
merupakan inti atom deuterium. Deuteron terdiri atas sebuah proton dan sebuah neutron yang
terikat membentuk system stabil. Deuteron bermuatan positif satu ( +e ) dan massa rehatnya
sebesar 2,013 553 u. Perbandingan massa deuteron dengan massa proton ditambah massa
neutron, terdapat suatu perbedaaan.
massa proton mp = 1,007 277 u
massa neuteron mn = 1,008 665 u
mp + mn = 2,015 942 u
massa deuteron md = 2,013 553 u
Ada selisih massa sebesar = (mp + mn ) – md = 0,002 389 u. selisih massa disebut energy
ikat, yaitu merupakan energy yang diperlukan untuk memecah inti menjadi penyusun-
penyusuunya. Jadi, energy ikat deuteron adalah [(mp + mn)- md]c2 = 0,002 389 u x 931,5
MeV/c2 = 2,225 MeV. Analogi dengan energy ikat atom hydrogen pada keadaan dasarnya,
energy ionisasi atom (hydrogen) dapat ditentukan dari energy foton yang diserap pada efek
fotolistrik untuk membebaskan electron dari ikatannya. Energi ikat deuteron dapat ditentukan
dengan cara yang sama. Gas deuterium diradiasi dengan foton Ý . Jika energy foton melebihi
energy ikat deuteron, proton dan neutron yang dibebaskan akan mempunyai energy kinetic.
BAB III
SIMPULAN
Energi ikat sebuah inti adalah energi yang diperlukan untuk memecahkan sebuah inti
menjadi proton dan neutron. Energi ikat per nukleon adalah energi ikat inti dibagi dengan jumlah
nukelonnya.
Terdapat 3 model inti yaitu :
1. Model tetes cairan
Model ini diaajukan oleh Bohr karena adanya kesamaan beberapa sifat inti dan tetes
cairan, yaitu:
a. Kerapatan yang konstan di seluruh volumenya dan tidak bergantung pada ukurannya.
b. Bahang penguapan pada tetes cairan ekuivalen dengan energy ikat per nucleon dalam inti.
c. Peristiwa penguapan tetes cairan ekuivalen dengan proses peluruhan inti. Pengembunan atau
pembentukan tetes sesuai dengan perisiwa pembentukan inti gabungan.
2. Model Kelopak
Ada beberapa bukti bahwa inti dengan N atau Z tertentu mempunyai kestabilan yang
lebih besar dibandingkan dengan inti didekatnya.
3. Model Kolektif
Model kolektif menggabungkan beberapa sifat model kelopak dan model tetes cairan
yang merupakan bagian hasil kerja Aage Bohr Interaksi dua nucleon ada beberapa macam yaitu:
1. Interaksi proton-proton
2. Interaksi neutron-proton
3. Interaksi neutron-neutron
4. Deuteron
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan, Irving. 1962. Nucleus Physics. Cambridge : Addison-Wesley
Kusminarto . 2011. Fisika Modern. Yogyakarta : Andi
Martyastuti , mila. 2012. Fisika Inti dan Radioaktiviotas. [Online]. Tersedia :
http://blog.uad.ac.id/milamartyastuti/files/2012/01/fisika-inti-dan-radioaktifitas.pdf [19
April 2012]
Rahmasuwarma, Irma. 2008. Model-model Inti. [Online]. Tersedia :
Http://File.Upi.Edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/198105032008012-
IRMA_RAHMA_SUWARMA/Model-Model_Inti_%5bcompatibility_Mode%5D.Pdf [19
April 2012]
Tipler, Paul. 1992. E-book Modern Physics. United States, Amerika: Worth Publishers, Inc.

Anda mungkin juga menyukai